I'm Sorry ; Kim Taehyung βœ“

By jnbyolaa

64.8K 7.2K 1.8K

Bagaimana rasanya ketika kau kehilangan orang yang sangat kau cintai? Hilang dalam definisi pergi untuk selam... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28 ・
28
29
30
31
32
❲ BOOK 2 ❳ sequel :: Thank you

19

1.4K 188 30
By jnbyolaa

Laki-laki yang tidak punya hati. Taehyung pergi setelah membuat rumahnya seperti kapal pecah.

Sinb saat ini sedang mengobati luka di bagian lengannya akibat terkena pecahan vas bunga saat Taehyung mendorongnya. Ya, Taehyung dengan teganya mendorong Sinb, tanpa rasa bersalah ia pergi begitu saja melontarkan kata-kata kasar yang tidak enak dihati dan didengar.

Sinb menatap nanar rumahnya saat ini, sangat berantakan akibat amukan Taehyung beberapa menit yang lalu, Taehyung hampir menghancurkan seisi rumah, bahkan tv dan barang-barang lainnya yang tidak bersalah itu juga ikut hancur karna ulah Taehyung.

Setelah mengobati luka dilengannya perlahan Sinb membersihkan semuanya, pecahan demi pecahan kaca perlahan ia ambil dengan tangan kosong, air matanya jatuh lagi mengingat kondisi rumah tangganya yang semakin memburuk.

"Ya Tuhan!"

Sinb lantas memalingkan wajahnya ke sumber suara, ny.Kim yang tengah berlari kecil menghampirinya.

"Eomma!" Sinb memeluk ny.Kim, tangisnya pecah saat itu juga.

"Sayang apa yang terjadi?" ny.Kim memperhatikan setiap sudut yang sangat memprihatinkan, rumah ini benar-benar seperti kapal pecah.

"Sayang lenganmu kenapa?" tanya ny.Kim melihat lengan Sinb yang terbalut perban.

"Dimana Taehyung?" tn.Kim mencari-cari keberadaan anak semata wayangnya itu.

"Apa ini semua ulahnya?"

Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh mertuanya secara bertubi-tubi, Sinb hanya diam, bingung harus menjawab bagaimana. Apakah ia harus memberitahukan yang sebenarnya?

"Sayang dimana suamimu? Ini sudah hampir larut malam."

"Jujur pada kami, apa yang sudah terjadi?"

"Jangan hanya diam, katakan sesuatu pada kami, apa yang sudah terjadi?"

"Tidak apa-apa." jawab Sinb pelan.

Keduanya menghela nafas, "Tolong jujur pada kami, katakan apa yang sudah terjadi? Kenapa rumah ini keadaannya seperti ini, dan dimana Taehyung, suamimu?"

Ya, karna tidak ada pilihan dan alasan jawaban yang tepat, mau tidak mau Sinb menceritakannya, tapi tidak semuanya ia ceritakan.

"Apa?! Ini semua ulah Taehyung?!" tn.Kim mengepalkan tangannya, air mukanya menandakan ia sangat kecewa dan marah saat ini.

"Aku sudah menduga ini ulah Taehyung, anak itu!" tn.Kim menghela kasar nafasnya.

"Sayang, maafkan anak eomma, maaf atas perlakuannya padamu selama ini."

Sinb mengangguk dan tersenyum kecil, "Aku sudah memaafkannya, eomma."

"Kau wanita yang baik." ny.Kim mengusap pelan punggung Sinb seraya tersenyum.

"Sinb, kenapa kau tidak memberitahukan kami dari dulu? Appa benar-benar minta maaf."

"Apa kau masih ingin bertahan dengan Taehyung?" Sinb tersentak akan pertanyaan yang dilontarkan tn.Kim padanya.

"Kalau kau sudah tidak sanggup, kami ikhlas jika kau berpisah dengan Taehyung. Maaf karna appa dulu sempat merobek surat perceraian itu. Jika tahu keadaannya seperti ini maka appa tidak akan merobeknya dulu." sesal tn.Kim.

Demi Tuhan, Sinb sama sekali tidak ingin berpisah dengan Taehyung. Hatinya masih kuat untuk menerima semua ujian ini, ia akan bertahan, ia yakin Taehyung pasti akan bisa berubah.

"Aku akan bertahan." ucap Sinb tersenyum kecil.

"Kau yakin?"

"Iya. Ini adalah ujian dari Tuhan yang harus ku lewati,"

Keduanya menghela nafas pasrah. "Kami selalu akan mendoakanmu, nak."

***

Jungkook perlahan membuka matanya setelah terbaring tidak sadarkan diri selama tiga hari akibat insiden yang menimpanya itu.

Saat membukanya matanya yang pertama ia lihat adalah wanita yang masih ia cintai, wanita yang statusnya saat ini sudah menikah dan memiliki suami.

"Sinb..." ucap Jungkook lemah.

"Jangan bergerak dulu, kau masih belum pulih." ucap Sinb pada Jungkook.

"Syukurlah kau sudah sadar." semuanya tersenyum.

"Bagaimana keadaanmu sayang?" ny.Jeon mengusap-ngusap pelan lengan Jungkook.

"Baik eomma."

"Syukurlah. Kau mau apa sekarang sayang? Makan?"

Jungkook menggeleng pelan. "Bisakah appa dan eomma tinggalkan kami sebentar? Aku ingin berbicara dengan Sinb." ucap Jungkook, keduanya mengangguk dan berjalan keluar ruang rawat Jungkook.

"Duduk," pinta Jungkook, Sinb pun mengangguk dan duduk.

"Terima kasih, karna kau sudah menolongku. Maafkan aku, karna menolongku kau jadi terbaring lemah seperti ini." ucap Sinb merasa bersalah.

Jungkook mengenggam tangan Sinb lemah, membuat Sinb sedikit tidak nyaman. "Jangan meminta maaf, kau tidak salah."

"Maafkan aku..."

Sinb menyeritkankan keningnya bingung, "Kenapa kau meminta maaf?"

"Karna aku dulu pernah membohongimu,"

"Aku sudah memaafkanmu." Sinb tersenyum, mengusap pelan punggung tangan Jungkook yang mengenggam tangannya.

"Apa kau membenciku?"

Sinb menghela nafasnya, melepas tautan tangan mereka perlahan, "Aku tidak membencimu, karna aku tidak bisa membencimu,"

"Hanya saja... Aku sangat kecewa karna kau tidak jujur."

"Aku sudah tahu alasanmu melakukannya, tapi itu semua salah."

"Iya aku tahu, aku minta maaf. Aku takut jika waktuku saat itu tidak banyak lagi. Aku takut akan melukaimu karna kepergianku." lirih Jungkook.

"Kematian itu ada ditangan Tuhan, tidak ada yang tahu."

"Maaf... Jadi apakah kita bisa memulai ulang dari awal?"

"Maksudmu?"

"Aku tahu kita tidak akan bisa seperti dulu lagi... Jadi bisakah kita berteman?"

Sinb diam, menimbang-nimbang.

"Bagaimana? Kau mau berteman denganku?" ucap Jungkook menunggu jawaban Sinb.

"Baㅡbaiklah." ucap Sinb kemudian mengangguk.

"Aku menyangimu."

"Apa?!" Sinb sontak terkejut.

Jungkook terkekeh, "Sebagai teman."

Sebenarnya melebihi teman, aku menyangimu melebih teman. Batin Jungkook tersenyum kecil.

"Ah iya. Haha..." Sinb tertawa renyah.

Samar-samar Taehyung mendengar pembicaraan keduanya saat hendak memasuki ruang rawat Jungkook.

Taehyung sempat terkejut melihat Sinb berada di ruang rawat Jungkook, berdua. Dan mendengar fakta yang baru ia ketahui itu.

Taehyung memasuki ruang rawat Jungkook.

Keduanya terkejut akan kehadiran Taehyung yang tiba-tiba, apalagi Sinb, rautnya seperti orang ketakutan.

"Bagaimana keadaanmu? Maaf baru menjenguk."

"Baik, tidak apa-apa. Aku tahu kau sangat sibuk dengan urusan kantor. Terima kasih sudah datang menjengukku."

"Iya, kau istirahat dengan baik. Lekas sembuh."

"Terima kasih banyak." Jungkook tersenyum.

"Aku pamit dulu." ucap Taehyung seraya meletakan buah-buahan yang ia bawa itu.

"Buru-buru sekali?"

"Iya, aku ada pertemuan dengan klien satu jam lagi."

Jungkook mengangguk pelan seraya tersenyum.

Taehyung pergi setelah berpamitan, Taehyung melewati Sinb begitu saja tanpa menoleh seakan tidak kenal. Jungkook yang melihat pun terlihat bingung, ada apa dengan mereka? Pikirnya.

"Tadi itu kenapa kalian tidak saling menyapa?" tanya Jungkook heran, pasalnya Taehyung terlihat biasa saja, seakan tidak kenal dan tidak ada orang lain diruangan ini.

Jangankan menyapa, melihat sedikitpun tidak.

"Kalian tidak ada masalahkan?" tanya Jungkook lagi, namun Sinb diam tak menjawab, seperti orang bisu.

"Sinb?"

"Ah iya? Em, aku pamit dulu ya? Semoga lekas sembuh." ucap Sinb langsung beranjak pergi buru-buru tanpa menunggu balasan Jungkook.

Jungkook yang melihat kepergian Sinb hanya bisa tercengang bingung. Saat ini dipikirannya ada sebuah tanda tanya besar.

Ada apa?

Apa yang sebenarnya terjadi?


TBC


Happy new year guisee!! 🎉💜💖

Continue Reading

You'll Also Like

237K 25.2K 38
[Proses Revisi 2/38] Choi Ha Yeon, siswi kelas 3 SMA yang selalu mendapat ejekan dari teman-temannya karena belum pernah pacaran, akhirnya meminta Ki...
763K 77.2K 26
TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | Β© SUGARJM "I can taste her lipstick."
1M 83.1K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
207K 10.5K 21
Namja yang aneh, Yoeja gila, Cast: Kim taehyung Bae irene Joen jungkook Min yoongi Wendi red velvet Yeri red velvet Kim soekjin Park joy