Pacar Ibu [SELESAI]

By xdellll

830K 16.5K 702

Ketika cinta tidak memandang usia dan status itu terjadi pada Ibuku, apa yang harus ku lakukan? SELESAI, JUNI... More

001
002
003
004
005
006
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018+
019
020
021
Tidak Berjudul
Ary Gusti Ramadi
SPIN OFF | DIARY OF AGHI AND HIS SORROW

007

37.3K 759 25
By xdellll

Seperti janji Aghi kemarin, dia datang menjemput Mentari.

Aghi langsung melambaikan tangannya ketika melihat Mentari yang begitu bersinar diantara murid lainnya.

Mentari langsung menghampiri Aghi.

"Ayo masuk," kata Aghi sembari membuka pintu mobil.

Mentari pun masuk. Mobil Aghi pun langsung melaju.

.

Mobil Aghi masuk ke dalam basement sebuah Apartement. Aghi keluar dari Mobil, diikuti juga oleh Mentari.

Aghi langsung merangkul Mentari.

"Kemana?" Tanya Mentari.
"Liat aja nanti" jawab Aghi.

Ting.
Suara lift terbuka.

Aghi dan Mentari pun keluar lalu membuka salah satu pintu unit di hadapannya.

"Om pindah?" Tanya Mentari begitu masuk ke dalam unit itu.

"Engga, bisa dibilang rumah kedua saya. Buat kamu sih sebenernya,"

Mentari melepaskan Tas nya lalu ikut duduk di sebelah Aghi.

"Tempat persembunyian?" Canda Mentari.

Aghi tidak menjawab dan memilih untuk memeluk Mentari.

Mentari melepaskan pelukannya dan memberi puluhan kecupan di bibir Aghi.

Cup
Cup
Cup
Cup
Cup

"Udah berani ya Kamu?" Sahut Aghi. Yang lalu mencium bibir Mentari.

Perlahan ciumanya berubah menjadi lumatan lembut. Mereka pun terhanyut satu sama lain.

.

Aghi masuk ke dalam kamar lalu membuka kemejanya dan menggantinya dengan baju yang lebih santai.

Lalu keluar dan langsung menuju dapur.

Mentari duduk dengan sikap sempurna menonton atraksi Aghi di dapur.

"Ganti baju Men," kata Aghi.
"Ga bawa baju ganti,"

"Di lemari ada,"
"Kok bisa?" Tanya Mentari heran.

"Bisa dong" Jawab Aghi santai.
"Ga nyuri di lemari aku kan?"
"Enggalah. Itu baru semua kok,"

Mentari pun masuk ke dalam kamar sambil merasa terkesan oleh Aghi yang menyiapkan ini semua hanya dalam satu hari.

Melihat Ranjang yang berada di hadapanya membuat Mentari entah kenapa merasa geli.

Jadi gini ya kalo pacaran dengan orang dewasa?

Mentari pun lekas mengganti baju nya.
Dan kembali menonton Aghi di dapur.

.

Setelah selesai makan, Mentari mencuci piring dan peralatan bekas masak Aghi.

Aghi datang lalu memeluknya dari belakang.

"Awass. Ganggu tau!" Mentari mencoba melepaskan Aghi. Tapi Aghi memeluk Mentari dengan erat.

Mentari pun pasrah dan melanjutkan kegiatan nya.

"Ada PR ga?" Tanya Aghi tiba-tiba yang membuat Mentari mendengar nya tertawa heran.

"Kalo ada emang kenapa?" Tanya Mentari.
"Sini Saya bantu," Jawab Aghi santai.

Mentari selesai mencuci piring. Lalu berjalan menuju sofa dengan Aghi yang masih tidak mau melepaskan pelukan nya.

Tapi tiba-tib Aghi malah menggendong Mentari dan membawa nya menuju Kamar.

Aghi dan Mentari saling berhadapan. Mereka saling bertatapan.

Aghi mengelus pelan pipi Mentari, begitu juga Mentari.

Aghi mendekap Mentari sembari terus mengelus rambut Mentari hingga mereka tertidur.

-

Suara Ponsel Mentari membangunkan nya dan Aghi.

Aghi menggapai Ponsel Mentari yang berada di nakas dekat dengan nya. Lalu lekas memberikanya kepada Mentari karena terkejut melihat nama yang ada di layar ponselnya.

Mentari membuka matanya dan langsung mengangkat panggilan dari Ibunya itu.

"Halo Bu?"
"Dimana Kamu?! Jam berapa ini?!"

Aghi dan Mentari sama sama melihat jam tangan mereka masing masing. Mata mereka langsung membelalak begitu melihat angka yang ditunjukan Jam.

23.15

"Iya Bu sebentar. Ini lagi di jalan Ko," Jawab Mentari lalu memutuskan sambungan telfon nya.

Aghi dan Mentari lekas turun dari ranjang. Lalu dengan buru-buru Mentari menggabti pakaian nya menjadi seragam yang Ia kenakan tadi.

Aghi juga buru-buru keluar kamar begitu melihat Mentari membuka baju nya. Takut kalau Ia tetap disitu akan terjadi hal hal yang belum diinginkan nya.

-

Di dalam Mobil Aghi mengemudi sembari sesekali mengecek Ponsel nya. Ada beberapa Pesan dan Panggilan tak terjawab dari Rammy.

Aghi menaruh kembali Ponsel nya dan melirik Mentari yang sedang sibuk memainkan Ponselnya.

Puluhan Chat dari Ibu, Rima dan Ary yang menanyakan dimana keberadaanya.

Ponsel Mentari bergetar ada panggilan dari Rima.

"Dimana Lo?!" Tanya Rima nge gas.

"Ini di jalan mau pulang" Jawab Mentari.

"Dari tadi Ibu Lo nelfonin Gue. Engga gue angkat"

"Yaudah nanti kalo nelfon lagi angkat aja bilang Gue abis dari rumah Lo,"

"Ehh Kok gitu?"

Aghi menggenggam tangan Mentari. Pandangan nya lurus kedepan. Mentari melihat ke arah Aghi.

"Iya nanti gue jelasin." kata Mentari lalu memutuskan sambungan nya.

.

Mobil Aghi berhenti tepat di sebrang jalan sebelum menuju Kompleks Rumah Mentari, sesuai perintah Mentari.

Aghi menatap Mentari. Mentari menoleh lalu tersenyum.

"Aku pulang dulu ya," katanya.

Aghi mendekatkan kepalanya lalu mengecup lembut bibir Mentari kemudian mengelus lembut rambutnya.

Mentari turun dari Mobil Aghi dan berjalan sembari terus melambai kepada Aghi.

Aghi membalas lambaian Mentari. Saat Mentari sudah tak terlihat oleh nya, Aghi baru melanjutkan perjalanannya.

-

"Woyy" Panggil Rima ketika Mentari dan Ary baru saja tiba di kelas nya. Karena sampai saat ini Ary masih pergi bersama Mentari.

Mentari langsung menghampiri Rima sedangkan Ary setelah menyimpan tas nya lalu menuju lapangan.

"Kemana Lo kemaren? Lo ga sama calon bapak lo kan?" Tanya Rima nge gas seperti biasanya.

Mentari diam tidak menjawab pertanyaan Rima. Ia memilih mengeluarkan buku nya untuk mengerjakan PR, lupa kalau ternyata ada PR.

Rima menatap sisnis Mentari.

"Bener nih bener pasti nihh," katanya lalu berdiri dengan kedua tangan di pinggang.

"Gila lo Men!" tambah nya.

Mentari menunduk pasrah.

"Sekarang semua terserah lo. Jangan nanya nanya lagi ke gue lo harus gimana. Ok?" Rima lalu pergi.

Mentari langsung mengikuti Rima.

"Sorry abis nya kan lo tau sendiri Rim," Mentari mencoba menarik Rima. Rima terus berjalan.

"Rima jangan maraaah," Rima masih tidak menjawab atau menoleh sama sekali.

"Rimaaa..." panggil nya sekali lagi.

Rima menoleh.

"Lo ga mikir Men gimana perasaan Ibu lo nanti kalau dia tau?" katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Mentari langsung ingat kalau Ibu Rima adalah korban orang ketiga. Rima tau betul bagaimana sakit nya sang Ibu ketika tau kalau Ayahnya memiliki simpanan yang umurnya tidak jauh dari anak pertama Ayahnya.

"Jangan marah..." rengek Mentari. Lalu memeluk Rima yang hampir menangis.

Continue Reading

You'll Also Like

971K 93.8K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
6.2M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.3M 126K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.4M 63.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...