Flaw of the Perfect || jaedo

Galing kay mononymouss

66.8K 6.8K 822

"Nothing's perfect, our relationship is not perfect. But those flaws, is what makes it so damn beautiful." co... Higit pa

Afternoon Talk
A Tempting Target
Sweet Distraction
Another Tale of Sleeping Beauty
A Day with No Worries
Lycantrophy
Make Your New Year Night Beautiful
Aftercare
My Hero Doesn't Wear Cape
Cake for Crackhead
His Favorite Constellation
Failed Bet

Viel Glück

4K 442 44
Galing kay mononymouss

Special for (late) birthday of Kim Doyoung

.

"Kau serius? Ini sudah jam sebelas malam, Jung!"

Jung Jaehyun meretaskan senyum (senyum pertamanya dalam satu hari  menjemukan ini) seraya merapatkan ponsel pada telinga. Punggungnya lantas ia bawa bersandar pada kursi lebar yang ia duduki, memutarnya agar dapat melihat pemandangan Kota Seoul malam hari yang penuh bintik cahaya warna-warni, kemudian berganti menatap refleksi samar dirinya yang terpantul dari jendela persegi lebar.

Ah, berantakan sekali. Untung tetap tampan.

"Yah, bagaimana lagi," ucapnya, masih disertai oleh senyum tipis. "Besok adalah pertemuan penting. Aku harus memastikan segala yang akan ditampilkan besok sempurna."

Terdengar suara rengekan lucu dari seberang sambungan. Jaehyun seketika merasakan sudut bibirnya semakin tertarik ke atas, mengangkat pipinya hingga menyempitkan pandangan.

"Tapi kau juga harus cepat pulang~ ini sudah hampir tengah malam."

Demi kerang ajaib.

Mendengar suara merajuk Doyoung benar-benar membuatnya ingin mengabaikan segala tetek-bengek pekerjaan dan pulang detik ini juga, ingin cepat-cepat bertemu dengan kekasih manisnya itu dan merengkuhnya hingga pagi menjelang.

"Sebentar lagi, sayang."

Jaehyun tidak mendapat balasan, namun ia yakin saat ini Doyoung tengah mengerucutkan bibir seraya berguling di atas tempat tidur.

Ck, pasti menggemaskan.

"Baiklah kalau begitu," Jaehyun mengubah posisi ponsel, menjepitnya di antara telinga dan bahu sementara tangannya bergerak untuk menutup laptop yang masih menyala. "Tunggu aku, dalam waktu sepuluh menit aku akan tiba di rumah." Satu senyum mengakhiri kalimatnya.

Suara pekikan keras sempat membuat Jaehyun terlonjak dan menulikan pnedengarannya sesaat, namun detik berikutnya ia terkekeh. "Kau segitu tidak sabarnya untuk bertemu denganku?"

"Tentu saja!" Doyoung buru-buru menyahut. "Aku sudah jauh-jauh datang dari Guri, dan kau malah berkencan dengan pekerjaanmu itu."

Ya. Kim Doyoung dan Jung Jaehyun memang tengah menjalani hubungan jarak jauh. Doyoung bekerja sebagai seorang kepala bidang keuangan suatu perusahaan di Guri, sementara Jaehyun mengemban tugas sebagai CMO di perusahaan ternama di Kota Seoul. Intensitas pertemuan mereka terhitung sangat sedikit, hanya lewat perantara bernama internet-lah keduanya dapat berkomunikasi.

Dan kebetulan, Kim Doyoung mendapat libur dari atasannya selama tiga hari. Lelaki itu memanfaatkannya dengan berkunjung ke Seoul dan menginap di apartemen sang kekasih.

"Bereskan barang-barangmu dan cepat pulang, Jae."

Jaehyun kembali menyuarakan tawa. "Oke, oke. Aku pulang sekarang."

"Yaa, cepatlah sebelum aku tertidur duluan," Doyoung membalas, disusul oleh suara kuapan panjang. "Sampai jumpa."

"Sampai jumpa di rumah, sayangku." Kemudian Jaehyun memutuskan panggilan. Ia menyempatkan diri untuk mengecup layar sebelum memasukkan ponsel ke saku celananya.

Tanpa menghabiskan waktu lebih banyak lagi, Jaehyun segera merapikan barang-barang miliknya yang masih berceceran di atas meja. Mengisi tas dengan laptop, buku catatan, bundelan berkas penting, juga—

—kotak beludru merah yang terletak di laci meja kerjanya.

Jaehyun terdiam sejenak. Memandang kotak yang saat ini berada di tangan kanannya dengan sendu, sebelum membawanya pada bibir dan mengecup permukaannya lama.

"Kali ini, kumohon terimalah," bisik Jaehyun serak, kemudian menyimpan kotak tersebut pada saku jasnya.

=***=

"Selamat datang, budak kapitalis."

Jaehyun tertawa atas sebutan Doyoung padanya. Ia meraih pinggang Doyoung yang masih menatapnya kesal, kemudian mencium pipi kekasihnya itu lama.

"Sudah malam masih saja galak." Jaehyun berucap tanpa menjauhkan bibirnya dari pipi Doyoung.

"Bagaimana tidak kalau kau masih saja merusak tubuh dengan lembur hingga tengah malam." Doyoung menjawab disertai dengan satu dengusan. Ia lalu memajukan tubuh, memeluk Jaehyun dan menyandarkan dagunya pada pundak yang lebih muda.

"Duduk di atas kursi selama seharian penuh tidak baik untuk tubuh. Aku sudah mengatakannya padamu 'kan?"

Jaehyun hampir saja mendengkur. Kehangatan tubuh Doyoung, juga aroma vanilla lembut yang mengalir ke Indra penciumannya membuat Jaehyun nyaman. Lengannya otomatis melingkar di pinggang Doyoung, menarik Si lelaki Kim mendekat, lantas menjatuhkan batang hidungnya di ceruk leher lelaki itu.

"Tidak akan kulakukan lagi. Maafkan aku."

Dan ada keheningan nyaman yang mengisi unit apartemen Jaehyun setelahnya. Berlangsung selama beberapa detik, sebelum Doyoung melepas kekehan pelan. Membuat kelopak mata Jaehyun yang nyaris menutup terbuka kembali.

"Kita tidak akan diam di sini sampai pagi 'kan?" Satu tangan Doyoung menelusup di antara helaian rambut Jaehyun, mengacaknya lembut. "Aku tahu kau lelah. Cepat mandi, lalu kita istirahat."

'Kita' yang terucap dari mulut Doyoung membuat dada Jaehyun segera dialiri rasa hangat. Ia mengecup pelipis sang kekasih singkat, sebelum mengurai pelukan dan bergerak mundur selangkah, melontarkan senyum lebar pada Doyoung.

"Sebelum itu, aku mau memberikan sesuatu padamu," Jaehyun melayangkan satu kecupan pada pelipis Doyoung, lalu memutar tubuh sang kekasih dan menggiring punggungnya menuju dapur, tidak memedulikan tatapan penuh tanya yang Doyoung arahkan padanya.

"Ada apa sih, Jae?" Doyoung merengek, kendati tetap menurut kala Jaehyun menekan bahunya lembut, mendudukannya di atas salah satu kursi makan.

Senyum semakin merekah di bibir Jaehyun. Mengedipkan sebelah mata sebagai jwaban non-verbal. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia berlalu meninggalkan dapur.

Sementara Doyoung menatap direksi kepergiannya dengan kening mengerut bingung. Dalam hati bertanya-tanya, apa yang sedang menggelayuti pikiran Jaehyun hingga ia bersikap sok misterius seperti itu.

Mengangkt bahu, Doyoung pun memutar punggungnya kembali ke depan. Baru saja hendak menjangkau segelas air di atas meja, mendadak lampu di seluruh ruangan padam. Tubuh Doyoung seketika terpaku, matanya mengerjap-ngerjap, berusaha menyesuaikan retinanya dengan kegelapan.

"Jae!" panggil Doyoung keras, panik. Tidak ada sahutan, dan hal itu membuat dadanya segera dialiri perasaan tidak nyaman.

"Jaee!" panggil Doyoung lagi. Masih nihil. Alisnya menekuk cemas. Ia tidak takut, sungguh. Tapi gelap dan sunyi yang tiba-tiba seperti ini jelas membuatnya paranoid.

Mendecak keras, Doyoung kemudian bangkit dari kursi. Berniat untuk pergi mencari Jaehyun ketika suara yang amat dikenalinya merasuki gendang telinga dengan desibel rendah. Sontak, tubuhnya pun membeku.

"Happy birthday, Kim Doyoung."

Dan bersamaan dengan itu, sosok Jaehyun menyeruak masuk dari pintu belakang, membawa sekotak kue besar di tangannya yang berhiaskan dua batang lilin. Membentuk angka dua puluh empat. Terpaan cahaya dari pucuk lilin tersebut membuat Doyoung mampu melihat senyum lembut kekasihnya, disertai lesung pipi khas pria itu.

"J-Jaehyun?" ucap Doyoung lirih.

Nyanyian lagu 'happy birthday' masih mengalun dari mulut Jaehyun dengan nada rendah, sementara Doyoung hanya bergeming di tempatnya berdiri. Matanya melebar, mulutnya terbuka sedikit, menampakkan ketidakpercayaan pada wajah manisnya.

"—happy birthday to you."

Jaehyun menghentikan langkah ketika sampai di hadapan Doyoung. Senyum lembut yang menyiratkan kasih sayang masih tampak di bibirnya. Tangan lelaki itu terulur, menyodorkan kue di tangannya pada Doyoung lalu berucap pelan, "selamat ulang tahun, cintaku."

Kim Doyoung menurunkan pandangannya pada kue yang berada di tangan Jaehyun. Setelahnya, pupil lelaki itu bergetar.

Karena tulisan yang tertera pada kue itu, mebentuk kalimat "would you marry me?" alih-alih ucapan "happy birthday to you".

Doyoung mengangkat pandangannya kembali. Lantas, ia mendapati Jaehyun yang menatapnya dalam—namun, ada sorot kecemasan juga di sana.

"Jadi, bagaimana?" Jaehyun bertanya dengan suara serak, membuat Doyoung merasakan hatinya mencelos. "Ini ... Sudah yang kelima kalinya, hyung."

Kali kelima, Jaehyun melamar Kim Doyoung. Karena empat percobaan sebelumnya, lamaran Jaehyun berakhir dengan penolakan.

Tiga detik berlalu tanpa adanya jawaban. Dan tiap milisekonnya memberi rasa sesak yang terus bertambah di dada Jaehyun.

Jika Doyoung menolaknya lagi, maka—

Kerisauan Jaehyun berakhir sampai di sana, ketika dilihatnya Doyoung tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Lilin yang menjadi satu-satunya penerangan di dalam unit apartemen itu pun padam saat Doyoung meniupnya, seakan meluruhkan pula kegelisahan Jaehyun.

"Aku bersedia, Jae." Doyoung berkata dengan suara pelan, namun tegas. "Aku bersedia. Ayo, kita menikah."

Jaehyun merasa pandangannya memburam karena air mata. Dengan cepat, ia meletakkan kue yang membebani tangannya ke atas meja. Membawa Doyoung ke dalam rengkuhan erat, dan membenamkan wajahnya pada bahu lelaki itu.

"Terima kasih, hyung." Jaehyun menggumam di atas bahu sang kekasih. Ia memeluk Doyoung begitu erat, hingga tubuhnya terangkat dan kakinya melayang di udara. Setelahnya, Jaehyun berucap dengan diselingi oleh isakan, "sungguh, terima kasih. Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Aku mencintaimu."

Dan Doyoung turut merasakan dadanya membuncah oleh rasa haru. Membiarkan air mata jatuh membasahi pakaian Jaehyun. Balas memeluk pria yang dalam beberapa waktu ke depan akan berganti status menjadi suaminya itu.

Lalu, setelah menit-menit penuh haru, dan pelukan mereka terlepas, Jaehyun mengernyit heran mendapati wajah Doyoung menampakkan ekspresi kesal—sekaligus geli.









"Tapi Jae, ulang tahunku ... Masih dua hari lagi."

=End=


Aku lupa ternyata masih nyimpen ini di draft astaga :')

💕💕 Anyway, happy birthday my dearest Kim Doyoung. Please be happy, wherever you are. Thank you for being born. Thank you for letting the world hear your beautiful voice. 💕💕

Bhay, aku hiatus lagi wkwkwk.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

68.7K 3.5K 11
Radom stories about JaeDo JAEHYUN X DOYOUNG Rate? Random 🌚 based on mood~ bucinnya doie 😂 bucinnya chitta 😂
194K 9.5K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
150K 15.2K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
53.5K 4.9K 45
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...