The World Where You Exist

By littlesae

168K 3.5K 1.2K

"Standar kecantikan di dunia ini telah menghancurkan dan mengubah kehidupan kita."- Choi Saera, Cho Kyuhyun. ... More

PAGE 1
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 6
PAGE 7
PAGE 8
PAGE 9
PAGE 10
PAGE 12
Speak Up!

PAGE 11

3.3K 259 89
By littlesae

.Happy Reading.

Saera membuka kedua mata bulatnya dengan perasaan yang sangat bahagia. Senyum manis pun langsung terukir di bibir kecil berwarna pink alami miliknya saat objek pertama yang ia lihat adalah pintu kaca jendela yang berada di atas kepalanya. Kaca itu menampilkan langit pagi berwarna orange yang sangat indah.

Masih enggan beranjak dari posisinya yang berbaring telentang di atas ranjang. Saera justru semakin merapatkan selimut pada tubuhnya, lalu mengambil guling untuk ia simpan di atas tubuh kurusnya dan segera memeluk guling itu dengan sangat erat. Senyum semakin merekah kala ia mengingat kembali percakapannya dengan Kyuhyun semalam di balkon kamar sebelum mereka makan malam bersama Hyunmi dan Jaehee.

Rasanya benar-benar seperti mimpi. Fakta bahwa Hyunmi bukanlah putri kandung dari Kyuhyun memang membuatnya bahagia. Namun fakta bahwa pria itu yang ternyata masih perjaka jauh lebih membuatnya bahagia. Sebenarnya, sejak awal ia tak terlalu mempedulikan hal seperti itu. Lagipula, sejak awal memutuskan untuk menikah dengan Kyuhyun pun ia lebih peduli pada Hyunmi, bukan pada masa lalu Kyuhyun.

Memikirkan kembali masa lalu Kyuhyun, Saera seketika teringat alasan Seulmi kenapa sampai tega mengkhianati cinta Kyuhyun. Saera mendengus kesal di dalam hatinya. 'Bagaimana bisa ada wanita seperti itu di dunia ini? Sungguh keterlaluan.'

Kyuhyun tetap mempertahankan kesuciannya karena pesan sang ibu. Tidak ada salahnya bukan? Karena sepertinya Kyuhyun sangat menyayangi dan menghormati mendiang ibunya itu. Seharusnya wanita itu mengerti dan merasa beruntung bisa dicintai oleh Kyuhyun saat itu bukan justru lebih memilih berselingkuh. Seharusnya juga wanita itu bisa menahannya sampai pada hari di mana mereka sudah berstatus suami istri.

"Oh tunggu." Saera tiba-tiba bergumam sangat pelan. "Jika saja Seulmi setia, mungkin Kyuhyun tidak akan pernah bertemu denganku 8 tahun lalu di taman Hotel dan Kyuhyun tidak akan pernah mencintaiku."

Saera kemudian menutup wajahnya dengan guling. Tersenyum malu di balik guling sebelum akhirnya ia menggerak-gerakkan pelan kedua kakinya. Menyalurkan rasa bahagianya melalui apa yang sekarang ia lakukan.

KLEK.

Saera sontak saja tersentak dan segera bangkit dari posisi berbaringnya ketika mendengar suara pintu kamar yang dibuka. Duduk bersila seraya melihat pintu kamar yang sudah ditutup kembali. Saera lalu menghembuskan napasnya lega karena yang masuk ke dalam kamar ini adalah Kyuhyun. Suaminya itu membawa nampan yang di atasnya terdapat satu piring yang entah apa isinya, satu gelas air putih, dan juga satu gelas susu vanilla.

Satu hal yang membuat jantung Saera berdetak sangat cepat dan seluruh wajahnya semakin memanas adalah penampilan Kyuhyun yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer berwarna hitam polos. Kenapa Kyuhyun selalu saja berpenampilan seperti itu jika di rumah?

"Selamat pagi, istriku yang cantik," sapa Kyuhyun setelah duduk di pinggir ranjang- di hadapan Saera. Tersenyum manis pada istri tercintanya itu seraya menaruh nampan di meja di samping ranjang.

"Selamat pagi juga," balas Saera dengan senyum malu-malu. Melirik sekilas pada dada seksi suaminya itu, lalu menatap wajah Kyuhyun. Meski Kyuhyun belum mandi, tetapi aura ketampanan suaminya ini tetap saja masih terpancar.

Kyuhyun terkekeh melihat Saera yang malu-malu seperti itu. Ia kemudian mengambil satu gelas air putih, lalu menyerahkannya pada Saera. "Minumlah dulu sebelum kau memakan sarapanmu."

Saera menerima gelas itu. Tapi tidak langsung meminumnya. Matanya justru melirik pada satu piring di atas nampan yang ternyata bersisi omellette yang ukurannya cukup besar dan bentuknya sangat bagus yang di atasnya diberi saus berwarna coklat pekat seperti kecap.

"Omurice with demiglace sauce," ucap Kyuhyun. Seakan mengerti maksud dari tatapan Saera yang melihat pada menu sarapan ini.

"Omurice?" Mata Saera menatap Kyuhyun. Ada raut keterkejutan di sana. "Itu artinya ada nasi bukan di dalam telur ini?"

"Lebih tepatnya di bawah telur ini ada nasi goreng. Dengar, aku tak terima penolakan, jadi kau harus menghabiskan sarapanmu ini." Kyuhyun tersenyum semakin manis pada Saera.

Sementara Saera hanya bisa memandang sebal pada suaminya itu sambil sedikit memberenggutkan bibirnya. "Memangnya pukul berapa sekarang? Kenapa aku harus sudah makan?" tanya Saera kemudian.

"Masih pukul 6 pagi. Karena kau sudah bangun jadi kau harus memakannya sekarang." Kyuhyun lalu mengambil piring omurice itu dan segera membelah omellete berbentuk cantik itu dengan dengan pisau.

Saera hanya bisa menatap takjub pada olahan telur itu. Ia kemudian menggigit bibir bawahnya karena aroma dari makanan itu benar-benar menggiurkan membuat perutnya sedikit berbunyi. Beruntung Kyuhyun tidak mendengarnya. Sungguh, ia benar-benar lapar sekarang dan ingin sekali mencicipi makanan lezat yang dimasak oleh suaminya ini.

"Buka mulutmu aaa.." Saera tersentak karena Kyuhyun sudah akan menyuapinya.

Matanya kemudian menatap Kyuhyun. "Kyuhyun, aku bisa makan sendiri. Kau tak perlu menyuapiku seperti anak kecil."

"Ayolah. Aku ingin bersikap romantis dan mesra pada istriku yang selalu malu-malu ini." Mata kanan Kyuhyun mengerling. Menggoda istrinya itu.

Blush.

Kyuhyun lagi-lagi berhasil membuat Saera tersipu malu. Kyuhyun tidak salah, dirinya memang selalu malu dan yang membuat ia seperti ini adalah Kyuhyun sendiri.

"Ayo buka mulutmu, Saera," titah Kyuhyun lagi. Kali ini lebih lembut membuat Saera akhirnya membuka mulutnya. Menerima suapan dari Kyuhyun sambil saling memandang dengan Kyuhyun yang masih setia menyunggingkan senyumannya.

"Bagaimana? Lezat bukan?" tanya Kyuhyun saat melihat Saera mengunyahnya.

Kepala Saera mengangguk. Bibirnya tersenyum tipis. Tapi kemudian ia tersenyum malu lagi saat ibu jari Kyuhyun mengusap kedua sudut bibirnya ini. Kyuhyun menyeka noda saus yang mengotori sekitar bibirnya ini sambil tetap tersenyum.

"Aku masih penasaran," ujar Saera di sela-sela kunyahannya.

"Tentang?" Alis kanan Kyuhyun terangkat.

"Bagaimana bisa 8 tahun lalu kau mencintaiku? Maksudku, saat itu usiamu 25 tahun, sementara usiaku masih 10 tahun. Bukankah itu terdengar cukup creepy karena kau mencintai anak kecil sepertiku," ujar Saera serius.

Kyuhyun sontak saja berdecak kesal. "Creepy? Hey, kau pikir aku hantu sampai kau berbicara jika rasa cintaku saat itu padamu cukup menyeramkan."

Saera tertawa pelan karena melihat raut kekesalan dari Kyuhyun. Kenapa Kyuhyun mudah sekali naik darah? "Aku kan hanya bercanda tadi, Cho Kyuhyun. Tapi pertanyaanku tadi serius, Kyu. Bagaimana bisa kau mencintai anak kecil berusia 10 tahun sepertiku saat itu?"

Senyum akhirnya kembali terpatri di bibir Kyuhyun. "Aku juga tidak tahu kenapa, Saera. Perasaan itu tiba-tiba saja hadir di hatiku. Lagipula, jika aku memiliki alasan untuk mencintaimu, itu artinya aku pasti memiliki alasan untuk berhenti mencintaimu."

Kyuhyun lalu kembali menyuapi Saera yang langsung diterima oleh istrinya itu. "Jadi kau tidak memiliki alasan untuk mencintaiku? Begitu maksudmu?" tanya Saera dengan senyum di bibirnya.

"Tentu saja tidak. Aku sangat tulus mencintaimu, sayang," balas Kyuhyun lembut seraya menyeka kembali noda di sudut bibir Saera.

Mendengar panggilan sayang itu sontak saja Saera kembali tersipu malu. Entah sudah berapa kali ia tersipu di pagi hari ini karena Kyuhyun. Saera kemudian sedikit mencibir dan memandang kesal pada suaminya itu.

"Tapi saat itu tubuhku sangat gemuk, Kyu," ujar Saera sedikit kesal. "Pria tampan sepertimu mana mungkin menyukai perempuan gemuk sepertiku." Bibir Saera memberenggut.

Kyuhyun terkekeh. "Kalau begitu aku bukan pria yang tampan. Tapi pria yang sangat-sangat tampan," sombong Kyuhyun sambil mengerlingkan mata kanannya menggoda Saera.

Saera langsung mendengus kesal. "Aku menyesal berbicara seperti itu tadi." Kyuhyun kembali terkekeh, lalu segera menyuapi Saera lagi.

"Saera, dengarkan aku baik-baik. Aku mencintaimu bukan karena fisikmu, tetapi aku mencintaimu karena inilah dirimu apa adanya. Meski aku sempat tak mengenalimu karena tubuhmu yang berubah, tetapi rasa cintaku padamu tidak berubah sampai detik ini."

Saera tertegun. Matanya memanas karena mendengar perkataan Kyuhyun tadi yang begitu menyentuh hatinya. Sungguh, ia tak menyangka jika Kyuhyun semakin hari semakin bersikap romantis padanya. Ternyata benar yang pernah dikatakan Kyuhyun saat melamarnya hari itu, jika pria ini juga bisa bersikap romantis padanya.

Bibir Saera tiba-tiba tersenyum malu ketika ibu jari kanan Kyuhyun mengusap lembut pipi kirinya. Matanya masih beradu pandang dengan mata Kyuhyun yang kini menatapnya sangat lembut seraya pria itu menyunggingkan senyum manisnya.

Saera kemudian melepaskan pandangannya dari Kyuhyun. Lama-lama ia bisa terkena serangan jantung jika terus saling menatap dengan Kyuhyun. Bola mata Saera kemudian melirik ke kanan, lalu menurunkan bola mata coklatnya itu. Melihat ke bawah di mana ada bantal, guling dan selimut tipis di sana. Artinya Kyuhyun semalam masih tidur di bawah sana.

"Kyuhyun." Mata Saera kembali menatap Kyuhyun.

"Hum?" Kyuhyun merespon sambil kembali menyuapi Saera. Bersyukur karena Saera lagi-lagi tidak menolaknya.

"Bukankah semalam aku menyuruhmu untuk tidur saja di atas ranjang denganku? Tapi kenapa kau masih tidur di bawah sana?" tanya Saera setelah ia menelan makanannya.

Kyuhyun terdiam. Senyumnya yang tadi terukir kini menghilang. Ia sudah menduga jika Saera akan bertanya seperti itu padanya. Hanya saja, ia masih belum bisa menemukan cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu.

"Kenapa kau diam?" Saera semakin memandang lekat pada Kyuhyun. "Apa ini karena kau masih tidak bergairah pada tubuh kurusku ini? Apa kau tidak ingin memelukku lagi seperti saat kita tidur di ranjang rumah sakit?"

Kyuhyun akhirnya tersenyum. Menggelengkan kepalanya, lalu kembali menyuapi Saera. "Bukan itu alasanku. Demi Tuhan, aku justru ingin sekali kembali tidur sambil memeluk tubuhmu. Hanya saja..." Kyuhyun berhenti. Merasa bingung harus menjelaskan bagaimana.

"Hanya saja apa?" Saera sedikit mendesak.

Kyuhyun diam sejenak sebelum akhirnya ia menghembuskan napasnya pelan, lalu kembali berbicara. "Saera, aku benar-benar minta maaf karena sudah pernah berkata seperti itu. Sebenarnya semenjak Seulmi mengkhianatiku, aku memang sudah kehilangan minat pada wanita yang memiliki tubuh ramping seperti Seulmi. Tapi sekarang pengecualian untukmu."

Kali ini Saera yang terdiam. Meskipun begitu, ia tetap menerima suapan Kyuhyun kembali dan mengunyahnya secara perlahan sambil saling beradu pandang dengan Kyuhyun. Mata Kyuhyun terlihat sedikit sayu, tetapi bibir Kyuhyun tersenyum tipis.

"Saera," ucap Kyuhyun lagi sambil memandang lekat Saera yang kini masih mengunyah. "Aku minta maaf jika aku berbicara terlalu vulgar padamu sekarang, tapi alasanku semalam tidak tidur bersamamu karena aku justru sangat bergairah padamu. Saat di rumah sakit, aku memang bisa mengontrol diriku. Tetapi jika di ranjang rumah kita ini, aku takut tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Aku takut kau terbangun karena sentuhan-sentuhan kecil dariku di seluruh tubuhmu."

Mata Saera berkedip-kedip. Meskipun begitu wajahnya sudah memanas. Begitupun dengan Kyuhyun yang merasakan panas di wajahnya. Bagaimanapun dirinya sudah bertahun-tahun tak membicarakan hal sedewasa ini dengan wanita. Jadi sekarang ia merasa sedikit malu.

Kyuhyun kemudian berdehem membuat Saera juga berdehem. Mereka berdua sama-sama canggung dan sedang mencoba menghilangkan kecanggungan yang menyelimuti mereka tadi.

Tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Tetapi Kyuhyun terus menyuapi Saera sambil sesekali tersenyum canggung pada istrinya yang masih berusia 18 tahun itu. Inilah alasan ia kenapa cukup takut dan harus berhati-hati membicarakan hal dewasa seperti tadi pada Saera karena takut Saera merasa tak nyaman dengan pembahasan ini.

Berbeda dengan Kyuhyun yang tersenyum canggung, Saera justru sesekali tersenyum malu sambil memandang malu-malu pula pada suaminya itu. Sebenarnya ia ia sudah menduga jika Kyuhyun memang telah menyimpan gairah padanya karena saat mereka tidur saling berpelukan di ranjang rumah sakit, ia bisa merasakan sesuatu dari balik celana Kyuhyun sedikit menggesek pangkal pahanya. Tetapi ia tidak menduga jika Kyuhyun akan membicarakannya secara langsung seperti tadi.

5 menit berlalu, piring yang berisi omurice itu telah benar-benar kosong. Tak ada yang tersisa di dalam piring putih yang sedikit kotor itu membuat Kyuhyun tersenyum senang. Ibu jarinya juga segera menghapus noda yang ada disekitar bibir Saera membuat Saera semakin tersipu malu.

"Rasanya aku ingin menangis karena kau menghabiskan sarapan ini tanpa ada raut ketakutan dan penyesalan." Kyuhyun berujar lembut. "Terima kasih karena sudah menghabiskannya," lanjut Kyuhyun.

Saera kembali tertegun. Perkataan Kyuhyun begitu tulus membuat ia sangat tersentuh. Selama ini hanya Eungyo saja yang selalu mengucapkan terima kasih jika ia menyantap makanan. Bahkan Siwon, selaku kakaknya saja tak pernah berujar seperti tadi.

"Sama-sama, Kyu," balas Saera akhirnya. "Itu juga karena masakanmu benar-benar lezat."

"Tentu saja. Itu karena aku menaburkan bumbu cinta yang sangat banyak ke dalam omurice ini." Kyuhyun menaik turunkan alisnya, menggoda Saera membuat Saera langsung memukul bahu suaminya ini dengan guling.

"Kau benar-benar perayu ulung," dengus Saera. Meskipun begitu wajah bantalnya sudah benar-benar seperti kepiting rebus.

Kyuhyun hanya terkekeh saja, lalu menyerahkan gelas air putih kembali pada Saera. Istrinya itu meminum air sampai habis. Kyuhyun juga segera menyerahkan satu gelas lagi yang berisi susu vanilla.

"Susu kesukaanmu jadi kau harus menghabiskannya," seru Kyuhyun pelan.

Saera menghembuskan napasnya. "Kau tau? Aku sudah sangat kenyang," ketus Saera.

Kyuhyun sudah akan kembali berbicara. Tetapi justru Saera sudah lebih dulu berbicara sambil tersenyum. "Tapi karena ini kau yang membuatnya, jadi aku akan meminumnya sampai habis."

Kyuhyun menghelakan napasnya lega. Tersenyum gemas pada Saera yang kini terkekeh, lalu gadis itu segera meminum susu vanillanya dengan perlahan. Kyuhyun hanya bisa diam sambil memandangi wajah bantal Saera yang sangat lucu di matanya.

"Kyu," panggil Saera setelah ia menghabiskan susunya.

"Hum?" respon Kyuhyun sambil menyeka noda susu di sudut bibir Saera membuat Saera kembali tersipu.

Saera diam sejenak. Menggigit bibir bawahnya pelan sebelum ia mengatakan apa yang ada dipikirannya sekarang. "Jika kau ingin menyentuhku, silahkan. Bukankah kau pernah berkata jika menjadi istrimu itu artinya aku harus menyerahkan semuanya yang ada pada diriku, termasuk hati juga tubuhku?"

Mata Kyuhyun berkedip sekali. Tak menyangka jika Saera akan berkata seperti itu. "Lagipula, Kyu, bukankah kita juga berpacaran? Maksudku, kita berpacaran dengan status suami istri jadi tak ada hal yang harus dikhawatirkan bukan jika kita ... bercinta." Saera melanjutkan dengan suara lebih pelan dan wajah yang semakin merona.

Mendengar itu, sontak saja Kyuhyun tersenyum membuat Saera langsung menundukkan kepalanya. Sungguh ia malu sekali. Tetapi entah kenapa ia merasa ingin sekali memberikan hak Kyuhyun sebagai seorang suami. Meski jauh dilubuk hatinya ia merasa takut, tetapi ia percaya jika Kyuhyun bisa membantunya menghilangkan rasa takut yang dimilikinya ini.

"Saera," panggil Kyuhyun lembut seraya menjepit dagu Saera agar istrinya itu kembali menatapnya. "Aku sangat mencintaimu, dan aku memang ingin sekali menyentuhmu. Tapi aku ingin kita bercinta setelah kau mendapatkan menstruasimu kembali, dan kau tau bagaimana caranya untuk mendapatkan tamu bulananmu itu."

Saera lagi-lagi tertegun. Matanya kemudian membulat ketika Kyuhyun mengecup keningnya. Jantung Saera pun semakin berpacu cepat. Ia menelan salivanya saat Kyuhyun sudah kembali menatapnya, lalu pria itu mengelus kedua pipinya ini dengan ibu jarinya.

"Aku akan ke dapur mencuci piring dan gelas ini, juga membuatkan Hyunmi dan Jaehee sarapan. Kau mandi lah lebih dulu."

Sekali lagi Kyuhyun mengecup kening Saera sebelum akhirnya ia berdiri dan segera keluar dari kamar. Meninggalkan Saera yang masih mematung dan memandang kosong ke depan. Tidak, ia bukannya malu karena 2 kecupan Kyuhyun tadi. Justru ia masih merasa terkejut dengan pengakuan Kyuhyun tadi.

Tentu saja ia tahu bagaimana caranya agar bisa kembali mendapatkan tamu bulanannya, yaitu dengan mengkonsumsi banyak makanan yang bergizi. Termasuk ia juga harus terus mengkonsumsi karbohidrat agar menyeimbangkan metabolisme serta hormon kewanitaannya. Itulah yang dikatakan oleh Sungmin dan Misun- dokter ahli gizinya.

Tapi ia tidak mengerti, kenapa Kyuhyun harus menyentuhnya setelah ia mendapatkan tamu bulanannya kembali? Kenapa tidak sekarang saja?

ooo

"Jadi Hyunmi bukanlah putri kandung Kyuhyun?" Suara Eungyo yang melengking memenuhi ruang kerja Saera membuat Saera yang duduk di sofa di depannya sontak saja berdecak kesal.

Tapi setelahnya ia tersenyum dan segera menganggukkan kepalanya. Siang ini Eungyo tiba-tiba mendatanginya- tepatnya setelah ia selesai makan siang bersama Kyuhyun tadi di sini. Eungyo meminta maaf tadi karena baru sempat menemuinya lagi, dan juga psikiater muda itu meminta maaf karena telah mengadu pada Siwon mengenai dirinya yang sudah mengetahui masalah diantara Kyuhyun, Minyoung dan Siwon.

Saera tidak marah sebenarnya. Ia justru sangat berterima kasih pada Eungyo karena wanita itu telah memberitahu Siwon sehingga ia bisa tahu jika Siwon memang masih mempedulikan Minyoung dibandingkan dirinya. Lagipula, ia juga sudah tak ingin memikirkan kakaknya itu karena ia merasa jauh lebih bahagia bersama Kyuhyun.

Ia juga sudah menceritakan semuanya pada Eungyo tadi mengenai masa lalu Kyuhyun, tapi tentu saja tidak dengan status keperjakaan Kyuhyun. Tidak mungkin ia membagi rahasia penting ini pada orang lain.

"Pantas saja Kyuhyun bersikap cukup kasar pada Hyunmi. Sekarang aku bisa mengerti karena Hyunmi adalah putri dari wanita yang sudah mengkhiantinya. Kyuhyun pasti selalu teringat pada pengkhianatan yang dilakukan oleh Seulmi setiap kali ia melihat Hyunmi." Eungyo kembali berbicara.

"Ya. Kyuhyun juga mengatakan hal seperti itu padaku. Tapi karena pesan mendiang ibunya, Kyuhyun tetap membiarkan Hyunmi tinggal bersamanya. Aku benar-benar kasihan pada Kyuhyun, namun aku juga kasihan pada Hyunmi yang tak tahu apapun mengenai ini."

Eungyo tersenyum. "Itu artinya Kyuhyun sangat menyayangi dan menghormati mendiang ibunya itu."

"Ya. Jaehee juga pernah berkata seperti itu. Jaehee bahkan sering berkali-kali mengatakan padaku jika di masa lalu Kyuhyun adalah anak laki-laki yang baik, lembut dan penyayang." Saera kini yang tersenyum. Pikirannya melayang pada sikap yang Kyuhyun yang semakin hari semakin lembut saja padanya dan memperlakukannya seperti seorang Ratu.

"Tapi bagaimana status Hyunmi sekarang? Maksudku, dia artinya bukan anak tirimu bukan, Sae?" tanya Eungyo kemudian.

Saera menganggukkan kepalanya. "Dia memang bukan anak tiriku sekarang. Tapi dia akan menjadi anak angkatku dengan Kyuhyun." Saera kembali tersenyum lembut.

"Benarkah?" Mata Eungyo membulat. Ada rasa tak percaya dari nada bicaranya.

"Ya. Kyuhyun sudah menyuruh salah satu temannya untuk mengurus dokumen-dokumen pengangkatan Hyunmi sebagai putri kami. Entah dokumen-dokumen itu akan selesai kapan, tapi Kyuhyun bilang dalam waktu dekat ini semua dokumen itu akan selesai," jelas Saera. Entah kenapa ia merasa bahagia sekali menceritakan hal ini pada Eungyo.

"Kyuhyun benar-benar melakukan itu?" Eungyo masih tak menyangka dengan apa yang dilakukan Kyuhyun itu. Bagaimana bisa?

Kepala Saera mengangguk. "Dia melakukan itu karena aku sangat menyayangi Hyunmi. Tapi sejak aku tahu status Hyunmi, aku tak pernah memaksa Kyuhyun untuk melakukan itu," balas Saera pelan. "Karena aku tahu ini pasti sangat sulit bagi Kyuhyun," lanjut Saera.

"Apa menurutmu sekarang aku sangat egois?" tanya Saera kemudian. "Karena sejujurnya aku memang ingin menjadi Hyunmi sebagai putriku, Eungyo-ssi."

Eungyo tersenyum kembali, lalu menggelengkan kepalanya. Ia mulai paham sekarang. "Jika kau egois, maka kau tidak akan memikirkan perasaan Kyuhyun. Yang kutangkap di sini justru rasa cinta Kyuhyun padamu begitu besar hingga ia rela mengesampingkan rasa sakit hatinya pada Seulmi dengan menjadikan Hyunmi sebagai putri angkatnya."

Saera diam. Ia juga sudah menduga seperti itu. "Saera, Kyuhyun melakukan semua ini demi kebahagiaanmu. Jadi aku rasa, mulai sekarang kau pun harus berusaha untuk membahagiakan Kyuhyun. Apalagi selama 8 tahun ini, dia sudah kehilanganmu. Itu pasti sangat berat juga bagi Kyuhyun," ucap Eungyo lagi.

Saera masih terdiam. Tapi tidak lama, karena sekarang ia kembali tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya. "Kau benar. Aku akan berusaha melakukan itu. Salah satunya adalah aku akan berusaha mengingat pertemuan pertama kami di taman Hotel 8 tahun lalu. Kau tau? Sampai detik ini, aku masih tidak bisa mengingatnya."

Eungyo dengan lembut mengelus bahu kanan Saera. "Jangan memaksakan dirimu. Aku yakin jika Kyuhyun tak menuntutmu untuk mengingatnya bukan?"

Saera mengangguk sambil tersenyum malu. "Ya. Dia hanya ingin aku percaya padanya, dan memang aku sudah sangat percaya padanya."

Eungyo kini terkekeh. "Melihat senyummu yang tampak malu-malu itu, sepertinya hubunganmu dengan Kyuhyun sudah sangat membaik bukan?" Suara Eungyo sedikit menggoda membuat Saera semakin tersenyum malu.

"Kau tau? Sejak satu minggu lalu sebenarnya kami berpacaran," ungkap Saera. Wajahnya sudah sangat merona. Kenapa ia selalu saja malu setiap kali membahas hubungannya dengan Kyuhyun?

"Berpacaran?" pekik Eungyo, tapi setelahnya ia tergelak. Sungguh, itu terdengar sangat lucu di telinganya.

"Kenapa kau tertawa?" ketus Saera.

"Aku minta maaf, Saera. Tapi sungguh, kalian benar-benar pasangan yang lucu. Maksudku, kalian itu sudah menikah tapi kenapa kalian berpacaran? Ya ampun." Eungyo kembali tergelak.

Sedangkan Saera mendengus kesal. "Kyuhyun bilang saat itu jika berpacaran setelah menikah jauh lebih menyenangkan. Jadi aku mengikuti saja, dan ternyata memang cukup menyenangkan." Saera kembali tersenyum malu.

Lagi, Eungyo tergelak. Tapi setelahnya ia berdehem dan mencoba untuk menahan tawanya. "Apa itu artinya kalian sudah melakukan malam pertama eoh?" goda Eungyo sebelum ia mengambil cangkir dan menyeruput teh hangatnya.

"Kami bahkan belum berciuman, Eungyo-ssi."

"UHUK." Eungyo langsung terbatuk setelah mendengar perkataan itu. Ia terus terbatuk membuat Saera langsung mengambilkan air putih untuk psikiater pribadinya ini.

Eungyo meminumnya cukup cepat. Batuknya sudah mereda. Hingga akhirnya ia memandang Saera dengan mata membulat. "Saera, kau tidak bercanda bukan tadi?"

"Tidak. Itu benar. Bahkan kami sampai sekarang masih tidak tidur dalam satu ranjang."

"APA?" Mata Eungyo semakin membulat. "Jadi maksudmu, Kyuhyun tidur di kamar lain yang ada di rumahnya? Begitukah?"

"Tidak, tidak." Saera menggeleng cepat sambil menggoyangkan kedua tangannya di udara. "Kami tetap tidur satu kamar. Hanya saja, aku tidur di atas ranjang. Sementara Kyuhyun tidur di lantai dan hanya beralaskan karpet bulu saja."

"Kenapa seperti itu? Apa kau yang tidak siap untuk melakukan malam pertama dengan Kyuhyun?" tanya Eungyo hati-hati.

Saera diam sambil menggigit bibir bawahnya membuat kening Eungyo mengerutkan keningnya. Apa dugaannya ini benar jika Saera yang tidak siap melakukannya? Jikapun itu benar, ia mewajarkan sikap Saera itu. Lagipula gadis ini masih tergolong usia remaja, sementara Kyuhyun adalah pria yang sudah sangat dewasa. Mungkin Saera merasa takut.

"Sebenarnya 5 hari lalu, aku sudah mengizinkan Kyuhyun untuk menyentuhku. Tetapi Kyuhyun bilang jika dia akan menyentuhku setelah aku kembali mendapatkan menstruasiku," ungkap Saera akhirnya dengan suara pelan dan terdengar sedih.

"Aku tidak mengerti kenapa Kyuhyun harus menunggu sampai aku kembali mendapatkan tamu bulananku. Aku ingin sekali bertanya padanya, tapi entah kenapa aku takut, Eungyo-ssi," lanjut Saera.

Eungyo hanya bisa tertegun. Matanya kini memandang haru pada Saera. "Kau benar-benar tak mengerti maksud Kyuhyun itu, Saera?"

Kepala Saera mengangguk. "Apa kau mengerti, Eungyo-ssi?"

"Ya. Aku bahkan sangat mengerti maksud dari Kyuhyun itu," balas Eungyo lembut.

"Benarkah? Apa?" Mata Saera tampak berbinar. "Cepat beritahu aku."

Eungyo tertawa pelan, lalu mengenggam kedua tangan Saera sebelum akhirnya ia menjawab. "Kyuhyun ingin membuatmu hamil, Saera."

"Ap-apa?" Mata Saera membulat.

"Dia ingin membuahimu di masa suburmu, yaitu setelah kau selesai menstruasi jika nanti kau kembali mendapatkan tamu bulananmu itu," terang Eungyo lagi.

Saera hanya bisa diam. Memandang kosong pada Eungyo yang kini tengah tersenyum. Meskipun begitu, telinganya masih mampu mendengar apa yang dikatakan oleh Eungyo sekarang.

"Melihat kedua pipimu dan tubuhmu yang sekarang sedikit lebih berisi, aku yakin jika kau akan secepatnya mendapatkan kembali tamu bulananmu Saera. Apalagi melihat kondisi psikismu yang sudah terlihat jauh lebih bahagia sekarang setelah menikah dengan Kyuhyun pastinya akan mempengaruhi hormon yang ada di dalam tubuhmu." Eungyo tetap tersenyum.

"Tapi satu yang membuatku sangat senang sekarang Saera, yaitu karena kau sudah bisa bersikap santai dan sangat terbuka padaku sekarang. Terima kasih, Saera," ucap Eungyo lagi.

Saera sudah tidak tahu harus berbicara apa lagi. Pikirannya sudah sangat terfokus pada maksud Kyuhyun yang diterangkan oleh Eungyo tadi. Jika memang benar maksud Kyuhyun seperti itu, kenapa Kyuhyun tidak mengatakannya secara langsung padanya?

Terlebih, kenapa Kyuhyun tidak berdiskusi terlebih dahulu dengannya jika ingin membuatnya hamil dan memiliki anak kandung sendiri?

ooo

Malam menjelang. Saera berdiri di dapur rumah, bersandar pada kulkas sambil memakan buah apel yang berukuran cukup besar. Waktu sudah menujukkan pukul 10 malam, tetapi Kyuhyun sampai detik ini belum kembali menginjakkan kakinya pulang ke rumah.

Sejak 5 hari lalu, ia memang selalu pulang lebih dulu daripada Kyuhyun. Bahkan Kyuhyun belakangan ini selalu saja pulang cukup larut. Suaminya itu masih harus menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dapur. Kyuhyun masih terus berusaha membimbing para koki lain untuk bisa menciptkan hidangan yang bercita rasa berkelas agar para tamu tak terus melayangkan complain sehingga mempengaruhi pemasukan hotel.

Kyuhyun selama 5 hari ini benar-benar sibuk membuat mereka berdua hanya bisa menghabiskan waktu ketika pagi sebelum bekerja dan saat makan siang di hotel. Itupun hanya kurang dari 2 jam. Selebihnya mereka benar-benar sibuk pada kegiatan masing-masing.

Jika Kyuhyun bekerja, maka dirinya lebih banyak menghabiskan waktu bersama Hyunmi dan Jaehee setelah sore hari pulang bekerja. Ia juga selalu rutin membacakan dongeng sebelum tidur untuk Hyunmi, lalu jika anak itu sudah terlelap. Maka ia akan duduk di ruang tamu sambil menonton tayangan tv, film ataupun drama selagi menanti kepulangan Kyuhyun. Meski ujung-ujungnya ia akan tertidur di sana dan terbangun di pagi hari dengan tubuhnya sudah berada di atas ranjang. Sendirian tanpa ada Kyuhyun di sampingnya.

"Hahhh..." Saera menghelakan napasnya di sela-sela mengunyah apelnya.

Besok ia sudah berjanji akan mengajak Hyunmi pergi ke tempat-tempat wisata yang ada di pusat kota Seoul selagi para tukang merenovasi kamar Hyunmi. Ia akan menghabiskan hari sabtu dengan berkencan bersama Hyunmi dan juga Kyuhyun. Ia yakin sekali jika Kyuhyun besok pasti akan setuju dengan rencananya ini.

Tapi yang ia tidak yakin adalah suasana hatinya sekarang pada Kyuhyun. Sejak siang tadi ia mengetahui alasan dibalik Kyuhyun kenapa ingin bercinta dengannya setelah ia mendapatkan tamu bulannya, ia benar-benar tak bisa menyembunyikan sikap kesalnya pada Kyuhyun. Bahkan ia tadi tidak berpamitan pada Kyuhyun seperti biasa ketika harus pulang lebih dulu.

Ia juga tidak membalas beberapa pesan yang dikirim oleh Kyuhyun, serta tidak menjawab beberapa panggilan suaminya itu. Ia yakin jika Kyuhyun pun merasa kesal padanya. Tapi ia hanya ingin menyelesaikan masalah ini di rumah saja. Itu sebabnya, sampai sekarang ia masih menahan rasa kantuknya karena menunggu kepulangan Kyuhyun. Menunggunya dengan kesabaran yang sangat penuh.

ooo

10 menit berlalu. Suara mesin mobil pribadi Saera yang disupiri oleh Kim Ahjussi dan ditumpangi juga oleh Kyuhyun akhirnya terdengar di kedua telinga Saera. Dirinya masih berada di dapur. Tapi kini posisinya duduk di atas meja dapur sambil menyeruput susu vanilla hangat yang beberapa saat lalu ia buat.

Sungguh, ia bingung kenapa setelah menikah dengan Kyuhyun, ia menjadi mudah sekali merasa lapar? Apa karena rasa bahagianya selama 2 minggu menikah dengan Kyuhyun dan menghabiskan waktu bersama Hyunmi mempengaruhi napsu makannya ini?

Saera tidak terlalu memusingkan hal ini. Ia bisa bertanya pada Eungyo tadi. Yang jelas, ia tetap menunggu Kyuhyun dengan sabar sekarang. Suara pintu rumah sudah terbuka. Kyuhyun sudah masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan. Saera bisa melihat siluet tubuh tinggi kekar Kyuhyun yang terbalut kaus putih serta celana bahan berwarna hitam sedang berjalan sambil menenteng chef jacketnya di tangan kanannya.

Saera sudah akan turun dari atas meja, tetapi suara langkah dari sepatu Kyuhyun yang berjalan mendekati dapur mengurungkan niatnya. Benar saja, dalam hitungan 3 detik tubuh Kyuhyun sudah mendominasi dapur yang kecil ini.

"Astaga, Saera." Kyuhyun tersentak karena melihat Saera yang duduk di atas meja dapur sambil memandang cukup tajam padanya. "Ya ampun, kau mengejutkanku. Untung saja aku tidak memiliki penyakit jantung," lanjut Kyuhyun dengan suara sedikit kesal.

Tapi setelahnya ia tersenyum pada istrinya itu, lalu berdiri di hadapan Saera yang masih duduk. "Biasanya kau selalu tertidur di sofa. Tapi sekarang kenapa kau masih terjaga dan kenapa juga kau duduk sendirian di dapur?" tanya Kyuhyun lembut sambil mengusapkan ibu jarinya di sudut bibir Saera yang terdapat noda susu di sana.

Saera dengan cepat menepis tangan Kyuhyun agar menjauh dari wajahnya membuat Kyuhyun sontak saja terkejut. Tapi kemudian Kyuhyun menghembuskan napasnya dan menatap sedikit tajam pada Saera. Tadi ia sudah melupakan rasa kesalnya pada Saera, tetapi melihat sikap Saera yang seperti ini membuat rasa kesalnya kembali hadir.

"Ada apa denganmu sebenarnya?" tanya Kyuhyun akhirnya. "Sore tadi kau tidak berpamitan padaku. Kau juga tidak membalas pesan-pesan yang aku kirim, lalu kau juga tak menjawab semua panggilanku, dan sekarang kau bersikap seperti ini padaku. Apa aku berbuat salah padamu?" tanya Kyuhyun dengan suara sedikit kesal.

Mata Saera menyipit. Semakin menatap tajam pada suaminya itu. "Ya. Kau berbuat salah padaku," ketus Saera.

"Apa yang aku lakukan padamu, Saera?" Suara Kyuhyun kali ini melembut.

"Alasanmu ingin menyentuhku setelah aku mendapatkan menstruasiku kembali karena kau ingin membuahiku di masa suburku bukan? Kau ingin aku hamil bukan?" Saera sedikit menyentak Kyuhyun.

Ajaibnya Kyuhyun tidak menunjukkan raut kemarahan. Ia justru kini tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya. "Ya. Itu alasanku. Aku ingin kita memiliki anak kandung sendiri."

"Kenapa kau tidak mengatakan alasan ini padaku saat itu?" Suara Saera semakin meninggi.

Kening Kyuhyun mengernyit. "Kupikir kau sudah mengerti maksudku karena kau adalah gadis yang cerdas, Saera."

Saera menggeram marah. Matanya semakin menatap tajam pada Kyuhyun. "Kau pikir aku harus bisa mengerti semuanya hah? Ada kalanya aku merasa bingung dan tidak mengerti pada apa yang kau utarakan, Cho Kyuhyun," sentak Saera lagi.

Kyuhyun benar-benar semakin bingung sekarang. "Oke, aku minta maaf. Tapi kenapa kau harus semarah ini, Saera?"

"Tentu saja aku semarah ini! Kau tidak bertanya padaku, apa aku keberatan dengan tujuanmu itu? Kau tidak berdiskusi denganku terlebih dahulu jika kau ingin membuatku hamil," bentak Saera cukup kasar.

Kyuhyun sontak saja mengepalkan kedua tangannya. Mulai mengerti arah pembicaraan Saera ini. "Jadi kau keberatan jika aku ingin kau hamil di kemudian hari?" tanya Kyuhyun dingin.

"Ya. Aku sangat keberatan," sentak Saera langsung. Tak ada keraguan di sana. "Kau tau? Alasanku ingin menjadikan Hyunmi sebagai putriku karena aku ingin menjadi seorang ibu tanpa harus melalui kehamilan. Aku tak ingin hamil, Kyu!"

"Apa? Kau gila?" Kali ini Kyuhyun yang membentak Saera. "Bagaimana bisa kau berpikir seperti, Saera?"

"Ya. Aku memang gila," bentak Saera balik, lebih keras membuat Kyuhyun cukup terkejut.

Saera kemudian menundukkan kepalanya. Terisak pelan sambil memegang erat gelas yang masih berisi setengah susu vanilla. Kyuhyun semakin terkejut karena perubahan suasana yang tadi tegang kini justru menyakitkan baginya. Apa bentakan dan perkataannya tadi sangat melukai hati istrinya ini?

Mata Kyuhyun sontak saja terpejam. 'Bodoh. Tentu saja Saera pasti akan sangat terluka,' batin Kyuhyun.

"Saera, maafkan aku, aku tak bermaksud membentakmu dan mengataimu seperti tadi." Kyuhyun berujar pelan sambil berusaha menangkup kedua pipi Saera agar gadis ini kembali melihatnya.

Tapi Saera dengan cepat menepis tangan Kyuhyun itu membuat Kyuhyun semakin dilanda rasa bersalah. "Hiks... Hiks..." Saera semakin terisak.

"Saera, kumohon maafkanmu, sayang," ujar Kyuhyun lagi.

Mengelus kedua bahu Saera, lalu membungkukkan tubuhnya. Mencoba melihat wajah Saera. Sekilas ia bisa melihat air mata membanjiri wajah putih bersih itu. Sesak sekali, apalagi bibir Saera juga bergetar cukup hebat seakan menunjukkan jika hati Saera sedang sangat terluka.

"Istriku yang cantik, Cho Saera, sayang, maafkan aku. Berhentilah menangis," ujar Kyuhyun lagi. Suaranya sudah bergetar karena ia benar-benar tak tega melihat Saera yang seperti ini.

Kyuhyun tersenyum ketika Saera akhirnya mendongkakkan sedikit wajahnya. Tapi kemudian senyum Kyuhyun menghilang karena melihat wajah Saera yang memang benar-benar sembab. Hati Kyuhyun mencelos. Apalagi mata Saera juga sangat merah karena air mata yang keluar begitu banyak. Ini pertama kalinya ia melihat Saera menangis hebat seperti ini.

"Sayang, maafkan aku." Kyuhyun kembali berseru lembut sambil menyeka air mata Saera dengan kedua ibu jarinya. Beruntung Saera tak lagi menepis kedua tangannya ini.

"Aku benar-benar tak bermaksud untuk membentakmu tadi dan mengataimu gila. Aku terlalu emosi karena kau berkata tidak ingin hamil tadi. Aku..." Kyuhyun berhenti. Matanya terpejam sejenak, lalu kembali menatap sendu pada Saera. "Maafkan aku, Saera."

"Hiks..." Saera masih tetap terisak sambil memandang Kyuhyun. Meski sedikit kabur karena penglihatannya terhalang oleh air mata yang tidak ingin berhenti mengalir keluar.

"Kau ingin tahu bukan alasanku kenapa aku sampai mengubah bentuk tubuhku? Hiks ... Kenapa aku sampai melakukan diet ketat selama 2 tahun ini? Hiks ... Kenapa aku takut sekali jika berat tubuhku kembali seperti dulu? Kau ingin tahu bukan? Hiks ..." Saera berbicara pelan di sela-sela isak tangisnya.

Kyuhyun tertegun. Meskipun begitu, kedua matanya sudah terasa memanas. "Katakan padaku," balas Kyuhyun dengan suara yang serak. "Kalimat apa dan siapa yang telah berani membuatmu berubah seperti ini?"

"Hiks..."

Isakan Saera jauh lebih keras membuat Kyuhyun dengan cepat kembali menegakkan tubuhnya dan segera memeluk erat tubuh Saera yang masih duduk di atas meja dapur. Menyandarkan kepala gadis itu di dadanya, lalu ia menciumi lembut puncak kepala Saera sambil mengelus rambut panjang Saera yang terurai.

"Im Se Yeon hiks ..." ucap Saera kemudian dengan suara yang serak. "Dia mempermalukan di hadapan banyak orang ketika kami tengah sama-sama mencoba dress yang akan kami kenakan di acara kelulusan kakak kelas minggu depan hiks ..."

Kyuhyun memejamkan kedua matanya, kemudian mengeratkan pelukannya seraya menunggu Saera melanjutkan ceritanya. Ia bisa merasakan jika sekarang Saera sudah membalas pelukannya setelah tadi gadis ini menyimpan gelas di samping tubuhnya.

"Bobot tubuhku yang saat itu mencapai 65 kg membuat dress cantik itu tak cukup di tubuh gemukku hiks ... Dress itu hanya bisa masuk sampai bagian atas payudaraku saja membuat Im Se Yeon saat itu hiks ... Im Se Yeon saat itu mengatakan jika ukuran payudaraku terlalu besar untuk remaja berusia 16 tahun hiks ... Im Se Yeon saat itu juga berkata hiks ..." Saera kembali terisak keras. Suaranya tadi semakin tercekat karena merasa tak sanggup untuk melanjutkan.

Kyuhyun membuka kembali kedua matanya, lalu berdesis tajam dan hanya bisa mengepalkan kedua tangannya saja setelah mendengar penuturan Saera ini. Ia sangat marah pada Im Se Yeon itu.

"Apa lagi yang dia katakan padamu?" bisik Kyuhyun lembut. Meskipun begitu, suaranya bergetar. Menahan rasa sesak yang semakin menjalar di dadanya.

"Dia hiks ... Dia juga berkata jika kedua lenganku sangat besar hiks ... Dia menyuruhku untuk berdiet dan berolahraga dalam waktu 1 minggu itu hiks ... Dia memberitahuku jika ada olahraga yang bisa mengecilkan hiks ... Bisa mengecilkan ukuran payudaraku hiks ..." Saera mengeratkan cengkraman tangannya di kaus Kyuhyun membuat Kyuhyun pun langsung lebih erat memeluk Saera. Menguatkan istrinya ini.

"Jika saja Im Se Yeon mengatakannya hanya padaku, mungkin aku juga tak akan terluka seperti ini hiks ... Tapi dia mengatakan hal seperti itu padaku di hadapan teman-temanku yang lain, di hadapan banyak murid pria yang melewati ruang kelas kami. Bahkan hiks ... dia juga mengatakan hal seperti itu di hadapan wali kelas kami hiks ..." Saera terisak semakin keras.

Air mata Kyuhyun akhirnya ikut terjatuh karena sungguh, kelemahan terbesarnya adalah jika melihat orang-orang yang ia cintai menangis karena terluka, baik itu secara fisik maupun batin.

"Aku sungguh malu, Kyu. Harga diriku sebagai hiks ... sebagai seorang wanita benar-benar hancur hiks ... Aku pernah sekali mengatakan hal ini pada beberapa orang terdekatku saat itu, tapi hiks ... Tapi mereka semua merespon 'hanya karena itu...' hiks . Mereka berkata jika aku terlalu mendengarkan perkataan Se Yeon. Aku terlalu sensitif dan kurang bersyukur hiks ... Padahal selama bertahun-tahun ini aku selalu bersyukur hiks ..."

Kyuhyun menghapus air matanya dengan ibu jarinya. Mata Kyuhyun benar-benar memerah sekarang. "Lalu apa lagi yang mereka katakan?" tanya Kyuhyun dengan suara yang sangat serak.

"Entah. Karena semenjak itu, aku benar-benar menjauh dari mereka dan akhirnya memutuskan untuk menurunkan berat badanku. Tapi tahun lalu, aku berhasil mengejutkan mereka dengan perubahan bentuk tubuhku yang ramping. Mereka memang memujiku, tapi mereka juga mentertawaiku sambil mengatakan satu kalimat yang pada akhirnya membuatku semakin ingin terus melakukan diet ketat."

"Apa itu?" bisik Kyuhyun serak.

"Beberapa temanku bilang jika tubuh kurusku saat itu hanya akan bertahan sementara. Karena jika nanti aku menikah, aku hamil, melahirkan, lalu menyusui hiks ... Maka tubuhku dan ukuran payudaraku akan kembali seperti dulu hiks ... Aku tak ingin, Kyu. Aku tak ingin mereka mempermalukanku lagi dan mentertawakan bentuk tubuhku lagi hiks..."

"Itu sebabnya, ketika Hyunmi memanggilku Eomma hiks ... Hatiku bergetar dan tergerak ingin menjadikan Hyunmi sebagai putriku karena aku tahu tak ingin tubuhku seperti dulu jika aku hiks ... Jika aku hamil, melahirkan dan hiks ... menyusui hiks..."

"Maafkan aku, Kyu hiks ... Maafkan aku hiks ..." Saera mengeraskan isakannya membuat air mata Kyuhyun pun semakin banyak mengalir. Beruntung Saera tak melihat wajahnya yang pasti sudah sangat memerah ini karena ia pun ikut menangis.

"Kau pasti juga tengah mentertawakanku bukan, Kyu? Kau pasti berpikir jika hanya karena ucapan seperti itu, aku sampai merasa sakit hati berkepanjangan seperti ini." Saera tertawa pelan di sela-sela isakannya. "Kau pasti juga akan menghakimiku setelah ini dan mengatakan jika aku kurang mensyukuri kondisi tubuhku."

Kepala Kyuhyun menggeleng pelan. Air mata semakin membanjiri wajahnya, bahkan jatuh membasahi rambut coklat Saera. Ia menangis dalam diam. Sedari tadi menahan isakannya agar Saera tak mendengar jika ia pun ikut menangis.

"Aku sama sekali tak berpikir seperti itu," balas Kyuhyun akhirnya dengan suara tercekat. Ia menyeka air matanya sebelum melanjutkan. "Kenapa aku harus menghakimimu di saat aku pun ikut merasakan sakit seperti yang kau rasakan."

Kyuhyun kemudian menjauhkan kepala Saera dari dadanya, lalu menunduk dan segera menangkup kedua pipi Saera agar gadis itu melihat padanya. Seketika Saera tertegun karena melihat wajah Kyuhyun- khususnya hidung dan kedua mata Kyuhyun yang memerah karena suaminya ini ikut menangis.

"Kenapa kau menangis, Kyu?" tanya Saera pelan dengan suara yang tercekat.

Kedua tangannya kemudian ikut menangkup kedua pipi Kyuhyun, lalu menyeka air mata suaminya itu dengan ibu jarinya. "Karena kau menangis, aku pun ikut menangis. Begitupun jika kau terluka, baik itu secara fisik maupun hati, maka aku juga akan merasakan hal seperti itu," jawab Kyuhyun lirih.

Saera tertegun, dan gerakannya tadi menyeka air mata Kyuhyun berhenti membuat Kyuhyun pun segera mengenggam kedua tangan Saera yang ada di pipinya. "Setelah kau menceritakan kejadian menyakitkan itu padaku, hatiku ikut merasa sakit. Tapi aku jauh lebih merasa marah, bahkan sangat marah pada temanmu yang bernama Im Se Yeon dan teman-temanmu yang lain."

"Hiks ..." Saera hanya bisa terisak membuat Kyuhyun akhirnya mendekatkan wajahnya dengan wajah Saera, lalu menyatukan kening mereka agar bisa menatap Saera lebih dekat.

"Aku juga merasa marah pada diriku sendiri yang sudah begitu egois karena ingin membuatmu hamil secepatnya tanpa membicarakannya denganmu lebih dulu dan tanpa memikirkan bagaimana perasaanmu. Aku benar-benar minta maaf, Saera." Kyuhyun memejamkan kedua matanya dan membiarkan air matanya terus mengalir.

Saera yang melihat itu hanya bisa terisak. Ia memang merasa lega karena telah menceritakan kejadian yang membuatnya sakit sampai sekarang pada Kyuhyun. Tetapi, ia juga merasa bersalah pada Kyuhyun karena telah menolak untuk hamil dan melahirkan darah daging mereka sendiri. Apa dirinyalah yang sebenarnya egois karena tidak memikirkan perasaan Kyuhyun?

Kyuhyun kembali membuka matanya, lalu tersenyum pada Saera. Tapi istrinya itu tidak membalas senyumannya. Kyuhyun kemudian mengecup kedua mata Saera, kemudian naik mencium kening Saera dengan cukup lama sebelum akhirnya ia kembali memeluk tubuh kurus Saera.

"Terima kasih sudah menceritakan penyebab kau melakukan diet ketat selama 2 tahun ini," bisik Kyuhyun lembut. "Tapi bagaimanapun, aku ingin kau sembuh dan sehat kembali seperti dulu."

Saera tak menjawab. Hanya terdengar suara isakan Saera yang masih memenuhi dapur ini. Kyuhyun pun semakin mengeratkan pelukannya pada Saera. Begitupun dengan Saera yang begitu erat memeluk punggung Kyuhyun. Seakan mengatakan pada suaminya itu jika ia sangat membutuhkan sosok Kyuhyun sebagai sosok penguatnya.

ooo

Menit demi menit berlalu. Isakan Saera sudah tak terdengar lagi di dapur sederhana ini. Hanya ada hembusan napas teratur dari Saera yang menandakan jika gadis itu tertidur di dalam dekapan hangat sang suami. Kyuhyun menjauhkan kepala Saera dengan perlahan dari dadanya. Tersenyum karena dugaannya jika Saera sudah terlelap sejak beberapa saat lalu ternyata benar.

Dengan lembut, ia memberikan kecupan di kening Saera sebelum akhirnya menggendong tubuh ringan istrinya ini ala bridal dan berjalan keluar dapur. Sambil melangkah menaiki tangga rumah, mata merah Kyuhyun hanya bisa memandang sendu wajah Saera yang masih sembab dan tampak pucat.

Sampai di lantai atas, meski ia sedikit kesulitan ketika harus membuka pintu kamarnya, tapi pada akhirnya ia berhasil membukanya dan menutupnya kembali menggunakan punggung tegapnya. Kyuhyun berjalan pelan menuju ranjang bersprei merah muda dengan motif hati itu sebelum akhirnya membaringkan tubuh Saera dengan sangat hati-hati.

Saera mengerang pelan di dalam tidurnya, tetapi Kyuhyun dengan lembut mengelus puncak kepalanya sambil menarik selimut dan segera menyelimuti tubuh Saera sampai sebatas leher istrinya itu. Kyuhyun duduk di samping kepala Saera dengan meluruskan kedua kakinya di atas ranjang dan tubuhnya sedikit membungkuk, kemudian ia mengusap keringat yang tadi membasahi kening Saera.

Matanya masih memandangi wajah sembab Saera. Tapi tidak lama, karena bola matanya kini turun melihat pada dada Saera yang tertutup selimut. Dengan lembut, Kyuhyun sedikit menurunkan selimut itu hingga akhirnya ia bisa dengan jelas melihat lekukan dua payudara Saera yang cukup sintal dari kaus pink yang dikenakan gadis ini.

Tidak, ia tidak berpikir kotor sekarang. Ia justru merasa sakit karena Saera harus mendapatkan kalimat tak pantas dari teman wanitanya. Bagaimana bisa ada wanita yang tega merendahkan dan melecehkan sesama wanita lainnya?

"Im Se Yeon," desis Kyuhyun tajam.

Cepat-cepat Kyuhyun berdiri, lalu berjalan menuju balkon kamarnya sambil mengeluarkan ponsel. Ia berniat menghubungi seseorang. "Hallo, Heechul Hyung. Aku butuh bantuanmu," seru Kyuhyun setelah ia berada di balkon kamarnya.

"Aku ingin kau cari salah satu teman sekolah Saera di Seoul High School yang bernama Im Se Yeong." Bibir Kyuhyun tersenyum sinis. "Ya, dia wanita."

Kyuhyun semakin tersenyum sinis. "Aku juga ingin kau mendata semua teman-teman satu kelas Saera saat itu. Berikan semua informasinya padaku, termasuk nama media sosial mereka."

"Ck. Nanti juga kau akan tahu." Kyuhyun memutar bola matanya, lalu menghembuskan napasnya. "Ya. Nanti berkas pengangkatan Hyunmi sebagai putriku akan kuambil hari senin setelah aku selesai bekerja."

Kyuhyun dengan cepat memutus sambungan itu. Bibirnya kembali tersenyum sinis sambil memandang tajam ke depan. "Kalian akan merasakan apa yang Saera rasakan."

Kyuhyun kembali masuk ke dalam kamar. Tersenyum sekilas pada Saera yang masih dalam posisi berbaring seperti tadi sebelum akhirnya Kyuhyun memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. 10 menit kemudian ia keluar sudah dalam keadaan segar dan memakai piyama tidur berbahan satin berwarna hitam- lengkap dengan atasannya.

Kening Kyuhyun mengernyit karena Saera kini memiringkan tubuhnya, seakan gadis itu ingin memeluk sesuatu tapi tak ada guling di samping Saera. Dengan cepat Kyuhyun pun segera duduk kembali di pinggir ranjang. Membungkukkan tubuhnya, lalu menatap Saera lebih dekat karena kedua alis Saera yang mengerut, seperti tengah menahan sesuatu.

"Saera," panggil Kyuhyun lembut.

Tak ada jawaban dari Saera. Hingga akhirnya suara getaran ponsel yang ada di meja di sampingnya mengejutkan Kyuhyun. Itu bukan ponselnya, melainkan ponsel Saera. Ia tersenyum karena melihat Rapunzel sebagai lockscreen ponsel Saera.

Hanya saja, ia juga sedikit kesal melihat satu pesan yang dikirimkan oleh Changmin pada istrinya di malam-malam seperti ini. Akhirnya, Kyuhyun pun mengambil ponsel mahal Saera itu dan membuka pesan yang dikirim oleh Changmin.

.

Shim Changmin:

Aku baru saja mendapat kabar dari temanku jika Choi Minho ternyata tidak terdaftar di semua universitas yang ada di London. Bahkan, berdasarkan informasi dari pihak bandara Incheon, tidak ada Passport bernama Choi Minho yang melakukan perjalanan ke London 6 tahun lalu.

Selama 6 tahun ini juga tak ada data serta foto wajah yang menunjukkan jika Minho pergi ke luar negeri. Itu artinya, kemungkinan besar Choi Minho masih berada di Korea.

.

Kyuhyun menggeretakkan giginya, lalu menggeram marah. Ia sudah menduga jika selama ini Minho memang terlibat. Kepergian Minho selama ini pun pasti karena pria itu ingin menghilangkan jejak, atau mungkin ada orang lain yang memang sengaja menghilangkan Minho. Segala kemungkinan bisa saja terjadi.

Kyuhyun menghembuskan napasnya kasar. Cepat-cepat ia pun segera menghapus pesan itu. Saera sudah cukup banyak memiliki pikiran yang membuat batinnya lelah selama ini. Apalagi tadi juga Saera  baru saja menangis hebat karena telah menceritakan penyebab rasa sakitnya selama ini. Terlebih, sebelum Saera terbuka tadi, mereka berdua sempat terlibat pertengkaran kecil.

Begitu banyak yang harus dipikirkan sekarang jadi ia tak ingin terus melibatkan Saera dalam masalahnya ini. Biarlah dirinya saja yang memiliki banyak beban pikiran. Saera harus lebih banyak mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan agar napsu makannya tak kembali hilang karena terlalu stress.

Kyuhyun kembali menaruh ponsel Saera ke atas meja. Menyimpannya di samping ponselnya. Ia sudah akan menjauhkan tangannya dari atas meja itu, tapi tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan cepat ia segera mengambil ponsel miliknya dan mengirimkan pesan pada nama kontak di sana.

.

Choi Siwon:

Im Se Yeon adalah nama teman sekelas Saera yang sudah mempermalukan adikmu itu ketika di sekolah. Saera sudah menceritakan semuanya padaku. Aku tau sebenarnya kau masih sangat peduli pada adikmu ini, itu sebabnya aku berhak memberitahu hal penting ini padamu.

.

Kyuhyun tersenyum setelah mengirimkan pesan itu pada Siwon. Ia kembali menaruh ponselnya di atas meja. Lagi-lagi niatnya untuk bangkit terhenti karena ujung kameja piyama tidurnya ini ditahan oleh sebuah tangan kecil, yang tak lain ada tangan istrinya sendiri.

"Jangan menjauh dariku," ucap Saera pelan. Matanya terbuka, memandang sendu pada Kyuhyun. "Aku lebih nyenyak tidur di dalam pelukanmu. Kumohon, hanya malam ini saja, tidurlah denganku, Kyuhyun Oppa."

Kyuhyun seketika tertegun mendengar panggilan itu. Bibirnya kemudian tersenyum. "Senang akhirnya kau kembali memanggilku seperti itu," ujar Kyuhyun lembut, lalu segera membaringkan tubuhnya di samping tubuh Saera. Bagaimana pun Saera memang membutuhkannya sekarang.

Saera mengerutkan keningnya. Merasa janggal dengan kalimat Kyuhyun itu, tapi rasa kantuknya terlalu besar sehingga ia kini hanya bisa menganggukkan kepalanya dan membalas senyuman Kyuhyun.

Lalu, dengan lembut menarik turun selimut, tapi setelahnya ia menyelimuti tubuh Kyuhyun sehingga sekarang tubuh mereka yang menyamping berhadapan sama-sama terbalut selimut sampai sebatas pinggang. Tangan Kyuhyun kemudian mengelus lembut pipi kiri Saera.

"Tidurlah, aku akan tetap berada di sisimu jika kau bangun nanti," ujar Kyuhyun lembut.

Saera mengangguk pelan. Mendekatkan tubuhnya pada Kyuhyun dan segera menyandarkan kepalanya di dada Kyuhyun sambil memeluk pinggang Kyuhyun sebelum akhirnya Saera memejamkan kedua matanya. Seperti ini jauh lebih terasa hangat dan menenangkan.

Kyuhyun hanya bisa tersenyum. Ia juga membalas memeluk pinggang sampai punggung Saera. Menyandarkan dagunya di puncak kepala istrinya ini, lalu memberikan kecupan di sana seraya berbisik lembut.

"Selamat malam. Aku mencintaimu."

ooo

Suara siulan burung-burung kecil membangunkan Saera dari tidur damainya di pelukan Kyuhyun. Menyadari tempat di mana ia berada pagi ini membuat bibirnya langsung tersenyum. Objek pertama yang ia lihat adalah dada Kyuhyun- tepatnya kancing-kancing kameja piyama satin suaminya ini.

Apa yang dikatakan Kyuhyun benar. Kyuhyun memang tetap berada di sisinya. Bahkan semalaman suaminya ini benar-benar setia menjaganya di dalam dekapan hangat seperti ini. Kepala Saera kemudian mendongkak, melihat pada Kyuhyun yang masih damai di dalam tidurnya.

Hembusan napas teratur Kyuhyun yang beraroma Mocca begitu menyegarkan di indra penciumannya. Bahkan begitu menggelitik di wajahnya yang terasa sedikit sembab ini. Saera tiba-tiba menghilangkan senyumannya setelah mengingat penyebab wajahnya terasa sembab pagi ini.

Saera juga bisa melihat jika hidung Kyuhyun masih sedikit memerah akibat suaminya ini semalam ikut menangis. Senyum kembali hadir di wajah Saera. Itu adalah pertama kalinya ia melihat seorang pria menangis cukup hebat. Terlebih, Kyuhyun menangis karena dirinya ikut merasakan sakit di hatinya setelah mendengar cerita semalam.

Itu artinya jika Kyuhyun memang benar-benar mencintainya bukan?

~

"Jika ada pria yang menangis karena melihat pasangannya terluka. Maka sudah dipastikan jika dia sangat mencintai pasangannya itu."

~

Itu adalah ucapan mendiang ayahnya beberapa tahun silam yang sampai detik ini masih ia ingat. Bersyukur karena ucapan itu tak ikut menghilang seperti beberapa memori lainnya. Ia ingat saat itu ayahnya menangis karena melihat ibunya terbaring lemah di rumah sakit akibat terkena tifus.

Itu menandakan memang ayahnya saat mencintai ibunya itu. Cinta kedua orang tuanya itu begitu manis dan tulus, bahkan mereka pun meninggal di waktu hampir bersamaan seakan tak ingin membiarkan salah satu dari mereka kesepian.

Cairan bening keluar dari kedua mata Saera ketika mengingat penyebab kematian kedua orang tuanya itu yang begitu tragis. Tapi dengan cepat ia menyeka air matanya itu, lalu kembali tersenyum sambil memberanikan diri menyentuh rahang tegas Kyuhyun. Mengelusnya lembut membuat Kyuhyun bergerak pelan.

Mengaggumi wajah rupawan itu cukup lama. Hingga akhirnya Saera tersentak karena Kyuhyun membuka kedua matanya. Panas langsung menjalar seluruh tubuhnya, khususnya di wajahnya karena Kyuhyun kini tengah tersenyum begitu manis padanya. Senyum yang begitu menghanyutkan.

"Good morning, My Cutie Pie," sapa Kyuhyun lembut dengan suara yang sedikit serak.

"My Cutie Pie?" pekik Saera. Matanya yang tadi terlihat sayu kini membulat sempurna setelah mendengar panggilan itu.

Kyuhyun terkekeh, lalu menurunkan sedikit tubuhnya hingga kini wajahnya sejajar dengan wajah Saera. "Karena kau selalu terlihat lucu dan manis di mataku, jadi aku ingin memangilmu dengan panggilan sayang seperti itu," jelas Kyuhyun sambil mengusap lembut puncak kepala Saera.

"Tidakkah itu terdengar menggelikan, Kyu?" Saera sedikit bergidik membuat Kyuhyun berdecak kesal.

Baru saja ia ingin memulai pagi yang romantis dengan Saera. Tapi kenapa gadis ini selalu pintar dalam merusak suasana romantis mereka? "Tidak, Saera. Itu justru terdengar jauh lebih mesra. Lagipula semalam juga kau sudah memanggilku dengan sebutan, Oppa."

Kyuhyun tersenyum senang mengingat panggilan itu. "Benarkah? Aku tak pernah merasa memanggilmu seperti itu semalam, Kyu."

Hilang sudah senyum di bibir Kyuhyun tadi. Matanya kini menyipit memandang Saera. Hampir saja Saera tertawa karena melihat raut wajah kesal Kyuhyun. Ia pikir akan terasa canggung setelah semalam mereka terlibat sedikit pertengkaran kecil setelah ia terbuka pada Kyuhyun. Ternyata keadaan justru kembali seperti semula. Seakan tak terjadi apapun diantara mereka.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Kyuhyun kemudian. Raut wajahnya sudah melembut sekerang.

"Perasaan apa?"

"Perasaan karena semalam kau sudah berbagi cerita menyakitkan itu padaku?" Kyuhyun kembali tersenyum, tetapi matanya memandang sayu pada Saera.

"Ah itu," Saera juga tersenyum." Aku merasa lega sekarang, Kyu. Ini pertama kalinya aku mendapat respon yang sangat baik dari pendengarku. Maksudku, bukan saat bagian kau menangis, tapi bagian saat kau berbicara dengan kalimat sederhana tapi itu sangat mampu menenangkan hatiku, Kyu."

Kyuhyun tersenyum haru mendengarnya. Senang ia bisa membantu Saera. "Aku bahagia mendengarnya. Maafkan aku karena sudah sangat egois dan tidak memikirkan perasaanmu yang..." Kyuhyun menghembuskan napasnya. "Yang masih tidak ingin hamil. Seharusnya aku tak menuntutmu dan bersikap seperti itu."

Saera terdiam. Memandang sayu kembali pada Kyuhyun. Tapi kemudian ia tersenyum lagi, lalu mengangguk. "Aku berjanji tak akan menuntutmu hamil. Tapi aku tetap ingin kau kembali mendapatkan menstruasimu demi kesehatan tubuhmu sendiri, Saera."

Saera lagi-lagi terdiam. Tapi tidak lama karena ia kembali tersenyum dan kembali menganggukkan kepalanya. Mata Kyuhyun sontak saja berbinar. Raut kebahagiaan terpancar dari wajah Kyuhyun membuat Saera hanya bisa terkekeh geli. Ia sudah berjanji bukan untuk membahagiakan Kyuhyun juga? Dan sekarang ia sedang melakukannya.

Terkejut kemudian karena tiba-tiba Kyuhyun memeluk tubuhnya. Tapi setelahnya Saera kembali terkekeh. "Cih, kau itu sudah tua, tapi sikapmu benar-benar seperti anak kecil, Kyu." Saera mencibir.

Kyuhyun kembali melepaskan pelukannya dan memandang sedikit tajam pada Saera. "Nyonya Cho, jangan membuatku ingin memberikanmu hukuman di akhir pekan yang cerah ini," ancam Kyuhyun.

"Memangnya hukuman apa yang ingin kau berikan padaku?" tantang Saera sambil mengangkat sedikit dagunya.

Kyuhyun dengan lembut menjepit dagu itu dengan ibu jari dan jari telunjuknya. "Bagaimana dengan satu ciuman?"

"Ap-apa?" Mata Saera berkedip-kedip.

"2 minggu kita menikah, tapi kita belum pernah berciuman bukan?" Kyuhyun menyeringai kecil. "Lagipula aku ingin membuktikan jika aku ini adalah pria tua seperti yang kau katakan tadi," sindir Kyuhyun. Bibirnya semakin menyeringai.

Saera menelan salivanya ketika melihat seringaian itu. Kyuhyun ini tengah menggodanya atau memang serius ingin mereka berciuman sebenarnya? "Kau belum pernah berciuman dengan Junghyun Junghyun itu bukan?" tanya Kyuhyun kemudian dengan sedikit sinis.

Sebenarnya itu pertanyaan memancing. Ia berharap jawaban Saera adalah iya belum pernah. Jika saja Saera menjawab tidak, aku sudah pernah, maka ia akan langsung mencium Saera bertubi-tubi guna menghilangkan kenangan Saera dengan laki-laki itu.

"Kami tidak pernah berciuman," jawab Saera malu-malu. "Junghyun Oppa sangat menjagaku saat itu," lanjut Saera. Tapi dengan cepat ia menggigit bibir bawahnya seraya memandang penuh rasa bersalah pada Kyuhyun yang kini menatap sebal padanya.

"Maaf Kyu, aku tak bermaksud membicarakan masa laluku itu."

Kyuhyun menghembuskan napasnya. "Baiklah, aku memaafkanmu." Kyuhyun kembali tersenyum. "Jadi jika aku menciummu sekarang, artinya aku yang pertama bukan?"

Saera mengangguk sambil tersenyum malu. "Tapi pasti aku bukan yang pertama untukmu bukan?" ujar Saera kemudian.

Kyuhyun menggenggam tangan kanan Saera, lalu menciumnya lembut. "Maafkan aku. Tapi aku janji, kaulah yang terakhir untukku. Hanya dirimu," balas Kyuhyun lembut.

Saera terkekeh. "Kenapa kau meminta maaf? Kau ini aneh sekali. Lagipula aku juga tidak keberatan jika aku bukan ciuman pertamamu," seru Saera dengan sangat santai. Tak ada kecemburuan di sana.

"Benarkah?"

"Hum."

Kedua insan itu saling tersenyum, lalu tertawa pelan. Jantung mereka berpacu dengan sangat cepat ketika Kyuhyun sudah mulai memajukan wajahnya pada wajah Saera. Bahkan Kyuhyun juga semakin erat menggenggam tangan Saera dan memeluk pinggang Saera. Mengunci tubuh itu untuk tetap di dalam dekapannya.

Saera menelan salivanya ketika hidung mereka sudah bersentuhan. Hembusan napas mereka saling beradu. Aroma Mocca juga semakin menyeruak masuk ke dalam indra penciuman Saera. Ia tersenyum malu ketika senyum Kyuhyun semakin terlihat menghanyutkan di matanya. Senyum itu begitu lembut dan tulus.

"Di mataku, kau lah yang paling sempurna, dan aku sangat mencintaimu," Tepat setelah berkata seperti itu, Kyuhyun langsung memejamkan kedua matanya dan menyatukan bibirnya dengan bibir Saera.

Mata Saera seketika membulat merasakan bibir Kyuhyun yang basah di bibirnya. Suaminya ini memang hanya menempelkan bibirnya saja namun justru membuat tubuh Saera membeku. Lebih tepatnya terkejut dengan sensasi yang baru pertama kali ia rasakan ini.

Saera kemudian melirik pada mata Kyuhyun yang terpejam. Tersentak karena tiba-tiba Kyuhyun membuka kedua matanya lagi, dan kembali menjauhkan bibir mereka. Kyuhyun tersenyum pada Saera, lalu mengusapkan ibu jarinya di bibir bawah Saera membuat Saera kembali menelan salivanya.

"Buka sedikit bibirmu agar aku bisa menciummu lebih dalam lagi," titah Kyuhyun lembut seraya menekan pelan bibir bawah Saera sehingga bibir Saera akhirnya sedikit terbuka. "Nah seperti ini," ucap Kyuhyun lagi.

"Lalu setelah ini bagaimana?" tanya Saera polos.

Kyuhyun hampir saja tertawa. Ternyata Saera yang sangat cerdas bisa menjadi sangat polos seperti ini. "Setelah ini..." Kyuhyun kembali menautkan bibirnya dengan bibir Saera dan memejamkan kedua matanya kembali.

Lagi-lagi mata Saera membulat. Jantungnya semakin berdetak karena merasakan Kyuhyun cukup menekan bibirnya ini. Bahkan sekarang bibir suaminya ini mulai bergerak pelan. Menyesap dan bisa ia rasakan sapuan lidah Kyuhyun yang menerobos masuk ke dalam bibirnya.

Saera hanya bisa mematung saja. Sungguh, ia benar-benar asing dengan ciuman ini. Tapi ia sangat menyukainya. Matanya kemudian melirik pada mata Kyuhyun yang terpejam, tersenyum kecil sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan mulai melakukan hal yang sama seperti yang Kyuhyun lakukan sekarang.

Saera pun menggerakkan bibirnya dan juga lidahnya membuat Kyuhyun bersorak senang di dalam hatinya karena Saera sudah membalas ciumannya ini. Meski pergerakan bibir Saera masih terasa canggung, tetapi ini benar-benar membangkitkan gairahnya. Bibir Saera benar-benar terasa manis dan memabukkan. Seperti dugaannya selama ini.

Kedua insan itu saling bertukar saliva. Saling menyecap rasa masing-masing. Bahkan kedua tangan Saera sudah menangkup kedua rahang Kyuhyun hingga membuat gairah semakin menguasai Kyuhyun. Dengan gerakan cukup cepat, ia pun segera berpindah menjadi berada di tubuh Saera. Sedikit menindih tubuh kurus istrinya ini membuat Saera dengan refleks mengalungkan kedua tangannya di leher Kyuhyun. Mengelus tengkuk itu dengan lembut.

Ini benar-benar nikmat. Itulah yang dipikirkan dan dirasakan oleh Saera. Sungguh, ia sangat menyukai rasa bibir Kyuhyun dan napas Kyuhyun yang beraroma Mocca. Rasanya ia tak ingin menyudahi pagutan panas ini. Tapi sayangnya keinginannya ini tak terpenuhi karena Kyuhyun menghentikan pagutan mereka. Tetapi tak menjauhkan jarak diantara wajah mereka.

Saera akhirnya membuka kedua matanya. Tersenyum malu karena Kyuhyun ternyata sudah membuka kedua matanya dan tersenyum lembut padanya. Bibir Kyuhyun terlihat memerah, menebal dan sedikit basah oleh air liur mereka yang sudah tercampur.

"Bibirmu manis sekali. Aku sungguh menyukainya," ucap Kyuhyun lembut sambil mengelus bibir bawah Saera yang juga menebal, basah dan memerah. "Aku suka rasamu," ucap Kyuhyun lagi.

Wajah Saera semakin merona. "Bibirmu juga manis sekali. Aku juga suka rasamu dan napasmu yang beraroma Mocca," jawab Saera malu-malu.

Kyuhyun tertawa pelan. Meski ia tak mengerti bagaimana Saera bisa berkata jika aromanya ini berbau Mocca. Setelahnya ia kembali menautkan bibirnya dengan Saera yang langsung dibalas oleh Saera. Pergerakan bibir dan lidah Saera sudah sedikit tak terasa canggung.

Bahkan kini Saera membalas ciumannya ini dengan begitu menggebu membuat Kyuhyun tertawa pelan di sela-sela pagutan mereka. Begitupun dengan Saera yang tertawa pelan. Ia tak peduli dengan rasa malunya, karena ia lebih peduli pada rasa bibir suaminya ini yang begitu nikmat dan memabukkan.

Kedua tangan Saera kemudian merambah naik mengelus rambut Kyuhyun, lalu mengacaknya cukup cepat saat Kyuhyun lebih memperdalam pagutan mereka. Saera sedikit kewalahan membalasnya, apalagi ia mulai merasakan tangan hangat Kyuhyun menyentuh perutnya dari balik kaus yang dikenakannya sekarang.

"Ahh," desah Saera akhirnya setelah tadi ia mencoba menahannya.

Kyuhyun menyeringai pelan karena akhirnya mendengar suara Saera yang seperti itu. Sangat seksi dan membangkitkan gairahnya. Ia semakin semangat mencumbu Saera, bahkan kini tangan kanannya menjalar turun mengelus paha Saera yang sedikit lebih berisi. Oh ia menyukainya.

Saera mengerang pelan merasakan elusan tangan Kyuhyun yang memberikan sensasi nikmat di sekujur tubuhnya. Apakah Kyuhyun mengubah pikirannya dan akan memulai malam pertama mereka di sabtu pagi yang begitu cerah ini? Hari ini lebih cocok untuk menghabiskan waktu menikmati udara segar di luar.

Mata Saear sontak saja membulat ketika baru menyadari sesuatu. Ia juga dengan cepat melepaskan pagutannya dengan Kyuhyun membuat Kyuhyun cukup terkejut.

"Ada apa? Apa aku menyakitimu?" tanya Kyuhyun panik.

Saera menggeleng cepat. "Tidak, bukan itu. Aku lupa jika hari ini aku sudah berjanji pada Hyunmi akan mengajaknya jalan-jalan."

"Apa?" pekik Kyuhyun.

Saera dengan sekuat tenaga mendorong tubuh kekar Kyuhyun dari atas tubuhnya. Beruntung ia berhasil melakukannya. "Kyu, aku lupa mengatakannya padamu semalam. Ayo kita pergi kencan bersama Hyunmi. Tapi jika kau tidak ingin, tidak apa-apa. Biar aku, Hyunmi dan Jaehee Halmeoni saja." Saera tersenyum manis pada Kyuhyun yang duduk bersila di hadapannya.

Mata Kyuhyun menatap tak percaya pada Saera. "Tapi Saera, ini akhir pekan. Bisakah kita menghabiskan waktu berdua saja di dalam kamar ini saling berciuman seperti tadi?"

Saera menggigit bibir bawahnya. Demi Tuhan, ia juga ingin seperti itu. "Kyu, aku sudah berjanji pada Hyunmi."

"Lalu bagaimana denganku, Saera?" kesal Kyuhyun.

"Ya, kau ikut saja dengan kami, atau kau pergi bermain ah maksudku kau istirahat saja di rumah karena akhir-akhir ini kau kan sibuk."

"Saera, aku ingin berduaan denganmu," lirih Kyuhyun sambil menarik tubuh Saera hingga membuat gadis itu duduk di atas pangkuannya.

Saera membulatkan kedua matanya, lalu tersenyum malu pada Kyuhyun. "Kyu, aku juga ingin berduaan denganmu. Tapi aku tak ingin mengingkari janjiku pada Hyunmi," balas Saera pelan.

Kyuhyun menghembuskan napasnya. "Oppa," panggil Saera kemudian.

Akhirnya Kyuhyun tersenyum mendengar panggilan itu lagi. "Aku janji setelah pulang jalan-jalan bersama Hyunmi, aku akan melayanimu lagi. Ah maksudku aku eeemmm ... Kita berciuman lagi seperti tadi bukan bercinta." Saera tersenyum malu-malu pada Kyuhyun.

Kyuhyun terkekeh membuat Saera segera menunjukkan jari kelingking kananya. "Aku benar-benar janji, Kyuhyun Oppa."

Lagi, Kyuhyun terkekeh. Ia menganggukkan kepalanya, kemudian mengecup kelingking Saera sebelum akhirnya ia menautkan jari kelingkingnya juga di sana. "Baiklah, aku pegang janjimu." Mata kanan Kyuhyun mengerling.

"Dan aku setuju kita pergi kencan bersama putri kita," lanjut Kyuhyun pelan.

Saera tersenyum malu sekaligus haru karena Kyuhyun perlahan sudah bisa menerima Hyunmi. Dengan cepat mengecup bibir Kyuhyun sebelum akhirnya ia turun dari atas pangkuan Kyuhyun, lalu turun dari atas ranjang dan berlari memasuki kamar mandi. Meninggalkan Kyuhyun yang hanya bisa terkekeh melihat sikap Saera itu.

"Ternyata dia bisa juga sangat kekanakan seperti tadi. Oh aku semakin mencintaimu, My Cutie Pie."

...

Fyi, tokoh Im Se Yeon itu hanya tambahan sekilas aja ya, tapi emang perannya penting karena jadi penyebab Saera sakit.

Terima kasih sudah membaca♥️

Continue Reading

You'll Also Like

469K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
52.1K 8.2K 51
Rahasia dibalik semuanya
48.3K 3.5K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
176K 14.9K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...