INTENTION

By DeeMhrny

2.3K 437 97

[SLOW UPDATE] Sebuah kenyataan kelam yang dialami oleh pemuda bernama Grayhan, masa lalu yang merenggut asa... More

CIMMERIAN
SPRAWL
NOISY
FLAURA
ACTUALLY
PESANTREN?
FLASHBACK MODE ON
HANIN
WELCOME!
LONG TIME NO SEE
OLIVER
ILUSTRASI CAST
SEMINYAK

I CAN'T

113 38 1
By DeeMhrny

    "Eh! " Fla sontak berteriak ketika mendapati Gray berada dikursiroda sedang bersama kedua kawannya.

    Mereka sontak berhenti ketika Fla meneriaki mereka. Ketiga pemuda berpenampilan urakan itu menatap Fla dengan bibir melongo sempurna.

   "Mba manggil kita? " Ozy menunjuk ke arah dirinya. Celingukan masih tak mengerti.

    "Mau kemana?  Kabur? " Fla berjalan mendekati mereka sambil meletakkan tangannya ke dalam saku jasnya.

    "Ahh mba..  Ya ngga mungkin lah Gray gabisa kabur. Dia jalan aja susah" Rayan membantu menjawab.

    "Terus mau kemana? " Fla bertanya penuh selidik. Gray hanya menatap Fla dengan tatapan kurangsuka.

    "Cari angin segar. Kasihan dia di kamar terus" Ozy memberi alasan sekali lagi

    "Hmm..  Okay,  gue awasin" tandas Fla tersenyum licik.

Jerome menyejajari Fla

   "Lo harus bersihin.... "

   "Nanti aja" Fla memotong. Dokter muda berpenampilan nyentrik itu pun mengikuti langkah ketiga pemuda berpenampilan urakan yang katanya hendak mencari Angin segar.

   "Ck... " Grayhan mendesah kurang senang. Ozy dan Rayan menebah punggung Grayhan, memberi kekuatan serta kesabaran.

   Mereka berhenti pada sebuah jembatan yang tidak terlalu banyak manusia berlalu lalang. Disana terdapat sebuah bangku kayu panjang. Ketiganya duduk,  sedangkan Fla memilih untuk berdiri dan bersandar pada besi pembatas tepi jembatan.

   "Drrrrrt Drrrrrt Drrrt" Ponsel Fla bergetar hebat. Sepertinya sebuah panggilan masuk.

   Ia buru - buru merogoh sakunya. Kemudian mengangkatnya sesegera mungkin.

   "Halo Assalamuaalaikum" sapanya pada orang diseberang sana.

  Ketika Fla mengangkat telepon,  tak sengaja Gray melihat luka lebam yang semakin membiru pada punggung tangan Fla.

   "Oo.. Ok well. Kakak hubungi nanti" Fla kemudian menutup telepon dan memasukkannya kembali kedalam sakunya.

   "Tangan lo kenapa? " tanya Gray tiba-tiba.

  Fla sontak melirik punggung tangannya. Ia cepat - cepat menyembunyikannya dalam sakunya.

  "No problem" Fla enggan menjelaskannya. Ia hanya memasang senyum tipis tanpa menjawab.

   "Mba jadi dokter uda lama? " tanya Ozy membuka topik.

   "Baru lulus ngambil spesialis"

   "Hmm.. Spesialis apa mba? " Ozy bertanya lagi,  sontak Rayan menyodok Ozy karena ia terus bertanya.

   "Spesialis bedah" tandas Fla,  merubah posisinya menjadi 90derajat menghadap mereka sepenuhnya.

   "Mba bukan orang yang operasi Gray kan? " celetuk Rayan

   Fla terbahak kecil. Melirik Grayhan

   "I do haha" Fla kembali tertawa.

   "Jadi gue masi percobaan pertama gitu waktu operasi Gray" ucapnya enteng

   Sontak mata Grayhan membulat sempurna. Begitu pun dengan Ozy dan Rayan.

   "Hahaha..  Engga kok. Jam terbang gue uda ratusan kali hahaha "

   Fla hanya bercanda. Ketiganya mengembuskan nafas lega bersamaan.

  "Mba...." Grayhan memanggil,

   Fla menengok

   "Gue....  Gue nggak ada duit buat ngelunasin biaya operasi dan rawat inapnya" Ungkap Grayhan begitu berat.

   Fla hanya tersenyum.

    "Lo tenang aja Gray. Nggak usah difikirkan" tandas Fla menenangkan.

   "Gimana gue bisa tenang...  Siapa yang mau bayar biaya operasi gue?  Rawat inap gue? Gue.... Nggak punya apapun" Grayhan tertunduk.

   "Gue yang akan bantu lo"

   Fla berputar 90 menghadap kolambesar.

    "Jangan bercanda" sergah Grayhan.

    "Gue rasa...  Kemanusiaan itu kunci utama kebahagiaan dimuka bumi. Gue bahagia bisa bantu orang - orang. Selagi gue mampu. Dan gue seneng" Fla tersenyum tanpa menatap Grayhan.

   "Gue nggak bisa lunasin utangnya.. " sahur Grayhan.

   "Kemanusiaan bukan utang. Sincere. Tulus" Cetus Fla.

   Ozy dan Rayan bertepuk tangan bersamaan. "Amazing wow spectakulaarrr"

   "Apa si lu berisik! " Fla sontak menengok ke arah mereka. Tawa pun pecah diantara mereka.

                                  ***

THROWBACK.

      Malam pekat dengan gerimis tipis membungkus kota. Grayhan, Ozy, Rayan dan Oliver memeluk erat tubuh mereka masing - masing.
     
      Masih dengan seragam putih abu - abu yang kini sudah kuyup karena hujan tadi sore.

      "Laper nyet" Keluh Ozy sambil meremas perutnya. Menahan lapar

      "Lu kira gue kaga?" Sahut Grayhan. Menggigil kedinginan.

      "Masih ada uang jajan sisa ga?" Tanya Oliver kepada teman - temannya.

      "Ada 10ribu doang" Rayan mengeluarkan uangkertas berwarna ungu itu.

     "Kita beli nasi satu buat bertiga ya" Usul Rayan, sambil meraih uang 10ribu yang Rayan keluarkan.
     
     Gray dan Ozy saling bertatapan kemudian mengangguk setuju.

    "Tunggu ya" Oliver pun beranjak pergi entah kemana ia akan mencari makan.

     Malam semakin larut, Grayhan dan kedua kawannya tetap berada di tempat yang sama menanti kedatangan Oliver.

    Namun Oliver tak kunjung datang,  Grayhan cemas dan khawatir akan keberadaan kawannya itu. Jam sudah menunjukkan pukul 23:55.

   "Harusnya dia nggak selama ini" Rutuk Grayhan , ia berdiri dan berjalan mendekati jalan raya.

    dan sampai keesokan sampai keesokannya dan keesokannya lagi Oliver tidak juga kembali.

              
                                ***

  ~Rumah Fla

      "Assalamu'alaikum ma... " Fla langsung menghampiri mamanya begitu ia sampai rumah. Ia mencium pipi kiri mamanya.

       "Wa'alaikumussalam sayang" tangan mama membelai pipi Fla lembut penuh kasih sayang.

       "Mam...  How are you today?" Fla duduk disebelah mama. Mereka tengah berada di ruang keluarga, duduk di atas sofa super expensive dengan tv didepannya.

      "Mmm.. Mom is fine. Mama very healthy now" Mama tersenyum mencoba meyakinkan anak sematawayangnya. Kerutan disekitar matanya membuat beliau terlihat semakin renta.

       Fla menatap mamanya dengan tatapan nanar.

       "Okay...  Fla mau mandi dulu mam, Goodnight" Fla kembali mengecup pipi mama-nya sebelum pergi untuk mandi.

       Fla hanya tinggal bersama Mama seorang. Ia anak tunggal, tidak memiliki saudara kandung. Dan Papa sudah lama meninggal akibat terkena angin duduk.

     Papa Fla merupakan seorang Polisi bergelar Briptu. Briptu Deven. Demikian orang - orang memanggil beliau. Dan itulah sebabnya mengapa Fla bekerja pada rumahsakit kepolisian.

     Mama divonis menderita diabetes kronis sejak 3 tahun yang lalu. Selama 3 tahun terakhir Fla selalu rutin membawa Mama untuk check up. Atau sekedar mengontrol pola makan Mama.

      Sebagai seorang dokter, pastinya ia tak ingin lalai memperhatikan Mama-nya sendiri.

           
                                  ***

     Seusai mandi,  Fla kemudian duduk didepan meja kerja-nya. Berpangku tangan dengan tatapan kosong.

     Fla kini berbusana piyama, dengan rambut tergelung sedikit urakan sedang sebagian terjuntai tak beraturan.

     Kemudian ia menjulurkan tangannya,  membalik telapak tangannya untuk melihat kondisi luka lebam punggung tangannya.

    Ia pun beranjak untuk mengambil air es untuk mengompres luka lebamnya.

    "Kok ngga biasanya ya..  Lebamnya uda hampir 5hari tapi masih rada ngilu" gerutunya,

     "Sssshh" ia meringis ketika air es menyentuh luka lebam-nya.

      Dua minggu sekali ia masih rutin mengikuti latihan judo di gelanggang latihan kota bersama beberapa temannya dan seorang guru perempuan. Ibu Ratna namanya.

      Namun karena kesibukannya ia sudah meninggalkan latihan lebih dari satu bulan.

     Drrrrrt Drrrrt... 

     Ponsel yang ia letakkan di atas meja bergetar. Menyala - nyala dengan menampilkan sebuah nama disana ' Jerome in coming '

     "Iya Halo Jer" Sambutnya sambil mendekatkan Ponsel ke telinganya.

     "Ah kirain apa..  Ini lagi gue kompres..." Fla tersenyum

     "Besok? Eummm...  Nyokap gue jadwal check up Jer, sorry ga bisa"
    
    "Sorry..  Okay...  Too, Bye"

    Fla mendengus sembari menutup sambungan telepon. Lalu ia meletakkan ponselnya sambil kembali mengompres tangannya.

    Lalu ia melirik kalender duduk yang terletak diatas meja kerja-nya.

    Nope.
 
    Tidak ada jadwal apapun esok. Ia berbohong.

   Kemudian ia berinisiatif untuk menarik laci-nya. Memeriksa isinya dan mengubek-ubek apapun yang ada disana.

   Lalu ia tak sengaja menemukan sebuah foto dirinya bersama Jerome beberapa tahun lalu ketika mereka bersamaan lulus sebagai seorang dokter.

    Fla tersenyum kecut melihatnya. Tertawa geli.

     "I'm Sorry Jer" kata Fla sekali lagi.

                               ***

Tinggalkan vote + comment :)
Haturnuhun
    

Continue Reading

You'll Also Like

40.7M 1.1M 42
When Arianna marries billionaire Zach Price to save her family, she doesn't expect to fall in love with a man who'd always consider her a second choi...