"Hm, tidak ! Berkat dirimu, aku aman," Yukari memuji Haru yang mana membuat Haru tersenyum, tumbuhlah rasa ingin tahu tentang Yukari lebih jauh dan rasa melindungi yang kuat
"Kalau kau butuh sesuatu, hubungi saja aku," Haru memberikan nomor ponselnya pada Yukari, ini lah kali pertama ia memberikan nomor pada seorang gadis tanpa harus sang gadis meminta nya
"Ta-tapi,"
"Sst, terima saja, oke ?," Haru mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum, membuat Yukari serasa meledak
"Arigatou, Ha-haru," Yukari keluar dari mobil, dan melambaikan tangan nya pada Haru ketika Haru mulai menjalankan mobilnya itu
"Hahh, Tuhan, Kau sungguh baik memberi ku laki laki yang ku idamkan sejak dulu, eh, tapi, ah sudahlah," Yukari segera masuk ke rumah dengan hati yang berbunga bunga
Jika semua nya pulang bersama, bagaimana dengan Aoi dan Ai ? Mereka memang lah pulang bersama, tetapi, Ai menjaga jarak dari Aoi
"Ai," panggil Aoi yang mana jarak Ai semakin menjauh
"Hm ?? Ada apa ??," Tanya Ai dengan polos nya
"Hahh, kenapa kau menjauhiku ? Kau ingin menempel pada pagar itu ?," Aoi menghentikan langkah nya sejenak, ia sedikit tertawa melihat tingkah Ai yang konyol itu
"Hmmph," Ai menggembungkan pipinya, lalu ia kembali pada sisi Aoi
Aoi tersenyum dan berkata, "seperti ini lebih baik,"
Tidak, tidak lebih baik bagi Ai, justru membuat jantung nya entah mengapa berdegup kencang
"Aho ! Ada apa dengan ku ini ?," Ai menguruk dirinya sendiri. Selalu begini jadinya, jika Aoi menyuruhnya untuk dekat. Semenjak insiden itu, dan mendengar perkataan Aoi itu, entah mengapa ada sesuatu yang membuat Ai gelisah
"Oh iya, aku belum menceritakan kejadian semalam," ucap Aoi menatap Ai yang berada di samping nya
"Eh ? Uhm, bercerita lah,"
Aoi menceritakan kejadian semalam, namun ia membuat pengecualian kalau ia mencium Ai saat Ai ketakutan
"Dan, hingga aku membalut luka mu itu"
"Tapi kau mesum !," Cetus Ai dengan wajah nya yang memerah
"T-tidak ! Aku tidak bermaksud ! I-itu tidak sengaja !," Aoi ikut memerah
"Tapi tetap saja !," Ai menghentikan langkah nya seraya menatap Aoi lekat
"Seharusnya, kau berterima kasih padaku," Aoi juga menghentikan langkahnya, ia menatap Ai lekat
"Dengan caramu seperti itu ?,"
"Lebih baik daripada tidak sama sekali,"
Beberapa detik mereka saling menatap dan saling kesal satu sama lain. Hingga akhirnya mereka menyadari kalau jarak wajah mereka tinggal beberapa inch saja, nyaris bibir mereka bertemu
"Eh ?," Mereka berdua terkejut
Mereka segera mundur satu sama lain
"Mesum !," Ledek Ai
"Bukan kah kau duluan !?,"
"Itu semua gara gara kau !,"
"Tapi, aku duluan yang seenaknya mendekat kan wajah mu padaku"
"Urusai !,"
Beberapa menit mereka berdebat, dan akhirnya mereka saling lirik satu sama lain. Dan akhirnya, Aoi lah yang mendekat
"Ayo pulang," ucap nya seraya menggandeng tangan Ai begitu saja, tanpa menatap Ai
Ingin sekali Ai melawan, tapi, entah mengapa hatinya terasa luluh. Tidak ! Ia tidak boleh luluh dan jatuh cinta pada Aoi
Di sekolah, dengan kegiatan yang seperti biasa. Namun tidak dengan Haru dan Yukari, mereka semakin dekat dan selalu kompak dalam melakukan apapun
Haru selalu menebar senyum pada setiap orang yang di temuinya, Yukari seolah menjadi lebih banyak bicara daripada sebelum nya
"Yukari, apa yang membuatmu hingga kau menjadi semakin cerewet seperti ini ??," Naru heran
"Sebelum nya biasa saja, tapi tetap cerewet," Ai menambahkan seraya sedikit tertawa
"Hey, meski aku cerewet seperti ini, aku masih sadar diriku adalah manusia, aku memiliki batas untuk sabar, dan mungkin tidak pandai dalam hal pelajaran sejarah, terlebih lagi aku manusia tidak munafik," ucap Yukari membanggakan dirinya
"Iya iya, Yukari benar," Ai menyetujui saja
"Haha, apa karena Haru ?," Naru tertawa
"Tentu saja ! Dia bagai penyemangat hidup ku !," Yukari terus terang
"Yukari-san menjadi kekasih Haru-san ??," Tanya Yuki tiba tiba
"Bukan itu maksud ku ! Dia bagai teman yang menyemangatiku,"
"Menyemangati, hm, seperti... Tidak ! Tidak akan !," Ai menggeleng gelengkan kepalanya menghilangkan pikiran tentang Aoi
"Ai ? Kenapa ?," Tanya Naru
"Eh ? Tidak, hanya pikiran yang tidak penting saja," Ai berbohong
"Oh, hey, bagaimana hubungan mu dengan Aoi ?,"
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Naru, membuat Ai membeku, lidahnya kelu
"Ai ??,"
"Baik ! Hubungan kami baik," ucap Ai pada akhirnya dan lagi lagi berbohong
"Hm, kalau memang ada sesuatu, panggil saja kami, jangan diam saja,"
Ai mengangguk
"Yukari !," Haru memanggil Yukari, ia membutuhkan bantuan nya
"Baik !," Yukari segera menuju Haru tanpa mengucap apapun pada sahabat sahabat nya itu
"Selalu begitu," Naru tidak terima
"Hahah, sudahlah," Rei menepuk pelan punggung Naru
"Rui suka pudding ya ?," Tanya Hikari yang melihat Rui tampak memakan pudding dengan senang, pudding buatan Hikari sendiri sebagai ucapan terima kasihnya pada Rui yang mana telah menemaninya pulang
"Um, pudding buatan mu enak sekali," ucap Rui seraya melahap pudding nya lagi
"Yokatta, aku senang kau menyukainya,"
"Arigatou, Hikari," ia berterima kasih atas pudding yang Hikari buat untuk nya
Hikari tersenyum. Tiba tiba, Rui menyendokan sesendok pudding pada Hikari, guna agar Hikari merasakan nya juga
"Buka mulutmu," ucap Rui hendak menyuapi Hikari
"Eh ??," Hikari merona
Rui menatap Hikari penuh harap agar membuka mulut nya. Hikari yang melihat ekspresi Rui itu, segera membuka mulutnya, mulai lah Rui memasukkan pudding ke dalam mulutnya
"Arigatouu," baru kali pertama ini, Hikari di suap oleh seorang laki laki
Rui tersenyum, ini pun baru kali pertama ia membuat seorang gadis tersenyum manis. Seolah bagai matahari yang menyinari setelah hujan reda
Ya, mungkin saja, Hikari adalah matahari yang menyinari hari harinya. Menikmati indahnya hujan, tanpa harus merasa gelisah dengan apapun, karena matahari, yaitu Hikari, menjadi cahaya yang akan membuatnya tersenyum
Persis dengan arti namanya, Hikari berarti cahaya. Yang selalu membuat Rui tersenyum meski tidak nampak, tapi melalui sikap Hikari 2 hari ini, sudah cukup membuat nya untuk merasa senang
Ai berjalan di koridor sekolah seraya membawa beberapa buku dari perpustakaan sekolah. Ia memikirkan, setiap perbuatan Aoi padanya, menjaga, menyayangi, melindungi, bahkan masih mencintai dirinya. Membuat Ai merasa bersalah untuk menolak Aoi mentah mentah
Namun, tak lama, pikiran nya itu seketika ia melihat Aoi berbicara dengan gadis lain. Tidak masalah baginya, hanya saja, entahlah, bahkan tidak bisa ia ungkapkan melalui kata kata
Ai bersembunyi, untuk melihat apa yang Aoi lakukan dengan gadis tersebut. Memang ia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi, melalui sikap sang gadis, ia tampak merayu Aoi, dan
Ia lihat bahwa gadis itu memeluk Aoi, sementara Aoi ? Membalas pelukan gadis tersebut. Mata Ai mulai berkaca kaca, hingga cairan bening pun mengalir deras di lekuk pipinya
Entah mengapa, hati nya serasa di tusuk oleh pisau tajam terus menerus
Merasa tidak tahan melihat pemandangan yang membuatnya sakit. Ia segera pergi melalui jalan lain
Seraya terisak, ia masuk dalam kelas dan menangis tanpa ada yang mengetahui nya. Dan kebetulan, kelas sedang sepi saat itu
"Apa maksud mu.. Aoi.. hiks.." isaknya, ia tidak bisa berhenti menangis dan otaknya terus menampilkan disaat dimana Aoi dan gadis itu berpelukan
To Be Continued
Story By SatsuAoi15