Artificial Love

By oohwilliss

220K 21.4K 1.8K

Hyomin tidak sengaja melihat sebuah pembunuhan di Rumah Sakit ketika ia baru saja selesai dari tugasnya. Pemb... More

Prolog
AL: 01
AL: 02
AL: 03
AL: 04
AL: 05
AL: 06
AL: 07
AL: 08
AL: 09
AL: 10
AL: 11
AL:12
AL: 13
AL: 14
AL: 15
AL: 16
AL: 17
AL: 18
AL: 19
AL: 21
AL: 22
AL: 23
AL: 24
AL: 25
AL: 26
AL: 27
AL: 28
AL: 29
AL: 30
AL: 31
AL: 32 (END)
Epilog
Catatan si Willis
Extra part
Extra part 02
Extra part 03
Side Story: About Kyungsoo

AL: 20

4.8K 514 19
By oohwilliss

"Ini... terimalah."

Hyomin memberikan selembar undangan pada Kyungsoo. Ada sedikit rasa sakit di hati Kyungsoo. Ralat. Tidak sedikit, tapi sangat sakit. Ada luka yang terbuka cukup besar di dalam hatinya, tapi Kyungsoo tidak tahu bagaimana cara mengobati luka tersebut. Jujur, selama Kyungsoo menghirup udara sampai detik ini, Kyungsoo tidak pernah merasakan rasanya sakit hati karena seorang wanita. Sejak dulu, Kyungsoo tidak pernah merasa sesakit ini hanya karena seorang wanita.

Bukan berarti Kyungsoo tidak menyukai seorang wanita. Tapi, Kyungsoo adalah tipe orang yang terlalu pemilih. Banyak wanita yang berusaha mendekatinya, tapi semuanya ditolak mentah-mentah. Hanya Hyomin yang sampai detik ini bisa dekat dengan seorang Kyungsoo. Selain terlalu memilih-milih, Kyungsoo juga terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Ia lebih mementingkan study dibandingkan urusan wanita. Karena Kyungsoo ingin mengapai cita-citanya dan saat ia sudah mencapai cita-citanya, ia malah merasa sakit hati. Sakit karena harus merelakan orang yang selama ini ia kagumi akan menikah dengan orang lain.

Semua ini bukan salah Hyomin, ini salahnya sendiri. Sudah bertahun-tahun ia menyimpan apa yang selama ini di dalam hatinya, sudah bertahun-tahun Kyungsoo berbohong pada dirinya sendiri, bahkan di depan banyak orang. Dan sudah bertahun-tahun Kyungsoo hidup dalam sandiwara. Mungkin rasanya lelah menjadi seorang aktor yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa, menyimpan semuanya sendirian dan tidak bisa menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaikan.

Untuk saat ini, Kyungsoo mengakui kalau dirinya adalah seorang pecundang. Pecundang yang termakan oleh perasaan dan termakan oleh drama kehidupan. Setelah pulang dari sini, mungkin Kyungsoo akan mengata-ngatai dirinya sendiri di depan cermin atau menjedotkan kepalanya di tembok secara berulang-ulang. Kalau saja di dunia ini benar-benar ada mesin waktu, Kyungsoo akan kembali ke masa lalu. Ia akan mengungkapkan perasaannya yang sudah lama tertanam dan hanya dirinya sendiri yang tahu. Atau pergi ketika ia masih menjadi Mahasiswa baru dan tidak akan pernah bertemu Hyomin.

Matanya tidak lepas dari undangan berwarna kuning dan ada gambar anak ayam di pojok kanan bawah. Entah apa gunanya anak ayam itu berada di sana, Kyungsoo pun tidak peduli dengan keberadaan anak ayam tersebut. Tangannya mulai meremas undangan itu, remasan itu melambangkan rasa sakit yang berada di dalam hatinya. Sakit tapi tidak berdarah.

"Kau akan datangkan?" tanya Hyomin lirih. "Maaf kalau membuat hatimu sakit, Kyungsoo. Ini adalah ide Ibuku, dan aku tidak ingin mengecewakannya. Sekali lagi maaf," Hyomin melanjutkan kalimatnya dengan suaranya yang lirih.

Kyungsoo menengakan kepalanya, ia tersenyum meskipun terlihat pahit. Hyomin bisa merasakan rasanya ditinggali, meskipun ia tidak terlalu mengerti apa itu cinta. Tapi dalam film-film dan novel-novel yang ia baca, rasanya ditinggali oleh seseorang itu ibarat kita menginjak sebuah aspal yang masih basah. Rasa sakit itu akan berbekas sampai kapanpun dan tidak akan pernah hilang.

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu meminta maaf. Ini semua salahku, aku yang terlalu lama memendam perasaanku sampai detik ini. Seharusnya aku yang meminta maaf padamu karena telah memiliki perasaan padamu, maafkan aku," balas Kyungsoo lirih.

Entah kenapa rasanya hati Hyomin terasa diiris oleh pisau, terlalu sakit dan perih. Tapi sayangnya tidak bisa diobati, karena Hyomin sendiri tidak bisa mengobati rasa sakit tersebut. Meskipun seorang Dokter, baik Hyomin maupun Kyungsoo, sama-sama tidak bisa menyembuhkan sakit hati. Tidak sembarang orang bisa menyembuhkan rasa sakit di hatinya. Meskipun ada, tapi sakit itu tidak sepenuhnya bisa sembuh.

"Mempunyai rasa suka atau cinta bukanlah sebuah kesalah, tapi itu tujuan hatimu dan sudah ditakdirkan. Karena hati memilih dan takdir yang menentukan pantas atau tidaknya kau menyukai seseorang itu. Takdir juga menuntun agar kau menyukai seseorang yang tepat dan berpengaruh bagimu. Jadi, kau tidak salah."

Hyomin memegang bahu Kyungsoo, berusha membalas senyuman pahit Kyungsoo dengan senyuman manis miliknya.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

"Tentu saja."

"Aku ingin jalan denganmu untuk yang terakhir kalinya. Sebelum kau resmi menjadi milik orang lain."

Ada sedikit sindirian dari kalimat kedua Kyungsoo, kalimat itu terasa menusuk hingga ke hatinya. Rasanya begitu ngilu mendengar kata-kata Kyungsoo, dan rasanya sangat tidak enak di dengar oleh telinganya. Dengan susah payah, Hyomin menelan salivanya.

"Baiklah, tapi aku izin pada Sehun terlebih dahulu."

*******

Banyak orang mengatakan, jika sehabis badai pasti ada pelangi. Meskipun tidak selalu muncul, dan indahnya hanya sesaat. Tapi pelangi mengajarkan setelah kesedihan, pasti ada kebahagiaan yang indah. Banyak juga orang yang mengatakan bahwa roda bisa berputar, kadang seseorang berada di atas dan kandang seseorang berada di bawah. Seseorang juga tidak akan merasakan sedih secara terus-menerus. Begitupun sebaliknya. Orang tidak akan merasakan bahagia secara terus-menerus.

Seperti yang dirasakan oleh Kyungsok saat ini. Setelah ia merasakan sedih karena harus merelakan Hyomin dengan orang lain, tapi ia bisa mengajak sahabatnya itu pergi menonton filn Dreadout. Awalnya, Hyomin merasaka takut karena calon suaminya itu melarangnya untuk berpergian dengan orang lain. Hyomin sempat menceritakan jika calon suaminya itu adalah orang yang posesif dan juga kasar. Tapi hari ini, Hyomin diizinkan jalan dengan Kyungsoo. Walaupun mereka dibatasi hanya sampai pulul tujuh malam, tapi setidaknya Kyungsoo bersyukur bisa pergi menonton dengan Hyomin. Apalagi yang ditonton adalah film Dreadout, film yang selama ini ia tunggu-tunggu karena ada Caitlin Halderman bermain sebagai pemeran utamanya.

Film sudah berjalan setengah, sejak film diputar tidak ada yang berbicara antara mereka berdua. Keduanya bungkam tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Selama film berjalan, Hyomin mengosok-gosokan kedua telapak tangannya. Seharusnya ia tidak menggunakan baju lengan pendek hari ini, dan ia juga lupa membawa jaket atau sweeter yang menghalau udara dingin masuk ke dalam kulitnya.

Kyungsoo sedari tadi peka dengan gerakan tubuh Hyomin yang gelisah. Ia melepas jaketnya, lalu memberikannya pada Kyungsoo.

"Seharusnya kau membawa jaket untuk menghangatkan tubuhmu," ucap Kyungsoo.

Tidak ada jawaban dari Hyomin, lebih tepatnya ia tak tahu harus menjawab apa. Suasana kembali hening, hanya ada suara sound yang menggema di seluruh ruang teather. Bioskop dipadati dengan penonton yang sedang memperhatikan film di layar lebar. Semua penonton terlihat menikmati film dan sesekali bercengkrama dengan kerabat yang ada di sampingnya.

Selama film berlangsung, Kyungsoo sama sekali tidak menikmati adegan-adegan yang terlihat di depan matanya. Padahal ini adalah film yang sudah ia tunggu-tunggu karena ada Caitlin Halderman yang bermain sebagai pemeran utamanya. Mungkin bukan karena jalan cerita atau adegan-adegan yang ditunjukan di dalam film tersebut.
Tapi karena Hyomin. Sejak awal film berputar, ia hanya diam, menjaga jarak dengan Kyungsoo dan tidak menangapi apa yang ia katakan.

Kyungsoo kehabisan kata-kata, sudah banyak kata yang ia keluarkan, tapi tidak satupun yang dibalas oleh Hyomin. Itulah kenapa sejak film berputar Kyungsoo dan Hyomin sama-sama bungkam. Sampai akhirnya, film telah selesai dan layar di depan sana menampilkan nama-nama pemain.

"Bagaimana? Kau menikmati filmnya?" tanya Kyungsoo. Berharap kali ini ia mendapat jawaban, walaupun hanya sekedar angukan.

"Lumayan."

Hanya itu yang keluar dari mulut Hyomin, tapi Kyungsoo merasa senang karena ia sudah mendapat jawaban dari Hyomin.

"Ayo kita pulang. Kau terlihat lelah," Kyungsoo bangkit dari kursinya dan merapihkan bajunya yang sedikit berantakan.

"Kyungsoo," pria itu menoleh dan menatap Hyomin dengan tatapan datar. Sedangkan wanita itu tersenyum begitu manis.

"Thanks for today," sambungnya.

Hyomin tersenyum di posisinya yang masih terduduk. Ada sedikit rasanya nyeri di hati Kyungsoo saat sadar besok dan seterusnya senyum itu tidak lagi ditunjukan untuknya.

Dan si pemilik senyum itu juga bukan miliknya.

Hyomin, ia telah menjadi milik orang lain.

Continue Reading

You'll Also Like

42.1K 6.6K 46
(ADA BAIKNYA FOLLOW AKUN AKU SEBELUM BACA) ☁☁☁ stand·still /ˈstan(d)ˌstil/ it means A standing without moving forward or backward; a stop; a state or...
41.8K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
270K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
122K 15.1K 42
[completed ✓] ❝ All i want is just drown in your love, not in your ocean of pain. ❞ ©fallforten, 2019