|Den, aku jatuh cinta pada bintang yang jatuh dari matamu
|| Apa kau pikir aku sebuah keajaiban?
| Tentu saja. Setidaknya bagi jiwaku.
" "
Percakapan itu menjadi tanda petik kosong yang mengiang-ngiang di telingaku. Dadaku terasa kosong sekaligus mengimpit. Aku masih ingin memeluk tubuh Toj, tapi ia tak ada di sini, pun yang lebih parah aku tak bisa menghubunginya. Tepatnya, jangan cari cilaka!
Aku melepas kepalaku. Mataku kutaruh di langit, dan lampu dalam jiwaku kupadamkan. Kulahirkan larva-larva yang begitu cepat menetaskan kupu-kupu. Mereka mengepak-ngepak ke dalam mimpiku.