EYES TALK

By rismamelaty

33 1 0

Segala sesuatu bukan berawal dari mimpi, tapi dari mata lalu terbawa ke mimpi~ Phsyce Deviandara Parasayu Gus... More

PROLOG
PART 1
PART 3
PART 4

PART 2

2 0 0
By rismamelaty

PART 2

Hope you guys like in and don't forget to like and comment :)

1 Tahun Kemudian

Phsyce menangis sesengukan sambil membaca buku resep kue yang dipegangnya, sementara seluruh pengunjung toko buku beserta karyawaannya hanya menatapnya aneh. Hampir satu jam ia menangis disana, menjadikan dirinya tontonan.

"Aku baru tahu kalau resep kue bisa membuat orang menangis seperti ini" Tegur seseorang, lebih tepatnya seorang pria dewasa. Phsyce menghentikan tangisnya lalu mendongak menatap seseorang yang akhirnya berani menegurnya. Lalu ia kembali sesengukan.

"Kamu yang di kantor polisi waktu itu kan ? Yang menabrak mobil kami bersama pacar kamu ?"

Oh, rupanya pria tersebut mengenalinya, tapi perkataannya pria tersebut makin membuatnya menangis dengan kalap.

Pria dihadapannya kelabakan lalu mencoba meraih bahu Phsyce dan mengusapnya perlahan.

"Aku yakin sebentar lagi kita akan diusir oleh security" Bisik pria tersebut.

Phsyce dengan segera menepis tangan Pria tersebut dipundaknya lalu berjalan dengan acuh keluar dari toko buku. Sudah terlanjur menjadi tontonan, ia tidak bisa langsung berlari dan menjadi pengecut, itu sangat buruk. Makanya ia memutuskan untuk melangkah keluar dengan anggun disertai kernyitan beberapa orang di dalam toko buku. Ahh, sepertinya ia salah, harusnya ia berlari saja. Orang-orang makin memandangnya aneh, Ingatkan ia untuk tidak mengunjungi toko buku tersebut seumur hidupnya.

"Lo apakan anak orang Dri ?" Pria yang tadi menegur Phsyce menoleh pada sahabatnya setelah memastikan Phsyce keluar dengan aman dari toko buku.

" Lo liat ?" Tanya pria yang bernama Adri tersebut.

"Tidak ada yang tidak memperhatikan kalian"

Adri menatap sekelilingnya, beberapa pengunjung masih mencuri pandang ke arahnya, menatap seolah ialah penyebab cewek di hadapannya tadi menangis.

"Dia anak SMA yang pernah menabrak mobil patroli kita bersama pacarnya, lo ingat ? Tanya Adri.

Sahabatnya menggeleng. Adri menghela nafas.

"Tidak heran, Azkara Yudha Halimarwan selalu begitu." Adri menggeleng, pura-pura simpatik pada sahabatnya. Padahal itu tidak perlu, lebih tepatnya tidak penting.

"Kejadian itu sudah lama" Timpal Azka.

***

"Mama kamu bilang, kamu menangis seharian kemarin" Riedhan menatap Phsyce dengan sayu dari layar laptop dihadapannya, mereka sedang melakukan panggilan video jarak jauh.

"Aku hanya tidak terbiasa tanpa kamu, ini... kita terlalu jauh, dan ini pertama kalinya" Phsyce berbisik lirih. Sementara Riedhan tertawa di seberang sana.

Memang benar setelah mengantarkan Riedhan ke bandara kemarin, ia tak bisa lagi menahan tangisnya. Setelah lulus Riedhan diterima di fakultas hukum, Oxford University dan memutuskan melanjutkan pendidikannya disana, sementara dirinya masih duduk di bangku kelas dua SMA. Seringkali Phsyce bergumam menyalahkan takdir yang membiarkan Riedhan lahir dua tahun lebi awal darinya, atau salahnya yang lahir dua tahun lebih terlambat.

"Kamu janji kan ?" Pertanyaan Riedhan membuyarkan lamunannya.

"Kamu tidak menyimak" Tanpa perlu dijelaskan, Riedhan tahu pikiran Phsyce sedang tidak fokus padanya.

"Aku hanya sedang berpikir bahwa cewek bule lebih agresif dari pada aku" Phsyce menggumam.

Riedhan terpingkal-pingkal mendengar pernyataan Phsyce.

"Aku serius untuk meminta kamu berhenti bertindak ceroboh" Riedhan menghentikan tawanya lalu menatap Phsyce dengan raut serius.

"Aku tidak bisa menjanjikan hal tersebut" Phsyce kembali bergumam.

"Sudah saatnya kamu membuka diri kamu untuk orang lain Syce"

"Lihat. Kamu membuang aku di hari pertama kamu sampai di London" Phsyce mencibir.

"No,I'm Not. Kamu tidak mungkin menghabiskan dua tahun masa SMA kamu sendirian."

"Aku pernah melewati dua tahun masa SMP aku sendirian juga" Phsyce keras kepala. Seperti biasa.

"Beda. Dulu aku ada disana, di depan rumah kamu, jarak kita hanya beberapa langkah"

"Terimakasih telah mengingatkan aku tentang jarak kita, aku akan mencari pengganti kamu" Phsyce bersungut-sungut.

"Kamu bisa menyusul aku dua tahun lagi" Riedhan memberikan penghiburan.

"Ya dan kamu akan meninggalkan aku setahun setelahnya" Phsyce masih bersungut. "Selalu aku yang mengejar kamu" lirihnya kemudian.

"Ucapan kamu terdengar ambigu" Gumam Riedhan.

"Ucapan aku tidak ambigu, aku masih ingat kalau lima bulan yang lalu aku..." Phsyce tidak melanjutkan ucapannya. Ia terdiam, menelan ludahnya kering.

Riedhan menghela nafasnya dengan tatapan sayu kepada Phsyce.

"Aku tidak ingin kita membahas ini lagi Syce" Tegas Riedhan.

"Maafkan aku, sepertinya kamu benar kalau aku harus mencari teman. Sahabat." Phsyce berkata lirih. "Tapi memikirkan aku tidak bisa mempelototi siapapun yang sedang mendekati kamu dan itu membuat aku frustasi" Phsyce kembali bersungut. Dan Riedhan kembali tertawa. Selalu seperti ini selama bertahun-tahun, mereka bertengkar untuk akur beberapa menit kemudian.

***

2 tahun kemudian

Tidak terlalu banyak yang berubah dari keseharian Phsyce, Ia telah menemukan beberapa teman untuk berbicara, Riedhan yang pulang ke Indonesia setiap liburan dan beberapa kesempatan tertentu. Kini Ia sudah menjadi mahasiswi baru di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.Menyusul Riedhan ke London tidak termasuk dalam rencananya. Ia hanya tak berselera, ternyata lebih baik saat tak melihat langsung beberapa perempuan yang mencoba mendekati Riedhan di banding melihatnya secara langsung.

***

Pagi ini diawali Phsyce dengan mengumpat di dalam hati, Bagaimana tidak Ia mengawali harinya dengan berurusan dengan polisi yang menilangnya karena melawan arah. Oke, salahnya memang yang sedang terburu-buru sehingga tidak melihat rambu-rambu di hadapannya.

"Aku tidak tahu kalau hari pertama aku kembali ke Indonesia harus menjemput kamu di kantor polisi" Riedhan berucap lalu merangkul Phsyce yang sedang menunggu di deepan kantor polisi.

"Aku tidak tahu kamu datang, aku hanya panik dan menelpon papa kamu"

"Papa aku sebentar lagi sampai dan mengurus segalanya" Riedhan menenangkan Phsyce sambil mendekapnya.

"Kalian lagi" Tegur seseorang membuat Phsyce dan Riedhan melepaskan pelukan mereka.

Phsyce mengernyit tidak suka, jelas ia sangat tidak suka pada siapapun dua makhluk dihadapannya yang menganggu aktivitasnya dan Riedhan.

"Wah kalian masih bersama yah" Adri menunjuk dua orang di hadapannya bergantian dengan sumringah, sementara Riedhan mengernyit bingung.

"Kamu kenal ?" Tanya Riedhan pada Phsyce.

Phsyce memandang tanpa minat ke arah pria dihadapannya, hanya sekilas lalu menoleh dan berkata dengan lantang "Papa kamu udah datang, ayo masuk" Phsyce setengah menyeret Riedhan yang masih penasaran.

"Hey adik kecil !!! kamu sangat sopan" Mau tidak mau Adri sedikit jengkel pada tingkah Phsyce.yang menurutnya sangat dingin.

***

"Mama kamu bilang, kamu sedang dekat dengan beberapa senior kamu di kampus" Riedhan sedang duduk di sofa ruang tamu rumah Phsyce, sementara Phsyce di sebelahnya bersandar nyaman sambil menikmati tontonan mereka.

"Mama aku jadi sering mengadu ke kamu" Gerutu Phsyce"Mereka hanya mencoba mendekati aku, aku tidak merespon sama sekali"

"Wah sepertinya aku menyesal mengambil kuliah di London, alih-alih di sini.

Phsyce tertawa, "Kamu sudah menolak aku kurang lebih dua tahun lima bulan yang lalu, di ulang tahun aku" Balasnya.

"Kamu pendendam" Gerutu Riedhan.

"Kamu menghancurkan hati aku pertama kali" Balas Phsyce.

"Aku hanya ingin kamu mengenal yang lain sebelum memutuskan jatuh cinta sama aku" Jelas Riedhan.

"Kamu jelas meremehkan perasaan aku" Phsyce mencebik.

"No, look at me!" Riedhan mengubah posisi mereka menjadi berhadapan lalu mengusap sebelah pipi Phsyce. "Aku hanya ingin kamu yakin dengan hati kamu, kamu tahu. Seumur hidup kamu, cuma aku yang selalu disamping kamu, aku cuma takut kamu keliru dengan perasaan kamu sendiri" Jelas Riedhan panjang lebar.

"Itu jelas meremehkan" Putus Phsyce.

"Syke, dengarkan aku. Kalau aku akhirnya memutuskan memulai dengan kamu, itu berarti selamanya, Oke ! jadi kamu harus yakin dulu. Aku tidak mau ini berjalan sementara. Aku tidak mau kehilangan kamu, sementara selama ini di separuh hidup aku selalu bersama sama kamu." Tegas Riedhan.

Phsyce tertegun. Lalu tersenyum.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 25.8K 44
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
404K 45.8K 21
في وسط دهليز معتم يولد شخصًا قاتم قوي جبارً بارد يوجد بداخل قلبهُ شرارةًُ مُنيرة هل ستصبح الشرارة نارًا تحرق الجميع أم ستبرد وتنطفئ ماذا لو تلون الأ...
2.2M 151K 82
What will happen when an innocent girl gets trapped in the clutches of a devil mafia? This is the story of Rishabh and Anokhi. Anokhi's life is as...
3.2M 134K 60
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...