Dear Haruto ✔

By nonabinar

237K 29.4K 8.6K

[Sudah Dibukukan] ❝Untukmu Haruto, sang definisi manusia tulus yang sebenarnya❞ 2019 © nonabinar #7 - Watanab... More

°• [00] Prologue
°• [01] Holla, Haru!
°• [02] Weird, Haru!
°• [03] Beware, Haru!
°• [04] Sorry, Haru!
°• [05] Miss You, Haru!
°• [06] Thankfully, Haru!
°• [07] Shut Up, Haru!
°• [08] Thanks, Haru!
°• [10] Epilogue : Going Crazy, Haru!
Different Universe
FMV
little surprise
Vote Cover + Question Box
OPEN PO
2nd Pre-Order
Open 2nd Pre Order

°• [09] I Love You, Haru!

14.2K 2.2K 489
By nonabinar


Dear Haruto

"Gimana? Cantik gak?" Tanyaku. Junghwan memperhatikanku baik-baik seraya menampakkan ekspresi berpikir. Aku berputar-putar memperlihatkan gaunku pada Junghwan.

Hari ini adalah hari Sabtu, dimana hari ini akan diadakan acara reuni angkatan 19/20. Jam di rumah telah menunjukkan pukul tujuh pagi dan acaranya akan dimulai pukul sembilan.

Semenjak ibu dan Kak Jennie tiada, aku memutuskan untuk kembali ke rumah, tidak lagi mengkost. Papi Bos juga sempat bilang kalau Haru sudah berhenti mengkost. Wah, aneh sekali. Aku bahkan telah lost-contact dengannya.

"Sebenarnya mau gimanapun juga ya Kak Hanna bakal tetap cantik" godanya. Aku terkekeh pelan kemudian merapikan rambutku.

"Emang kesana mau sama siapa?" Tanya Junghwan. Aku menautkan alisku. Iya juga ya, aku akan pergi bersama siapa?

Tidak mungkin jika aku meminta agar diantar oleh Junkyu. Huh, mungkin aku akan pesan gocar saja.

"Pes-"

Tok tok!

Junghwan menolehkan kepalanya kemudian menghampiri pintu utama. Sedangkan aku sibuk mencari-cari sepatu atau mungkin heels yang cocok ku kenakan.

"Wah, cantik sekali" Aku mendongakkan kepalaku secara tiba-tiba kemudian tersenyum kikuk. Ah, aku jadi malu dipuji seperti itu.

"Nanti biar aku antar ke acara reuninya" ucap Seunghun. Aku menggigit bibir bawahku kemudian mengangguk-angguk.

Setelah menemukan sepatu yang pas -aku lebih memilih mengenakan sepatu flat hitam-, aku duduk di ruang tamu dan mengenakannya. Aku menggunakan gaun berwarna abu-abu selutut. Sebenarnya, ini dandanan yang terlalu sederhana.

•••

"Lunar!" Seruku pada Lunar yang baru saja turun dari mobilnya. Ia melambai padaku dan kami pun berpelukan.

Aku memang tidak sendiri, aku ditemani oleh Rachel. Sudah hampir tiga puluh menit aku berada di acara ini.

Ternyata Seunghun adalah pengurus catering untuk acara reuni ini, jadi pantas saja dia mau mengantarkanku.

"Ya ampun, Han!" Lunar mengenakan gaun ketat berwarna hitam dengan rambut pendek sebahu. Huh, dia tampak sangat cantik. Our queen.

Sedangkan Rachel mengenakan gaun berwarna nude dengan rambut dikepang. Wah, sepertinya hanya aku yang tidak begitu cantik disini :'D

"Han, kulit lo kok gak putih lagi kayak pas zaman SMA? Sekarang, agak kuning bangsat gitu ya?" Ucap Lunar sambil terkekeh. Bahkan ia tertawa dengan anggunnya.

"Langsat, anjir!" Seruku seraya menepuk pundaknya pelan. Kami bertiga sama-sama tertawa di depan pintu masuk aula.

"Eh, lo tau gak hewan yang ditakuti kucing?" Tanya Lunar.

"Anjing!"

"Ngegas, langsat!"

Kami tertawa bersama-sama. Huh, moment yang menyenangkan sekali. Untuk sejenak, aku bisa melupakan kesedihan yang menimpaku.

Kami pun masuk setelah cukup lama bercengkrama. Itu pun karena Rachel merasa kepanasan.

Ketika aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam aula, senandung nyanyian mengusik indera pendengaranku.

Dan...
Bukan maksudku, bukan inginku
Melukaimu
Sadarkah kau disini ku pun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku...

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

Caci maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala

Aku melongo ketika mengetahui sosok dibalik nyanyian menyedihkan itu adalah Haru. Bagaimana ia bisa disini? Dia bukan alumni SMA Faktorial!

"Haru!" Seruku pada Haru dari bawah panggung. Ia menoleh padaku kemudian turun dari atas panggung. Ia tersenyum manis padaku.

Lunar tampak kebingungan sedangkan Rachel entah mengapa tampak gugup. Haru mengenakan sweater turtle-neck berwarna merah muda dan celana jeans berwarna hitam. Rambutnya diikatnya dengan tidak rapi.

"Lo ngapain disini?" Tanyaku heran. Haru memudarkan senyumnya kemudian menarikku pelan menuju tengah-tengah ruangan.

Aku bingung karena Haru yang menarikku ke tengah ruangan. Semua mata tertuju pada kami. Bahkan aku melihat Yedam yang memberikan senyuman sinisnya padaku.

"Hanna" Aku mengerutkan keningku ketika mendengar perubahan suara dari Haru.

Sepersekian detiknya, aku hanya bisa menutup mulutku tidak percaya. Gila! Pasti aku sudah gila!

Yang ku lihat sekarang adalah, Haru yang melepas wajahnya. Sial, jadi selama ini ia menggunakan uniface mask?!

Dan sosok dibalik Haru Kanaya Putri adalah Haruto?!

"Maafkan aku"

Baru saja aku ingin membuka hatiku untuk Haruto... Tapi, jika sudah begini? Tidak, sudah ku duga laki-laki itu sialan!

Seorang Haru, yang pernah tidur denganku, yang pernah memelukku ternyata adalah sosok yang ku benci?! Gila, pasti aku sedang bermimpi. Aku yakin aku sedang bermimpi!

Air mataku tumpah begitu saja. Aku menampar-nampar pipiku, mencoba membangunkanku dari mimpi burukku. Ku dengar sorakan dari mana-mana.

"Hanna"

Plak!

Wajah Haruto tertoleh ke arah kanan. Ia memegangi pipinya yang memerah. Sedangkan aku sesenggukan menahan tangisku.

"Gue benci sama lo, Har!" Teriakku. Aku terjatuh, aku menutup telingaku. Tidak, mimpi seperti apa ini?!

"Hanna, bangun" Lunar membantuku berdiri. Ia menahanku agar tidak terjatuh.

"Haruto, lo gak papa?" Rachel menghampiri Haruto dan bertanya bagaimana kondisinya namun Haruto hanya menggelengkan kepalanya. Benarkan dugaanku! Rachel itu menyukai Haruto!

"Lo gak seharusnya memperlakukan sepupu gue kayak gini, Han!"

Aku ternganga, begitupun dengan Lunar. Sedangkan dari penjuru timur, ku dengar suara tepukan tangan dari seseorang.

"Hahaha, surprise!"

Aku menatap intens wajahnya, tatapanku penuh kebencian sekarang. Sedangkan Yedam melempar senyum miringnya padaku.

"Sekarang udah tau, kan? Rachel sama Haruto sepupuan. Dan Haru yang ngekost di kostan yang sama kayak lo itu ternyata Haruto" ucap Yedam seraya tertawa.

Kenapa aku baru tahu kalau Rachel dan Haruto itu sepupu?! Dan kenapa aku baru menyadari kalau Haru adalah Haruto?! Wah, ternyata bodohku sebegininya.

"Han, maafkan aku" Untuk kesekian kali Haruto mengucap kata itu. Kata yang sudah basi bagiku. Mungkin aku akan sedikit bertoleransi perihal Haruto yang menyamar menjadi Haru. Tapi apa mungkin aku bisa bertoleransi tentang apa saja yang terjadi kostan? Dari berpelukan hingga tidur bersama?

"Ayo, Har! Tembak Hanna untuk keseribu kalinya" sorak Yedam sambil menekankan kata per kata.

"Han, izinkan aku memeluk kamu untuk terakhir kalinya. Aku tau aku ini gak pantas buat kamu, tapi-"

"Bukannya lo udah pernah meluk gue?" Tanyaku sarkas. Beberapa alumni lain tampak kaget.

"Aku mau meluk kamu sebagai Haruto" Haruto berjalan maju menujuku, sedangkan aku memundurkan langkahku.

"Sampai berapa kali kamu akan mengabaikan rasa yang pernah ada? Yang kamu umpamakan tangan yang meraba namun tak merasa. Sia-sia"

Aku mencoba menahan tangisku. Aku menelan salivaku dengan susah payah. Sedangkan Haruto tetap pada pendiriannya, kami sama-sama terkaku.

"Hanna, bukankah sangat menakutkan bahwa kapan pun bisa jadi saat terakhirmu berbicara dengan seseorang?"

Tangisku pecah begitu saja. Entah apa yang terjadi dalam lubuk hatiku. Rasanya aku benar-benar hancur sekarang.

Dan disela-sela raunganku, aku tersadar akan pelukan hangat yang menyelimuti tubuhku. Aku hanya bisa sesenggukan tanpa membalas pelukan Haruto.

"Maafkan aku" Haruto terus saja membisikkan kalimat itu. Kini, tubuhku bergetar. Tuhan, apa yang akan terjadi?

Bruk!

Aku terjatuh ketika dengan tiba-tiba Haruto terjatuh dari pelukanku. Tubuhnya yang lebih berat dariku membuatku tidak bisa menjaga keseimbanganku.

Aku terduduk. Tangisku semakin pecah ketika baru saja ku sadari kalau wajah Haruto sepucat itu. Aku menepuk-nepuk pelan pipinya, meraih kepalanya dan menaruhnya di atas pahaku.

"Haruto, Haruto, bangun!"

Aku berharap mesin waktu benar-benar ada. Agar aku bisa kembali ke masa lalu dan menghapus semua penyesalanku.


Dear Haruto
Epilog is coming soon

Continue Reading

You'll Also Like

15.1M 1.7M 31
[SUDAH TERBIT] "Sahara, hidup itu perihal menyambut dan kehilangan. Kamu tahu lagu Sampai Jumpa-nya Endank Soekamti, kan? ya kira-kira begitu lah. Ta...
15.3K 2.8K 32
Di bawah rintiknya hujan, Yuan bertemu dengan seseorang yang membuat seluruh perhatiannya tertuju pada gadis itu. Tentang segala sendu dan pahitnya k...
4.3K 110 6
Andai saja, hari itu aku larang kamu pergi sendiri, ini semua tak akan terjadi. Maafkan aku, ini salahku..
280K 21.8K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...