The World Where You Exist

De littlesae

168K 3.5K 1.2K

"Standar kecantikan di dunia ini telah menghancurkan dan mengubah kehidupan kita."- Choi Saera, Cho Kyuhyun. ... Mais

PAGE 1
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 7
PAGE 8
PAGE 9
PAGE 10
PAGE 11
PAGE 12
Speak Up!

PAGE 6

3.2K 291 87
De littlesae

*

Happy Reading

.


Entah sejak kapan Saera memandangi wajah Kyuhyun yang terlihat damai di alam mimpinya. Entah sejak kapan juga pria itu terlelap dengan posisi duduk di kursi di samping ranjang Saera dengan kepala berada di atas lengan tangannya yang digunakan sebagai bantalan.

Saera tidak tahu kenapa Kyuhyun harus tidur dalam posisi yang pasti bisa membuat tubuh pria itu terasa pegal jika bangun nanti? Di sini ada sofa yang ukurannya cukup besar, seharusnya Kyuhyun tidur saja di atas sofa itu bukan tidur di dekatnya seperti ini.

Tapi meskipun begitu, Saera sama sekali tak berniat untuk membangunkan Kyuhyun karena ia masih ingin memandangi wajah tampan suaminya itu. Mengingat status dirinya dengan Kyuhyun sekarang membuat Saera selalu saja tersenyum malu. Sekarang pun ia seperti itu. Munafik jika ia tak merasa bahagia dan bangga memiliki suami setampan Kyuhyun. Bahkan pria itu nyaris sempurna baginya.

Rasanya ia ingin sekali menunjukkan pada dunia, khususnya pada teman-temannya yang dulu selalu menghina dirinya dan mengatakan jika tak akan ada pria tampan yang pantas menjadi pendampingnya dan mencintainya dengan tulus.

Namun tentu semua itu tidak bisa ia lakukan karena pernikahannya dengan Kyuhyun kemarin tanpa didasari dengan rasa cinta. Pernikahan mereka hanya sebatas saling membantu saja demi kepentingan masing-masing.

"Hahhh.." Saera menghembuskan napasnya pelan ketika memikirkan tujuan pernikahannya dengan Kyuhyun.

Tak ada rasa cinta di dalam pernikahan mereka. Bahkan Kyuhyun pun beberapa waktu lalu mengatakan jika ia tidak bergairah sama sekali dengan tubuhnya ini yang artinya pria itu pasti tidak akan pernah mau untuk menyentuh dirinya.

Senyum getir langsung terukir di bibir Saera. 'Bodoh kau Choi Saera. Pernikahan ini tidaklah serius. Jangan berharap jika kau akan melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri. Pria itu tak menyukai wanita bertubuh kurus sepertimu.'

Air mata Saera mengalir turun membasahi kedua pipinya. Tapi cepat-cepat ia segera menghapusnya dan mencoba untuk tidak terisak. Kenapa sekarang ia sedikit menyesal sudah memiliki tubuh seramping ini? Tapi kenapa juga pria yang nyaris sempurna seperti Kyuhyun tidak menyukai wanita yang memiliki tubuh ramping? Bukankah setiap pria tampan biasanya menyukai wanita seperti itu?

Saera tiba-tiba menegakkan duduknya. Terkesiap ketika menyadari jika Minyoung juga memiliki tubuh yang ramping. Tubuh kakak iparnya itu sekarang memang sedikit lebih berisi dan jauh lebih seksi setelah beberapa tahun menikah dengan Siwon. Tapi ia ingat sekali tubuh Minyoung delapan tahun lalu itu seperti tubuhnya saat ini.

Dulu tubuh Minyoung sangat kurus dan artinya Kyuhyun tidak mungkin bergairah dengan tubuh Minyoung yang seperti itu bukan? Lalu bagaimana bisa hal tidak pantas itu dilakukan Kyuhyun pada Minyoung?

Entah kenapa ia yakin sekali jika memang bukan Kyuhyun yang melakukannya. Karena secara logika, seorang penjahat tidak akan mungkin kembali mendatangi tempat di mana ia melakukan kejahatan. Tapi Kyuhyun justru bersikeras ingin kembali ke tempat di mana ia mendapat masalah yang sangat besar guna membuktikan kebenaran yang ada.

"Kyuhyun-ssi," panggil Saera akhirnya sambil menepuk-nepuk bahu kanan Kyuhyun dengan tangan kirinya.

"Kyuhyun-ssi, bangunlah." Saera kembali menepuk bahu Kyuhyun, lalu alisnya bertaut karena merasa aneh jika ia masih memanggil Kyuhyun seformal itu di saat status mereka sudah mereka.

"Kyuhyun, ayo bangun." Saera tersenyum tipis ketika mengganti panggilan itu, tapi kenapa rasanya tidak sopan sekali sekarang?

"Kyuhyun, ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Ayo bangun." Saera semakin keras menepuk bahu Kyuhyun, namun Kyuhyun masih bergeming membuat Saera mendengus kesal.

"Yak Cho Kyuhyun!" Saera menaikkan volume suaranya, namun Kyuhyun tetap diam. "Eish, dia ini tidur atau mati sebenarnya?" gerutu Saera.

"Jaga bicaramu, istriku sayang. Aku masih bernapas," balas Kyuhyun akhirnya dengan suara serak. Hanya saja ia masih tetap dalam posisinya, dan masih tetap tak membuka matanya.

Sementara Saera, ia yang tadi mendengar panggilan Kyuhyun itu langsung tersenyum malu. Ia juga memang kedua pipinya yang terasa panas, dan ia yakin jika wajahnya sekarang sudah sangat merona. Lagipula kenapa Kyuhyun harus memanggilnya seperti itu? Saera menggelengkan kepalanya, tak terlalu mempedulikan itu karena ia lebih peduli untuk kembali membangunkan Kyuhyun.

"Kyuhyun, buka matamu. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, ayo bangun cepat." Saera kali ini mengguncang tubuh Kyuhyun membuat suaminya itu mengerang kesal.

"Aku akan benar-benar bangun jika kau memanggilku 'Oppa' atau panggilan romantis lainnya," balas Kyuhyun, nadanya sedikit menggoda.

Saera sontak saja mendengus kesal. "Kau lebih pantas kupanggil 'Ahjussi' daripada 'Oppa'," ketus Saera.

"Kalau begitu panggil saja seperti itu. Aku ingin mendengarnya." Kyuhyun tersenyum. Bukan karena ia menyukai panggilan itu, hanya saja ia rindu panggilan itu. Mungkin dengan Saera kembali memanggilnya 'Ahjussi' itu bisa mengembalikan ingatan Saera tentangnya.

"Tidak. Aku ingin memanggilmu Kyuhyun saja," tolak Saera tegas.

"Kalau begitu aku tidak akan bangun. Aku akan tetap seperti ini."

"Ck, kau menyebalkan," dengus Saera. "Ayolah aku sedang tidak ingin berdebat panjang lebar denganmu. Ada banyak hal penting yang harus kita bicarakan, Kyu." Saera melanjutkan membuat Kyuhyun akhirnya menegakkan kepalanya juga menegakkan duduknya.

Mata Kyuhyun masih tampak mengantuk membuat Saera yang melihat itu mengulum senyumnya. Kenapa di matanya sekarang Kyuhyun sangat menggemaskan? Bahkan semakin menggemaskan saat pria itu meregangkan tubuhnya lalu mengacak pelan rambut hitam lebatnya yang sedikit berantakan.

'Ya Tuhan, apa benar pria ini berusia 33 tahun? Kenapa sama sekali tak terlihat tua?' batin Saera seraya melebarkan senyumannya.

Tapi cepat-cepat ia hilangkan senyumannya itu ketika mata Kyuhyun sudah membuka dan beradu pandang dengannya. Saera kembali memasang raut wajah angkuh, sinis, serta ketusnya pada Kyuhyun. Sementara Kyuhyun sebaliknya, pria itu justru tersenyum hangat serta mamandang lembut pada gadis yang sudah menjadi istrinya itu sejak kemarin.

"Selamat pagi istriku," sapa Kyuhyun lembut. "Pagi pertama kau menjadi istriku." Kyuhyun menambahkan. "Seharusnya kau menyapaku selembut seperti tadi, Saera. Bukan justru membangunkanku dengan tidak sopan seperti tadi," lanjut Kyuhyun lagi dengan nada sedikit ketus.

Saera hanya memutar bola matanya malas seolah tak terlalu peduli dengan perkataan Kyuhyun tadi. Bahkan ia juga tak melayangkan protes ketika Kyuhyun berpindah posisi menjadi duduk di hadapannya- di pinggir ranjang. Lagipula pria ini suaminya jadi aneh jika ia protes.

"Jadi hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Kyuhyun akhirnya. Mimik wajahnya sudah sangat serius sekarang.

Saera diam. Sekarang di kepalanya ada banyak sekali hal penting yang memang belum sempat ia tanyakan pada Kyuhyun karena setelah pengucapan janji pernikahan kemarin pagi sampai sore hari, ia dan Kyuhyun sama sekali tak saling berbicara.

Bukannya tak ingin, tapi itu semua karena ia dan Hyunmi bermain di atas ranjangnya ini. Selain itu seharian kemarin juga ia banyak mengajari Hyunmi berlajar membaca dan berhitung melalui permainan di ponsel pintar miliknya. Lalu setelah puas bermain dan belajar, mereka pulang dengan diantar oleh Kyuhyun menggunakan mobil milik Eungyo. Dan Kyuhyun baru kembali pada malam hari dengan membawa satu map berwarna coklat yang entah apa isinya itu.

"Sebenarnya apa isi map yang kau bawa semalam?" tanya Saera. Di dalam hatinya ia meringis kesal. 'Kenapa aku harus bertanya hal seperti itu? Masih banyak hal penting harus aku tanyakan. Eish.'

"Ah itu berkas-berkas untuk melamar pekerjaan," jawab Kyuhyun sambil tersenyum.

"Melamar pekerjaan?" Kening Saera mengernyit. "Bukankah lusa kau sudah pasti bekerja di hotel milikku? Jadi untuk apa berkas-berkas itu?"

"Aku hanya bersikap professional saja, Saera. Meski hotel itu milikmu, tapi aku tetap harus menyerahkan berkas-berkas itu pada HRD dan juga padamu."

"Ah begitu." Saera mengangguk mengerti. "Artinya aku boleh melihat berkas-berkas milikmu itu bukan?" tanya Saera, sedikit senang karena itu artinya ia bisa mendapat informasi tentang Kyuhyun.

"Tentu saja boleh." Kyuhyun terkekeh pelan, lalu mengambil map coklat yang ada di meja di samping ranjang Saera sebelum akhirnya menyerahkan map itu pada Saera. "Ini. Kau boleh membacanya bahkan kau juga boleh menduplikasikannya untuk koleksi pribadimu karena kau sangat penasaran tentang diriku bukan?" Lagi, Kyuhyun terkekeh.

"Cih, siapa yang penasaran? Percaya diri sekali kau," elak Saera. Namun wajahnya sudah tersipu karena yang dikatakan Kyuhyun memang benar jika dirinya penasaran.

Kyuhyun yang melihat wajah merona Saera kembali terkekeh. Tak tahan, ia segera mengelus pipi kanan gadis itu yang tirus dengan ibu jarinya. "Kau lucu jika sedang tersipu seperti itu," seru Kyuhyun lembut. Tak ada nada godaan lagi darinya seperti tadi membuat Saera semakin tersipu.

Saera tak berniat membalas perkataan Kyuhyun tadi. Bahkan ia juga masih belum berniat untuk membuka map yang tadi diberikan Kyuhyun padanya. Kini ia justru menaruh map itu di atas pahanya, lalu memandang serius pada Kyuhyun dengan tetap membiarkan ibu jari Kyuhyun mengelus pipinya ini. Entah kenapa rasanya sangat nyaman.

"Kyuhyun, aku serius sekarang. Ini tentang masalahmu dengan Minyoung Eonnie delapan tahun yang lalu." Saera menghembuskan napanya sebelum melanjutkan. "Tadi tiba-tiba aku teringat bentuk tubuh Minyoung Eonnie delapan tahun lalu itu seperti bentuk tubuhku sekarang yang sangat kurus."

"Lalu?" Kening Kyuhyun mengernyit.

"Beberapa waktu lalu kau pernah berkata padaku jika kau sama sekali tidak bergairah pada wanita yang bertubuh sangat kurus sepertiku. Jadi rasanya aneh jika delapan tahun lalu kau melakukan hal tidak pantas itu pada Minyoung Eonnie. Dan karena itu aku yakin jika bukan kau pelakunya."

Kyuhyun terdiam. Matanya kini memandang sendu pada kedua mata Saera yang sayu. Dada Kyuhyun bergetar. Di satu sisi ia merasa sesak kala mengingat perkataannya saat itu pada Saera. Tapi di sisi lain ia merasa senang karena Saera yakin jika bukan dirinya lah yang melakukan hal itu pada Minyoung.

"Saera, aku minta maaf sudah berkata seperti itu padamu. Aku tak bermaksud seperti itu, aku-"

"Sudahlah, lupakan saja. Aku tak ingin membahas hal itu sekarang, yang aku ingin bahas adalah masalahmu dengan Minyoung Eonnie." Saera memotong dengan cepat membuat Kyuhyun menghelakan napasnya pelan. "Bagaimana kejadian sebenarnya saat itu? Kenapa tiba-tiba kau yang menjadi tersangkanya?" tanya Saera kemudian.

Kepala Kyuhyun menggeleng. "Aku juga tidak terlalu ingat bagaimana kejadian yang sebenarnya. Yang kuingat adalah hari itu hotel memang cukup ramai karena tengah ada pertemuan besar dari semua karyawan perusahaan-perusahaan di bawah naungan S Group Hotel. Lalu ketika aku tengah mengontrol bar di restoran utama, Choi Minho- supervisor restoran itu menghampiriku dan memberiku satu gelas wine yang dia bilang harganya cukup mahal."

"Dan kau meminum wine itu?" tebak Saera cepat.

Kepala Kyuhyun mengangguk. "Ya. Setelahnya aku tak ingat apapun lagi dan ketika aku benar-benar sadar, aku sudah berada di sudut dapur restoran bersandar pada chiller dengan kondisi seragam kerjaku cukup berantakan. Lalu saat aku keluar dari dapur, Siwon langsung memukulku, menyeretku ke lobby hotel dan memukulku serta memakiku di hadapan banyak orang."

Kyuhyun menghembuskan napasnya. "Itu adalah hari yang sangat menyakitkan bagiku. Siwon bahkan memecatku dan melakukan blacklist padaku di depan mereka. Itu sebabnya selama 8 tahun ini aku lebih banyak melakukan pekerjaan haram karena tak ada lagi pilihan. Aku tak bisa bekerja di manapun, Saera."

Saera terdiam. Matanya sedikit membulat. Jadi itu alasan kenapa Kyuhyun menjadi kurir narkoba? Kenapa Siwon kejam sekali sampe harus seperti itu pada Kyuhyun? Tapi apa katanya tadi, Kyuhyun tak ingat apapun lagi setelah meminum Wine? Mata Saera kemudian menyipit, memandang tajam pada Kyuhyun.

"Apa saat itu artinya kau mabuk?" tanya Saera dengan nada tajam.

Kepala Kyuhyun menunduk. "Aku bahkan tidak yakin apa aku mabuk atau tidak. Karena aku tidak akan pernah mabuk jika hanya minum satu gelas saja. Meskipun aku mabuk, aku tak pernah sampai melakukan hal gila seperti apa yang Minyoung katakan pada Siwon. Jika aku mabuk berat, maka aku akan pingsan."

"Kumohon percayalah padaku, Saera." Kyuhyun melanjutkan sambil memandang sendu wajah Saera. Kedua tangannya bahkan kini menangkup kedua pipi tirus Saera. "Aku tau kau gadis yang cerdas dan bisa melihat mana yang benar dan mana yang tidak," lanjut Kyuhyun lagi.

Kedua insan itu saling memandang dengan tatapan yang berbeda. Saera menatap bola mata Kyuhyun dengan sangat lekat seakan tengah mencari apa ada kebohongan dari ucapan Kyuhyun atau tidak. Namun nyatanya tidak ada. Hanya ada kejujuran di sana. Dan entah kenapa, mendengar Kyuhyun memujinya tadi membuat hatinya bergetar. Dirinya cerdas, itu fakta. Tapi bagaimana bisa Kyuhyun tahu?

"Aku percaya padamu." Saera akhirnya tersenyum membuat Kyuhyun pun ikut tersenyum. "Hanya saja, jika seandainya kau benar-benar bersalah, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan. Apakah aku harus menceraikanmu atau tidak?" lanjut Saera dengan suara tercekat.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Jika seandainya memang aku yang melakukan itu, lebih baik kau membunuhku daripada kau harus menceraikanku." Kyuhyun kembali tersenyum, namun Saera tidak. Kenapa rasanya sesak sekali mendengar perkataan itu?

ooo

Kyuhyun bersandar pada sisi kanan motornya yang terparkir di basement rumah sakit. Kepalanya menunduk dan bibirnya tersenyum karena kedua matanya melihat pada cincin silver yang melingkar di jari manis tangan kirinya. Sungguh, rasanya masih seperti mimpi jika dirinya sudah menikah dan yang menjadi istrinya adalah gadis yang selama 8 tahun ini ia cintai.

Haruskah ia berterima kasih pada Tuhan setelah sekian lama ia menghilangkan sosok Tuhan dari kehidupannya? Kyuhyun tersenyum sinis. "Aku akan berbaikan denganmu jika Saera sudah mengingatku dan jika kebenaran delapan lalu sudah terungkap bahwa bukan aku pelakunya," gumam Kyuhyun tajam.

"Kyuhyun-ssi." Suara lembut wanita yang memanggilnya membuat Kyuhyun segera menoleh ke samping kirinya.

"Oh, Eungyo-ssi," Kyuhyun tersenyum kecil pada psikiater pribadi Saera yang tengah berjalan menghampirinya.

Eungyo membalas senyuman itu. "Kau akan pergi kemana?" tanyanya setelah berdiri di hadapan Kyuhyun.

"Aku akan pulang sebentar untuk memberitahu Hyunmi dan Jaehee jika besok pagi Saera sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter Sungmin."

Eungyo kembali tersenyum setelah mendengarnya. Ini suatu kabar cukup baik. Bukan kabar kepulangan Saera, melainkan Kyuhyun yang sepertinya sudah sedikit lebih manusiawi pada Hyunmi.

"Lalu kenapa kau masih berada di sini? Kenapa tadi kau hanya berdiri saja sambil menundukkan kepalamu?" tanya Eungyo kemudian.

"Tidak apa-apa." Kyuhyun menjawab dengan cepat. Setelahnya terdiam dan menunduk kembali sambil melihat pada jari manisnya.

Sebenarnya sekarang ia tidak ingin meninggalkan Saera, meski hanya sebentar. Hanya saja, ia juga ingin ketika besok Saera pulang ke rumahnya yang juga sudah menjadi rumah Saera, istrinya itu mendapat penyambutan cukup meriah, khususnya dari Hyunmi.

Entah apa yang membuat Saera menyayangi anak itu? Ia pun selalu lupa bertanya pada Saera. Baiklah, nanti setelah ia kembali lagi kemari, ia akan langsung bertanya pada Saera.

"Emm ... Kyuhyun-ssi." Panggilan Eungyo itu sontak membuat Kyuhyun kembali menatap Eungyo. "Bisakah kita bicara?" Eungyo terlihat serius sekarang.

"Apa ini tentang Saera?"

"Ya. Aku juga ingin sedikit memberimu nasehat."

Seketika Kyuhyun mendengus kesal. "Aku tidak suka dinasehati meskipun kau seorang psikiater."

*

Disinilah akhirnya dua orang itu berada. Di dalam mobil Hyundai hitam milik Eungyo yang terparkir di basement rumah sakit. Kyuhyun duduk di samping Eungyo yang duduk di balik kemudinya.

"Siwon sebenarnya sudah menceritakan padaku masalah yang terjadi diantara kalian," seru Eungyo langsung. Matanya tidak menatap Kyuhyun, melainkan memandang lurus ke depan.

"Oh." Kepala Kyuhyun mengangguk. "Lalu?" Kyuhyun terlihat acuh tak acuh. Ia juga tak menatap pada Eungyo.

"Sesungguhnya aku merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Siwon jika kau-"

"Kalau begitu jangan percaya," potong Kyuhyun cepat.

Eungyo menghela napas pelan. Ia akhirnya menoleh pada Kyuhyun. "Tapi cctv dan cairan sperma itu menjadi bukti yang kuat. Sekarang aku benar-benar takut."

"Kau takut aku akan melakukan pelecehan seksual padamu disini, Nona Park?" Suara Kyuhyun begitu dingin. Ia masih tidak memandang pada Eungyo.

"Tidak, bukan itu. Aku takut kau justru melakukan hal itu pada Saera. Siwon sebenarnya menyuruhku untuk memperingatimu agar tidak menyentuh Saera meskipun saat ini dia sudah menjadi istrimu."

Kyuhyun tertawa sinis setelah mendengar itu. "Karena dia istriku sekarang jadi aku bebas menyentuhnya dimana saja, Eungyo-ssi."

"Aku tau. Tapi-"

"Eungyo-ssi," Potong Kyuhyun cepat. Ia akhirnya menoleh pada Eungyo. Memberikan wanita itu tatapan tajam yang menakutkan.

"Jika kau takut, kenapa kau menyuruhku untuk menikahi Saera dan membantunya untuk sembuh?" Tanya Kyuhyun dengan suara yang dingin.

"Karena aku percaya kau tidak akan menyakiti Saera."

"Lalu sekarang kau tidak percaya padaku?"

Eungyo diam. "Apakah sebelumnya kau dengan Saera sudah saling mengenal?" tanya Eungyo, mengalihkan pembicaraan.

Kyuhyun sedikit melebarkan pupil matanya, cukup terkejut dengan pertanyaan Eungyo itu. "Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?"

"Karena saat Saera pingsan, di dalam mobil kau membisikkan kalimat pada Saera yang terdengar janggal di telingaku. Kau mengatakan jika kau merindukannya, itu terdengar seperti itu kau pernah bertemu Saera sebelumnya."

Kyuhyun menghembuskan napasnya. "Benar, aku dan Saera memang saling mengenal tapi dia tidak mengingatku jadi kumohon jangan katakan ini pada Saera apalagi memaksa dia untuk mengingatku." Suara Kyuhyun terdengar tegas namun tajam.

Terlihat jelas Eungyo sangat terkejut mendengarnya. "Kapan dan di mana kau pernah bertemu dengan Saera?"

"Kau tidak perlu tahu." Kyuhyun membalas dingin membuat Eungyo mendesah kecewa.

"Tapi apa kau mencintai Saera? Untuk yang satu ini, kupikir aku berhak tahu."

Kyuhyun tersenyum setelah mendengar pertanyaan itu. "Tanpa ku jawab pun seharusnya kau sudah mengerti bagaimana perasaanku pada Saera."

Eungyo membalas senyuman itu. Sungguh, ia sangat mengerti arti dari senyuman Kyuhyun itu. "Ku harap kau memang tidak akan pernah menyakiti Saera seperti yang pernah Siwon lakukan padanya."

"Aku akan membunuh diriku sendiri jika aku menyakiti Saera," sinis Kyuhyun.

Setelah menjawab seperti itu, Kyuhyun segera membuka pintu mobil Eungyo.Berniat untuk keluar dari sana namun dengan cepat Eungyo menahan lengannya. "Eungyo-ssi, tidak ada yang penting lagi bukan dari pembicaraan kita? Jadi biarkan aku pergi sekarang."

"Kau boleh pergi, Kyuhyun-ssi. Tapi aku ingin meminta satu hal padamu terlebih dahulu."

"Apa?"

"Jangan beritahu Saera alasan Siwon memecatmu karena saat itu kau memperkosa Minyoung." Eungyo memandang sendu pada Kyuhyun.

Tapi Kyuhyun, ia hanya menatap datar wajah cantik Eungyo sebelum akhirnya menepis kasar lengan Eungyo, lalu tersenyum sinis pada Eungyo.

"Aku sudah memberitahu Saera."

"Ap-apa?"

"Dan dia percaya jika bukan aku yang melakukan itu pada Minyoung," seru Kyuhyun semakin sinis.

Eungyo masih dilanda rasa terkejut ketika Kyuhyun sudah benar-benar keluar dari dalam mobilnya ini. Bahkan di saat pria itu menutup cukup keras pintu mobilnya ini, Eungyo masih bergeming.

ooo

Awan putih yang menggumpal di langit biru terlihat jelas dari kaca jendela besar di dalam kamar rawat Saera. Sang penghuni yang tengah duduk di atas ranjang dengan meja kecil di depannya terlihat sangat serius memperhatikan sesuatu yang ada di tangannya saat ini. Terlihat juga di samping tubuh gadis itu terdapat map coklat yang sudah terbuka di mana berisi beberapa lembar berkas untuk melamar pekerjaan. Itu adalah milik Kyuhyun.

"Jadi dia seorang Chef," gumam Saera sambil terus melihat pada beberapa foto Kyuhyun yang mengenakan Chef Jacket berwarna hitam dengan topi koki yang berwarna putih.

"Dia tampan sekali." Saera tersenyum simpul seraya mengelus wajah rupawan sang suami yang juga tengah tersenyum. Namun setelahnya Saera mendengus kesal dan menjentikan jarinya pada foto itu. "Tapi tetap saja dia seorang Chef," kesal Saera.

Sekali lagi Saera mendengus, lalu menaruh foto itu di atas paha kanannya sebelum akhirnya mengambil CV milik Kyuhyun. Bibir Saera kembali tersenyum melihat pas foto Kyuhyun yang ada di CV itu sangatlah tampan. Lagi-lagi ia merasa bangga karena memiliki suami serupawan Kyuhyun.

Kini bola mata Saera bergerak ke kiri, melihat pada biodata Kyuhyun. Senyum semakin merekah di bibir Saera. Cho Kyuhyun lahir di Nowon, tanggal 3 Februari 1988. "Lima bulan lalu dia berulang tahun. Artinya 7 bulan lagi dia berusia 34 tahun kekeke." Saera bergumam dan terkekeh sendiri. Ia harus mengingat baik-baik tanggal ulang tahun Kyuhyun.

Kemudian Saera melanjutkan melihat pada data-data Kyuhyun yang lain. Pria itu tidak membubuhkan berat badanya. Kenapa Kyuhyun tak menuliskannya? Kyuhyun hanya menuliskan tinggi badannya saja, yaitu 180 cm. "Dia sedikit lebih pendek dari Siwon Oppa. Tapi tetap saja bagiku ini cukup tinggi." Bibir Saera mengerucut, merasa kesal dengan tubuhnya yang sangat kontras dengan tubuh Kyuhyun.

Mata Saera kini beralih pada background pendidikan Kyuhyun. Membaca dengan cermat sebelum akhirnya berdecak kagum seraya membulatkan kedua matanya. Kyuhyun memang tak bersekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah yang bergengsi, tetapi Kyuhyun mendapatkan gelar Master di Kyung Hee University dengan jurusan Hotel & Tourism Management yang di mana sebelumnya Kyuhyun berkuliah di Seoul National University dengan jurusan Food and Nutrition.

Glek.

Saera seketika menelan ludahnya. "Food and Nutrition?" gumam Saera.

Dirinya tentu tidak bodoh untuk mengerti jurusan kuliah Kyuhyun itu. Meskipun pria itu bukanlah dokter gizi seperti Dokter Misun, namun tetap saja pria itu mengerti bagaimana caranya memilah serta mengatur makanan yang bergizi. Terlebih lagi pria itu memiliki pengalaman bekerja sebagai seorang Koki dan itu artinya Kyuhyun semakin banyak mengerti mengenai makanan.

Lagi, Saera menelan salivanya. Dadanya sudah merasa sesak ketika memikirkan maksud utama dari pernikahannya ini dengan Kyuhyun. Sekarang ia mengerti kenapa Siwon langsung menyetujui permintaannya saat itu ketika ia mengatakan ingin menikah dengan Kyuhyun dan menjadi ibu bagi Hyunmi. Siwon membenci Kyuhyun jadi tidak mungkin kakaknya itu dengan cepat setuju jika bukan karena alasan lain.

Drrrrttt... Drrrrrttt...

Saera tersentak ketika mendengar ponselnya yang bergetar di atas meja di samping ranjangnya. Cepat-cepat ia mengambil Iphone mahalnya itu dan langsung berdecak kesal karena yang mengiriminya pesan adalah Siwon. Saera membuka pesan itu dengan malas. Alisnya bertaut karena tidak biasanya Siwon mengirim pesan dengan kalimat cukup panjang.

"Dia ini sedang menulis cerita pendek atau bagaimana?" gerutu Saera sebelum akhirnya fokus membaca pesan dari kakak kesayangannya itu.

.

From: Siwon Oppa

Oppa sengaja tidak memberitahumu tentang masalah yang terjadi diantara Oppa, Kyuhyun dan juga Minyoung karena Oppa menjaga perasaanmu dan juga tak ingin menjatuhkan harga diri Minyoung. Oppa sangat terkejut ketika kau sudah mengetahui masalah itu tapi justru kau tetap setuju untuk menikah dengan Kyuhyun. Oppa akui jika Oppa lah yang meminta Kyuhyun untuk menikahimu karena Oppa ingin dia membantu Oppa agar membuatmu sembuh. Tapi sekarang Oppa benar-benar kecewa padamu, Saera karena kau lebih memilih hidup bersama pria yang sudah melecehkan kakak iparmu sendiri.

.

Air mata Saera seketika mengalir setelah membaca pesan itu. Bibirnya bergetar karena isakan kecil mulai keluar dari bibir pucatnya. Sesak sudah merayapi dada Saera. Bukan karena kalimat-kalimat tegas Siwon, tapi karena lagi-lagi kakaknya tak pernah bisa mengerti apa yang dirasakan dan diinginkannya sekarang.

Drrrttt... Drrttt...

Satu pesan dari Siwon kembali masuk. Cepat-cepat Saera melanjutkan membaca pesan itu.

.

From: Siwon Oppa

Sekarang kau berada di bawah tanggung jawab Kyuhyun jadi Oppa sudah tak berhak untuk ikut campur dalam kehidupanmu. Mulai saat ini juga, Oppa tak akan pernah marah lagi jika kau ingin terus melanjutkan dietmu. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan dan Oppa tak akan peduli lagi padamu! Oppa juga akan menyerahkan posisi Oppa sebagai pemimpin S Group Hotel padamu karena bagaimanapun itu adalah titipan Appa untukmu. Setidaknya jika kau tidak ingin melanjutkan pendidikan, maka kau harus bekerja di hotel milikmu sendiri.

.

Tangis Saera pecah setelah membaca pesan dari Siwon tersebut. Ia sungguh tak menyangka jika Siwon akan bersikap seolah pria itu sekarang tengah memusuhinya. Kalimat Siwon itu benar-benar jauh lebih menyakitkan daripada tamparan yang beberapa waktu diterimanya

Ada apa sebenarnya dengan Siwon? Kenapa kakaknya semenjak 7 tahun lalu menikah dengan Minyoung seolah lupa untuk memberikan kasih sayang dan perlindungan padanya?

"Aku ingin Siwon Oppa yang dulu sebelum menikah dengan Minyoung Eonnie hiks..." Isakan Saera semakin keras. Gadis itu terus meraung keras seraya memegang dadanya yang terasa sesak. Saera bahkan terus batuk berkali-kali di sela-sela raungan kerasnya itu.

Apa sebenarnya yang dilakukan oleh Minyoung hingga Siwon sampai berubah seperti itu? Saera benar-benar merasa hancur sekarang. Tidak menyangka jika pernikahannya dengan Kyuhyun justru menimbulkan hubungan yang tidak baik dengan kakak kandungnya sendiri. Siapa yang salah sebenarnya di sini?

ooo

Jam dinding di kamar rawat Saera telah menjukkan pukul 7 lewat 30 menit. Kyuhyun yang baru saja memasuki kamar ini tanpa bersuara merasa janggal dengan suasana kamar yang sunyi senyap. Apa mungkin Saera sudah tidur?

Kyuhyun yang membawa tote bag berwarna pink terus melangkahkan kakinya mendekati ranjang Saera. Tersenyum karena akhirnya bisa kembali melihat tubuh gadis itu. Meski Saera berbaring menyamping dan ia hanya bisa melihat punggung serta rambut Saera, tapi itu sudah mengobati rasa rindunya pada Saera.

Dirinya benar-benar merasa bersalah pada Saera karena sudah meninggalkan gadis itu hampir seharian. Ini semua karena ia harus membantu Jaehee dan Hyunmi menghias rumah untuk menyambut kedatangan Saera besok. Dilanjutkan dirinya yang membuat Tiramisu Cake bersama Hyunmi. Sungguh, tidak pernah terbayangkan selama ini jika akhirnya ia bisa dekat dengan anak itu.

Meski tadi terasa canggung dan ia pun masih sesekali membentak Hyunmi, tetapi itu tak menjadi hambatan bagi mereka dalam menyelesaikan cake yang lezat dan sempurna. Kemudian setelah membuat cake, dirinya melanjutkan mengganti sprei ranjang kamarnya dengan warna kesukaan Saera, yaitu pink. Saera pasti nanti akan senang jika besok melihatnya.

"Saera, apa kau sudah tidur?" Kyuhyun berbisik lembut seraya membungkukkan tubuhnya agar ia bisa mendekatkan bibirnya di kepala Saera.

Istrinya itu bergeming. Hanya terdengar napas teratur saja dari Saera membuat Kyuhyun tersenyum, lalu mengelus-ngelus lembut puncak kepala Saera dengan penuh kasih sayang. Di sela-sela kegiatannya itu, matanya melirik pada meja di sebrang ranjang Saera. Di atasnya masih terdapat nampan yang berisi makan malam untuk Saera. Istrinya ini belum makan.

Lalu mata Kyuhyun beralih pada objek yang membuatnya curiga. Objek itu adalah kantung plastik putih yang berada di tempat sampah- di samping dekat jendela. Cepat-cepat Kyuhyun melangkah ke sana, membungkuk sebelum akhirnya mengambil plastik itu. Mata Kyuhyun sontak saja membulat saat memeriksa isi plastik itu adalah menu makan siang Saera.

"Kenapa kau berbohong padaku?" lirih Kyuhyun, kemudian menoleh pada Saera. Akhirnya ia bisa melihat wajah gadis itu yang tengah terlelap.

Tadi siang ia memang mengirim pesan pada Saera, bertanya apakah gadis itu sudah makan. Dan Saera menjawab sudah. Namun nyatanya gadis itu justru membuang makanannya ini. Mata Kyuhyun terpejam sejenak sebelum akhirnya kembali membuang plastik itu ke dalam tempat sampah.

Kakinya juga kembali melangkah mendekati ranjang Saera. Duduk di pinggir ranjang, lalu mengambil tisu basah yang ada di atas meja untuk membersihkan kedua tangannya. Ia juga menaruh tote bag yang di bawanya tadi di atas meja sebelum akhirnya kembali mengelus puncak kepala Saera.

Matanya memandang sendu pada wajah Saera yang tampak pucat. Ingin sekali ia membangunkan Saera, tapi ia juga tak tega menganggu tidur nyenyak Saera. Kening Kyuhyun kemudian mengernyit, merasa ada yang aneh dengan kedua mata Saera yang tampak sedikit basah.

Pelan-pelan, ibu jarinya mengusapkan pada bawah mata Saera. Benar saja, di sana terasa basah. Dengan cepat, Kyuhyun pun segera membungkukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada wajah Saera agar ia bisa dengan lebih jelas meneliti wajah Saera yang sekarang baru ia sadari terlihat sembab. Khususnya di kedua mata gadis itu.

Istrinya ini seperti baru saja menangis hebat, tapi kenapa?

"Saera? Choi Saera?" Kyuhyun akhirnya memanggil Saera dengan suara pelan dan lembut.

"Kau belum makan malam. Ayo bangun." Lagi, Kyuhyun berbicara.

Kemudian menyibak rambut Saera yang tadi jatuh menutupi pipi dan sebagian matanya. "Aku sudah kembali dengan membawakanmu Shrimp Pasta with Creamy Sauce. Kudengar kau suka sekali pasta bukan? Jadi sebelum kemari tadi aku memasak sebentar." bisik Kyuhyun tepat di telinga kanan Saera.

Saera menggerakkan kepalanya pelan, tetapi tidak terbangun. Kyuhyun tersenyum, lalu mengulurkan ibu jarinya mengelus area bawah mata Saera. "Tidak makan juga tidak apa-apa. Setidaknya kau bangun lalu katakan kenapa kau menangis?" ucap Kyuhyun tercekat.

"Siapa yang membuatmu menangis?" tanya Kyuhyun serak.

"Oppa hiks," Saera akhirnya bersuara, meski serak dan sedikit terisak. Bahkan cairan bening kembali keluar dari kedua matanya yang masih terpejam membuat Kyuhyun langsung menghapus air mata itu.

"Apa Siwon Oppa yang membuatmu menangis?" tanya Kyuhyun. Suaranya semakin serak karena ia bisa merasakan ada rasa sakit di hati Saera.

"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Kyuhyun lagi.

Saera tak merespon, gadis itu hanya terisak di dalam tidurnya membuat Kyuhyun langsung mencium kening Saera dengan penuh kasih sayang. Menekan bibirnya di sana sambil memejamkan kedua matanya.

"Aku sendirian hiks... Kumohon temani aku hiks... Aku takut hiks..." Saera kembali bersuara membuat Kyuhyun membuka matanya.

Melihat ke bawah jika air mata Saera semakin banyak mengalir keluar meskipun gadis ini tengah terlelap. Tapi ia yakin jika Saera tidak benar-benar terlelap. "Aku akan selalu menemanimu, Saera. Aku janji." Lagi Kyuhyun mencium kening Saera, lalu turun pada kedua mata Saera.

Ketika Kyuhyun akan kembali menegakkan tubuhnya, kedua tangan Saera justru menahan dengan memegang kerah kameja biru muda yang dikenakannya ini. Kyuhyun sedikit terkejut tapi setelahnya ia tersenyum.

"Jangan pergi, kumohon," seru Saera pelan. Kedua matanya masih terpejam tapi Kyuhyun tahu gadis ini masih dalam kondisi sadar.

"Aku tidak akan pergi. Tapi aku tidak mungkin tidur dengan posisi membungkuk seperti ini, Saera." Kyuhyun tersenyum geli saat Saera langsung menggeser tubuhnya. Memberi izin untuknya bisa berbaring di sisi yang kosong.

Tanpa mengucap sepatah katapun lagi, Kyuhyun segera membaringkan tubuhnya di sebelah Saera. Menyampingkan tubuhnya agar ia bisa berhadapan dengan Saera, lalu memeluk erat pinggang Saera dan merapatkan sedikit tubuh mereka. Debaran dan getaran di hatinya langsung terasa sangat jelas setelah berada dalam posisi seintim ini dengan Saera.

Senyum Kyuhyun kembali terukir kala membalas dengan memeluk pinggangnya juga. Bahkan sekarang kepala gadis itu bersandar pada dadanya membuat Kyuhyun pun langsung memberikan kecupan bertubi-tubi di puncak kepala gadis itu. Menghirup aroma vanilla dari rambut Saera, aroma yang sangat memabukkan dan membangkitkan gairahnya sebagai seorang pria.

"Saera, kau belum makan malam," bisik Kyuhyun serak.

"Aku mengantuk," balas Saera juga dengan suara serak.

"Iya tapi-"

"Kumohon, aku sedang malas berdebat denganmu. Aku mengantuk dan biarkan aku tidur." Suara Saera memang pelan dan serak, tetapi ada kekesalan di sana.

Kyuhyun terkikik geli. Meskipun begitu, ia bersorak senang di dalam hatinya karena Saera sama sekali tak menolak di sentuh olehnya seperti sekarang.

"Jangan merasa senang dulu karena aku menerima pelukanmu ini." Saera kembali bersuara. "Dulu, ketika aku merasa sedih aku selalu meminta Appa untuk memelukku sampai aku benar-benar terlelap dan merasa tenang." Saera melanjutkan.

"Jadi sekarang kau merasa sedih hum?" bisik Kyuhyun lembut seraya mengelus rambut panjang Saera.

"Tidak. Aku hanya merindukan Appa."

"Lalu kenapa kau memintaku untuk memelukmu?"

"Karena tubuhmu seperti Appa."

"Apa? Hey Choi Saera tubuhku belum setua itu," kesal Kyuhyun. Ia juga mencoba menjauhkan kepala Saera dari dadanya tapi gadis itu bersikeras ingin tetap bersandar di sana.

Bahkan Saera juga semakin mengeratkan pelukannya di pinggangnya ini membuat Kyuhyun akhirnya tersenyum. Senyumnya semakin merekah karena ia mendengar kekehan kecil terdengar dari bibir Saera. Tapi hanya sebentar karena setelahnya napas Saera kembali teratur. Gadis ini sudah jauh lebih tenang dan tidak terisak lagi.

"Selamat malam. Semoga kau bermimpi indah." Kyuhyun berbisik untuk untuk yang terakhir kalinya sebelum ia juga mengarungi dunia mimpinya.

Ia berharap semoga besok sampai seterusnya Saera tetap bersikap seperti ini. Mengizinkan dirinya untuk memeluk dan tidur satu ranjang seperti sekarang.

ooo

Suara pintu kamar yang terbuka membangunkan Saera dari tidurnya. Matanya langsung membulat ketika menyadari dirinya berada di dalam dekapan hangat Kyuhyun. Ia juga segera mendongakkan kepalanya agar bisa melihat wajah Kyuhyun. Pria itu masih tidur dengan dengkuran kecil keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka.

"Selamat pagi Sae... Oh ya ampun." Suara Dokter Sungmin yang berasal dari belakang tubuhnya semakin menambah rasa terkejut Saera. "Kalian masih tidur ternyata." Sungmin memelankan suaranya seraya tersenyum geli melihat dua insan itu yang masih erat berpelukan.

"TIDAK! Aku sudah bangun." Saera dengan cepat membalikkan tubuhnya, juga dengan cepat menepis tangan Kyuhyun yang masing melingkar di perutnya. "Jangan berpikir macam-macam, Sungmin-ssi. Sungguh, kami berdua hanya tidur," seru Saera panik.

Sementara Sungmin kembali tersenyum geli. Semakin geli saat melihat Saera dengan cukup kasar mengguncang tubuh Kyuhyun. "Yak! Ayo bangun, eish. Cho Kyuhyun bangunlah, Dokter Sungmin ada di sini."

"Memangnya kenapa jika dia ada di sini?" respon Kyuhyun dengan suara serak.

Saera mencubit keras bahu Kyuhyun. "AAAAAAA SAERA SAKIT..." Kyuhyun meringis kencang membuat Sungmin harus benar-benar menahan tawanya. Astaga, kenapa pasangan di depannya sungguh menggemaskan?

"Ya ampun, kenapa kau mencubitku?" kesal Kyuhyun seraya memelototi Saera.

"Karena kau tidak ingin bangun. Lihatlah Dokter Sungmin ada di sini dan dia pasti berpikir yang tidak-tidak tentang kita setelah melihat tadi kita tidur berpelukan." Meski kesal, Saera tetap tak mampu menutupi rasa malunya yang membuat wajahnya sekarang merona.

Kyuhyun berdecak kesal. "Saera, memangnya kenapa jika Dokter Sungmin berpikir yang tidak-tidak? Kita ini suami istri jadi tidak apa jika kita melakukan yang tidak-tidak AAAAA SAKIT SAKIT..." Kyuhyun kembali berteriak ketika Saera lagi-lagi mencubitnya dengan keras. Kali ini di perutnya.

Mata Saera melotot pada Kyuhyun sambil menjauhkan jarinya dari perut Kyuhyun tadi. "Sekali lagi kau berkata seperti itu maka aku akan mencubitmu di bagian yang lain," ancam Saera.

Sontak saja Kyuhyun menyeringai, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Saera. "Dan di mana bagian itu sayang?" goda Kyuhyun.

Saera menelan salivanya. Sepertinya tadi ia salah bicara. Saera berdehem sebelum akhirnya mendorong tubuh Kyuhyun agar pria itu turun dari atas ranjangnya ini. "Sudahlah cepat kau pergi mandi selagi Dokter Sungmin memeriksa kondisiku." Saera menyentak keras.

Sementara Kyuhyun langsung mendengus. "Kenapa kau tidak bersikap lembut dan hangat lagi seperti semalam?" Kyuhyun menggerutu.

Tapi ia tidak membantah perintah Saera tadi dan segera berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Sungmin yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya, lalu segera mendekati ranjang Saera.

"Seharusnya kau tidak perlu sekasar itu pada suamimu, Saera." Saera menoleh pada Sungmin yang sudah berdiri di pinggir ranjang.

Wajahnya semakin panas sekarang. Ah ia malu. "Apa tadi itu sangat kasar?" tanya Saera pelan.

"Ya, itu cukup keterlaluan." Sungmin tersenyum. "Lagipula Kyuhyun benar, kalian itu sudah suami istri jadi tidak apa-apa jika kalian melakukan hal yang tidak-tidak."

Blush.

Panas semakin menjalar ke seluruh tubuh Saera. Kenapa Sungmin harus ikut menggodanya? Saera tak berniat membalas perkataan Sungmin lagi, sudah terlalu malu untuk berbicara. Jadi ia hanya tersenyum saja pada Sungmin membuat dokter tampan itu terkekeh geli.

"Aku akan memeriksa kondisimu sekarang. Jika kau sudah membaik maka kau boleh pulang setelah ini." Sungmin mulai memeriksa kondisi Saera. Dari denyut jantung, kedua bola mata Saera, kuku-kuku Saera, rambut Saera dan terakhir kedua pipi Saera yang sedikit lebih terasa berisi.

"Sepertinya pelukan dari suamimu membuat kau menjadi sangat sehat pagi ini." Sungmin kembali menggoda membuat Saera langsung memukul bahu dokter tampan itu.

"Sekali lagi kau seperti itu aku akan mengadukanmu pada..." Saera berhenti. Ia tadi ingin mengatakan pada Siwon Oppa. Tetapi ia ingat jika kemarin siang secara tak langsung Siwon memutus hubungan mereka sebagai saudara, dan itu hanya melalui pesan singkat.

Seketika Saera tersenyum getir membuat Sungmin langsung mengernyitkan keningnya. "Saera, kau baik-baik saja bukan?" tanya Sungmin.

Saera berdehem, lalu mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja." Suara Saera jauh lebih pelan. Sungmin ingin bertanya lebih lanjut, tapi ia urungkan niatnya dan menggantinya dengan ucapan lain.

"Kalau begitu, turunlah. Kau harus menimbang berat tubuhmu sebelum meninggalkan rumah sakit."

ooo

Mobil Hyundai putih itu melaju dengan kecepatan cukup tinggi di jalanan Seoul yang lengang. Sang supir pria yang sudah berumur terlihat santai dan tenang ketika mengemudikan mobil mewah ini. Meski sesekali kedua matanya melirik ke belakang melalui kaca kecil panjang yang ada di atasnya.

Di kursi penumpang belakang, Saera terus saja menundukkan kepalanya hingga membuat rambut panjangnya sedikit menutupi wajahnya. Kedua tangan Saera pun sedari tadi tak bisa diam mengetuk-ngetuk ujung ponselnya dengan paha kanannya.

Kyuhyun yang duduk di sampingnya hanya bisa mengulum senyum geli melihat Saera. Sebenarnya Saera sudah seperti itu sejak tadi dirinya selesai mandi. Saera seperti menghindari kontak mata dengannya, dan ketika mereka tak sengaja saling berpandangan maka ia bisa melihat jika kedua pipi Saera langsung bersemu merah.

Kyuhyun jelas mengerti kenapa Saera seperti itu karena gadis ini malu. Saera sangat menggemaskan jika sedang malu-malu seperti ini, tetapi Saera akan sangat menjengkelkan jika mereka tengah berdebat. Apalagi jika Saera menunjukkan wajah angkuh dan nada sinis serta ketusnya. Sungguh, Saera sangat menyebalkan jika sudah seperti itu.

"Sebentar lagi kita akan sampai, Saera." Kyuhyun akhirnya bersuara, berbisik di telinga kanan Saera membuat Saera tersentak sekaligus merinding mendengar bisikan yang cukup menggetarkan hatinya sekarang.

"Oh, ya terima kasih sudah memberitahuku." Hanya itu kalimat yang keluar dari bibir Saera. Ia merasa canggung sekarang.

Kyuhyun terkikik geli, lalu dengan perlahan menyusupkan tangan kanannya ke belakang tubuh Saera sebelum akhirnya ia memeluk pinggang Saera. Mata Saera membulat dan sontak saja ia menoleh pada Kyuhyun yang saat ini tengah tersenyum lembut. Sejenak, Saera terpana dengan senyuman itu sebelum akhirnya tersadar dengan kecupan Kyuhyun di hidungnya. Demi Tuhan, jantungnya benar-benar menggila sekarang akibat kecupan itu.

"Lagipula kenapa dia harus mengecup hidungku?" batin Saera sambil mengerjapkan kedua matanya berkali-kali.

"Apa kau marah karena semalaman aku tidur sambil memelukmu?" tanya Kyuhyun pelan, bahkan hampir seperti sebuah bisikan.

Saera diam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Aku yang memintamu untuk memelukku jadi aku tak marah." Saera tersenyum. Pipinya kembali bersemu merah membuat ibu jari Kyuhyun segera mengelus pipi itu.

"Lalu apa yang dilakukan oleh Siwon hingga membuatmu bersedih semalam?" tanya Kyuhyun lembut. "Aku tak bodoh untuk bisa mengerti penyebab kedua matamu sembab semalam, Saera," lanjut Kyuhyun.

Saera kembali menunduk. Namun hanya sebentar sebelum akhirnya ia kembali menoleh dan mendongkak agar bisa memandang wajah Kyuhyun.

"Kenapa kau tak jujur padaku?" Saera bertanya tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun.

"Jujur? Maksudmu?" Kening Kyuhyun mengernyit.

"Jika sebenarnya kau seorang Chef saat bekerja di S Group Hotel."

Lagi, kening Kyuhyun mengernyit. "Kupikir kau sudah tau pekerjaanku itu, Saera."

"Tidak. Kau belum memberitahuku dan tidak ada juga yang memberitahuku." Saera mendengus kesal. "Termasuk kesepakatan yang ada diantara kau dengan Siwon Oppa," lanjut Saera sinis.

"Kesepakatan?"

"Ya, kesepakatan. Aku sudah tau jika sebenarnya Siwon Oppa yang menyuruhmu untuk menikahiku dan memintamu untuk membuatku sembuh." Saera berujar jauh lebih sinis, meski ada rasa sesak sekarang di dadanya. "Dan itu artinya kau sudah tahu jika aku menderita gangguan makan," tambah Saera.

Kyuhyun kembali diam. Namun kedua matanya memandang lekat wajah Saera yang masih sedikit pucat. Sementara Saera, ia sudah tak menatap wajah Kyuhyun. Kini ia memandang lurus ke depan.

"Tak perlu bingung aku mengetahui kesepakatan kalian itu dari mana." Saera kembali bersuara dan menoleh pada Kyuhyun. "Aku adalah gadis yang cerdas. Setelah melihat background pendidikanmu di bangku kuliah yang tertera di dalam CV itu membuatku cepat mengerti. Di tambah Siwon Oppa juga sudah mengakui jika kalian memang memiliki kesepakatan untuk membuatku sembuh."

"Siwon mengakuinya?" Kyuhyun terkejut. Tentu saja, bagaimana bisa?

"Ya. Dia mengakuinya dan..." Saera berhenti. Kembali menunduk sebelum akhirnya menyalakan ponselnya dan menunjukkan pesan yang dikirim oleh Siwon kemarin pada Kyuhyun. "Dia sepertinya sekarang membenciku. Itulah yang membuatku kemarin menangis."

Kyuhyun melirik sebentar pada wajah Saera. Istrinya itu sudah berkaca-kaca, siap untuk kembali menangis. Tapi kemudian, Kyuhyun kembali membaca kalimat demi kalimat yang dikirim oleh Siwon pada Saera. Kedua tangannya mengepal setelah ia selesai membaca pesan itu. Rahangnya juga mengeras membuat Saera yang melihat itu langsung menundukkan kepalanya.

"Aku tidak tahu harus bercerita pada siapa. Aku tidak percaya pada Eungyo," lirih Saera. Terisak setelahnya. "Dulu, sebelum Siwon Oppa mengenal Minyoung Eonnie, dia masih selalu bersikap lembut dan selalu melindungiku. Bahkan selalu membelaku jika aku melakukan kesalahan. Tapi selama bertahun-tahun ini, aku tak pernah lagi merasakan kasih sayang batin dari Siwon Oppa."

Kyuhyun semakin mengeraskan kepalan tangannya. Pancaran kemarahan sudah terlihat di kedua mata serta raut wajahnya. "Siwon benar, kau memang tanggung jawabku sekarang. Dan aku tidak akan tinggal diam jika ada yang membuat istriku menangis dan merasa sakit hati," desis Kyuhyun.

Saera kembali menatap Kyuhyun. Matanya sudah basah membuat hati kemarahan di wajah Kyuhyun langsung lenyap. Kyuhyun kini menatap sendu pada Saera, lalu menghapus air mata yang masih mengalir keluar itu.

"Aku janji akan membuat Siwon kembali seperti dulu. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Minyoung hingga membuat Siwon berubah." Kyuhyun berbicara lembut.

"Aku juga merasa seperti itu." Kedua insan itu saling tersenyum sebelum Kyuhyun kembali berbicara.

"Aku juga janji akan membuktikan pada Siwon jika bukan aku yang melecehkan Minyoung." Kyuhyun kembali tersenyum. Saera pun membalas senyuman itu.

"Kau juga harus membuktikan padaku agar aku tidak membunuh suamiku sendiri."

Kyuhyun langsung tertawa pelan. Begitupun dengan Saera. Kenapa rasanya lega sekarang setelah saling terbuka seperti ini? Khususnya Saera, ia senang karena bisa kembali mendapatkan teman untuk bisa saling berbagi.

"Tapi tunggu," Saera menggantungkan kalimatnya. "Aku tidak bisa memimpin hotel itu tanpa pengalaman apapun, Kyu. Bisakah kau nanti membantuku? Karena background pendidikanmu kan adalah perhotelan."

Kyuhyun kembali tertawa pelan, tapi setelahnya ia mengangguk. "Tentu saja aku akan selalu membantumu. Termasuk membantumu untuk sembuh."

Saera sontak mendengus kesal. Ia juga segera menjauhkan tubuhnya dari Kyuhyun membuat pelukan Kyuhyun di pinggangnya terlepas. "Tidak! Aku masih belum ingin sembuh," ketus Saera.

Kyuhyun memutar bola matanya malas. Ia kembali menarik pinggang Saera untuk di dekatkan padanya sebelum akhirnya berbisik lembut, "Kau akan sembuh dengan cepat karena makanan yang kumasak akan menjadi candu untukmu." Kyuhyun meniup pelan lubang telinga Saera membuat Saera berjengit geli.

"Jangan coba-coba memberiku makanan yang mengandung narkoba." Mata Saera melotot pada Kyuhyun.

Sementara Kyuhyun langsung terkekeh. Tapi kemudian ia kembali berbisik lembut pada Saera. "Tentu saja tidak, sayang. Aku hanya akan memberimu makanan yang mengandung banyak cinta di dalamnya."

Blush.

Pipi Saera kembali bersemu merah. Ia sudah tahu jika Kyuhyun hanya sedang menggodanya saja tapi kenapa ia masih saja selalu tersipu dengan segala godaan Kyuhyun? Kyuhyun yang melihat Saera seperti itu langsung mengulum senyumnya. Tidak, ia tidak sedang merayu Saera. Tentu saja tadi ia berkata jujur.

"Kalau begitu berikan juga makanan yang penuh cinta pada Hyunmi. Dia juga membutuhkan cinta darimu." Saera menyeringai. "Kau sudah berjanji padaku untuk menjadi ayah yang baik, Kyu jadi tepati janjimu itu," lanjut Saera dengan tegas dan penuh penekanan.

Kyuhyun sontak menghilangkan senyumannya. Kini wajahnya sedikit dingin, tapi tak lama karena ia kembali tersenyum sebelum akhirnya mengelus pinggang Saera membuat Saera kembali berjengit.

"Jika kau yang meminta maka aku akan mengabulkannya."

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Kenapa kau tiba-tiba menjadi sangat lembut padaku?" Mata Saera menyipit.

"Apa kau percaya jika aku mencintaimu?" Kyuhyun melebarkan senyumannya.

"Cih, tentu saja tidak." Saera mendengus, setelahnya kembali tersenyum. "Kim Ahjussi, cepatlah. Aku tak sabar ingin bertemu dengan Hyunmi lagi," ujar Saera kemudian pada supir. Pria baruh baya itu hanya mengangguk saja.

"Aku penasaran, kenapa kau bisa menyayangi Hyunmi begitu dalam?" tanya Kyuhyun akhirnya.

Saera kembali menoleh pada Kyuhyun. "Aku akan memberitahumu setelah sampai rumah."

Kyuhyun berdecak kesal. Tapi ia tidak membantah membuat Saera terkekeh. "Kyuhyun, aku juga masih penasaran, kenapa kau selalu bersikap kasar pada Hyunmi?" tanya Saera kemudian.

"Aku akan memberitahumu setelah sampai rumah." Kyuhyun mengulang jawaban Saera tadi membuat Saera langsung menyikut perut Kyuhyun.

"Akh, Saera, ini sakit." Mata Kyuhyun memandang sebal pada Saera.

Namun Saera hanya mengendikkan bahunya saja. Selanjutnya suasana mobil kembali hening. Tetapi senyum menghiasi wajah kedua insan itu. Terutama Kyuhyun yang tersenyum bahagia sambil terus memandangi wajah Saera.

...

Terima kasih sudah membaca ☺️


Saat itu pas pertama kali ada ide Kyuhyun kerjaan utamanya koki di cerita ini ngebayangin dia pake baju kitchen warna item itu masih samar-samar 😭 Tapi ga nyangka akhirnya dia gabung di Kang Kitchen dan bisa dijadiin visualisasi dia kalau lagi kerja di dapur pake chef jacket itu gimana 😂

Dah segitu aja curhatnya~

Continue lendo

Você também vai gostar

240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
195K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
174K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
63.1K 5.7K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...