Tanya Tania [TERBIT]

By KinantiWP

1.2M 38.6K 858

[SUDAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT KATA DEPAN] Menjadi Public Relations Officer memang mimpi Tania sejak kuliah... More

1 -- Cheers!
3 -- After 6 Months
4 -- Party Animal VS Corporate PR
5 -- You Better Learn
6 -- Surreal
7 -- Hectic
8 -- Crisis
9 -- Little Information
10 -- Critical Moment
11 -- Preparation
12 -- Preconference*
13 -- Press Conference
14 -- Call Over
15 -- First Clue
16 -- Related
17 -- Jinx
18 -- No Thanks!
19 -- Blackout
20 -- Craziness
VOTE COVER
PRE ORDER

2 -- It Takes Two To Tango

40.7K 2.6K 68
By KinantiWP


"Ancur deh tuh HP dilempar-lempar."

Kata-kata Will membuat aku terlonjak. Aku benar-benar tidak menyadari keberadaannya. Pria itu tengah bersandar dengan nyaman di pintu kamar sambil memandangiku. Pakaiannya yang belum komplit membuat konsentrasiku agak terganggu.

"Udah bangun lo? Gue kira blackout."

"You wish," ledeknya.

"Punya kopi nggak?" tanyaku berusaha mengubah arah pembicaraan.

"Black?"

Aku mengangguk.

Will berjalan menuju dapur, dan aku membuntutinya dengan patuh seperti seekor anak kucing kelaparan. Pemandangan di hadapanku tentu saja tidak buruk, pria tampan berjalan tegap tanpa kaus. Harus diakui Will punya otot-otot padat hasil dari hobinya bermain basket dan bersepeda. Tak seperti cowok-cowok gym yang ototnya sering kali kebesaran, otot padat milik Will justru selalu terlihat sempurna.

Halooo! Tania, tolong konsentrasi ya! Katanya cuma temen?

Aku menggelengkan kepala demi menghilangkan pikiran kotor sisa semalam yang masih menempel. Semua adegan yang dimulai dari dalam mobil hingga ke atas tempat tidur Will bukan hal yang bisa dilupakan begitu saja. Aku memang tidak mengharapkan hal itu berlanjut ke hubungan lain di luar pertemanan kami, tapi aku perempuan normal yang akan mengingat dengan cukup baik adegan percintaan panas yang baru terjadi beberapa jam lalu bersama pria yang kini sedang menuangkan kopi panas ke cangkir di hadapanku.

"Sekalian sarapan?" tanyanya.

Aku menggelang dan mengangkat cangkir kopi demi menghalau percakapan itu.

"Tadi yang nelepon nyokap?"

Aku menaikan alis untuk mengiakan.

"Ngomel?"

"Kayak belom tahu nyokap gue aja. Dia kan emang selalu nelepon gue kalau butuh tambahan drama dalam kehidupannya. Kalau enggak, mana pernah dia peduli sama gue. Dari bokap gue masih hidup aja dia kan nggak pernah segitunya peduli sama gue," cerocosku.

"Ya cuekin aja kalau gitu," sambar Will santai sambil merebut cangkirku.

"Lo tuh borok sikutan* tahu nggak sih? Bikinin gue kopi, tapi malah diminum juga."

"Ngirit," jawabnya.

"Najis! Bayaran lo sekali manggung aja bisa buat beli kopi segerobak, sok-sokan ngirit segala," semburku. "Udah ah, gue balik ya."

"Serius?" Wajah Will terlihat heran.

"Ya iya. Ini kan udah pagi, gue juga udah nggak mabok. Bisa kali gue nyetir pulang sendiri."

"Maksud gue, lo nggak mau di sini dulu aja?"

"Ngapain? Lo butuh sajian ekstra di pagi hari? Mohon maaf nih, gue bukan kayak cewek-cewek lain yang biasa lo serok di kelab. Gue nggak butuh cuddling di pagi hari setelah semalam bergelut di atas ranjang."

"Kalau soal itu gue tahu. Karena kalau lo sama kayak cewek-cewek lain, seharusnya lo udah bisa gue pacarin sejak kita kuliah."

"Ngimpi tuh sambil tidur aja udah cukup, Will. Nggak perlu ngimpi sambil jalan gitu, ah," selorohku. "Udah ya, gue balik dulu."

Aku mengangkat tas, meninggalkan Will di dapurnya yang nyaman. Menjauh dari Will adalah cara terbaik agar pertemanan kami tetap berjalan seperti biasanya. Tentu agak aneh mengharapkan pertemanan murni dengan pria semenarik Will. Lihat saja yang terjadi sekarang, aku baru saja keluar dari teritorinya setelah takluk di dalam pelukannya semalaman. Apa yang terjadi tadi malam sama sekali tidak mengecewakan. Reputasinya sebagai penakluk wanita tentu bukan didapatkan hanya dari tebar-tebar pesona ke segala arah. Will memang hebat di atas ranjang, kini akupun harus mengakuinya.

Aku menyalakan mobil dan bersandar di kursi sambil menunggu mesin panas. Biasanya, tak pernah ada gelenyar aneh di hatiku saat memikirkan DJ paling mahal sebangsa dan setanah air yang satu itu. kali ini aku benar-benar bodoh karena membiarkan Will mendapatkan apa yang begitu diinginkannya selama bertahun-tahun. Tapi aku akan berdoa sekuat tenaga agar setelah ini kami masih bisa berteman seperti biasa. Demi Dewa Disko! Kami sudah berteman hampir satu dekade, dan aku tak ingin merusaknya hanya karena bobo-bobo persahabatan semalam. Yah, semoga saja Tuhan masih mau mendengar doaku.


---

Music Video: BOOM! by Tiesto, Gucci Mane & Sevenn

-----

*borok sikutan: istilah (bahasa betawi) yang diberikan pada orang yang tidak ikhlas saat memberi karena meminta kembali apa yang sudah diberikannya.

Continue Reading

You'll Also Like

3M 5.4K 2
Kita hanyalah dua orang yang terjebak dalam masalah yang mengharuskan kami untuk bersama.
7.1K 888 25
Bukan keinginanku menjadi berbeda dari kebanyakan orang. Mata inilah yang membuatku berbeda dan sumber dari segala kesengsaraan yang aku alami. Sepas...
102K 16.8K 58
Dia adalah sepasang sepatu High Heels. Dia perpaduan antara arogansi, harga diri, dan keindahan. Dia adalah stiletto terbaik dan louboutin termahal. ...
895K 105K 64
Kinanti Laudyara adalah seorang PA profesional. Jasanya sudah terdengar hingga ke selesar istana para konglomerat tanah air maupun mancanegara. Dalam...