CLARIO✔️

By Akunnya_DicoSuuu

2.2M 52.7K 1.2K

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-la... More

Prolog
Mencari Pacar Baru
Saingan
Rio Ngeselin
Ciko
Hukuman
Menjalani hukuman
Rio
Tamu?
Bercerita
Hujan
Demam
Pembantu Sementara
Kisah Mereka
Malu
UKS
Usaha
Voli
Menyebalkan
Perubahan Sifat
Perasaan
Pulang
Cemburu
Cemburu 2
Sakit
Dimulai
Tangis Clarisa
Ungkapan Rio
Jarak
Sakit 2
Jessy
Perasaan
Pertemuan
Minggu
Bingung
Senin Malam
Sikapnya
Bara
Maaf Darinya
Permintaan Linda
Pembicaraan dan Pertemuan
Tingkah
Pembicaraan
Pembicaraan 2
Hari Minggu Rio
Ungkapan
Pamit dan Ungkapan
Akhir
Epilog

Ketahuan

37.3K 998 12
By Akunnya_DicoSuuu

Kasih tau kalo ada typo!

***

Clarisa turun dari motor Rio secara perlahan. Luka di lulutnya memang masih sakit, akan tetapi tidak separah semalam. Ia menyibak roknya dan memperlihatkan luka di lututnya. Memar di lututnya masih terlihat, ia menghembuskan napasnya perlahan dan menatap Rio yang masih belum pergi. Cowok itu malah menatapnya dengan raut wajah bertanya.

"Lo kenapa masih di sini? Sana lo pergi."

Rio tidak menjawab. Cowok itu pergi begitu saja. Clarisa hanya bisa menghela napas panjang dan memutuskan untuk berjalan pergi. Clarisa melangkah dengan perlahan menuju sekolah. Saat memasuki area sekolah, seketika itu pula ia menjadi sorotan utama dari para murid. Ia meraba wajahnya, memang ada yang salah, ya? Apakah ada tanah yang dengan tidak sopannya menempel di wajahnya?

"Clarisa!"

Merasa dipanggil, Clarisa menoleh dan melihat Cika yang berjalan menghampirinya. "Wajah gue ada yang salah, ya? Masa dari tadi gue dilihatin terus, coba lo tunjukin bagian mana yang salah."

Cika berdecak tidak suka. "Lo yang salah. Coba lo liat grup kelas kita, rame banget masa nyeritain lo."

"Masa, sih?"

Cika mengangguk kemudian menyalakan ponselnya. Ia mengotak-atik ponselnya sebentar kemudian menyerahkan benda pipih itu ke Clarisa. Isi percakapan di grup kelas di WhatsApp hanya bertema tentangnya dan tentang Rio. Ia mengernyit dan membaca percakapan dari awal, bermula dari sebuah foto dirinya dan Rio di pinggir jalan hingga berujung dugaan-dugaan dari anak-anak.

"Kok jadi gini, sih?" gumam Clarisa setelah membaca pesan dari ponsel Cika. Ia menyerahkan ponsel itu ke sang pemilik dan kembali meneruskan langkahnya.

Setibanya di kelas, Clarisa menghempaskan bokongnya di bangku yang biasa ia duduki. Tangannya meraih ponsel yang sering ia taruh di dalam tas. Gerakan tangannya dengan gesit membuka grup WhatsApp kelas. Ia membuka sebuah foto dirinya dan Rio. Ini foto kemarin saat ia akan pulang sekolah dan tentunya bersama dengan Rio.

"Lo nikah muda ya, Ris?"

Mendengar pertanyaan dari Cika membuat Clarisa yang geram langsung memukul lengan sahabatnya itu hingga menimbulkan suara "plak". "Itu mulut lo emang minta dicium panci. Gue nggak ada apa-apa sama dia. Otak lo emang perlu disaring deh Cik, lo jadi makin banyak ngayal."

"Ya abis lo tiba-tiba pulang, eh nggak, berangkat sama pulang sekolah bareng. Bahkan katanya lo juga tinggal satu atap sama Rio. Gimana gue nggak curiga kalo kalian nikah muda. Terus, mau alasan apalagi? Masa Kak Ciko berubah jadi Rio? Nggak masuk akal tau."

Clarisa memukul kepala Cika dengan tutup pulpen yang berada di meja. "Lo juga nggak masuk akal. Emang di sekolah kita boleh-boleh aja gitu nikah? Yang ada kalo kita ketahuan nikah, udah pasti bakalan dikeluarin dari sekolah."

"Lah, kalo gitu apa coba alasan lo sama Rio bisa tinggal bareng?"

"Jadi gini, Mama gue sama Tante Rahma alias Mamanya Rio itu udah temenan. Nggak tau juga alasan orang tua gue nitipin gue sama orang yang sama sekali belum pernah gue temui. Padahal gue bisa di rumah sendiri, atau di rumahnya tetangga, atau malah di rumah siapa gitu yang gue kenal."

"Jadi, udah berapa lama lo tinggal di rumahnya Rio?"

"Nggak taulah, gue pusing."

***

Pulang sekolah. Hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Clarisa dan Cika. Kedua gadis itu kompak berdiri dari bangkunya secara bersamaan. Baik Clarisa maupun Cika, kedua gadis itu tampak begitu senang dengan hadirnya bel pulang sekolah. Pelajaran bahasa Inggris tadi cukup berbeda, jika biasanya gurunya dengan semangat 45 menerangkan, kali ini guru bertubuh gempal itu malah menerangkan materi persis dengan mendongeng.

Semua anak di kelas hanya bisa menguap dan menatap Pak Hadi dengan malas. Tak terkecuali Clarisa. Padahal pelajaran hari ini yang paling ia sukai adalah bahasa Inggris, karena biasanya guru itu akan memberikan lawak yang cukup mengocok perut para murid. Namun, kali ini sepertinya Pak Hadi tengah mode galau. Alhasil jika biasanya Clarisa merasa kecewa dengan adanya bel pulang, maka saat ini berbeda, gadis itu malah cukup semangat daripada harus mendengarkan suara Pak Hadi yang mirip dengan lagu pengantar tidur.

Terdengar notif sebuah pesan masuk, diiringi dengan getaran kecil pada ponsel Clarisa. Segera ia merogoh benda pipih itu yang kali ini ia masukkan di saku seragamnya. Dengan gerakan gesit, jari-jari Clarisa mulai membuka ponselnya yang ia beri sandi karena sering dimainkan oleh Cika dan selalu membuka aplikasi apa saja demi menemukan seorang Ardelian Ciko Narendra.

Sialan: Gue tunggu di parkiran, jangan kelamaan

Clarisa Deviani: Y

Segera Clarisa mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali ke saku seragam. Ia menatap Cika yang kini juga ikut berhenti saat ia menghentikan langkahnya untuk melihat isi pesan dari Rio.

"Dari siapa, Ris?" tanya Cika dengan salah satu alis terangkat.

"Sialan, eh, maksudnya Rio."

Cika tertawa mendengarnya. Keduanya lalu melangkah secara beriringan. Mereka baru terpisah saat Clarisa berbelok ke parkiran, sesuai dengan permintaan Rio tadi. Clarisa melangkah mendekat ke Rio yang sudah bersiap. Tampak cowok itu yang sudah menyalakan motor dan sudah mengenakan helmnya. Melihat kehadiran dari Clarisa membuat pandangan para murid menjadikan Clarisa dan Rio sebagai objek utama mereka.

"Cepetan naik, lelet banget."

Bawel. Satu kata yang Clarisa ucapkan dari dalam hati. Ia segera menaiki motor tanpa banyak komentar. Tanpa basa-basi, Rio langsung menancap gas. Saat melewati gerbang utama, Clarisa dapat melihat Cika yang akan memasuki mobil memilih untuk menatap kepergiannya dengan senyum yang ia artikan sebagai godaan. Ia mendengus melihatnya, menjadi sorotan seperti tadi cukup membuatnya risih, apalagi banyak gosip yang beredar dan tidak benar kejelasannya.

Setibanya di rumah Rio, Clarisa segera turun dan melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia merasakan ponselnya sedari tadi bergetar, hanya ada jeda beberapa detik, lalu kembali bergetar. Setibanya di kamar ia langsung menyalakan ponsel. Nampak beberapa nomor tidak dikenal menerornya, juga beberapa orang yang ia kenal, termasuk Cika.

Laluna Cika Syafira: Lo kayaknya cocok deh Ris sama Rio

Laluna Cika Syafira: Pacaran aja deh sono

Laluna Cika Syafira: Gosip lo pacaran sama Rio udah rame Ris, coba cek grup kelas

Laluna Cika Syafira: Yang nikah muda juga

Clarisa menggeram kesal. Ia langsung mematikan ponselnya tanpa berniat membalas pesan dari Cika. Ia segera menaruh benda itu ke atas meja belajarnya. Sedangkan dirinya memilih untuk merebahkan tubuhnya yang penat. Kenapa banyak orang yang berkomentar jika ia dan Rio berpacaran? Padahal jika disatukan saja sudah sering bertengkar. Satu lagi, komentar yang malah tidak masuk akal, kenapa ia dan Rio digosipkan menikah? Padahal sekolah jelas-jelas melarang hal itu, kalau benar ia melakukannya, sudah pasti sekarang ia dikeluarkan dari sekolah.

Clarisa segera bangkit dari rebahannya. Daripada ia memikirkan tentang apa yang dipikirkan oleh anak-anak, ia lebih baik segera mandi dengan tujuan menyegarkan pikirannya yang terasa buntu.

***

Balik lagi, maafkan anak ini baru nongol. Aku lagi males banget akhir-akhir ini. Nggak tau kenapa. Jadi lebih baik baca cerita aja, ya biar semangat nulis aku balik lagi. Aku mau bilang, maafkan aku yang secara tiba-tiba MYSELF hilang. Tapi tenang aja, cerita itu bakalan balik lagi kok. Cuman dengan hal yang berbeda. Mungkin QUANDO selesai, baru MYSELF balik lagi. Setuju?

Emang apasih alasan aku ngehapus cerita MYSELF?

Jadi gini, MYSELF itu kan kayak udah jadi lanjutannya cerita QUANDO. Bahkan mempertegas hal-hal yang belum terjawab di cerita QUANDO. Kalo dulu judulnya kan bukan QUANDO, tapi Playboy Vs Playgirl. Tapi masa pas cerita yang pertama direvisi, tapi ceritanya yang kedua nggak. Jadi, kemungkinan cerita MYSELF bakalan sedikit dirubah, biar kesannya nggak bertele-tele dan sedikit memperbaiki kelayakan bacanya, biar kalian pas baca nggak mengumpat terus. Tapi kalo cerita Juna Mahesa nggak aku hapus, masih ada di sana, di tempatnya. Buat yang kalian kepo, QUANDO bakalan sad atau happy ending, cek aja sono di Juna Mahesa.

Udah ya, jangan lupa buat vote dan komennya. Ngomong-ngomong, acara follback-nya udah tutup. Yeay, kalian terlambat, haha. Kalo mau lagi, nanti aja ya kalo aku lagi pengin.

Makasih😊

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 409K 80
by. Saltedcakes_ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! [Maapkan jika masih banyak salah penulisan, masih proses belajar nulis] - Di wattpad gak ku revisi. ...
6.5M 668K 70
Bagaimana jika ternyata orang yang membully mu tetiba menjadi kakak angkat mu? _____ Shara Yovanca. Perempuan yatim piatu dengan hidup yang sebatang...
2.4M 127K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
4.3M 444K 61
Mereka hanya manusia biasa, yang sedang belajar jatuh cinta, peka dan memaafkan. *** 27-10-21 # 1 in girl 09-01-21 #1 in friendzone 03-11-20 #1 in fi...