Cake for Crackhead

3.4K 405 58
                                    

"Kau membuat apa, sih?"

Doyoung tidak mendongak untuk melihat sang penanya. Fokusnya masih tertanam pada adonan kue yang tengah ia garap. Namun begitu, mulutnya tetap membuka untuk menjawab.

"Bom nuklir. Meledakkan kampusku sepertinya ide yang bagus."

Suara decakan Kim Gongmyung terdengar. Putra sulung keluarga Kim itu menyandarkan punggungnya pada tepian meja panjang, tempat Doyoung bereksperimen. Alisnya berkerut ketika ia berucap, "aku bertanya serius, Dongyoung-ah. Itu kue 'kan? Untuk siapa?"

"Untuk seseorang yang berulang tahun esok hari," jawab Doyoung. Mengaduk adonan untuk yang terakhir kali. "Jung keparat Jaehyun."

Gelak tawa Gongmyung mengudara. Ia melirik tangan Doyoung yang begitu cekatan memindahkan adonan coklat dari wadah plastik ke loyang. Bibirnya menyunggingkan senyum kemudian.

"Kau benar-benar cinta Jaehyun ya, rupanya?"

Dalam hitungan sepermilisekon, Doyoung menoleh hingga menimbulkan suara berderak dari leher. "Siapa yang cinta siapa?!"

Gongmyung yang sedikit gentar melihat tatapan nyalang adiknya mengangkat kedua tangan dengan gugup. "Aku hanya berbicara fakta. Sebelumnya, kau tidak pernah membuatkan kue untuk mantan-mantan pacarmu 'kan? Taeyong, Johnny .... Bahkan seingatku, mereka tidak pernah menginjakkan kaki di sini."

Perkataan itu membuat Doyoung tertegun sejenak. Dan pikirannya pun membenarkan.

Bahwa sebelumnya, Doyoung memang tidak pernah sampai membuatkan kue untuk ulang tahun kedua mantan kekasihnya—sebut saja Seo Johnny dan Lee Taeyong.

Hanya Jung Jaehyun.

Padahal, perangai Jaehyun tidak seperti Lee Taeyong yang perhatian, atau Seo Johnny yang romantis.

Justru sifat yang menjadi ciri khasnya di mata Doyoung adalah; Jung Jaehyun itu perayu yang menyebalkan.

"Hoi, malah melamun."

Seruan tersebut, beserta tepukan pada bahu sontak membuat Doyoung terempas keluar dari lamunannya. Lelaki itu pun menoleh, berbicara dengan terbata karena gugup. "Si-siapa yang melamun?!"

"Kau tadi terdiam seperti patung, tapi baiklah. Mari kita sepakat bahwa kau tadi tidak melamun memikirkan Si Jung keparat Jaehyun."

Mata bulat Doyoung melebar. Ia terpaku menatap Gongmyung yang mengedipkan sebelah mata sebelum berlalu dari dapur.

Dan barulah ketika sosok Gongmyung lenyap di balik pintu kamar, Doyoung berseru panik dengan wajah serupa tomat matang.

"SIAPA JUGA YANG MEMIKIRKAN SI BODOH?!"

Pekikan bernada tinggi itu bergaung tanpa adanya sahutan. Doyoung mengibaskan satu tangan di depan wajah, berusaha menetralisir rasa panas yang merambati pipinya.

"Ish, Gongmyung-hyung menyebalkan."

Detik berikutnya, Doyoung kembali larut dalam lamunan. Ia memandang kosong loyang berisi adonan kue coklat. Hasil karya tangannya setelah berkutat selama dua jam di dapur; yang menyisakan kekacauan berupa terigu yang bertebaran di atas meja, tumpukan cangkang telur, sisa potongan coklat, dan peralatan masak yang kotor.

Doyoung seribu persen yakin; saat ibunya pulang dari rumah nenek nanti, ia akan terkena badai amuk besar-besaran.

Dan seseorang yang dapat membuat Doyoung rela merepotkan diri seperti ini, adalah sang tetangga yang berjarak dua rumah darinya. Jung Jaehyun—yang ia labeli sebagai keparat.

Yang membuat Doyoung lebih heran lagi adalah, bahwa Jung Jaehyun bahkan bukan kekasihnya.

Atau mungkin ... belum?

Flaw of the Perfect || jaedoTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon