BEAUTIFUL TIMES [MARKREN]

Bởi Markrentown

63.6K 4.6K 662

"When we look back, like the panorama inside a movie, a beautiful time is drawn." Oneshoot collection of Mark... Xem Thêm

00. Hello
01. Holding On
02. Mark Hyung
03. Forever With You
04. Candlelight Dinner Becomes Wild
05. First Snow
06. Daisy
07. Meet My Mom
08. Merci, Renjun
09. One Day In December
10. You & I + Child = Happy
12. Longing
13. Imagination Friend
14. Time With You
00.2 Hello 2.0
Perfect Photograph

11. Regret

2.5K 220 62
Bởi Markrentown

Title : Regret
Genre : Hurt
Rated : T+
Author : al_antha

.
.
.

.
.
.

Awan gelap sudah mulai merapat, cahaya matahari juga semakin meredup. Suara sambaran petir seperti memberitahukan bahwa hujan akan turun. Tetapi, seorang pemuda masih berdiri sambil menengok ke arah kanan dan kiri.

Pemuda itu terlihat kebingungan. Sudah 1 jam ia hanya berdiri di tempatnya, bahkan ia tidak beranjak untuk mencari tempat istirahat.

Dan seperti prediksi, rintik-rintik air sudah mulai berjatuhan. Pemuda itu tetap tidak beranjak dari tempatnya.Ia mengambil ponselnya dan menekan kontak seseorang. Tapi sebelum ia menekan kontak itu, ada panggilan dari kontak yang akan ia tekan dengan segera si pemuda mengangkat panggilan itu.

"Mark hyung, kau di mana? Sepertinya aku ter—"

"Renjun, rencana hari ini kita batalkan. Karena aku dan Haechan ingin berbelanja keperluan untuk klub."

Pemuda bernama Renjun hanya tersenyum miris, lalu menjawab. "Ah, begitu. Aku mengerti, hati-ha—tuut " belum selesai Renjun berbicara, panggilan itu diputuskan oleh Mark. Bagi Renjun itu sudah biasa. Renjun segera menelfon seseorang.

"Doyoung hyung, tolong jemput aku. Sepertinya aku tersesat. Aku akan mengirim alamatnya."

.

.

.

"Ya ampun, Renjun. Ini sudah ke 49 kali Mark membatalkan kencan kalian dan pergi dengan Haechan," ucap Doyoung sambil mengeringkan rambut Renjun yang basah.

"Nggak papa, hyung. Lagi pula, mereka pergi untuk keperluan klub kok. Bukan kencan."

Doyoung hanya menghela nafas dengan kepolosan adiknya ini. Sejujurnya Doyoung tidak menyukai hubungan Renjun dan Mark. Karena tidak pernah sekalipun Doyoung melihat Mark lebih mementingkan Renjun daripada Haechan. Ia yakin Mark masih menyukai mantan kekasihnya itu.

Renjun juga tau ketika Mark menerima pernyataan cintanya, ia akan berakhir menjadi pelampiasan Mark. Kepolosan dan kebodohan Renjun itu hanya dibatasi oleh garis yang sangat tipis.

"Ya sudah, hyung. Aku mau mandi dulu ya," ucap Renjun sambil pergi ke kamarnya.

Hampir 1 tahun mereka berpacaran, Mark tidak pernah berkata ia mencintai Renjun ataupun hal-hal manis yang biasa terjadi dalam kehidupan sepasang kekasih. Bahkan Mark tidak pernah mengingat tanggal mereka berpacaran maupun ulang tahun Renjun. Miris bukan?

Meski sudah banyak yang menginginkan agar Renjun mengakhiri hubungannya dengan Mark, Renjun tidak akan melakukannya. Padahal jika Renjun putus dengan Mark, banyak orang yang akan berlomba-lomba menjadi pasangannya. Ya, Renjun memang populer, tetapi ia tidak perduli dengan itu.

Renjun itu sudah seperti budak cintanya Mark. Ralat. Sudah pasti budak cintanya Mark, tapi Renjun selalu menyangkal fakta itu.

.

.

.

"Heh, Renjun!"

Renjun yang ingin pergi ke kantin langsung ditarik paksa oleh Mark ke taman belakang sekolah. "Kamu ngomong apa sih sama hyungmu?! Kenapa aku jadi disalah-salahin?"

Renjun bingung, ia tidak bercerita apapun yang jelek soal Mark. Dan darimana hyungnya tau nomor ponsel Mark?

"WOY! Denger nggak sih?! Ditanya, malah bengong! Nggak punya mulut?!" Mark terus menerus membentak Renjun.

"Aku nggak ngomong apa-apa. Aku aja bingung kenapa Doyoung hyung punya nomer kamu,"ujar Renjun jujur. Mark sangat kesal, ia ingin memukul pemuda dihadapannya ini. Tapi ia tahan, karena ia tidak mau terlibat masalah dengan Renjun.

"Cih!" Mark membalikan badannya memunggungi Renjun. Sebelum Mark pergi, Renjun menarik pelan seragam Mark. "Hyung, boleh kah aku meminta sesuatu?"

"Apa?" Ujar Mark tanpa menoleh Renjun.

"Mau nggak pulang sekolah kita ke cafe saat pertama kali kita ketemu?"

"Masih ada urusan pas pulang, lagian aku nggak inget di mana cafenya," ujar Mark dengan nada malas.

"Aku tunggu di cafe! Nanti aku kirimin alamatnya. Jadi mau kan?"

"Hm, liat aja entar," Mark langsung pergi meninggalkan Renjun.

Di sana Renjun tersenyum lebar. Meski jawaban Mark tidak jelas, yang penting masih ada sedikit harapan. Dan harapan yang sedikit itu sangat berarti bagi Renjun.

.

.

.

Sudah 30 menit Renjun menunggu di cafe tempat perjanjian. Ia masih belum melihat Mark.

'Mungkin urusannya akan selesai sebentar lagi,' batin Renjun menguatkan diri.

Sementara Renjun menunggu, di waktu yang sama tetapi di tempat yang berbeda Mark sedang bermesra-mesraan dengan Haechan.

Mereka itu mantan, tetapi kenapa bisa semesra itu? Jawabannya karena Mark masih mempunyai perasaan pada Haechan.

"Markeu, bukankah ini imut?" ujar Haechan sambil menunjukkan boneka singa.

"Ah, tidak. Lebih imut kamu, babe."

Haechan baru saja ingin membalas perkataan Mark, tetapi tiba-tiba ada telfon seseorang. Begitu melihat siapa kontak itu, Haechan agak panik. "M-Mark, aku jawab telfon bentar ya."

"Hm? Okay." Mark agak bingung. 'Kenapa dia jawabnya nggak di sini? Kenapa harus ke toilet?'

Setelah sampai toilet Haechan langsung menjawab telfonnya. "Daddy~ Baby rindu~ ..... Heung? Mau ke sini? T-tapi mendadak banget ya? ..... M-Mark hyung? Baby cuma jadiin dia ATM berjalan baby! Baby cuma milik Daddy Jeno!! ....... Nado saranghae, daddy~"

Haechan menyimpan ponselnya kesaku celananya. Dan sedikit terkejut melihat Mark ada dibelakangnya.

"H-hyungie? Kok, ada di sini?" 'Apa dia mendengarnya?'

Mark memeluk Haechan dan membuat Haechan sedikit terkejut, juga lega karena Mark pasti tidak mendengar percakapannya. Kenapa ia yakin? Karena Mark tidak suka dijadikan mainan orang lain. Padahal Mark sering menjadikan seseorang mainan. Contoh? Seseorang yang menunggunya di cafe.

"Chanie, aku sangat ingin berbuat 'sesuatu'. Saat ini aku ingin berbuat kasar padamu," bisik Mark ditelinga Haechan

"Apa kau sekarang sedang menggodaku Mark Lee?" Mark menyeringai dan mendorong Haechan ke tembok dan mengunci kedua lengan Haechan dengan satu tangan.

Haechan memejamkan matanya dan..

'PLAKK'

Mark mendaratkan tamparan keras pada pipi Haechan dan membuat empunya terkejut.

"Siapa orang tadi? Kau hanya mempermainkanku?"

Haechan membalasnya dengan senyuman mengejek. "Kenapa? Baru menyadarinya?"

'BUGH'

Mark memukul perut Haechan dan membuat Jimin sangat kesakitan. "Dasar brengsek!"

"Hey, itu ada cermin. Kau juga brengsek. Kenapa? Tidak mau mengaku? Selingkuh, mempermainkan perasaan seseorang, egois. Itu juga penyebab aku memutuskanmu! Padahal aku hanya mencoba sedikit menggodamu, dan ternyata kau masuk perangkap. Kalau aku jadi Renjun, mungkin aku akan sangat membencimu."

Sebelum Mark memukul Haechan, sebuah tangan menahannya. "Hey, bocah. Daripada kau menambah dosamu. Lebih baik kau temui Renjun, ia sudah menunggu lebih dari 1 jam."

Ketika Mark menoleh, ia terkejut. Karena ketika ia menoleh, ia dilempar sebuah buku oleh orang yang menahannya tadi. "Baca itu baik-baik. Jika kau masih punya hati, cepat temui adikku. Jika kau masih punya otak, minta maaf padanya. Jika kau masih punya akal, perbaiki hubungan kalian."

Mark membuka buku itu, ia terkejut. Karena di sana terdapat foto-foto mereka. Lebih tepatnya, Renjun yang selca dan Mark menyempil di sana. Di setiap foto yang di ambil terdapat kata-kata yang ditulis oleh Renjun.

'Mark hyung~
Kau benar-benar tampan~
Tentu saja~~
Kau pacarku kan?'

"Aku memang pacarmu..."Gumam Mark.

'Kyaa!! ><
Lihat, dia jago sekali bermain basket!
Ah, aku jadi agak iri '^' '

"Thank you," tanpa sadar, bibir Mark tertarik ke atas. Membuat senyuman yang tulus. Dan kadang sedikit terkekeh dengan apa yang Renjun tulis. Ia membuka halaman terakhir yang Renjun tulis.

'Akhirnya ia mengajakku kencan!
Tapi, tidak jadi. Karena ia ada keperluan dengan Haechan:<
Tak apa! Besok aku akan membawanya ke tempat pertemuan pertama!
Dan merayakan anniversary pertama!!! >< '

'Anniversary? Aku bahkan sama sekali tidak ingat. Renjun, sampai segitunya kamu menyukaiku? Aku bahkan sama sekali tidak menganggapmu...' Perasaan bersalah semakin menyeruak dihati Mark. Jujur, Renjun memang manis, baik, perhatian, ketika ia butuh sesuatu Renjun pasti ada di sana.

Renjun selalu di samping Mark, tapi Mark tidak pernah ada di samping Renjun.

"Hey, bocah. Kau masih di" Mark langsung pergi dari tempat itu dan berlari ke tempat cafe pertemuan pertama mereka. Ia terus menggumamkan kata maaf dibibirnya, bahkan ia tak sadar. Ia berlari sambil menangis. Ia sudah tak perduli penampilannya, yang Mark tau hanyalah bertemu dengan Renjun dan meminta maaf atas semuanya.

Jarak toko yang dikunjungi Mark dan cafe Renjun tidak terlalu jauh. Hanya 10 km. Dan Mark berlari dengan jarak 10 km, membuat kakinya terasa perih dan lelah.

Dan kenyataan tak sebaik ekspetasi...

Cafe pertemuannya dengan Renjun, sudah menjadi bangunan yang terbakar. Banyak mobil pemadam kebakaran dan orang-orang yang menyaksikan kebakaran itu. Mark langsung mengedarkan pandangan dan berteriak-teriak memanggil nama Renjun seperti orang gila.

Sekilas ia melihat mobil ambulan, tanpa menunggu lama ia langsung menghampiri mobil itu.

"Ahjussi, apa ada korban seorang pelajar? Pelajar laki-laki, pakaiannya sama denganku. Apa dia ada? Dia selamat kan? Tolong tunjukkan di mana dia!!" Ujar Mark dengan cepat sampai ahjussi yang ditanya agak bingung ingin menjawab apa.

"Sebenarnya disini tidak ada yang selamat."

"Hah?! Ini kan hanya kebakaran!"

"Ini bukan hanya kebakaran. Awalnya sebuah truk menabrak, ternyata truk itu meledak dan menghasilkan kebakaran." Jelas ahjussi yang ditanya Mark. Mendengar itu Mark langsung jatuh terduduk. Ia merasa lemas, dan lagi-lagi air matanya keluar.

Mark yang sekarang benar-benar terlihat menyedihkan. "Renjunie, mianhae. Jeongmal mianhae... hiks.... Renjun-ah!!"

Posel Mark bergetar disakunya, ia melihat ponselnya sekilas. Dan ternyata ada pesan suara dari Renjun. Pesan itu dikirim saat 15 menit yang lalu. "Renjunie?"

'Ekhem... Annyeong Mark hyung!! Kau tau ini hari apa? Huh? Tidak ya?'

"Aku tau, Renjun. Ini hari anniv kita. Maaf aku taunya terlambat."

'Ini hari anniversary ke 1 kita!! Yeay!! Eung, sebenarnya aku akan mengatakannya saat kau sudah di sini. Tapi, entah kenapa aku seperti harus mengatakannya sekarang. Hyung, maaf aku masih belum bisa menjadi yang terbaik, aku tidak seperti Haechan yang humoris, aku juga tidak seberani Haechan saat mengungkapkan sesuatu, aku juga sangat membosankan...'

"Enggak, Renjun. Kau sangat baik, kau terlalu lembut, kau sangat kuat."

'Lalu, gomawo hyung! Karena sudah membolehkan aku berada di sisimu. Semoga suatu saat kau menyukaiku juga dan menyadari keberadaanku. Aku menyukaimu Mark hyung! Saranghae! Wo ai ni! I love you!'

"Nado... Nado saranghae... hiks...Renjunie, mianhae..." Mark memeluk ponsel dan buku Renjun sangat erat.

.

.

.

"Ketika kita bertemu di kehidupan berikutnya, aku berjanji akan memperbaiki semua kesalahanku..."

.
.
.

END

.
.
.

.
.
.

A/N;

Al_anta's note;

Makasih buat MarkRenTown, mau nampung karya Antha yang gaje ini^^~
Kkkk~
Maaf kalo nggak ngefeel'-'
And gomawo udah baca ini><~
Wuff wuffu somacha~~

#23012019
Admin; 🐰



Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
284K 28K 26
Renjun di hadapkan pilihan harus setia pada hubungan nya dengan Ryujin atau menjadi selingkuhan Haechan. 🔞adult zone bxb Haechan : Dom Renjun : Sub ...
204K 20K 22
Hanya kisah Renjun yang mengejar cinta kakak kelas sang kapten basket di sekolahnya. bisakah Renjun mendapatkan hati Haechan? bxb Haechan : Dom Renju...
24.4K 3.8K 20
Berawal niat baiknya untuk membantu sahabatnya, hidup Leanetta yang sudah tenang harus kembali jungkir balik. Semua dimulai saat Anantasia yang berpr...