BLACK ANGEL

By shalimaputialim

12.1K 369 1

Mencintaimu adalah anugerah yang datang dari langit. Aku mencintaimu lebih dari sebuah kalimat cinta yang aba... More

Seorang Hawa
Ketika Hati Berdegub...
Seorang Adam
Cinta Segitiga
Takdir Allah(Umi Fatima)
Takdir Allah2(Umi Fatima)
Keputusan Terakhir
khitbah Seorang Adam
Cinta yang Bersatu.
Akad
Sebuah Harapan Cinta.
Suasana Baru.
Cinta Itu Telah Tumbuh.
Barakallah Fii Umrikh
Hadiah dari Allah
Blackangel 1
Balckangel 2
Khitbah seorang Rahman
Akad Rahman dan Takdir
Blackangel 3
Putri Haya Nabila
Blackangel 4
Blackangel 5
Bahagia,Tersakiti,dan Duka
Balckangel 6
Wahai Imamku
Ya Allah aku mencintainya
Selamat tinggal Putri dan Hawa
Kenangan mu Ya Zawjatiku.
seorang yang bercadar
Salwa Sama Sepertimu Hawa
Hentikan ini semua ya Rabb
Gelang Itu...
Makam Bidadariku
Kenyataan
Air mata Hawa
Blackangel 7
Astagfirullah,Hawa?!
Kenyataan 2
Kebahagiaan
Blackangel 8
Blackangel 9
blackangel 10 END
EKTRA PART

LAA TAHZAN HAWA KU

157 7 0
By shalimaputialim

"Hallo.Good afternoon." Sapa seorang wanita dari telfon.

"Assalamualaikum" Ucap Hawa.

Wanita itu melebarkan tatapannya dan tersenyum gembira.

"Waalaikumsallam.Masyaallah Hawa." Kata Atun menahan air matanya.

" Jemput aku Tun,udah ada di bandara ini."
Ucap Hawa.

"Baiklah tunggu sebentar,aku dan Rahman akan menjemput." Kata Atun lagi.

"Assalamualaikum." Ucap Atun.

"Waalaikumsallam." Jawab Hawa.

Setelah beberapa menit menunggu,akhirnya Rahman dan Atun tiba untuk menjemput Hawa dan bayinya.

"Assalamualaikum." Ucap Rahman dan Atun bahagia tiada duanya.

"Waalaikumsallam." Jawab Hawa dan berdiri dari duduknya.Hawa memeluk Atun.

Sudah beberapa bulan ini mereka tidak bertemu.

Atun menangis dalam pelukan Hawa.

"Permisi nona.Ini si dedenya mana?" Tanya Rahman yang memang terlihat mencari-cari keberadaan bayi yang imut itu.

Hawa tertawa,Rahman sejak dulu memang sangat ingin menggendong bayi.Ia sangat merindukan bayi itu,bayi yang membuatnya bahagia setiap saat.

Hawa menunjuk ke arah kereta bayi yang berwarna hijau yang di belikan oleh Adam.Kereta itu bisa di bawa kemana-mana karna memang mudah di lipat.
Rahman segera berjalan menuju kereta itu.

"Masyaallah.Hawa tampan sekali." Kata Rahman memuji Ilyas.

Ilyas memang baru lahir,namun ia sangat berat dan pipinya cabi sekali.Sungguh menggemaskan.

"Ya Allah nak.Mirip sama abi kamu sayang.Ilyas bangun,ini abi Rahman nak.Abi yang sering ajak Ilyas bicara sebelum Ilyas keluar dari perut umi." Kata Rahman kelewat bahagia.

Hawa dan Atun tertawa melihat tingkah Rahman yang sedari tadi menunjukan ekspresi gemesnya.

"Hawa boleh di cubit tidak?
Lucu sekali dia kayak boneka." Kata Rahman mencium Ilyas gemes.

"Boleh,tapi jangan sampai Ilyas bangun ya." Kata Hawa.
Rahman mencubit pipi Ilyas pelan.

"Hallo sayang,assalamualaikum Ilyas.Bangun nak,abi kangen sama Ilyas." Kata Rahman lagi.

"Rahman bicara sama Ilyasnya nanti lagi ya.Kita pulang dulu kasihan Hawa baru sampai." Kata Atun menghentikan aksi Rahman yang sedari tadi tak henti-hentinya mengganggu Ilyas yang tidur.

Rahman mengangguk,Atun mengambil Ilyas dari gendongan Rahman.Hawa melipat kembal kereta bayi itu dengan bantuan Rahman dan merekapun berjalan ke parkiran.

"Kabar mas Adam dan Putri bagaimana Wa?" Tanya Rahman.

Hawa terdiam sebentar,nama kedua manusia itu membuatnya kembali merasakan sakit.Rahman menatap Hawa yang terdiam dari spion tengah,di dapatnya Hawa yang diam dengan tatapan kosong dan mata berkaca-kaca.

"Hawa nggakpapa?" Tanya Rahman menyadarkan Hawa.

"Ha,apa Man?Astagfirullah,iya Alhamdulillah mereka baik Man." Jawab Hawa.

Atun duduk bersama Hawa di kursi tengah,membuat Rahman menjadi sepeti seorang supir.

Rahman nampak keheranan dengan sifat Hawa.Ia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Hawa.

Rahman juga sempat berfikir,bahwa Hawa datang ke korea hanya ingin menghindar saja,bukannya ingin berlibur dengan Ilyas.Karna mana mungkin Hawa berani meninggalkan Adam sendirian dengan seorang wanita di rumah besar itu.Dan Ilyas juga masih sangat bayi.

"Wa,malam ini Ilyas tidur bersama saya dan Atun ya." Kata Rahman dengan polosnya.Memecahkan keheningan.

"Iya boleh." Kata Hawa.
Rahman tersenyum bahagia.
Bayi yang membuatnya selalu rindu akhirnya telah lahir di dunia.

Ilyas nampak tampan dan putih dengan hidung yang mancung.

"Eh,Ilyas bangun nak.Assalamualaikum sayang.Hallo anaknya umi Atun,ih tampannya.Rahman,matanya seperti kamu dan mas Adam,bulu matanya panjang,bola matanya berwarana abu-abu kebiruan.
Ganteng banget Hawa.
Subhannallah." Kata Atun,mereka berdua sangat bahagia karna Hawa datang dengan membawa Ilyas ke korea.Sungguh kebahagiaan bagi Rahman dan Atun.

Sesampainya di rumah besar Rahman dan Atun.
Mereka masuk,kini Ilyas kembali ada di gendongan Rahman.
Mata Ilyas membuat Rahman tidak memalingkan pandangannya.

"Anaknya abi Rahman tampan sekali kayak abi ya nak." Kata Rahman.

"Hawa sudah sholat ashar?" Tanya Rahman.

"Belum Man." Jawab Hawa.

"Sholat dulu ya,biar Ilyas bersama saya dan Atun." Kata Rahman lagi yang di sebelahnya ada Atun dan di gendongannya ada Ilyas.

"Ya sudah.Terima kasih ya," Kata Hawa dan naik ke lantai dua untuk ke kamarnya.

"Ya Allah,berikan hamba kekuatan.
Hamba sungguh mencintai suami hamba seperti hamba mencintai mu,sabar dan tabahkan hati hamba atas ujian cinta yang engkau tulis untuk hamba dan suami hamba.
Beri hamba petunjuk,jangan biarkan kami berpisah hanya karna sebuah cinta yang datang menghampiri kami.Hamba sangat mencintai kak Adam.Hamba menyayanginya.Persatukan hamba dan kak Adam hingga ke surgamu ya Allah.Ammin allahumma ammin."

Rahman berdiri mematung menatap Hawa yang menangis tersedak-sedak.Ia terkejut dengan doa Hawa barusan.Air mata Rahman terjatuh pas di mata Ilyas yang tengah tertidur.

"Hawa." Panggil Rahman dengan suara paraunya.

Hawa menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya.
Ia berhenti manangis.

Apakah Rahman mendengar semuanya?

Apakah Rahman akan marah?

Semuanya pertanyaan itu memenuhi otak Hawa.

Rahman menutup pintu kamar Hawa.Hawa segera menghapus air matanya dengan mukennah yang ia kenakan.

Rahman menghampiri Hawa.Ia terduduk di depan Hawa dengan Ilyas yang masih ada di gendongannya.

"Hawa sedang berantam dengan mas Adam?" Tanya Rahman.
Hawa menatap Rahman.

Ternyata benar jika Rahman mendengar semuanya.

"Tidak Man.Kami baik-baik saja,tidak ada masalah sedikit pun." Jawab Hawa.

Rahman menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum sinis.

"Apa yang mau kamu sembunyikan Hawa,saya telah mendengar semuanya.Doa mu tadi membuat saya cemas,ceritakan semuanya,jangan menyimpan masalah sendirian seperti ini."
Kata Rahman.

Hawa terdiam,ia kembali menangis.

"Ikhlas,saya ikhlas untuk di poligami." Lirih Hawa menunduk.

"Astagfirullah,apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak kasihan dengan Ilyas.Ilyas adalah bintang kehidupan yang menerangi kehidupanmu dan mas Adam." Kata Rahman lagi.

"Seorang wanita telah mencintai kak Adam,dan saya menyayangi wanita itu." Kata Hawa lagi.

"Hanya karna kamu sayang dengan wanita itu,kamu rela membagi cintamu dengan dia?
Hawa,mas Adam hanya mencintaimu seorang.Kamulah bidadari surganya mas Adam,kenapa kamu bicara seperti itu.Hanya kamu wanita yang di tulis oleh Allah dalam takdir nya mas Adam,hanya kamu yang di pilih untuk menjadi bidadari surganya mas Adam.Mas Adam sangat mencintaimu kan kamu juga sangat mencintai mas Adam bukan.Kalau begitu demi Allah dan demi kebahagiaan Ilyas,jangan lakukan ini Hawa." Kata Rahman menasehati Hawa.

"Sakit Man rasanya.Bahkan Putri selalu menyebut nama kak Adam dalam doanya.Saya mendengar semuanya,bahwa dia sangat mencintai kak Adam.Dia bilang dia tidak ingin menyakiti saya karna dia mencintai kak Adam.Apa yang saya harus lakukan Man?
Saya sungguh tidak berdaya,betapa sakitnya hati saya mendengar doa dari wanita yang mencintai pria yang lebih dari satu tahun telah menjadi Imam saya.Rasanya sangat sakit Man." Kata Hawa,tangisannya memecah membuat Rahman juga menangis.

"Jadi Putri,wanita yang mencintai mas Adam?" Tanya Rahman.

Hawa mengangguk.

"Astagfirullah,astagfirullah,astagfirullah." Ucap Rahman dan di ikuti oleh Hawa.

"Ya Allah,mengapa ini semua bisa terjadi.Mengapa engkau mengirim wanita itu?" Lirih Rahman.

"Sudahlah Man,ini semua takdir.Sekarang saya pasrah, apapun yang Allah siapkan untuk saya,saya akan berusaha ikhlas dunia akhirat.Saya tahu Allah memberi saya ujian ini,karna Allah tahu bahwa saya bisa menghadapi ujian ini dengan sabar.Saya tidak takut kehilangan apa pun,karna saya tahu,ini yang terbaik bagi saya.Allah sangat baik Man." Kata Hawa lagi.Rahman sungguh tidak tega melihat Hawa seperti ini.

"La tahzan Hawa.Kuatkan dirimu,yakinlah kepada Allah,semua akan ada jalan keluarnya.Nggak mungkin Allah memberikan sebuah cobaan tanpa ada jalan keluarnya.Jangan putus asa,ingat Allah dan ingat bahwa Allah menggenggam setiap hati hambanya yang beriman.Apapun yang di tentukan Allah,kita ikut dan apapun yang di hendaki Allah,kita terima.Laa tahzan Hawa." Kata Rahman.Hawa tersenyum ke arah Rahman.

Ia sangat lega karna bisa menceritakannya kepada Rahman.Selama ini ia selalu mencurahkannya kepada Allah.Setiap waktunya ia curhat kepada Allah tentang isi hatinya.
Curhat tentang Putri yang mencintai Adam.

"Sukron Rahman.Saya akan berusaha untuk bersabar dan kuat." Ucap Hawa mantap.
Rahman mengangguk dan tersenyum.

"Ini Ilyas sedari tadi ia tertidur." Kata Rahman berusaha melupakan semuanya.Mereka hanya bisa bersabar menjalani kehidupan ini.

Mereka akan selalu istiqomah,mengingat Allah di setiap saatnya dan berserah diri kepada Allah.Mereka telah yakin jika Allah selalu bersama mereka dan selalu memberi kekuatan untuk mereka.

"Ilyas tidur bersama mu saja Man.Bawa dia ke kamar mu." Kata Hawa.Rahman mengagguk dan keluar dari kamar Hawa membawa Ilyas yang masih tertidur pulas.

***

"LAA TAHZAN HAWA KU."

Ucap Adam setelah menjalani sholat magrhibnya di masjid rumah sakit.

Ia menangis,ia merasakan hatinya amat terpuruk.
Adam seperti merasakan tangisan dari Hawa.

Saat berdoa,ia merindukan Hawa dan Ilyas lalu menangis dengan selalu menyebut nama Hawa.Sungguh ia sangat mencintai Hawanya itu.
Adam selalu bisa merasakan kesedihan Hawa walau jauh sekali pun.

"Ya Zawjati,Ana Uhibbu kafillah." Ucap Adam dan mengamini doanya.

"Permisi dokter Adam,dokter harus menjalankan dua operasi sekaligus sekarang.Ini sangat darurat." Kata suster yang datang menghampiri Adam dengan nafas terengah-engah.

"Baik sus.Saya segera ke sana." Kata Adam dan segera keluar dari masjid dan menuju ruang operasi.

"LAA TAHZAN HAWA KU."

Ucap Adam sekali lagi sambil berlari menuju ruang operasi.

📖📖📖

Continue Reading

You'll Also Like

548K 20.8K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 314K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.8M 290K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.6M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...