Are You There? | Monsta X Fan...

By porumtal

18.8K 2.5K 1.8K

kesepian adalah temanku, jadi aku tak lagi terganggu dengan hal itu- Im Changkyun kau suka keabadian? aku jus... More

Are You There | Cast
Are You Dare? | Chap.1 (Comeback)
Are You There | Chapter.2 (Meet)
Are You There | Chapter.3 (New Friend)
Are You There | Chapter.4 (Rival)
Are You There | Chapter.5 (Janus)
Are You There | Chapter.6 (Jealousy)
Are You There | Chapter.7 (Little Closer)
Are You There | Chapter.8 (Belive)
Are You There | Chapter.9 (Secret Room)
Are You There | Chapter.10 (Clue)
Are You There | Chapter.11 (Lost Memories)
Are You There | Chapter.12 (Partner)
Are You There | Chapter.13 (Mate)
Are You There | Chapter.15 (Random)
Are You There | Chapter.16 (Painful Fact)
Are You There | Chapter.17 (Perhaps)
Are You There | Chapter.18 (Healing)
Are You There | Chapter.19 (Desire)
Are You There | Chapter.20 (Liar)
Are You There | Chapter.21 ( The Code)
Are You There | Chapter.22 (Enemy)
Are You There | Chapter.23 (Shelter)
Are You There | Chapter.24 (Bad Scenario)
Are You There | Chapter.25 (Puzzle)
Are You There | Chapter.26 (A Choice)
Are You There | Chapter.27 (Lonely)
Are You There | Chapter.28 (Finding the road)
Are You There | Chapter.29 (Howler)
Are You There | Chapter.30 (Lee?)
Are You There | Chapter.31 (Blue Or Red)
Are You There | Chapter.32 (Hurt)
Are You There | Chapter.33 (Love)
Are You There | Chapter.34 (War)
Are You There | Chapter.35 (Destiny)
Are You There | Chapter.36 (Is This The End?)
Are You There | Chapter.37 (Ending Credit)

Are You There | Chapter.14 (Full Moon)

454 74 20
By porumtal

"Jadi mereka memerlukan alamat Hyunsik?"

"Ne, mereka memerlukannya"

"Kalau begitu berikan saja"

"Apa? memberikan alamat Hyunsik?"

"Hmm, berikan alamat Hyunsik pada mereka"

"Tapi...tidakkah itu berbahaya?"

"Kenapa itu berbahaya? Bukankah mereka bagian dari kita?"

"..."

"Anak2 itu juga keluarga kita adikku, jadi...kita wajib membantu mereka"

"Jadi...aku benar2 harus memberikan alamat Hyunsik pada mereka"

"Ya, berikan alamat Hyunsik pada mereka dan jangan lupa untuk terus memberi kabar padaku"

"Baik hyung, akan kulakukan"

-

-

-

"Mana Hyunwoo hyung?" Hyungwon bertanya pada Kihyun yang baru saja menata hidangan di meja makan.

Kihyun menoleh sesaat lantas kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti karena mendengar pertanyaan dari Hyungwon barusan.

"Katanya tadi hyung mau pergi sebentar, tapi aku tak tanya dia pergi kemana"

Dahi Hyungwon mengernyit "Apa Hyunwoo hyung juga tak bilang mau kemana?"

Kali ini Kihyun hanya menggeleng membuat Hyungwon didera perasaan heran.

"Kenapa kau bertanya tentang Hyunwoo hyung? Apa kau memerlukan sesuatu?" Tanya Kihyun yang melihat raut wajah Hyungwon

"Bukan aku yang memerlukan sesuatu dari Hyunwoo hyung" Bantah Hyungwon sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

"Tapi Changkyun, bukankah dia mau kemari karena malam ini bulan purnama"

"Ah benar" Kihyun langsung menatap kearah jam dinding yang tergantung di dekat lemari pendingin.

"Apa aku harus menelpon Hyunwoo hyung? Minta dia cepat pulang?" Tambahnya lagi kali ini sambil mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Hyungwon hanya mengangguk setuju, membuat Kihyun segera menghubungi Hyunwoo. Tapi baru saja Kihyun membuat panggilan, sosok Hyunwoo justru muncul dengan menampakkan raut senang di wajahnya. Hal tersebut jelas menjadi tanda tanya di benak kedua pria manis tersebut, terlebih karena Hyunwoo itu jarang sekali menunjukan ekspresi wajah ceria seperti yang sedang ia tunjukan saat ini.

"Hyung...kau darimana?" mengesampingkan rasa penasarannya, Kihyun bertanya pada pria berkulit tan itu.

"Ah aku..." Dengan senyum yang terlihat konyol Hyunwoo menunjuk dirinya sendiri "...aku hanya keluar sebentar melakukan beberapa hal" Tambahnya lagi.

Hyungwon dan Kihyun saling melemparkan pandangan, tidak terlalu percaya dengan jawaban yang baru saja dilontarkan Hyunwoo. Tapi berhubung mereka bukanlah Lee Minhyuk, jadi keduanya hanya diam saja tanpa mencari tahu lebih jauh. Lagipula semua orang berhak memiliki urusan pribadi yang tak dibagikan pada orang lain bukan, begitu juga dengan Hyunwoo.

"Apa Changkyun sudah sampai?" Tanya Hyunwo coba mengalihkan tatapan curiga dari Kihyun dan juga Hyungwon.

"Belum" Hyungwon menjawab singkat.

"Kalian sudah menelponnya?" Lagi Hyunwoo bertanya

"Belum" Kali ini yang menjawab Kihyun.

"Apa dia sudah menghubungi salah satu dari kalian"

"Dia tidak menghubungiku" Jawab Kihyun

"Aku juga tidak" timpal Hyungwon.

"Kalau begitu biar aku saja yang menelponnya, untuk memastikan dimana posisi anak itu"

Tanpa menunggu respon Hyungwon ataupun Kihyun, Hyunwoo segera menghubungi Changkyun dengan ponselnya.

"Kyun, kau dimana?" Hyunwoo segera bertanya saat sambungan telepon diangkat oleh Changkyun.

"Aku masih di bus hyung" jawab Changkyun.

"Kau jadi menginap disini kan?" Hyunwoo coba memastikan rencana Changkyun.

"Aku memang dalam perjalanan kesana hyung"

"Ah...begitu, baiklah...hati2 ya Kyun" Pesan Hyunwoo

"Ne Hyung"

Hyunwoo langsung memutuskan sambungan telepon sesaat setelah mendengar jawaban dari Changkyun, lantas kembali menatap Kihyun dan juga Hyungwon.

"Dia dalam perjalanan kemari katanya"

Kepala Hyungwon bergerak naik turun begitu juga dengan Kihyun. Keduanya pun kini kembali menyibukan diri dengan pekerjaan masing2 dan mengabaikan Hyunwoo yang terlihat memandangi keduanya.

*

"Siapa yang menelponmu?" Jooheon bertanya sesaat setelah Changkyun memasukan ponsel ke dalam saku celananya.

"Hyunwoo hyung" Jawab Changkyun

"Ada apa menelponmu?"

"Hanya menanyakan apa aku jadi menginap di tempat Hyungwon hyung atau tidak"

Jooheon mengangguk paham sambil ber "o" panjang tanpa suara.

"Ngomong2...kenapa kau menginap di tempat Hyungwon hyung, Kkung?" Jooheon bertanya lagi setelah sempat diam beberapa saat.

Mata srigala Changkyun segera menatap sekelilingnya sebelum kembali memandang Jooheon yang terlihat penasaran.

"Karena malam ini bulan purnama, jadi aku menginap disana" Jawab Changkyun setelah memastikan tak ada orang yang mungkin bisa mendengarkan percakapan mereka.

"Memangnya kenapa kalau bulan purnama?"

"Saat bulan purnama, kekuatan para kawanan srigala akan meningkat. Hal itu membuat energi ditubuh kami meluap2 tak terkendali" Jelas Changkyun dengan suara yang dibuat sepelan mungkin.

Mata sipit Jooheon membulat mendengar penjelasan Changkyun, bahkan pria Lee tersebut terlihat sedikit takut kini.

"Apa itu berbahaya? Maksudku...apa kau bisa menyerang orang lain karena hal itu?" Tanyanya kemudian.

"Tidak..kami tak sampai menyerang orang lain. Kami hanya akan merasakan kesakitan sepanjang malam dan menghabiskan waktu dengan mengaum juga mengerang"

"Ah, jadi karena itu kau menginap di tempat Hyungwon hyung? Agar tetanggamu tak curiga ketika mendengar suara srigala dari dalam apartementmu"

Senyum manis Changkyun terkembang mendengar kesimpulan Jooheon.

"Itu salah satunya" Tukas Changkyun membenarkan "Tapi aku memiliki alasan lain, makannya memutuskan menginap"

"Apa itu?" Rasa ingin tahu Jooheon memaksa pria berlesung pipi itu kembali bertanya pada Changkyun.

"Hyungwon hyung bilang, Hyunwoo hyung sudah bisa mengendalikan gelombang kekuatannya. Karena itu aku juga ingin belajar dari Hyunwoo hyung bagaimana mengendalikan gelombang kekuatanku"

Untuk yang kesekian kalinya Jooheon mengangguk paham setelah mendengar penjelasan panjang dari Changkyun.

"Kau tidak tahu banyak tentang kelompok Hyungwon hyung ya, Jooheon?" Changkyun yang terus menerus diberikan pertanyaan dari Jooheon gantian bertanya pada pria besar tersebut.

Jooheon menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana bisa kau tak tahu banyak tentang kelompok Hyungwon hyung, bukankah kau lebih dulu bergabung dengan mereka daripada aku"

"Walau lebih dulu bergabung, tapi aku juga belum lama bersama dengan mereka"

"Benarkah?"

"Ne"

"Memangnya baru berapa lama kau bergabung?" Changkyun mengarahkan tubuhnya pada Jooheon saat melemparkan pertanyaan itu.

"Hmmm" Tangan Jooheon mengusap dagunya pelan "Kira2 setahun yang lalu"

"Lalu apa sebelum bergabung kau sudah menjadi hacker?"

Sebuah senyum lebar Jooheon lemparkan pada Changkyun yang menatap lamat padanya.

"Tentu, aku sudah menjadi hacker bahkan saat duduk di bangku kelas 2 SMP" Jawab Jooheon tanpa bisa menuntupi rasa bangga dari nada bicaranya.

Tawa pelan Changkyun pun berderai mendengar jawaban dari Jooheon.

"Lalu bagaimana denganmu?" Jooheon kembali bertanya pada Changkyun.

"Bagaimana apa?" Balas Changkyun tak mengerti.

"Sudah berapa lama kau menjadi hacker?"

"Kelas 1 SMP"

Sebenarnya itu jawaban bohong, karena sesungguhnya Changkyun itu baru saja menekuni dunia hacker 2 tahun yang lalu. Tapi untuk berkata jujur Changkyun tak mau, sebab dia takut kalau Jooheon merasa tersaingi dengan kecerdasannya.

"Ah...pantas kau menjadi sangat handal. Ternyata kau lebih dulu memasuki dunia hacker daripada aku"

Changkyun hanya tersenyum kaku, tak berusaha membalas ucapan Jooheon. Biarlah Jooheon merasa lebih pintar dari Changkyun, setidaknya hal tersebut bisa membuat sahabatnya itu senang. Lagipula kecerdasan itu bukan untuk dipamerkan bukan? setidaknya itu yang terbesit dalam pikiran Changkyun.

*

Wonho nampak berjalan tergesa menghampiri Hyungwon yang masih berada di ruang makan bersama Hyunwoo dan Kihyun. Wajah vampire Shin itu terlihat begitu antusias, seperti baru saja mendapatkan berita baik.

"Hyungwon-a, hyung mendapatkannya"

Dengan senyum yang merekah lebar di wajanya, Wonho berujar sembari memukul pundak Hyungwon pelan.

"Menemukan apa hyung?" Sambil menolehkan wajahnya pada Wonho, Hyungwon melemparkan frasa tanya itu.

Tangan kekar Wonho pun terhulur, menunjukan layar ponselnya kepada yang lebih muda. Tatapan bingung sempat Hyungwon layangkan, sebelum akhirnya meraih ponsel milik Wonho, guna melihat apa yang coba pria kekar itu tunjukan padanya.

"Ini alamat siapa hyung?" Tanya Hyungwon sambil kembali memandang kearah Wonho

"Hyunsik...itu alamat Im Hyunsik" Masih dengan senyum yang mengembang, Wonho menjawab pertanyaan Hyungwon tersebut.

Mendengar nama Hyunsik disebut Hyungwon pun langsung terlihat antusias. Hal serupa juga dirasakan oleh Kihyun dan Hyunwoo yang sejak tadi mendengar percakapan kedua vampire itu.

"Hyunsik!?" Seperti sebuah koor, Hyunwoo, Kihyun dan Hyungwon berujar bersamaan.

"Darimana kau mendapatkan alamat itu Wonho-ya?" Tanpa menunggu Hyunwoo segera melemparkan kalimat tanya tersebut pada Wonho.

Wonho diam sesaat, kemudian kembali meraih ponselnya yang ada di genggaman tangan Hyungwon.

"Tidak tahu, pesan ini dikirim dengan private number" Jawabnya kemudian sambil menunjukan layar ponselnya pada Hyunwoo.

Mendengar jawaban dari Wonho dahi Hyunwoo pun berkerut. Tak jauh berbeda dengan Kihyun dan Hyungwon yang bahkan sudah saling melemparkan tatapan heran. Untuk sesaat ruang makanan itu hanya diisi oleh keheningan, hingga tiba2 sosok Minhyuk turun dari lantai dua dengan suara langkah kaki yang terdengar berisik.

"Kihyun-a...apa makanan sudah siap? Aku lapar" Dengan suara manja khasnya, Pria manis Lee itu bertanya pada Kihyun.

Empat pasang netra itu sama2 mengarah pada Minhyuk kini membuat pria itu melayangkan tatapan bingung pada mereka.

"Kenapa?" Mulut Minhyuk gatal untuk tidak bertanya pada keempat temanya tersebut.

"Ada yang mengirim alamat Hyunsik pada Wonho hyung" Kihyun, yang berada paling dekat dengan Minhyuk menjawab pertanyaan roommate nya tersebut.

"Benarkah?" Dengan ekspersi yang jauh dari kata terkejut, Minhyuk berujar pada Kihyun "Itu terdengar bagus" Timpalnya kemudian.

Dahi Kihyun kembali dihiasi kerutan mendengar ucapan dari Minhyuk, begitu juga dengan Hyungwon, Wonho juga Hyunwoo.

"Apanya yang bagus? Alamat itu dikirim oleh nomor tak dikenal" Hyungwon berujar beberapa waktu kemudian.

"Lalu?" Dengan ekspersi bodohnya, Minhyuk kembali melemparkan tanya pada Hyungwon membuat pria tinggi itu mendesah frustasi.

"Tidakkah kau berpikir itu mencurigakan Lee Minhyuk, sebuah alamat yang dikirim dengan private number?" Balas Hyungwon.

"Majayo...aku bahkan berpikir kalau itu adalah jebakan untuk kita" Kihyun ikut menimpali.

"Memangnya dimana alamatnya, sini coba kulihat"

Tangan Wonho segera terhulur memberikan ponsel miliknya pada Minhyuk. Pria itu pun langsung meraih benda persegi tersebut lantas membaca alamat yang tertera disana.

"Ini tak mungkin alamat jebakan" Tukasnya sambil menyerahkan kembali ponsel milik Wonho pada sang pemilik.

"Darimana kau tahu?" Tanya Kihyun.

"Itu alamat salah satu perumahan yang berada di wilayah padat penduduk, jadi...tak mungkin kalau alamat tersebut dikirim untuk menjebak kita. Karena, kalau memang niat si pengirim mau menjebak...sudah pasti memilih tempat yang jauh dari pemukiman penduduk bukan? Seperti rumah ini contohnya"

Suasana disana kembali senyap karena apa yang baru saja Minhyuk katakan. Mereka merasa apa yang sang sahabat katakan itu masuk akal, meski perasaan mereka masih belum yakin sepenuhnya.

"Kenapa? Kalian masih ragu dengan alamat ini?" Tanya Minhyuk ketika melihat ekspresi tak yakin di wajah teman2nya.

"Kami bukan ragu, tapi kami hanya berusaha untuk waspada saja" Jawab Kihyun membela diri.

"Memangnya apa bedanya itu?" Minhyuk memutar matanya malas

"Sesekali kurangilah sikap curiga kalian itu dan cobalah berpikir positif. Mungkin ada seorang teman lama yang mau membantu kita dengan memberi alamat orang yang kita cari" Kembali Minhyuk berujar dengan santainya.

"teman lama? Aku tak pernah merasa punya teman lama" Balas Hyungwon pada Minhyuk.

"Kalau kau tak punya, mungkin yang lain punya. Bukan begitu Wonho hyung"

Wonho yang namanya disebut nampak terkejut, pria Shin itu bahkan sudah melayangkan tatapannya pada satu per satu rekannya.

"Kenapa aku?" Tanya Wonho kemudian

"Ya karena alamat itu dikirim padamu, jadi kupikir ada salah satu teman lamamu yang mau membantumu"

Ada intonasi aneh yang Wonho rasakan saat Minhyuk mengucapkan kalimat tersebut, laki2 yang lebih muda darinya itu seolah menyiratkan sesuatu dari kalimatnya barusan.

"Sudahlah...tak penting siapa yang mengirim pesan itu" Hyunwoo buka suara setelah beberapa waktu diam.

"Sebaiknya sekarang kita putuskan apa akan pergi ke alamat yang sudah kita dapat atau tidak?" Tanyanya kemudian.

Wonho diam mendengar ucapan dari Hyunwoo, begitupun dengan Hyungwon dan Kihyun. Ketiganya seperti masih ragu akan pergi ke alamat itu atau tidak.

"Sebaiknya kita pergi kesana, setidaknya...untuk memeriksa apa benar ini alamat Hyunsik atau bukan" Wonho yang pertama menyuarakan pendapatnya.

Ucapan Wonho tersebut mendapatkan atensi dari Hyungwon, pria Chae tersebut terlihat menganggukan kepalanya pelan.

"Baiklah kalau begitu, biar kita berdua pergi kesana" Usul Hyungwon menanggapi kata2 Wonho.

"Kau bercanda? Bagaimana bisa kalian kesana berdua?"

Hyungwon menatap Minhyuk yang baru saja melontarkan kalimat tanya itu pada dirinya dan Wonho.

"Memangnya kenapa?" Tanya Hyungwon bingung.

"Hyunsik itu kan tak mengenal kalian, jadi apa mungkin dia mau buka suara pada kalian? Kalau aku jadi pria itu, aku takkan melakukannya. Karena bisa jadi orang yang mendatangiku itu musuh yang malah akan menyerangku" Pukas Minhyuk panjang lebar.

Kepala Wonho mengangguk membenarkan, ia kembali setuju dengan ucapan Minhyuk.

"Kalau begitu biar aku dan Kihyun yang pergi" Kali ini Hyunwoo memberikan usulnya.

Minhyuk menggeleng dramatis sambil menggerakan telunjuknya ke kiri dan ke kanan. Lagi2 pria manis itu tak setuju dengan usul yang dilontarkan salah satu sahabatnya dari clan srigala tersebut.

"Kau werewolf alpha hyung, dan kalau Hyunsik itu juga memiliki identitas yang sama denganmu....dia juga takkan mau berkata jujur. Kau tahu bukan beberapa werewolf alpha punya ego yang tinggi" Ucapan Minhyuk lagi2 mendapat anggukan setuju dari Hyunwoo.

"Baiklah tuan dengan pikiran positif, kalau begitu apa kau punya usul siapa yang akan pergi menemui Hyunsik?" Mulai kesal dengan ocehan Minhyuk, Hyungwon pun bertanya pada pria Lee itu dengan nada sarkas.

"Biar Kihyun dan Changkyun yang pergi" Usul Minhyuk.

"Changkyun dan Kihyun?" Hyungwon membeo

"Ne, biar mereka berdua yang pergi"

"kenapa mereka berdua?" Kali ini Wonho yang bertanya.

Senyum merekah di wajah Minhyuk saat Wonho melontarkan kalimat tanya itu. Jelas sekali pria Lee itu senang, seolah memang sudah menunggu salah satu sahabatnya bertanya hal tersebut.

"Jawabannya mudah hyung, Hyunsik itu mengenal kedua orang tua Kihyun dan Changkyun. Karena itu aku mengusulkan agar mereka saja yang pergi" Jawab Minhyuk kemudian.

Keempat sahabat Minhyuk saling pandang, kemudian dengan waktu bersamaan memandang Minhyuk dengan tatapan kagum.

"Hey, jangan takjub begitu. Kalian kan sudah tahu kalau aku memang pintar, jadi jangan sampai kaget seperti ini" Dengan gaya hiperbolanya Minhyuk berujar sambil mengibas2 tangannya di udara.

Rasa kagum yang mereka rasakan seketika sirna kini, berganti dengan wajah datar dan tatapan malas.

"Aku akan menunggu Changkyun di luar saja" Hyunwoo yang mendengar ucapan berlebihan Minhyuk segera beranjak setelah mengucapkan kalimat itu.

"Aku juga mau ke kamar" Hyungwon ikut2an berlalu.

"Wonnie-ya, aku ikut" Wonho tak mau ketinggalan.

Tinggalah disana sosok Kihyun yang masih memandang Minhyuk yang sudah terkekeh pelan.

"Wuah...sepertinya mereka malu karena ketahuan mengagumiku" Minhyuk kembali berujar dengan nada berlebihan.

"Dasar gila" Sarkas Kihyun lantas kembali menyibukan dirinya.

*

Panas, sesak, juga kesakitan. Itu yang Changkyun rasakan sejak tiba di kediaman Hyungwon. Bahkan remaja 16 tahun itu tak sempat memakan masakan yang Kihyun siapkan, karena gelombang kekuatan yang dia rasakan datang lebih cepat.

"Ugh" Changkyun melenguh pelan sambil memegang dadanya yang bergemuruh kencang.

Ia bahkan merasa dadanya akan meledak detik itu juga, karena detak jantung yang kian memacu setiap detiknya.

"Hyu...ng" Rengek Changkyun pada Hyunwoo.

Pria tegap itu segera mengenggam tangan Changkyun yang menggeliat resah di atas ranjangnya. Wajah Changkyun memerah, bersama urat2 leher yang menyembul dibalik kulit putihnya.

"Hyung sakiiiiiiit" Kembali Changkyun merengek.

"Sabar Kyunie, bertahanlah" Balas Hyunwoo sambil mengusap pelan lengan Changkyun.

Hal itu sama sekali tak membantu untuk Changkyun, karena rasa sakit yang dirasakannya sama sekali tidak hilang bahkan berkurang juga tidak.

"AAAAKH" Tubuh Changkyun bangkit dari tidurnya sambil berteriak keras.

Tanggap dengan hal itu, Hyunwoo pun segera duduk di hadapan Changkyun. Lalu memegang bahu Changkyun dengan keras.

Sebenarnya Hyunwoo merasakan kesakitan yang sama dengan yang Changkyun rasakan, tapi Hyunwoo sudah mampu bertahan dari rasa sakit yang menderanya.

"Tenang Kyunie, berusahalah tetap tenang" Mengeluarkan aura alphanya, Hyunwoo berusaha menaklukkan sisi liar Changkyun.

Usaha Hyunwoo kali ini tidak sia2, hal tersebut terlihat dari tubuh Changkyun yang mulai terlihat sedikit rileks.

"Ya seperti itu..." Hyunwoo kembali berujar pelan "Jangan paksa dirimu melawan gelombang kekuatanmu, tapi juga jangan biarkan dia keluar dari tubuhmu. Cukup biarkan gelombang itu merambat ditiap sisi tubuhmu dan berusahalah tetap menjaga kestabilannya" Tambah Hyunwoo lagi masih dengan tangan yang memegang tubuh Changkyun.

Dengan segenap kekuatannya Changkyun berusaha melakukan apa yang Hyunwoo katakan. Memang sedikit sulit baginya diawal, namun perlahan rasa sakit sedikit berkurang dari tubuhnya. Kini Changkyun hanya perlu mencoba menetralkan sesak di dadanya, mengingat rasa panas yang ia rasakan tak mungkin remaja itu singkirkan.

Hyunwoo pun cukup takjub dengan kemampuan pertahanan diri Changkyun, padahal dulu Hyunwoo perlu berbulan2 untuk berhasil melakukan teori yang baru saja dia ajarkan pada bocah tersebut. Tapi Changkyun, dengan kemampuannya dia bahkan bisa menguasai hal tersebut dalam hitungan menit.

"Hyung...apa kau tak kesakitan?" Tanya Changkyun pada Hyunwoo.

Werewolf muda itu jelas saja bingung melihat Hyunwoo yang tampak begitu tenang. Bahkan pria Son itu sama sekali tak menunjukan tanda2 kalau dia merasakan kesakitan yang sama dengan Changkyun.

"Tentu saja aku kesakitan" Jawab Hyunwoo sambil melepas tangannya dari bahu sempit Changkyun.

"Lalu...eug..." Kata2 Changkyun terpenggal karena sakit di dadanya kembali terasa "Kenapa kau terlihat baik2 saja hyung?" Lanjutnya kala sudah berhasil mengendalikan rasa sakitnya.

"Itu karena aku berusaha mengendalikan luapan kekuatanku, karena itu..." Dahi Hyunwoo mengernyit menahan sakit "...aku terlihat baik2 saja" Sambungnya.

Changkyun mengangguk paham, setelah melihat ekspersi Hyunwoo barusan dia jadi tahu kalau Hyunwoo juga masih merasakan kesakitan meski tak separah dirinya.

"Bagaimana kau melakukannya hyung?" Lagi Changkyun bertanya guna mengalihkan rasa sesak di dadanya.

"Maksudmu?" Hyunwoo tak paham.

"Bagaimana kau bisa menemukan cara untuk...AGRHH" Kembali gelombang kekuatan Changkyun membuat remaja itu meraung keras.

Changkyun bahkan memegang dadanya kuat2, karena merasa jantungnya seperti diremat sesuatu yang kasat mata.

"Aku menemukan cara ini begitu saja, saat melihat Kihyun kecil menangis keras ketika mendengar raunganku." Dengan wajah yang merah padam, Hyunwoo mengusap punggung Changkyun.

"Dia bahkan tak bisa tidur semalaman karena takut mendengar suaraku" Jelas Hyunwoo masih melakukan hal yang sama.

Rasa sakit Changkyun sedikit sirna karena sapuan tangan Hyunwoo di punggungnya.

"Dari saat itu, aku mencoba mengontrol gelombang kekuatanku ini. Karena...aku tak mau Kihyun terus menerus ketakutan karena mendengar suaraku" Jelas Hyunwoo mengakhiri ceritanya.

Lagi Changkyun mengangguk paham, lantas mulai memandang Hyunwoo dengan tatapan sayunya.

"Hyung...mataku berat" Changkyun berujar sedikit bergumam pada Hyunwoo.

Sebuah senyum tipis pun Hyunwoo rekahkan mendengar ucapan Changkyun tersebut.

"Kalau begitu istirahatlah" Balas Hyunwoo.

Mendengar ucapan Hyunwoo, tanpa sungkan Changkyun langsung merebahkan tubuhnya. Ia merasa beruntung malam ini, karena tak menghabiskan malam dengan meraung dan melolong.

*

"Tuan Yoo, bisakah kita bertemu malam ini?"

"..."

"Ada kabar yang harus kusampaikan padamu"

"..."

"Oh tentu saja, kau takkan kecewa mendapatkan informasi dariku ini"

"..."

"Baiklah, aku akan kerumahmu sekarang"

To Be Continue....

Next Chapter

"Kenangan meskipun menyakitkan, bukankah itu tetap sebuah kenangan?"

....

"Apa yang kau lakukan disini hyung?"

*
Langsa, 3 Maret 2019
2884 Word

*

Continue Reading

You'll Also Like

113K 13.4K 19
"YEE CABE SINI BANTUIN PEGANGIN KAKINYA HANSOL JANGAN DIEM AJE!" "SYALAN KALIAN SEMUA!" "TANGAN GUE NYELIP DI BO*L YUTA ANJIRR!" #22 in Humor [...
169K 26.5K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
922K 55.8K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
19.6K 2.4K 12
"Yangyanggg, lu gapapa?" "Kun kenapaaa??" "Kita dimana?" WayV yang awalnya anak sekolah biasa punya kekuatan lawan bos jahat? WARN! ° bahasa nyampur...