Gun for Off (OffGun)

Par Rismaya-Cho

539K 35.9K 4.5K

Antara pemuda polos bernama Gun Atthaphan dan seorang pria berego tinggi Off Jumpol Adulkittiporn, hubungan s... Plus

(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
29
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
info
(44)
(45)
(46)
(47)

(2)

19.9K 1.3K 177
Par Rismaya-Cho

🌸OffGun🌸

[Gun for Off]
Chapter-2

Mercedes Benz C200 AMG berwarna hitam, berhenti di depan gerbang Bangkok Internasional High School, mobil sedan mewah itu milik seorang pengusaha muda, tampan dan tentu kaya raya, siapa lagi kalau bukan Off Jumpol Adulkittiporn.

Setiap pagi Off akan mengatar Gun, kecuali hari minggu tentunya, karena sekolah libur, hari ini hari senin, dimana hari pertama kembali beraktifitas setelah hari libur, dan tampaknya Gun agak kesiangan, si mungil agak ngambek pada papii nya, karena Off kelamaan menyukur kumis dan jenggot nya, Gun hampir telat, jadilah sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah Gun memajukan bibirnya.

Remaja manis itu segera keluar dari mobil Off, karena tinggal tiga menit lagi pintu gerbang sekolahnya akan di tutup, Off hanya terkekeh melihatnya.

"Kau melupakan sesuatu Gun" Gun yang hendak menutup pintu mobilnya tidak jadi.

"Aww papii, Gun lupa uang jajan Gun" si mungil menadahkan tangannya pada pria di dalam mobil itu, Off berdecak, padahal bukan itu maksudnya, meski sebenarnya ia juga lupa memberikan Gun uang jajan.

Off mengambil dompetnya dan memberikan uang pada Gun, tidak banyak cuma cukup untuk jajan di sekolah, Gun bukan anak yang boros, lagi pula apapun kemauan Gun, Off akan langsung membelikannya.

Setelah menerima uang jajannya, Gun kembali mau menutup pintu mobil itu, namun Off kembali menahannya, membuat Gun kesal.

"Apa lagi papii..." rengek Gun.

"Ucapan selamat tinggal..." Gun langsung membungkuk dan memasukan kepalanya ke dalam mobil, Off mendekatkan kepalanya agar Gun mudah mencium pipinya.

"Sampai jumpa papii..." setelah mendaratkan ciuman di pipi Off, Gun langsung mengeluarkan kepalanya, dengan cepat Gun menutup pintu mobil Off sebelum singa tua itu kembali menghentikannya.

"Bai..bai... Papii..." Gun berlari cepat menuju pintu gerbang, di depan gerbang sudah ada guru BK dan satpam yang siap menutup pintu gerbang sekolah beberapa detik lagi.

Setelah memastikan Gun masuk sekolah, Off dan mobil nya pun meninggalkan sekolah Gun menuju kantornya, Porsche sudah menghubunginya, mengingatkan jika ada meeting pagi dengan client dari Korea.

🌸

Seseorang merangkul bahu sempit Gun, ketika si mungil tengah berjalan menelusuri lorong sekolah menuju kelasnya, Gun melihat ke samping kirinya dan mendapati pemuda tinggi si pelaku yang merangkulnya, pemuda itu tersenyum pada Gun.

"Selamat pagi cantik"

"Oab"

"Pagi ini mesra seperti biasanya ya..." kata Oab, tersenyum menggoda pemuda mungil itu, kedua alisnya di turun naikkan.

"Apaan sih" Oab tertawa melihat wajah blushing teman mungilnya itu.

"Kau dengan papii mu, kalian manis sekali" kata Oab kembali.

"Hanya ciuman sampai jumpa lagi, aku kan sudah bilang kami biasa melakukan itu, berhenti menggodaku Oab Nitthi" seru Gun, ia berjalan lebih cepat agar Oab tidak bisa melihat wajahnya yang merona, akibat godaan temannya itu, tanpa Gun tau pemuda itu tersenyum miris menatap punggungnya, sedetik kemudian Oab merubah ekspresi nya kembali, dan menggoda pemuda mungil itu.

"Hey Gun, wajahmu merona haaahaaa...."

Namun sialnya pemuda itu mendengarnya dan tertawa, Oab berhasil menyamakan langkah mereka, tentu saja langkah Oab yang lebar dengan mudah menyusul langkah Gun yang memiliki kaki pendek, dan Oab tidak berhenti menggoda Gun hingga mereka sampai di kelas keduanya.

🌸OffGun🌸

Off baru saja selesai meeting bersama client dari Korea, di temani oleh sekertaris pribadinya dan juga merupakan sahabatnya, Porsche masuk ke dalam ruangan Off, membawa beberapa dokumen penting yang harus di tanda tanginya.

"Kau mau makan siang dimana? Atau mau di pesankan saja dari restoran??" tanya Porsche.

Jika hanya berdua dengan Off, Porsche selalu bicara biasa seperti pada temannya, namun jika di depan karyawan, Porsche akan bicara formal pada bossnya, begitu pula dengan Off.

"Pesankan saja aku makanan, pekerjaan ku masih banyak" Off mengangkat wajahnya, menatap Porsche, dan tersenyum padanya.

"Dan aku tidak mau menganggu acara makan siang mu bersama kekasihmu" ternyata Off menggodanya.

"Shia, kau bisa mengajak Mook makan siang juga bersama kami, ku rasa Emma tidak keberatan" Off tersenyum simpul, kepalanya kembali menunduk mengecek pekerjaannya.

"Tidak, aku bercanda, aku mau menyelesaikan pekerjaanku, oh aku lupa, tolong atur jadwalku pada hari rabu, agar tidak terlalu sibuk" Porsche mengerutkan dahinya.

"Memangnya ada apa?"

"Mook ingin aku menghabiskan waktu berdua dengannya, di hari Anniversary kami" jawab Off, selesai dengan kegiatannya memberikan tanda tangan di dokumen yang di bawa Porsche.

"Aku bisa mengaturnya, aku juga bisa merekomendasikan restoran yang bagus untuk kalian makan malam" kata Porsche, Off mengangguk.

"Terserah kau" jawab Off cuek, membuat Porsche yang mendengarnya tersenyum miring.

Porsche pikir sahabatnya sudah berubah, namun nyatanya masih Off yang sama, tidak pernah perduli pada yang lain, meskipun Mook sudah bertahan selama dua tahun, tetap wanita itu tidak pernah bisa mengalihkan perhatian Off seluruhnya, Porsche hanya bisa berdoa semoga sahabat sipitnya ini cepet sadar dengan perasaan dia yang sebenarnya pada Gun, sehingga sahabatnya itu tidak menyakiti dua orang sekaligus, karena ia juga tau sebenarnya Gun memiliki rasa lebih dari Phi pada Off.

Jika Off terlambat menyadari perasaannya, dia akan jadi seorang bajingan karena telah menyakiti Gun mau pun Mook.

"Ok, nanti aku beri tau tempatnya" Porsche pun berbalik untuk pergi dari ruangan Off, sebelum Porsche menutup ruangan itu Porsche kembali berucap.

"Apa kau juga ingin aku siapkan makan malam yang romantis, atau kejutan lamaran dan cincin untuk Mook?"

Off memberikan tatapan datar namun terkesan mengancam pada Porsche, mendapatkan tatapan seperti itu dari bossnya, Porsche mengangguk paham.

"Ok, hanya makan malam romantis saja ku rasa cukup" kata Porsche pada dirinya sendiri, ia pun menutup pintu ruangan Off.

🌸OffGun🌸

Pukul 15.30 Off keluar dari ruangan nya, Porsche yang sedang duduk di meja kerjanya langsung menatap boss nya yang sudah siap untuk menjemput adik kesayangannya.

"Aku akan kembali sebelum waktu pertemuan ku dengan Tuan Lee datang" ucap Off seolah ia mengerti apa yang akan di katakan sekertarisnya itu.

Perusahaan Off baru saja bekerja sama dengan perusahaan dari Korea, jika proyek ini lancar dan berhasil tentu perusahaan nya akan untung banyak, Porsche mengangguk, setelah Off tidak terlihat pria itu kembali duduk dan melakukan aktifitas nya yang sempat tertunda.

🌸

Off mengendarai mobil mewahnya menuju sekolah Gun, tentu saja untuk menjemput adik kesayangannya itu, salah satu ke posesive pan Off pada Gun adalah tidak membiarkan Gun pulang naik kendaraan umum, atau pulang dengan orang lain, Off bisa saja mempekerjakan seorang supir untuk mengantar jemput Gun, tapi Off tidak mempercayai siapapun, kecuali Tay atau Porsche.

Jika dia sedang sibuk dengan kerjaannya yang tidak bisa ia tinggalkan, Off akan menyuruh Porsche untuk menjemput Gun, lain hal nya dengan Porsche, Tay kadang-kadang menjemput Gun sendiri, atas kemauannya, sahabatnya yang satu itu terkadang menculik si mungil kesayangan Off dan membawanya studio miliknya, menjadikan Gun objek poto shopnya, meski Tay akan mendapatkan amukan dari Off, Tay tidak perduli.

Ia pun sudah tiba di depan sekolah tempat Gun menuntut ilmu, Off sendiri yang memasukan Gun ke sekolah elit ini, karena untuk Gun, Off akan memberikan semua yang terbaik.

Off mengecek waktu dari jam tangan mahal miliknya, dan sebentar lagi bel berbunyi, Off keluar dari mobilnya, menunggu Gun keluar dari kelas sambil menyender di samping mobilnya.

Dua menit kemudian Off melihat Gun berjalan keluar menuju gerbang sekolah, namun ia tidak sendiri, ada pemuda yang ia black list dari catatannya, mana pemuda itu dengan leluasanya merangkul bahu adik mungilnya, sebagai seorang kakak dia tidak suka jika ada orang lain yang melakukan skin ship pada si mungil kesayangannya, begitulah Off menyangkalnya, karena sesungguhnya hatinya cemburu jika melihat Gun dengan pria lain, Tay saja pernah di cemburui olehnya.

Melihat Off yang sudah berdiri menunggunya, wajah Gun berbinar dan berlari menuju Off.

"Papii...."

"Jangan lari Gun, nanti jatuh" teriak Off, namun si mungil itu tidak mendengarkan, dia tetap berlari dan menjatuhkan tubuh mungilnya pada Off.

Gun berjingjit dan kedua tangannya melingkar di leher Off dan mencium lehernya.

"Papii, lukisan Gun dapat nilai 100 looh..." Ucap Gun setelah melepaskan kaitan tangannya di leher Off, tapi tangan Off masih memeluk pinggang si mungil.

"Bagus, aku akan memberimu hadiah" kata Off membuat Gun tersenyum senang.

Oab sudah berdiri di depan Off dan Gun, pemuda itu lalu memberi wai pada Off dan di balas oleh Off.

"Oab, aku pulang dulu ya..." Oab mengangguk, Gun melambaikan tangannya pada Oab dan di balas oleh Oab, pemuda itu tersenyum pada Gun yang sudah berada di dalam mobil Off.

Off sendiri masih berdiri depan pintu mobilnya, memperhatikan Oab yang terus tersenyum pada Gun, Off berdehem, Oab yang mendapatkan kode dari Off langsung berhenti tersenyum dan balas menatap Off, sekali lagi Oab memberikan wai pada Off, untuk menunjukkan rasa hormat kepada yang lebih tua, namun sesungguhnya Oab tidak pernah menganggap Off seperti kakak Gun, Oab lebih menganggap pria dewasa itu sebagai rivalnya, Oab tidak menyukai Off, karena pria itu selalu memperlakukan Gun seperti pasangan nya di bandingkan sebagai seorang kakak, di tambah Oab tau perasaan Gun yang sebenarnya pada Off, andai saja Gun mau membuka hati untuk orang lain, Oab akan jadi orang pertama yang menggantikan pria itu, sayang Oab belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan pada Gun, tepatnya belum siap jika nanti Gun malah tidak ingin bertemu dengannya lagi.

Off menyadari itu, sringaian Oab, pemuda itu memberi wai sambil menyeringai padanya, Off tau pemuda bernama Oab Nithi itu menyukai Gun, tidak hanya Oab, beberapa siswa di sekolah ini pun sama, namun hanya Oab yang selalu Off waspadai, menurutnya Oab tipikal anak muda yang pantang menyerah, Off harus menjaga Gun nya, maksudnya adik kesayangannya.

Mengabaikan wai dari Oab, Off langsung masuk ke dalam mobilnya, dan segera membawa mobilnya meninggalkan BIHS.

Off tidak akan mengantar Gun ke rumah mereka, setiap pulang sekolah Gun akan pulang ke kantor Off, meski Porsche yang menjemput Gun, si mungil itu akan menunggu Off di kantornya hingga pria itu selesai dengan pekerjaan nya, itulah sebabnya di ruangan Off ada sebuah kamar kecil untuk istirahat Gun, sambil menunggu Off, lalu mereka akan pulang bersama-sama.


"Gun"

Gun menoleh pada Off yang sedang menyetir, pria itu masih fokus menatap ke depan.

"Khap"

Jawab Gun, memamerkan senyumnya, Off sekilas melirik Gun dan melihat senyuman itu, ia selalu menyukai senyuman itu, di mana Gun tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya, menambah kesan manis dan imut seorang Gun Atthaphan, Off dapat rasakan ribuan kupu-kupu terbang di dalam hatinya ketika melihat senyuman itu, dan rasanya jantungnya seolah berdetak lebih cepat, namun ego nya masih saja menyangkal perasaan itu.

Jika dia saja terpesona oleh senyuman Gun, bagaimana dengan orang lain.

"Aku harus lebih menjaganya" Off membatin, tak sadar jika hatinya sedang berperang dengan egonya.

"Sudah aku katakan jangan terlalu dekat dengan pemuda itu"

"Namanya Oab papii..." ralat Gun, Off hanya mendengus tidak suka.

"Berikan Gun alasan kenapa Oab tidak lolos dari sensor background chek papii??" tanya Gun, padahal menurutnya, Oab itu baik, tidak suka tawuran, tidak suka berkelahi, tidak suka menyontek, pinter malah, dan Gun juga tau Oab dari keluarga baik-baik.

Tapi kenapa temannya tidak lolos dari tes Off, tidak ada masalah dari latar belakang Oab ketika Porsche memberikan laporan tentang pemuda itu, hanya saja Off bisa menangkap jika Oab menyukai Gun dan menginginkan si mungil itu, dari situ lah Oab tidak lolos dari sensor chek Off, selain Oab ada New senior Gun, tapi New lolos dari tes Off, meskipun New belum sepenuhnya lolos dari pengawasan Off, karena setiap orang yang dekat dekat Gun, Off selalu mengawasinya.

"Turuti saja apa kata ku Gun" suara Off berubah, menekan dan dalam, seperti tidak ada bantahan.

Dan Gun tau jika Off tidak mau di bantah, jika Off sudah menekan kata-katanya Gun hanya menurut, Off selalu seperti itu jika mereka membahas soal teman-temannya. Gun diam sambil memeluk boneka anjing yang dia berinama Diky.

Setelah sampai di kantor, Off membiarkan petugas parkir untuk menaruh mobilnya ke tempat parkir, sedangkan ia dan Gun masuk kedalam kantor milik Off, semua karyawan Off sudah biasa melihat Gun yang mengekori Off, namun yang tidak biasa adalah wajah manis Gun yang sedikit di tekuk, namun juga terlihat sangat imut, membuat mereka gemas, andai saja tidak ada Off boss mereka, sudah pasti mereka dari tadi mencubiti pipi Gun, mereka masih sayang nyawa.

Off menyadari perubahan dari wajah si mungil kesayangannya itu, Gun berjalan mengekorinya, kedua tangan kecilnya memeluk Dicky, bibirnya mengerucut dan pipi yang menggembung, lucu sekali, Off gemas, lalu mencubit pipi Gun.

"Hei kau marah karena aku melarang mu berdekatan dengan temanmu itu" keduanya memasuki lift untuk menju ruangan Off.

Gun melirik Off dengan ekor matanya, pipinya masih menggembung.

"Baiklah, jika kau masih merajuk seperti itu, hadiahmu aku batalkan" ancam Off, sepertinya berhasil.

"Ishhh... Papii jahat" Gun menggigit lengan atas Off.

"Aww Gun!!" teriak Off kesakitan.

Pintu lift terbuka, Gun keluar terlebih dulu sambil menghentakkan kakinya, Off mengikuti Gun sembari terkekeh melihat Gun yang merajuk padanya.

Porsche melihat Gun yang berjalan menuju ke arahnya, tepatnya ke arah ruangan Off, Porsche gemas melihat wajah merajuk yang Gun tunjukan, sambil memeluk Dicky, boneka kesayangan Gun selain Taotao.

"Awww nong, kenapa wajahmu di tekuk seperti itu?"

"Phi Porsche, pesankan Gun es krim dan bubble tea, Gun juga mau sup kaki ayam yang pedas" Porsche melongo menatap si mungil yang memintanya untuk memesankan makanan, lalu Porsche mengalihkan tatapannya pada Off.

"Pesankan apa yang dia inginkan, tapi ganti sup kaki ayam pedas dengan tomyam, jangan terlalu pedas" kata Off setelah mendapatkan tatapan dari Porsche.

Gun memutar tubuhnya ke belakang, dan menatap Off.

"Kenapa tidak boleh, Gun mau makan yang pedas-pedas, kenapa papii selalu melarang Gun?!" Off mendesah, menghadapi Gun yang merajuk memang susah.

Ini adalah bentuk protes si mungil, karena Off melarangnya berdekatan dengan Oab, yah Off tau itu, tapi jangan harap Off akan luluh dan mengijinkan Oab lebih dekat dengan Gun.

"Tidak ada makanan pedas Gun, ingat perutmu akan sakit jika makan makanan pedas, tidak ada protes" Off mengacungkan telunjuknya di depan wajah Gun.

"Papii menyebalkan" dengus si mungil  lalu masuk ke dalam ruangan Off.

Porsche terkekeh melihat wajah Off yang tampak prustasi.

"Oh aku lupa katakan, jika tuan Lee sudah menunggumu di dalam" kata Porsche, mendengar tamunya sudah datang Off langsung masuk ke dalam ruangannya.

Ketika Off masuk, yang ia lihat Gun sedang berdiri di depan tamunya, sambil memeluk Dicky dengan matanya yang berkedip-kedip, dan tamunya juga menatap Gun gemas.

"Maaf tuan Lee, anda menunggu lama" Off menyapa tamunya.

"Tidak apa-apa tuan Jumpol, kami tidak terlalu lama menunggu" jawab pria kisaran 40 tahunan itu.

Off mengusak rambut Gun dan menyuruhnya untuk menunggu di kamar yang tersedia di ruangan Off, namun Gun tidak mau, akhirnya Gun duduk di sampingnya, Off tidak mau Gun yang sedang ngambek tambah ngambek.

"Maaf, ini Gun adikku, tidak masalah kan jika adikku ikut dalam pembicaraan ini?" tuan Lee tersenyum.

"Tidak masalah, anda memiliki adik yang sangat lucu tuan Jumpol" jawab tuan Lee.

"Jika anda berkenan, bagaimana pertemuan kita selanjutnya mengajak adik anda, saya juga akan mengajak istri dan anak saya, sepertinya Gun dan anak saya akan cocok jika berteman" Off mengkerutkan dahinya.

"Memangnya anak anda berusia berapa tahun?" jika seumuran atau lebih tua dari Gun tidak akan aku ijinkan kecuali, dia lolos dari sensor chek ku, terlebih jika dia laki-laki - lanjut Off dalam hatinya.

"Anakku berusia 10th, saya yakin mereka akan berteman baik, Gun mau bertemu dengan David?" tanya tuan Lee pada Gun.

"Gun mau..." jawab Gun tanpa persetujuan Off, namun Off bersyukur ternyata anak tuan Lee bocah berusia 10 th.

Gun duduk anteng di samping Off, si mungil itu ikut dalam obrolan pria dewasa itu, meski Gun tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, Gun memperhatikan Off yang sedang berbicara dengan rekan bisnisnya, ketampanan Off bertambah dua kali lipat saat bicara dengan tuan Lee, Gun sampai serius menatap Off sambil memeluk Dicky.

Sesekali Off menoleh dan tersenyum pada Gun yang menatapnya.

Terkadang Gun mengajak Dicky ngobrol, sesekali Off melirik Gun, memperhatikan remaja mungil itu, mengusak rambutnya, saat pesanan Gun datang, ia memakan makanannya dengan cuek, mengabaikan tatapan gemas tuan Lee, tampaknya tuan Lee menyukai Gun, tingkah Gun yang menggemaskan mengingatkan nya pada putranya David Lee.

Tuan Lee bertanya mengapa Gun memanggil Off papii, Gun mengatakan mereka pernah menemukan seekor anak anjing, Off merawat anak anjing sampai sembuh, dari situ Gun memanggil Off papii, plesetan dari kata puppy, tapi sayang si anak anjing bertemu pemiliknya, mereka pun mengembalikan anak anjing kepada pemiliknya.

Pembicaraan bisnis antara tuan Lee dan Off akhirnya selesai, dan Gun sudah tertidur dengan kepala berada di paha Off, setelah tuan Lee dan sekretarisnya pergi Off mengangkat tubuh mungil Gun, dan menggendongnya seperti koala.

"Porsche, tolong kerjakan sisanya, aku pulang duluan"  ucap Off sambil menyamankan posisi Gun dalam gendongannya.

Porsche mengangguk mengerti, setelah itu Off keluar dari ruangannya sembari membawa Gun dalam gendongan koalanya.

Seberapa banyak nya Gun berulah, Off tidak pernah lelah, hanya saja Off selalu khawatir, karena tingkah Gun yang begitu polos dan menggemaskan selalu sukses membuat orang tertarik untuk menyukainya, itulah yang membuat Off khawatir, tapi kenapa dia harus khawatir, bukan kah bagus jika Gun banyak di sukai orang, dari pada di benci orang??

Off sendiri tidak mengerti dengan pikirannya sendiri.

Bersambung.

Maafkeun jika ceritanya kurang bagus...🙏🏻

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
72.4K 6.6K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1.8M 18.5K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
319K 24.1K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...