[END] [Markhyuck] 17 ! Not 24

By ChiiSalun

665K 78.7K 8.9K

Haechan seorang anak berusia 17 tahun tiba-tiba terbangun dan menemukan dirinya berusia 24 tahun. Bagaimana r... More

1. Prologue
2. Confused
3. Jaemin
4. Mark
5. Lucas
6. Home
7. Hospital
9. Enemy
10. Beautiful
11. Real Problem
12. Accident
13. The Truth
14. James
15. Taeil
16. END
Sequel 1
Sequel 2

8. Getting to Know

32.9K 4.5K 553
By ChiiSalun


MarkChan



Keesokan paginya Haechan menatap Mark yang masih tertidur pulas sambil memeluk dirinya, sangat kencang sampai Haechan kesulitan untuk lepas dari cengkraman Mark. Walaupun debaran jantungnya tidak karuan dan dirinya yang tidak nyaman dengan posisi intim seperti ini tapi dirinya tidak tega membangunkan atau kembali menendang Mark karena suaminya ini pasti lelah karena kejadian kemarin. Karena tidak dapat melakukan apapun lagi Haechan memutuskan untuk menatap wajah Mark yang sebenarnya benar-benar tampan, bagaimana dirinya bisa mendapatkan pria yang setampan ini ? Pikirnya. Karena dari wajah saja Mark ini sudah memiliki nilai yang tinggi. Tiga puluh menit kegiatannya menatap Mark harus berhenti karena hp Mark yang berbunyi. Entah itu alarm atau ada seseorang yang menghubungi Mark, Haechan tidak peduli karena apapun itu membuatnya kesal karena sudah membuat Mark terbangun dan melepaskan pelukannya dari Haechan.

"Lebih baik kau memiliki alasan yang baik karena mengganggu kami sepagi ini" Mark langsung memarahi siapapun yang menghubungi saat itu, membuat Haechan hampir tertawa.

"hmmm, tidak, tidak usah kau tidak usah datang, nanti aku akan mengabarimu lagi" ujar Mark lagi "aku tutup ya" dan Mark langsung mengakhiri percakan mereka, dirinya langsung menatap Haechan yang ternyata sudah duduk sambil menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Jaemin, dia tetap ingin kesini sekarang tapi aku sudah melarangnya" jawab Mark tanpa Haechan bertanya. Haechan hanya mengangguk, di dalam hatinya ia bingung kenapa Mark melarang Jaemin bertemu dengannya ? Mereka kan sahabat, Jaemin pasti sangat khawatir.

"Mark" panggil Haechan tiba-tiba, suaranya pelan dan terdengar risau membuat Mark yang khawatir kembali memeluk dirinya dengan erat. Haechan membalas pelukan Mark sama eratnya, ia tiba-tiba ingat kejadian kemarin, dan yang ada di dalam pikirannya hanya ada ketakutan.

'percayalah pada Mark'

Perkataan Jaemin membuat dirinya lebih mengeratkan pelukannya lagi, entah kenapa pelukan itu membuat dirinya menjadi lebih tenang.

"maaf" ucap Mark tiba-tiba "kau pasti kaget dan takut kalau kau belum mengingat apapun" Haechan mengangguk di leher Mark, sedikit demi sedikit air mata keluar.

'Hiks'

Mark hanya memeluk Haechan, tidak mengatakan apapun lagi sampai Haechan puas dengan acara menangisnya. Ia ingin Jaemin, ia ingin Renjun, ia ingin ayah dan ibunya dan saudara-saudaranya, ia ingin pulang. Tapi pelukan Mark rasanya cukup untuk membuat semua rasa itu hilang dalam seketika.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Jaemin menatap Jeno dengan tatapan yang ia percaya paling tajam yang pernah dirinya miliki. Jaemin butuh penjelasan dan sepertinya Mark tidak akan menghubunginya dalam waktu dekat hari ini. Renjun dan Lucas sudah menceritakan apa yang mereka tau dan Haechan, sang korban tidak bisa diharapkan.

"kau tau seseorang menyerang Haechan kan ?" Jeno mengangguk pelan.

"Lucas sudah menceritakannya padaku" jawab Jeno lalu meminum kopi nya. Keduanya duduk di dalam cafe di dekat apatermen Jaemin sekarang karena Jaemin memang lebih menyukai minum kopi dibanding makan.

"lalu ?" Jaemin kembali memicingkan matanya, ingin membuat Jeno takut, tapi yaa bagaimana Jeno tidak takut.

"aku bertanya-tanya dan hanya mendapat info kalau keluarga Mark ada di Seoul sekarang" balas Jeno. Jaemin melebarnya matanya, bagaimana bisa ? keluarga Mark kembali dari Kanada ? Apa sudah tidak ada sesuatu yang harus mereka urusi disana ? Kenapa harus kembali kesini ?

"ya, temanku yang presdir rumah sakit berkata begitu, ia juga bilang kalau ayah Mark akan mulai bekerja dan mungkin mendapatkan jabatan yang cukup tinggi di rumah sakit Seoul" Jaemin secara tidak sadar menggebrak meja, membuat Jeno terkejut tapi tidak merasa aneh atas sikap cintanya ini.

"apa yang mereka rencanakan ? Jangan bilang mereka sudah berani menghancurkan hidup Mark sekarang" Jaemin benar-benar tidak dapat menahan emosinya, ia pikir mereka tidak akan kembali dan mengganggu kehidupan sahabatnya, tapi tidak, justru mereka lebih berani sekarang.

"Itu juga yang aku pikirkan" balas Jeno "karena bagaimanapun kuatnya keinginan mereka agar Mark berpisah dengan Haechan mereka tidak pernah berani menghancurkan karir Mark" Jaemin hanya bisa mengangguk.

"Tapi mereka malah menghancurkan orang-orang di sekitar Haechan" keluh Jaemin, ia menghela nafas panjang, dirinya juga adalah korban tapi ia sudah tidak bisa menyalahkan Mark, apalagi Haechan.

"kau tidak apa-apa kan ?" tanya Jeno pelan. Walau yang perlu dikhawatirkan sekarang ini adalah Haechan karena kondisinya tapi Jeno malah lebih khawatir pada Jaemin yang tidak akan pernah bisa berhenti memikirkan sahabatnya, bahkan untuk memikirkan dirinya sendiripun sulit, apalagi memikirkan Jeno.

"aku pikir Hyeri juga kembali" jawab Jaemin. Jeno mengangguk mengerti. Akan sulit mendapat informasi tentang Hyeri karena wanita itu sudah tidak diterima di Korea Selatan, tapi hal itu bisa saja diabaikan karena pengaruh keluarga Hyeri yang sangat besar.

"kita berdoa saja agar tidak ada sesuatu yang terjadi" ujar Jeno pelan.

"tapi sesuatu itu sudah terjadi, Haechan terluka" dan Jaemin tidak bisa menghentikan air mata jatuh ke pipinya. Jeno akhirnya memutuskan untuk membawa Jaemin keluar dari cafe, mereka harus bekerja sebentar lagi dan jika Jaemin juga absen akan ada banyak gosip lagi di kantor mereka, walau sebagian gosip itu benar tapi tidak enak juga kalau Jaemin ataupun Haechan mendengarnya secara langsung, lagipula kerja keduanya sangat baik dibanding karyawan lain. Jeno menyuruh Jaemin agar masuk ke dalam mobilnya dan mereka pun pergi ke tempat kerja mereka.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Mark menunggu Doyoung menjawab panggilannya dengan tidak sabar. Dirinya baru ingat kalau besok seharusnya ia libur dan menghadiri pernikahan sepupunya Johnny. Kemarin Doyoung menyuruhnya kerja overtime besok karena ia memberi Mark libur hari ini untuk menemani Haechan.

"kau pasti mau mengatakan tentang pernikahan saudaramu kan ?" Ujar Doyoung tanpa basa basi ketika ia menjawab panggilan Mark.

"syukurlah kalau kau mengerti, tapi darimana kau tau ?" tanya Mark, di dalam hatinya ia merasa lega karena tau ia akan mendapat izin untuk libur lagi walau ia harus bekerja jauh lebih keras setelahnya.

"Jaehyun juga diundang dan ia bercerita kalau itu undangan saudaramu dan begitulah" jawab Doyoung.

"ahhh apa kau akan menemaninya ?" tanya Mark dengan nada menggoda. Ia dapat merasakan Doyoung menjadi frustasi walau tidak dapat melihatnya.

"Kalau dia tidak dapat pasangan sampai jam 12 malam nanti aku yang pergi" Mark tertawa, sangat keras sampai Haechan menoleh bingung padanya dari posisinya menonton tv.

"siapa ?" tanya Haechan penasaran.

"bos" Mark menjawab tanpa suara. Haechan mengangguk sebelum kembali ke acara tv nya, drama yang sama sekali ia tidak tau drama apa itu.

"baiklah semoga beruntung senior" goda Mark sebelum memutuskan teleponnya secara sepihak sebelum Doyoung bisa memarahinya.

"Doyoung sunbae ?" Mark mengangguk sambil tersenyum. Ia berjalan ke arah Haechan dan duduk di sebelah Haechan lalu tanpa aba-aba merangkul orang terkasihnya itu.

"kau sudah tidak protes pada pelukanku, apa ada yang sudah kau ingat ?" tanya Mark pada Haechan yang sama sekali tidak bergeming. Haechan menggeleng pelan, ia tentu saja tidak nyaman tapi perasaan dipeluk Mark juga tidak buruk.

"Oh iya, besok hari pernikahan Johnny" Haechan menatap Mark bingung "Johnny itu sepupu jauhku, kau harus datang juga karena kalian sangat dekat" tambah Mark ketika melihat wajah bingung Haechan.

"benarkah ?" Mark mengangguk.

"Bahkan kau selalu pergi padanya kalau kau sedang sedih" ujar Mark sambil merajuk. Haechan tertawa pelan, ternyata Mark masih memiliki banyak sisi imut.

"aku tidak yakin, tapi kalau aku tidak datang pasti sepupumu akan kecewa" Mark mengangguk, kali ini ia sedikit ragu ketika teringat orang tuanya yang bisa saja hadir di acara pernikahan Johnny, walau awalnya Mark percaya kalau mereka akan terlalu sibuk untuk datang ke acara sepupunya itu, tapi melihat pesan dari ibunya membuatnya tidak tenang.

"mau memilih setelan untuk besok ?" tanya Mark tiba-tiba. Setelan ? Maksud Mark jas begitu ? bayangan dirinya memakai pakaian formal membuat perutnya sakit karena antisipasi.

"bisakah ?" Mark mengangguk, membuat Haechan tersenyum sangat lebar dan matanya juga bersinar. Haechan langsung pergi ke kamar mereka untuk bersiap-siap, apa ini akan menjadi kencan ? Tunggu dulu.. Haechan tidak mau peduli.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Haechan diperkenalkan pada Yuta yang memiliki butik tempat biasa Mark membuat atau meminjam pakaian. Yuta ternyata adalah pacar Winwin yang merupakan rekan kerja Mark di rumah sakit.

"kau sepertinya kurusan, tumben" komen Yuta saat mengukur badan Haechan. Haechan hanya manyun sementara Mark menyetujui perkataan Yuta bahkan memberi komen tentang berat badannya, punya suami kok selalu minta dijitak, pikir Haechan.

"ada beberapa setelan yang akan langsung pas untukmu, karena kalian datang terlalu mendadak aku tidak bisa menyiapkan bajunya sampai besok jika tidak pas" tawar Yuta sambil mengarahkan Haechan ke rak berisi penuh setelan jas. Mark berkata kenapa dan Yuta menjawab kalau ia akan pergi ke Jepang sebentar untuk bertemu temannya yang kebetulan sedang berada disana, sekalian mengambil barang-barang sisa pindahan juga katanya. Yuta ini asli orang Jepang, tepatnya dari Osaka, sementara Winwin dari China. Keduanya sekolah di Korea dan memutuskan untuk tinggal bersama di Korea setelah lulus kuliah.

"temanmu yang mana ? kau kan tidak punya banyak teman" komen Mark.

"enak saja, kau tidak pernah bertemu dengannya sih, namanya Moon Taeil, seniorku di kampus" balas Yuta kesal. Haechan berhenti memilih pakaiannya ketika mendengar nama Taeil disebutkan, ia mengenal nama itu.

"ahhh begitu yaa, kau sudah selesai memilihnya ?" tanya Mark ketika melihat Haechan hanya diam. Haechan langsung panik dan mengangguk cepat lalu menunjuk pada setelan jas berwarna biru navy. Setelahnya Yuta menyiapkan setelan Haechan dan untuk Mark yang sudah disiapkan Johnny. Setelah membayar dan menerima setelan mereka keduanya kembali ke dalam mobil.

"ini pertama kalinya aku masuk ke dalam butik" ucap Haechan kagum. Mark tertawa pelan melihat tingkah antik Haechan dengan wajah berbinar.

"kau akan makin sering kesini kalau begitu" balas Mark. Keduanya memutuskan untuk makan di restoran Jepang karena Haechan ingin sushi yang mahal, Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya senang.

"di pernikahan Johnny besok aku harap kau tidak menghilang dari sisi atau pandanganku" tiba-tiba Mark bicara "jangan pergi sendiri tanpa aku" tambahnya.

"kenapa ?" tanya Haechan bingung. Mark menghela nafas panjang, sebelum akhirnya menceritakan sesuatu pada Haechan.

"kedua orang tuaku dan keluargaku yang lain akan ada disana, mereka tidak menyetujui hubungan kita" Haechan membulatkan matanya tidak percaya, bagaimana bisa ?

"kau ingat seseorang yang menyerangmu ? aku pikir itu ulah mantan tunanganku dan aku khawatir" tambah Mark lagi. Haechan terdiam, ternyata Mark sudah tau, berarti tidak ada gunanya Haechan menyembunyikannya dari Mark. Akhirnya Haechan mengambil hp nya dan mengeluarkan kertas yang ia sisipkan di dalam case hp nya dan memberikannya pada Mark. Mark membacanya dan hanya bisa menghela nafas.

"maaf kau harus mengalami hal seperti ini karena bersamaku" ujar Mark pelan. Haechan terdiam lalu tersenyum.

"sepertinya aku sangat mencintaimu sampai tidak peduli tidak direstui dan merebutmu dari tunanganmu" ujar Haechan. Mark tersenyum tipis "maaf aku tidak bisa memberi jawaban untuk mewakili Haechanmu" tambahnya lagi.

"apapun yang terjadi kau tetap Haechanku, Lee Donghyuck kesayanganku" balas Mark. Haechan tersenyum miris, sekarang ia sangat berharap bisa mengingat apapun dari masa depannya, bukan masa SMA nya.

"jadi ingat pesanku tadi, oke ?" Haechan mengangguk pelan "kau tidak boleh sendirian, kalau nanti aku ke rumah sakit kau bisa ikut atau bersama Jaemin atau kau bisa mulai bekerja lagi, Jeno juga akan menjagamu" Haechan langsung cemberut mendengar nama Jeno.

"aku tidak suka kau membawa-bawa Jeno ke percakapan kita" gumamnya sambil manyun, membuat Mark gemas sendiri.

"hei, Jeno selalu membantumu, kau tau" ujar Mark "lalu ada Lucas dan Renjun, oh dan kau bisa minta tolong pada Jaehyun kapanpun, ia tidak akan sungkan" tambahnya. Haechan langsung memicingkan matanya mendengar nama Jaehyun.

"sepertinya bosmu akan menghabisiku jika aku minta tolong pada Jaehyun" ujar Haechan, ia sudah bisa menebak hubungan mereka dari percakapan Mark dengan Doyoung di telepon tadi.

"tentu saja... ngomong-ngomong sudah ada yang bilang belum kalau kau itu mantan Jaehyun ?"

huh ?


Bersambung

aku linglung, gatau nulis apa 😂

update lagi setelah audit beres.

ini juga chapter belum kemana-mana, di pub biar aku nanti galupa aja sama plot nya.

sudah hampir amnesia ....

See You !

Continue Reading

You'll Also Like

857K 73.1K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
115K 18K 29
Status kedudukan Minho sama Jisung ketuker, dan gak ada yang tau! "Jangan deket deket Chan, lo itu calon omega gue Ho." -Jisung. "Ji kayaknya- gue al...
143K 12.3K 74
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
4.3K 313 8
Mark Lee seorang guru muda baru di SM High School. Dan Lee Haechan murid pendiam dan misterius yang sangat tertutup tapi di balik itu ada "sesuatu" B...