Pluviophile

By jinsflowers

2.1K 305 53

i missed you [ Dalam Revisi ] More

Chapter II
Chapter III
Chapter IV
Chapter V

Chapter 1

867 91 10
By jinsflowers




Gelap

Hidupnya hanya diselimuti kegelapan,yang dilakukan kedua tangannya hanyalah membunuh. Namun hidupnya yang gelap itu diselimuti oleh uang,selama ada uang maka semuanya akan baik-baik saja katanya.

Tak terhitung oleh jari berapa nyawa yang telah melayang ditangannya, ia tak segan membunuh siapa saja yang mengusik ketenangannya. Kegiatan sehari-hari-nya adalah duduk diatas kursi mahal memantau kegiatan anak buahnya.

Banyak orang yang ingin bekerja sama namun mereka berhianat dan akhirnya berakhir dimansion putih tak tersentuh miliknya. Mansion dengan benteng menjulang berukuran tinggi 3 meter. Tak ada satu pun yang tahu sekedar apa warna cat mansion itu kecuali orang-orang dalam,kepercayaannya.

Ia kejam. Jangan salahkan dia,salahkan masa lalunya. Semua berawal dari sang Ayah yang memiliki profesi sama dengannya. Semasa kecil yang ia lihat hanyalah pertumpahan darah dan perebutan kekuasaan. Semua kejadian brutal yang tak layak dilihat oleh anak dibawah umur telah terekam jelas dibenaknya,ia tidak lupa sama sekali.

Ia disegani didunia bisnis,segala macam bisnis telah ia lakoni semuanya berbuah manis. Uang,tahta,dan kekuasaan berada digenggamannya.

Taehyung duduk dikursi belakang,duduk dengan tenang membiarkan sang supir membawa mobil mewahnya. Suara ponsel pintar yang agak nyaring mengusik gendang telinganya,lantas ia menekan tombol "receive".

"Hyungsik menggagalkan rencanamu,tanah yang akan kita beli telah dimiliki pengusaha asal Gwangju. Mereka akan membuat konveksi"

Rahang Taehyung mengeras, ternyata masih ada anak buahnya yang berani berhianat. Taehyung benci penghianatan.

"Sekap dia,jangan lakukan apapun sebelum aku datang"

Mobil bercat merah tiba disebuah mansion bergaya eropa klasik,Taehyung memasuki mansionnya dengan langkah angkuh.

"dimana dia" tanya-nya dengan suara rendah dan mata berkilat mengisyaratkan kemarahan.

"diruang bawah tanah"

Taehyung menuruni anak tangga berkeramik coklat dengan tenang hingga langkahnya terhenti didepan pintu usang bercat putih lantas ia membukanya.

Hyungsik tengah terduduk dengan dua tangan yang terikat diudara. Taehyung tersenyum tipis.

"Bagaimana kabarmu Park"

Hyungsik tak menjawab ia memalingkan wajahnya

"Selain bedebah kau juga tunarungu,hidupmu sungguh tak berguna"

"Tak berguna, sama seperti hidupmu" elak Hyungsik. Taehyung mengeram marah,ia menarik dagu Hyungsik dan menekannya kuat.

"Bajingan!"

"Sekarang katakan padaku siapa orang yang telah menyuruhmu bajingan!"

"Tidak ada yang menyuruhku"

"Keparat!katakan siapa!"

Hyungsik menggelengkan kepalanya membuat Taehyung semakin mengeram

"Minhyung bawakan cutter! " Titah Taehyung.

Minhyung membawakan Taehyung sebuah cutter dengan pisau yang baru saja diganti,tajam.

"Jika kau tak bicara maka lidah sialanmu itu akan kupotong"

Tak kunjung bersuara,akhirnya Taehyung menarik paksa lidah hangat Hyungsik dari mulutnya. Ia mengiris bagian kiri lidah Hyungsik pelan hingga mengeluarkan tetesan darah segar. Hyungsik memekik kesakitan.

"argh L-Luna yang menyuruhku"

Taehyung menghentikan aksi brutalnya dan beranjak.

"Bunuh dia" ujar Taehyung pada Minhyung.

Begitulah hidupnya, tak mengenal kasih sayang karena ia tak pernah merasakannya. Taehyung kecil melihat sang Ayah membunuh ibunya sendiri didepan mata telanjangnya. Ia tak percaya cinta,baginya cinta adalah omong kosong.

Taehyung menghibur diri dengan pergi ke klub meneguk bermacam wine berharga fantastis dan bermain wanita, hanya bermain. Ia tak pernah berhubungan seksual karena baginya semua wanita sama saja. Pelanggan terhormat yang disegani,mereka menyebutnya "Mr.Juul".

Kebiasaan kecilnya adalah membawa pod mahal bermerek "Juul" untuk ia hisap dengan berbagai macam rasa yang tersedia dicatridge-nya.

Juul,gaya merokok masa kini berharga fantastis dengan rasa yang nikmat berbalut tampilan elegan. Juul ditangannya membuat Taehyung semakin terlihat berkelas. Tentu saja.

Hisapan demi hisapan membuatnya lupa akan dunia-nya yang gelap.

Tiga bulan telah berlalu, Taehyung tak pernah menginjakkan kaki emasnya lagi  diatas lantai tempat menjijikan itu.

Semua berubah saat malaikat tanpa sayap memasuki hidupnya. Hobinya membaca mengantarkan ia pada malaikat itu. Mereka berjumpa diawal musim semi pada bulan April.

***

Semua tak berlangsung mudah,pertemuan kami berawal disebuah perpustakaan dimana aku menghabiskan waktuku untuk membaca. Meskipun orang memanggilku kejam namun membaca adalah kegemaranku. Dia adalah seorang guru musik spesialis piano,ia mencari referensi untuk mengembangkan ilmunya. Sosoknya begitu bersahaja dan menawan.

Dengan semua keangkuhan yang aku miliki aku berjalan mengangkat kepalaku tegap berjalan menghampirinya,terlampau percaya diri bahwa dia akan jatuh dalam pesonaku. Namun semua itu salah.

Dia menolakku mentah-mentah,selama hidupku tak ada yang berani menolak apa yang aku inginkan. Namun aku tak menyerah,ku lakukan semua cara untuk mendapatkannya.

I want it

I got it

Butuh waktu yang lama,namun semua itu akhirnya terjadi. Dia jatuh cinta padaku sama seperti aku jatuh cinta padanya. Cinta datang karena terbiasa.

Semenjak bersamanya aku mulai mengurangi jejak kriminalku,semua terasa sulit diawal namun akhirnya aku terbiasa. Meski tak dapat dipungkiri tangan keji ku ini masih gemar merenggut nyawa orang lain namun setidaknya tak sebanyak dulu.

Dia milikku maka dari itu aku tak ingin dia berada jauh dariku. Aku memang posesif. Semenjak kami menjalin hubungan. Dia tinggal bersamaku di mansion besar yang tak terjamah milikku.

Seokjin adalah kelemahanku,para bajingan mengincarnya untuk menjatuhkanku. Demi keselamatannya aku tak mengizinkannya untuk mengajar disekolah musik seperti biasanya. Aku menyuruhnya untuk tetap tinggal dimansion. Aku menyediakan berbagai macam alat musik agar dia tak bosan.

Awalnya Seokjin menolak namun pada akhirnya dia menyetujuinya. Aku merasa bersalah telah membatasi hidupnya karena keegoisanku.

Aku jatuh cinta pada semua yang ada pada Seokjin. Dia adalah sosok indah dengan bahu selebar samudera namun ada yang lebih lebar dari bahunya,yaitu hatinya.

Seokjin  adalah seorang pluviophile,sang pencinta hujan.

***

Matahari memulai tugasnya menyinari bumi,pagi ini Seokjin menyiapkan sarapan seperti biasa. Taehyung menampakkan sosoknya diambang pintu dapur memasuki ruang makan.

"Morning angel" sapanya.

Seokjin tersenyum kecil, ia menarik kursi agar Taehyung dapat duduk dengan nyaman. Seokjin menyodorkan segelas air putih sebelum Taehyung memakan sarapannya. Telaten,penuh pengertian.

"aku tahu kau bosan,tapi aku tak bisa membiarkanmu keluar"

Menghembuskan nafas kecil.Seokjin menunjukkan ekspresi datar

"ya aku bosan,bahkan burung tak berani melewati benteng tinggi itu"

"aku berjanji kita akan keluar diakhir pekan okay?"

Taehyung mengunyah makanannya,Seokjin memperhatikan dalam diam

"aku merindukanmmu Taehyung"

Menghentikan acara mengunyah-nya,Taehyung menatap mata jernih Seokjin dalam "sayang.."

"aku merindukanmu" ucap Seokjin lagi

Taehyung menggenggam tangan Seokjin menekannya pelan "maafkan aku Seokjin"

Setetes air mata mengalir dari mata bulat Seokjin "rasanya..sakit.." ucapnya terbata akibat mata-nya yang berair.

Taehyung beranjak dari duduknya,ia merangkul Seokjin kedalam pelukannya.

"maafkan aku.."

"kau menyuruhku tinggal tapi bahkan..kita hanya bertemu dimeja makan"

Sebuah isakan penuh beban keluar dari mulutnya "kau selalu pulang larut..aku lelah menunggu"

Taehyung mengeratkan pelukannya,terlampau merasa bersalah "maafkan aku,aku sibuk"

Seokjin menjauhkan tubuhnya dari dekapan Taehyung,ia menatap jauh kedalam mata elang Taehyung "kalau begitu tolong biarkan burung dalam sangkar ini untuk terbang bebas,ia lelah"

Hatinya mencelos,mengetahui fakta bahwa ia sama sekali tak menghiraukan Seokjin. Terlampau egois.

"maafkan aku sayang,maafkan aku. Aku egois"

Seokjin terisak "ya kau egois"

Taehyung mengecup bibir Seokjin sekilas kemudian membuat hidung mereka beradu "aku berjanji akan meluangkan lebih banyak waktu dimansion setelah proyek-ku selesai"

"apa aku bisa memegang janjimu?"

Taehyung kembali mengecup bibir Seokjin "tentu,kau bisa memegang janjiku"

***

Semua berjalan lebih baik,Taehyung menepati janjinya. Bahkan mereka menyanyi bersama diselingi tawa renyah. Melihat Taehyung tertawa lebar membuat Seokjin merasa sangat bahagia. Sinar yang redup itu perlahan telah kembali.

Seokjin menatap keluar jendela, ia memperhatikan beberapa bunga kaktus didalam vas cantik namun tak secantik si kaktus.

"kau menanam kaktus?"

"ya,aku sangat menyukai kaktus"

"bagaimana mungkin kau bisa berkata begitu,sementara kau membiarkan mereka hampir mati karena kekeringan"

Taehyung tertawa garing "itu karena aku terlalu sibuk"

Seokjin mendengus,semua alasannya adalah sibuk.

Taehyung mengeluarkan pod favoritnya 'juul' ia hendak memasukkan catridge kedalam podnya untuk dihisap namun Seokjin menahan gerakannya "sudah kubilang kurangi kebiasaan tidak sehatmu,sayangi paru-paru mu"

Taehyung meletakan pod-nya diatas meja "ini akan sulit"

Seokjin mengulas senyum terbaiknya "cobalah,aku akan selalu ada dibelakangmu membantumu"

"aku akan mencobanya,baby angel"

***

Pergi dipagi hari dan pulang saat matahari telah terbenam,itulah yang Taehyung lakukan. Meskipun sebenarnya ia telah berjanji akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk Seokjin nyatanya ia tak bisa. Terlalu banyak yang harus ia  urus,ya terlalu banyak. Namun setidaknya mereka bertemu dimeja makan untuk makan malam dan sarapan.

Namun malam ini sosok yang selalu ia tunggu tak kunjung hadir,Seokjin memerhatikan waktu yang telah menunjukkan pukul sembilan malam,biasanya Taehyung akan pulang tak lebih dari pukul tujuh malam. Menatap makanan dingin yang telah tersaji diatas meja makan membuat Seokjin mengantuk,ia tertidur dengan lengan sebagai penopangnya.

Pintu terbuka,Taehyung pulang dengan jaket tebalnya. Ia mencari Seokjin dan hatinya terasa nyeri oleh pemandangan dihadapannya,Seokjin yang tengah tertidur didepan makanan dingin untuk menunggunya.

Dengan perasaan bersalah,Taehyung mengangkat Seokjin dalam gendongannya dan membaringkan malaikat tak bersayap itu diatas ranjang mereka.

Taehyung mengecup pucuk kepala Seokjin yang tengah tidur dalam damai

"maafkan aku sayang"

Ia kemudian beranjak dan pergi untuk memakan makanan dingin yang telah tersaji untuknya.

***

Jungkook bilang Seokjin adalah baby's breath,sebuah bunga yang melambangkan cinta sejati tak berakhir,seperti Seokjin mencintai Taehyung tanpa akhir meskipun lelaki Kim itu telah merenggut kebebasannya.

Jungkook adalah satu-satunya keluarga Taehyung yang tersisa. Jungkook tahu bahwa Taehyung adalah manusia biadab yang tak memiliki hati,ketika Taehyung jatuh cinta, Jungkook merasa begitu bahagia. Ia berharap dengan adanya Seokjin dapat merubah Taehyung.

Taehyung meminta Jungkook untuk menemani Seokjin selama ia tak ada. Jungkook datang ke mansion saat Taehyung pergi dan pulang saat senja menjelang. Bagi Jungkook,Seokjin adalah kakak-nya,maka dari itu ia begitu menyayangi Seokjin.

Mereka begitu akrab bahkan memiliki beberapa kegemaran yang sama,yaitu menyanyi. Suara Jungkook sangatlah indah itulah yang sering Seokjin ucapkan saat Jungkook menyanyi. Suara mereka menghasilkan irama yang manis saat bernyanyi bersama.

"hyung,aku akan segera pulang" ucap Jungkook saat waktu menunjukkan senja. Terdiam sejenak,Seokjin menjawab "Apa tidak bisa lebih lama tinggal disini Kook?"

Jungkook tersenyum menampilkan gigi kelincinya "ada apa denganmu hyung? Aku terbiasa pulang jika sudah sore"

Seokjin tertawa kikuk "ah ya kau benar Kook"

Melihat suasana yang tak biasa,Jungkook menghela nafas kecil "sebenarnya apa yang terjadi pada kalian hyung?"

Awalnya ragu namun Seokjin memilih untuk menceritakan segalanya,berharap dapat mengobati suasana hatinya yang selalu mendung.

Mereka duduk didepan jendela besar yang berada disudut kiri kamar Seokjin,menatap hujan yang sedang turun.

"setelah kau pulang,aku kesepian"

Jungkook menoleh ke arah Seokjin,seakan mengerti Seokjin tersenyum tipis masih menatap lurus kedepan tanpa menghiraukan Jungkook.

"itu karena Taehyung selalu pulang larut"

"maksudmu"

"kami hanya bertemu dimeja makan. Aku sempat memberontak saat Taehyung selalu pulang larut dan akhirnya dia berjanji untuk selalu meluangkan waktu dan pulang lebih awal" Seokjin terisak "tapi dia mengingkari janjinya,dia kembali pulang larut..dia terlalu sibuk"

Memekik,Jungkook tak terima dengan semua yang telah ia dengar. Menyakiti Seokjin berarti menyakitinya juga. "aku akan menunggu si brengsek itu pulang dan menampar wajahnya"

Menghembuskan nafas berat,Seokjin menoleh kearah Jungkook penuh pengharapan "kumohon jangan bicara apapun padanya"

Jungkook bosan dengan Seokjin yang selalu mengalah "jika kau terus seperti ini,maka hubungan kalian tidak akan pernah berjalan dengan baik"

"saling mencintai berarti saling memahami,kurasa kau mengerti akan hal itu hyung"

Semua yang dikatakan Jungkook benar Seokjin tak dapat menyangkalnya.

"tapi,cinta juga butuh pengorbaan kook"

Benar apa yang dikatakan Jungkook, Seokjin adalah baby's breath yang cintanya sejati tanpa akhir.

"lalu apa yang akan kau lakukan hyung?"

"biarkan waktu yang menjawabnya"

Jungkook hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

"hyung lihat! Kunang-kunang itu telah datang" seru jungkook pada Seokjin saat melihat sekawanan kunang-kunang dengan warna terang berterbangan diluar jendela kamar.

Kunang-kunang begitu kecil namun mampu bercahaya diantara kegelapan membuat malam yang begitu gelap seakan tersenyum dihiasi cahaya.

Entah apa yang terjadi, namun Seokjin selalu merasa lebih baik saat ia melihat sekawanan kunang-kunang datang menghampiri kamarnya "mereka indah kook".

***

Taehyung duduk diatas kursi ruangannya menatap kosong kearah 'Juul' yang tergeletak diatas meja kayu begitu saja,pertemuan bersama beberapa kolega membuatnya lelah. Seketika ia teringat Seokjin. Sosok indah yang perlahan ia lupakan karena kesibukan yang tak mengenal ujung.

"bagaimana kabarmu sayang,aku juga merindukanmu" Suara berat berisi penyesalan Taehyung bermonolog.

***

Hari terus berganti, rasa bersalah seakan tak berhenti menggerogoti hatinya. Hari ini Taehyung putuskan untuk pulang disore hari,Jungkook mengabarinya bahwa ia tak bisa datang menemani Seokjin karena skripsi sialan sudah mulai menyita waktunya.

Sore ini hujan,perjalanan sedikit menyita waktu karena kendaraan yang mulai memenuhi jalan raya.

Taehyung berjalan santai memasuki mansion-nya,mencari sosok yang ia rindukan. Semua penjuru ruangan telah ia jamah namun sosok itu tak kunjung terlihat. Mata elangnya melihat hujan deras melalui jendela ruang tengah dan seketika ia ingat bahwa Seokjin adalah pluviophile. Lantas Taehyung berlari kecil menuju halaman belakang mansionnya.

Benar apa dugaannya,Seokjin duduk diatas batu hitam menatap kaktus dengan tubuhnya yang setia diguyur hujan. Meskipun mansion ini begitu mencekam karena beberapa kali telah terjadi pembunuhan brutal namun rupanya Taehyung masih menghiasi mansion-nya dengan taman kecil dihalaman belakang, namun semua keindahan mansion itu tertutup benteng tinggi menjulang.

Taehyung berlari menembus hujan khawatir malaikatnya akan sakit setelah kegemaran konyolnya.

"sayang"

Merasa dipanggil Seokjin menoleh,tersenyum tipis. Taehyung memeluknya tanpa aba-aba,Seokjin hampir terjungkal jika saja tungkai kakinya ceroboh.

"kau pulang lebih awal?" tanya Seokjin disela suara hujan yang terus menjatuhi bumi.

Meskipun hujan tak berhenti membasahi wajah elok Seokjin namun Taehyung dapat melihat dengan jelas mata indah itu berbinar penuh harap saat Seokjin tahu bahwa Taehyung pulang lebih awal.

Sekali lagi,Taehyung merasa bersalah.

"ya sayang aku pulang lebih awal..lebih awal" jawab Taehyung menekan akhir kalimatnya.

Suara Seokjin terdengar mengecil ditelan hujan "aku bahagia mendengarnya"

"aku juga bahagia" ucap Taehyung dengan senyum kotaknya.

Taehyung kembali memeluk Seokjin,melingkarkan tangannya diantara pinggang ramping itu. "kenapa kau menyukai hujan hm"

Seokjin mendongkak,wajah elok nya kembali tertimpa hujan "karena disaat hujan,kau tak kan tahu bahwa aku menangis"


To Be Continued

halo! apaan ini??!? aku sendiri gak tahu. tiba-tiba terlintas dikepala haha,story ini akan sangat pendek. hope y'all don't mind to read this^^ thank you!

Continue Reading

You'll Also Like

243K 6K 44
❝ 𝖨 π—‰π—‹π—ˆπ—†π—‚π—Œπ–Ύπ–½ π—π—ˆ 𝗇𝖾𝗏𝖾𝗋 π—Ήπ—Όπ˜ƒπ—² 𝖺𝗀𝖺𝗂𝗇 ❞ ── " π—’π—ˆπ—Ž π—ƒπ—Žπ—Œπ— 𝗁𝖺𝗏𝖾𝗇'𝗍 π–Ώπ—ˆπ—Žπ—‡π–½ 𝗍𝗁𝖾 π—Ώπ—Άπ—΄π—΅π˜ π—€π—Žπ—’ yet" ❝ and π˜„π—΅οΏ½...
1.2M 53.4K 99
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
982K 24.7K 23
Yn a strong girl but gets nervous in-front of his arranged husband. Jungkook feared and arrogant mafia but is stuck with a girl. Will they make it t...
383K 18.4K 80
Kang y/n was always been the black sheep of the family. Overshadow by her extremely talented, gorgeous sister Roseanne . Who has the world revolve a...