Earphones In Your Sunset | Wo...

Por bluetouch17

55.6K 8.2K 2.3K

"Aku mendengar suara seseorang dari earphoneku" Published : 31/10/18 Ended : 23/12/19 Genre : Fantasy, Romanc... Más

(0) Prologue
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
-Epilogue-

(14)

1.1K 198 38
Por bluetouch17

"Minju! Lama sekali sih!", kesal Hae Rin sambil menghentakan sebelah kakinya.

Kini, mereka tengah berada di kamar Minju yang bernuansa biru. Mereka bersiap untuk 'double date' mereka bersama Wonwoo dan Mingyu. Oh, ralat, invisible double date maksudnya.

"Iya, ah. Sabar, Hae", Minju balik kesal sambil merapikan rambutnua sedikit lagi.

Kemudian, mereka bergegas menuju tempat yang sudah mereka tentukan sebelumnya. Yap, Bitnari Cafe.

Warna langit biru berangsur menjadi sorenya senja. Minju pun melirik jam tangannya untuk memastikan pukul berapa sekarang.

"17.25.... masih ada 5 menit. Kita masuk dulu aja ya", ajak Minju sambil menarik lengan Hae Rin.

Mereka pun memasuki tempat bernuansa vintage itu lagi. Kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana kafe bernuansa klasik itu. Dinding batu bata, lampu berwarna kuning khas kastil, meja dan kursi kayu, serta beberapa bunga menghiasi agar tak terkesan monoton.

Mereka mengambil tempat di pojokan setelah memesan berbagai menu sambil menunggu dua lelaki itu datang dalam dunia lain.

"Sudah setengah enam malam. Ayo, cepat telepon Mingyu!", paksa Hae Rin tak sabaran sambil menunjuk ponsel Minju.

Ck, seharusnya ponsel mereka bisa terhubung sendiri saja biar tak merepotkan kami, batin Minju menggerutu sambil menekan layar ponselnya.

"Ih, earphonenya bagi-bagi dong", minta Hae Rin sambil menarik langsung sebelah kabelnya.

"Ugh!", geramnya makin kesal.

Di sisi lain, Mingyu dan Wonwoo telah memasuki ruangan itu. Mereka duduk di tempat yang sama seperti Wonwoo dan Minju dulu. Mereka sesuaikan agar bisa berhadap-hadapan dengan gadis dari masa 2018.

Mingyu mengambil tempat di sisi kiri, namun Wonwoo hanya berdiri memikirkan sesuatu.

"Ini, benaran aku duduk bersebelahan denganmu?", tanya Wonwoo sambil mengerutkan dahi.

Mingyu justru makin mengernyit, "Ya, iyalah. Mau duduk di mana lagi?", Mingyu tertawa remeh.

"Lucu tahu kalau dua cowok duduk bersebelahan di meja yang memiliki 4 kursi!", ucap Wonwoo menegaskan keanehan.

Ya, tentulah mereka akan menjadi pusat perhatian. Sudah tampan, tapi duduk bersebelahan. Berbagi earphone pula. Siapa yang tak berpikir macam-macam?

Sebenarnya, Mingyu pun merasa aneh juga. Tapi, bodoh amat dengan omongan orang, yang terpenting adalah gadis yang di sana.

"Ah, sudahlah. Nanti keburu lewat jamnya. Cepat!", paksa Mingyu sambil menunjuk ponsel Wonwoo.

Kenapa tidak ponsel mereka juga tersambung sendiri. Merepotkan!

Minju dan Wonwoo pun sama-sama menyambungkan ponsel mereka saat pukul 17.30 tepat.

Tak lama kemudian, Wonwoo mengangkatnya dari seberang sana.

"Halo, Minju?"

Minju pun berdeham sejenak, "Hai. Sudah sampai?", tanyanya memastikan.

"Sudah. Kau sudah pesan?", tanya Wonwoo sekedar basa-basi.

"Sudah, kok. Kami sedang menunggu diantar saja. Oh, iya. Kadonya aku kasih sekarang ya. Kau tunggu aba-aba dariku dulu baru bisa mengambilnya. Oke?"

"Siap, bos", balasnya siap.

Minju pun menyerahkan earphone sebelah kirinya pada Hae Rin dan mengambil kotak di dalam tasnya.

"Hae, kau ngobrol saja dulu dengan Mingyu selagi aku ke tempat kasir", perintah Minju pada sahabatnya.

Dengan senang hati Hae Rin menjawab, "Oh, siap!"

Minju pun langsung menuju tempat kasir dan menyeleksi pelayan mana yang kira-kira dapat membantunya.

Tiba-tiba ia menangkap sosok pria yang berpakaian lain dari para pelayan di sana. Namun, ia terlihat sangat akrab dengan pelayan di sana, bahkan ia terlihat memasuki ruangan yang tak diperbolehkan masuk selain pelayan kafe.

Minju mendekat dan bertanya pada salah satu pelayan, "Emm... permisi"

Pelayan itu menoleh, "Ya? Ada yang bisa saya bantu?", jawabnya ramah.

"Apakah pria itu pemilik kafe ini?", tanya Minju memastikan sambil menunjuk orang itu dengan cara halus.

Wanita itu mengangguk, "Iya, dia pemilik kafe ini. Anda ada perlu dengannya?"

"Iya, boleh minta tolong dipanggilkan?"

"Baik, tunggu sebentar", wanita itu pun beranjak dari posisi dan menuju orang itu. Pemilik kafe itu pun mendatangi Minju.

"Kau mencariku? Kenapa?", tanya pria itu langsung secara informal, tapi ramah. Ia juga tersenyum lebar. Sepertinya karena Minju terlihat beberapa tahun di bawah umurnya.

"Emm... iya", ucap Minju sedikit gugup, "Perkenalkan, saya Yoon Minju", ia membungkuk sebagai rasa hormat.

"Ah, iya. Aku Kwon Soon Young", balasnya mengenalkan diri sambil tersenyum manis.

"Bisa saya minta tolong sesuatu?", tanya Minju dengan bahasa formal.

Dahi Soon Young mengkerut, "Minta tolong apa? Ah, ngomong-ngomong, jangan terlalu formal. Panggil oppa juga tidak apa. Umurku memang tua, tapi wajahku tidak terlihat tua juga kan?", ia melipat kedua tangannya di dada.

"Ummm iya....", jawab Minju tersenyum kaku, "Bisakah aku menitip benda ini pada oppa?", Minju memajukan kotak yang ada di tangannya ke arah Soon Young.

Soon Young pun meraihnya dan meraba kotak itu, "Ini bukan bom kan?", jahilnya sambil tersenyum. Minju hanya menggeleng sambil tertawa, "Oppa boleh membukanya untuk memastikan itu bahaya apa tidak"

Pria itu pun membukanya dan didapati puluhan foto, surat, dan benda lainnya, "Ah, ini aman", balasnya sambil tersenyum dan menutup kotak itu.

Yah, namanya juga barang pribadi seseorang, tidak perlu diamati secara detail. Hanya memastikan aman atau tidak saja.

"Boleh, kapan diambilnya?"

"Tanggal 7 Maret 2035"

"Hah?!", mata sipitnya melebar.

"Hehe", ucap Minju sambil tersenyum dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kau serius? Bahkan toko ini pun aku tak bisa menjamin akan bertahan selama itu", balas Soon Young pesimis.

"Iya, aku serius. Aku sudah memastikan kafe ini akan buka sampai tahun 2035. Tolong ya oppa. Kau harapanku satu-satunya. Ku mohon", minta Minju dengan wajah memelasnya.

Soon Young masih ragu untuk menerimanya, ia takut kepercayaan Minju padanya tak tersampaikan. Prinsipnya kan namanya janji, ya harus ditepati.

"Aduh... bagaimana ya... aku tidak yakin kafe ini berdiri selama itu...", ucapnya sambil menggaruk tengkuk tak gatalnya itu.

Minju mengangkat kepalanya, "Aku akan menjadi penglaris kafe ini. Aku akan kesini setiap hari meskipun uangku hanya mampu beli minum", ucapnya optimis.

Soon Young justru tertawa melihat keberaniannya yang begitu optimis, "Baiklah, akan kutunggu kedatanganmu setiap hari"

Senyum Minju pun mengembang, "Ah! Terima kasih oppa! Oh iya, yang akan mengambil kotak ini adalah seorang pria bernama Jeon Wonwoo. Ia akan mendatangi oppa dengan sendirinya dan menyebut namaku", jelas Minju.

"Oke, sip!", balas Soon Young ramah.

"Terima kasih oppa!", Minju tersenyum, Soon Young pun juga.

Setelah itu, Minju langsung pergi ke mejanya dan mengambil earphone kirinya untuk dipasang di telinganya.

"Sudah kau antar?", tanya Wonwoo.

"Sudah. Kau bisa mengambilnya sekarang. Ingat, jangan lupa menyebut namaku dan namamu. Bilang terima kasih pada Soon Young oppa. Dia pemilik kafe itu", jelas Minju memerintah.

"Iya, Ibu negara. Aku ke sana sebentar", pamit Wonwoo dan langsung menuju kasir.

Ia mendekat dan bertanya kepada sang kasir, "Permisi, bisakah aku bertemu dengan pemilik kafe ini?", tanya Wonwoo, ia pun berusaha mengingat nama yang diucapkan Minju tadi, "... Emm.... Soon Young hyung"

"Iya, tunggu sebentar", kasir itu pun memasuki ruangan di dalam sana.

Tak lama kemudian, pria bernama Soon Young itu pun keluar. Wonwoo sedikit terkaget melihatnya.

Tua-tua cengengesan begini dibilang oppa, gumam Wonwoo dalam hati sambil memperhatikan rambut ubannya.

Yah, pahamlah, ia sedikit kesal karena Minju tak pernah memanggilnya oppa lagi sejak tahu ia hidup di 2035.

"Wah, tamuku anak kecil. Kenapa kau mencariku?", tanya Soon Young sambil berjalan ke arah Wonwoo.

Haha, anak kecil, batin Wonwoo tersindir.

"Ah iya", Wonwoo menunduk, "Saya Jeon Wonwoo. Saya ingin mengambil kotak yang diberikan oleh Yoon Minju di tahun 2018", jawabnya langsung to the point.

Mata si sipit itu pun melebar mendengar nama itu disebutkan kembali. Sudah lama sekali ia tidak mendengar nama 'Yoon Minju' di telinganya.

"Kau temannya Minju? Wonwoo....? Kau Jeon Wonwoo..?", tanyanya sambil memegang bahu Wonwoo.

"I-iya..", jawab Wonwoo sedikit ketakutan melihat reaksi Soon Young yang berlebih.

"Aku akan mengambil kotaknya. Tunggu sebentar", ia pun kembali ke dalam ruangan dan mengambil kotaknya.

Tak butuh waktu yang lama baginya untuk kembali di hadapan Wonwoo. Kini, ia telah bersama kotak kayu kusam berwarna cokelat itu.

"Ini..", ucapnya seraya menyerahkan kotak pada Wonwoo, "Sudah 17 tahun aku menunggu seseorang untuk mengambilnya kembali. Dan akhirnya diambil juga.."

Soonyoung menatap kotak itu sayu, ia seperti kehilangan anak yang telah ia jaga selama belasan tahun, "Tolong dijaga ya"

Wonwoo pun mengangguk. Sebelum berbalik, ia sempatkan untuk bertanya, "Ahjusshi", panggilnya. Soon Young pun mengangkat kepalanya.

Sebenarnya Wonwoo ingin bertanya tentang keberadaan Minju padanya. Tapi, bukankah aneh seorang teman Minju tak tahu keberadaan temannya sendiri di mana? Sepertinya Soon Young akan berpikir seperti itu jika ditanya. Atau bahkan mencurigai bahwa pria ini bukan Jeon Wonwoo yang dimaksud Minju.

"Tidak apa ahjusshi. Saya ingin mengucapkan terima kasih telah dijaga selama 17 tahun. Saya akan lebih sering ke sini lagi", ucap Wonwoo sambil menunduk.

Soon Young tertawa kecil mendengar perkataan Wonwoo, "Kau persis sepertinya... jadikanlah itu barang berharga untukmu"

"Isinya juga jangan hilang. Itu sangat berharga", tambah Soon Young sambil menatap kotak yang dipegang Wonwoo.

Wonwoo sedikit terusik dengan ekspresi Soon Young yang sayu dan sedaritadi mengucapkan kata 'berharga'. Padahal setahu Wonwoo, pria itu hanya menjaga kotak saja.

"A-ah, iya.. pasti kujaga. Terima kasih", Wonwoo pun menunduk pamit dan langsung menuju mejanya.

Tak lama kemudian, muncullah Wonwoo di meja Mingyu. Ia telah kembali bersama kotak.

"Halo, Minju. Aku sudah mengambil kotaknya", sapa Wonwoo kembali.

"Benarkah? Cepatlah buka, Won!", girangnya tak sabaran.

*******

T

BC

Hi! Akhirnya sooniee aku muncul disini meski ternistakan haha XDD

Aku bingung mau namatin ff ini sampai 20 aja atau 25-30 :( menurut kalian gimana?

Btw, aku lagi bucin jeonghann :'))) jadi bingung pengen bikin ff ochi atau hanniee :'''))

Seguir leyendo

También te gustarán

1M 99.5K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
134K 286 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
7.1M 371K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
1.1M 95.9K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...