• HER • ✔

By Chojiyaa

114K 7.7K 2.3K

Ini bukanlah cerita spesial, hanya kisah kehidupan seorang gadis yang terpilih oleh sebuah penyakit yang sang... More

= Meet ? =
= Ataxia =
= Jeon jungkook =
= Music club? =
= Friend =
= Please, don't cry =
= Ice Cream =
= I'm Serious =
= A Kiss? =
= She is mine! =
= Rain =
= What are they doing?!! =
= I love her ! =
= I hate my self =
= Oppa? =
= Save me =
= I love him ! =
= Is it real?!! =
= Announcement =
= Dating ! =
= Am i guilty? =
= Please, trust me =
= Sorry =
= She is come =
= Who is she ? =
= Is it hurt ? =
= The only one ? =
= I'm fine =
= Hyung, stay healthy. Oke? =
= Should i die? =
= Don't do it ! =
= Devil =
= Hyung! =
= He is gone =
= Secret =
= I deserve to die =
= It's Hurt =
= Sorry =
= Six Months? =
= He has Changed =
= The Answer =
= Punishment =
= Selfish =
= A letter (END) =
= Epilogue =

= She returns =

1.3K 105 14
By Chojiyaa

Taehyung berdiri di ambang pintu, menatap dalam diam seorang wanita dengan hoodie oversize dan celana jeans yang punya motif sobek di lututnya. Begitu cantik, bahkan hanya dengan memakai pakaian seadanya. Membuat taehyung kembali merasakan sensasi berbeda pada dirinya. Ingin rasanya segera menghampiri dan merengkuh dengan erat, namun ingatannya tentang wanita itu membuyarkan lamunannya.

"Ada apa?"

"Bisa kita berbicara di dalam?"

Taehyung terkekeh kecil, menampakkan senyum asimetris nya. Dengan sorot mata yang begitu dalam dan mengintimidasi.

"That's it! Apa yang lu lakukan di korea? Dan bahkan ingin masuk ke apartemen gua?"

Irene terdiam, begitu asing melihat sisi taehyung yang berbeda. Jika saja ayahnya tidak mengancamnya, mungkin dia tidak akan kembali ke sini.

"Pergilah, dan masuklah ke apartemen pewaris perusahaan park, lu mencintainya bukan?"

Taehyung segera menutup pintu, namun terhalang oleh kaki Irene. Dirinya kembali menatap tajam wanita itu, bagaikan parasit yang hanya mengacaukan hidupnya.

"Gua mohon, jika tidak, ayah akan marah"

Tatapan taehyung melembut, dirinya cukup lama berteman dengan Irene untuk tahu bagaimana sifat tuan bae--seorang penguasa yang haus akan kesempurnaan. Masih teringat jelas di dalam benaknya saat tuan bae menampar Irene, hanya karena wanita itu lupa untuk mendatangi sebuah pertemuan dengan ambassador mereka.

Perlahan taehyung membuka pintu apartemen nya, membiarkan wanita itu masuk. Duduk di sebuah sofa dengan Irene yang berada di sofa seberangnya.

"Lu baik-baik aja? Maksud gua ayahlu--"

"Gua baik baik aja"

Setidaknya pernyataan Irene membuat hati taehyung sedikit tenang. Dirinya memang membenci Irene sekarang, tapi entah kenapa merasa tidak sanggup saat wanita itu tersakiti.

"Naiklah ke kamar, kalau mau makan ada beberapa kotak pasta di lemari. Gua mau keluar"

Taehyung berjalan ke arah pintu, mengambil coat hitam dan kunci mobilnya, lebih baik berada di luar dari pada terkurung di dalam sebuah apartemen bersama Irene, pikirnya.

"Lu mau kemana?"

"Ke rumah sohyun" ucap taehyung sambil menutup pintu, menyisakan irene yang menghembuskan nafas kasar di sana.

"Sohyun ya?"

Irene tersenyum miris, lebih memilih untuk naik ke kamar atas dan mengeluarkan seluruh isi kopernya. Dan tepat saat dirinya duduk di tepi ranjang, telfonnya berbunyi, panggilan masuk dari seseorang.

"Sudah temukan yang aku suruh?"

"Ya nona, sangat lengkap"

Terdengar suara berat seorang namja di sebrang sana, dan irene tersenyum lebar, mengetahui apa yang diinginkannya akan di dapatkannya.

"Jelaskan semuanya"

"Namanya kim sohyun, anak dari keluarga kim cooperation. Kedua orangtua nya telah meninggal karena kecelakaan mobil. Tersisa dirinya dan juga saudara kandung laki lakinya. Bersekolah di SOPA dan sedang menduduki tingkat sepuluh"

"Bagaimana dengan teman temannya?"

"Sejauh yang saya lihat dia seperti tidak memiliki teman, lebih banyak bertemu dengan teman-teman kakak laki-lakinya. Oh, dia sedang bertemu dengan tuan taehyung sekarang"

Irene menunjukkan senyum angkuhnya. Dia memang tidak salah memilih orang untuk memata matai sohyun.

"Aku tahu itu. Apa dia seorang penyendiri? Hingga tidak memiliki teman? Akan sulit mempengaruhi nya jika tidak ada teman di dekatnya"

"Seperti nya tidak begitu nona, dia memiliki sebuah penyakit yang membuat teman temannya menjauhinya"

"Penyakit? Apa menular?"

"Tidak nona, hanya persepsi orang-orang yang menganggap itu menular"

"Apa nama penyakitnya?"

"Ataxia"

"Baiklah, terus ikuti dia, laporkan semuanya. Aku perlu mandi"

Dan sambungan telefon itu diputuskan sepihak oleh Irene. Sedikit merasa kecewa karena mendapat informasi yang kurang memuaskan hatinya.

*****


Disinilah taehyung sekarang, di dalam mobilnya dengan sohyun yang duduk dengan tenang di sampingnya. Setelah memacu mobilnya dengan cepat menemui sohyun, tanpa mengatur apa yang ingin di lakukannya. Sekarang taehyung terdiam, tidak tahu apa yang ingin di lakukan ataupun di katakannya pada sohyun.

"Kenapa sunbae datang? Sangat dingin di luar"

"Apa salah jika seorang pria ingin menemui pacarnya?"

"Tidak salah, tapi kenapa sunbae tidak menghubungi sohyun jika kita mau keluar?"

"Tidak ada, hanya--ingin"

Sohyun tidak bodoh untuk mengetahui ada sesuatu yang di sembunyikan oleh taehyung. Baru beberapa jam yang lalu dia menelfon taehyung dan mengatakan ingin makan siang bersama, tapi dengan entengnya lelaki itu menjawab 'tidak mau, diluar dingin, gua mau main game'. Tapi sekarang tanpa alasan taehyung mendatanginya, tidak mungkin jika tidak ada sesuatu.

"Ada apa? Ada masalah?"

"Hmmm" taehyung menggigit bibir bagian bawahnya, menerka nerka apakah dia harus mengatakannya atau tidak.

"Apa irene-eonni datang?"


Tepat sasaran

Telak

Dan taehyung hanya mengangguk kecil.


"Lalu, kenapa sunbae keluar?"

Taehyung tersentak kaget, mengalihakan pandangannya dari jalanan kepada wanita di sampingnya. Dengan mata yang mebulat lebar dan bibir yang mengerucut ke depan.

"Jadi lu lebih suka gua di apartemen bersama Irene daripada menghabiskan waktu dengan lu" taehyung sukses mencak mencak oleh perkataan sohyun. Tapi entah kenapa terkesan lucu karena bibir yang mengerucut itu.

"Oke oke, kita mau jalan kemana?" ucap sohyun dengan nada ke kanakannya, seperti membujuk seorang anak kecil yang merajuk karena tidak diajak jalan.

"Terserah" taehyung menjawab dengan begitu singkat tapi justru menambah tingkat keimutannya.

"Benarkah?? Kalau begitu gua mau makan odeng"

"Oke" dengan cepat taehyung memutar kemudinya di salah satu persimpangan. Sepertinya perkelahian antara dirinya dan sohyun terhenti akibat makanan.

Tidak butuh waktu lama hingga mereka berada di salah satu penjual makanan di pinggir jalan, menyantap odeng hangat dengan lahap. Mata taehyung tak berhenti menatap sohyun yang dengan lahapnya memakan itu hingga mulutnya penuh seperti tupai.

"Ahjumma...bisakah aku beli semuanya?"

Sohyun yang sibuk makan itu tiba-tiba tersedak, dan menatap taehyung dengan mata membulat heran.

"Untuk apa? Siapa yang akan menghabiskannya?"

"Sepertinya lu bisa menghabiskan semuanya"

Dan akhirnya sohyun sadar, melihat beberapa tusukan odeng yang berserakan di lantai, cukup banyak. Hingga setelah memakan beberapa hotteok, mereka pergi dari sana, menyudahi acara makan mereka, dan memilih untuk berjalan sambil melihat turunya salju.

Mereka berjalan cukup lama, saling melempar candaan satu sama lain. Tapi entah kenapa sohyun tiba-tiba ambruk, terduduk dengan lemas di tanah, dengan mata yang membulat heran.

Tidak, jangan sekarang -sohyun

"Sohyun-ah! ada apa?" taehyung berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan sohyun. Tanpa pikir panjang diangkat nya tubuh sohyun, lalu mendudukkan dengan hati-hati di sebuah kursi taman yang berada tidak jauh dari mereka.

"Ada apa?" di genggamnya tangan wanitanya itu, begitu dingin. Entah kenapa rasa bersalah menghantui dirinya.

"Lu tidak bisa di luar saat cuaca dingin bukan? Maaf"

Sohyun menggeleng, memaksakan senyum terbaiknya. Mengisyaratkan bahwa tubuhnya baik-baik saja. Walaupun sebenarnya tidak, gejala itu kembali datang di tubuhnya.

Kenapa harus sekarang? -sohyun

"Tapi apa selalu seperti ini? Tubuh lu akan tiba-tiba menjadi lemas saat cuaca dingin?"

"Tidak juga.."

"Lalu? Apa lu punya penyakit serius?" ucap taehyung dengan nada khawatir. Matanya menatap dengan sendu, dengan tangan yang tidak berhenti mengusap halus surai wanitanya.

Berbeda dengan taehyung, sohyun justru terkejut. Kepalanya mencoba mencerna kata-kata taehyung. Hingga suatu kesimpulan di dapatkannya.

Taehyung belum tahu tentang penyakit nya

"Sunbae? Apa sunbae belum tahu?"

"Tentang apa?"

Sohyun terdiam, kembali berkecamuk dengan pikirannya.

Jika gua mengatakannya, apa sunbae akan tetap seperti ini? Apa reaksinya akan seperti jungkook? Atau seperti park bo young? Bagaimana jika dia menjauhi gua -sohyun

"Tidak ada, lupakan saja"

"Aishh! Ada apa?"

"Apa sunbae tahu bahwa sohyun mencintai sunbae?"

Taehyung terdiam, mencoba menerka senyuman aneh yang di berikan sohyun, tapi tidak menemukan apa-apa selain ketulusan di matanya.

"Tentu saja bodoh! Sekarang ayo ke apartemen gua"

"Kenapa?"

"Apa seorang pria bisa meninggalkan pacarnya di rumah seorang diri disaat kondisi nya sedang tidak baik?"

Sohyun kembali tersenyum, menyenangkan rasanya mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta dari orang yang dicintainya. Ingin rasanya untuk selalu merasakan itu seumur hidupnya. Tapi bukankah itu egois? Memaksakan semuanya berjalan di bawah kendalinya, sementara situasinya tidak pernah memungkinkan. Dirinya tidak pantas untuk mendapatkan taehyung, dia hanya akan menyakiti perasaan taehyung dengan meninggalkan nya secara tiba-tiba suatu saat nanti. Dan bahkan sekarang, dia membohonginya. Sekali lagi sohyun berfikir, dia sangat egois.

"Baiklah, tapi bisakah kita duduk sebentar disini sekitar 20 menit?"

Mau bagaimana lagi, tubuhnya masih kaku untuk di gerakkan.

*****

"Taehyung-ah? Lu juga mau pas--ta?"

Baru saja Irene berlari dengan semangat dari dapur menuju pintu depan, berniat untuk menanyakan apakah taehyung mau juga dibuatkan pasta olehnya. Tapi melihat seorang wanita yang dibopong dengan hati-hati oleh taehyung membuat dirinya kembali memaki di dalam hati.

"Tidak perlu" ucap taehyung dingin. Tidak terlalu memperhatikan irene yang masih melihatnya dengan heran di dekat pintu masuk. Lebih memilih untuk mendudukkan sohyun dengan hati-hati di sebuah sofa empuk berharga ratusan juta dolar miliknya.

Ya, pewaris perusahaan kim

"Duduk dan jangan kemana-mana, gua mau buat coklat panas" perintah taehyung yang mendapat anggukan langsung dari sohyun. Dengan cepat taehyung berjalan ke arah dapurnya, diikuti Irene yang mengekorinya di belakang.

"Kenapa dia kesini?"

Taehyung tidak mendengarkan, justru sibuk dengan bubuk coklat dan juga air panas. Bahkan dirinya tidak berkutik saat irene menempelkan tubuhnya. Diam seperti tidak terjadi apa-apa, menganggap bahwa irene tidak ada disana.

"Ya kim taehyung" ucap irene sambil mendekatkan wajahnya kepada taehyung, dan itu sukses membuat taehyung menyadari keberadaannya.

"Apa masalah? Ini rumah gua, dan semua yang mau gua lakukan termasuk siapa saja yang boleh masuk ke rumah gua, itu juga terserah gua. Dan menjauhlah sebelum gua menyiramkan air panas ini ke wajah lu"

"Lakukan"

Tantang Irene dengan senyum asimetrisnya. Semakin berjalan mendekat ke arah taehyung tanpa rasa ragu sedikitpun, hingga membuat lelaki itu tersudut.

"Coba lakukan, kalau perlu lu bisa menyiramkan semua air panas itu di seluruh tubuh gua"

Kali ini taehyung terdiam, bergidik ngeri melihat senyuman asimetris irene yang begitu mengerikan. Matanya mencoba untuk mengalahkan irene lewat tatapan tapi percuma. Tatapan wanita itu sangat tajam, bahkan jika tatapan adalah senjata, sudah dipastikan taehyung sedang tergeletak tidak bernyawa di dapur nya sendiri.

"Tidak bisa bukan? Lu tidak berani menyakiti gua bukan?"

Katakanlah taehyung gila sekarang, dia justru mengeluarkan kekehan kecilnya. Seperti kata kata irene barusan bukanlah apa-apa.

"Sadarlah irene lu--"

"Lu yang seharusnya sadar kim taehyung. Sadarlah siapa wanita yang lu cintai sekarang"

"Tentu saja sohyun" jawab taehyung tanpa ragu. Tanpa takut menatap dengan nyalang lawan bicaranya.

"Benarkah? Kalau begitu kenapa lu membiarkan gua kembali masuk ke dalam kehidupan lu? Walaupun lu tahu gua bisa saja mengacaukan semuanya?"

"Itu karena--"

"Apa? Karena lu masih mencintai gua bukan? Bahkan gua bertaruh, jika gua mencium lu sekarang, lu tidak akan menolaknya"

"Berhenti bicara omong kosong Irene" ucap taehyung dengan sedikit beteriak, berharap irene manjauh dari dirinya. Serius, posisi mereka sangat intim sekarang. Tapi semua percuma, irene tidak menjauhkan dirinya bahkan satu mili pun.

"Kecilkan suara lu taehyung, sohyun bisa mendengar kita, dan dia bisa saja berfikir yang tidak tidak"

Taehyung sukses bungkam. Entah kenapa dirinya tidak bisa melawan seluruh perlakuan irene. Tidak pernah membayangkan Irene akan bersikap seperti ini kepadanya. Terlebih lagi sorot mata Irene yang begitu dalam dan sayu, membuat taehyung berfikir Irene adalah seorang psychopath.

"Lu mau kita berciuman di sini? Dan biarkan sohyun melihat kita?" irene makin mendekatkan wajahnya. Membuat taehyung dapat merasakan deru nafasnya, dengan jantung yang memacu begitu cepat.

"Berhenti irene, apa yang lu mau"

"Tidak banyak, hanya--lu harus bersikap seperti biasa"

"Baiklah"

Dan dengan cepat irene menjauhkan tubuhnya, kembali tersenyum. Bukan senyuman asimetris, melainkan senyuman tulus yang manis. Begitu manis, hingga seperti orang yang berbeda, dari yang mengancam taehyung tadi.

"Jadi, kenapa sohyun ke sini?" tanya irene sambil duduk di dekat meja pantry, menumpu wajahnya di kedua tangannya.

"Dia tidak enak badan, kakinya lemas, seprtinya karena cuaca dingin"

Irene mengangguk mengerti, memperhatikan dengan khidmat taehyung yang sedang menyeduh coklat panas disana. Begitu seksi menurutnya, dengan beberapa vein yang terlihat jelas di pergelangan tangan taehyung. Tapi dirinya tersentak kaget saat kembali mencerna perkataan taehyung.

"Kakinya lemas? Karena cuaca dingin?"

"Hm" tanggap taehyung sambil menyimpan kembali bubuk coklat.

"Bukankah itu berlebihan? Apa bukan karena suatu penyakit?"

"Dia memang tidak kuat dingin, jadi bisa saja. Lagipula sohyun tidak memiliki penyakit serius. Jika memang ada dia pasti mengatakannya" dengan 2 gelas coklat panas di tangannya taehyung berjalan ke arah ruang tamu, meninggalkan irene yang memasang senyum kemenangannya disana.

"Benarkah begitu? Kalau begitu--

Biarkan gua memulai permainan ini, kim sohyun--ssi"











TBC
=================================

Yeorobunnnnn

Mian lama up nya :">

Asupan


Bhayy yeorobunn



Pacarnya taehyung ❤

Continue Reading

You'll Also Like

13.9K 3.4K 31
Tidak, tidak ada hal yang benar-benar kamu miliki di dunia ini. Semuanya akan pergi saat tiba masanya, lantas mengapa kamu terlena dalam euforia yang...
142K 12.2K 73
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
551 281 11
[[SLOW UPDATE]] Cerita ini bukan tentang si cewe polos ketemu sama ketua geng motor, atau transmigrasi ke dunia isekai. Tapi cerita ini berkisa...
4K 2.2K 27
"Lihat saja, aku pasti bakal rebut peringkat ku kembali! Dan, ingat! Aku itu bukan pacarmu!" _Fayra licia to Firo amamiya_ "Hah! Kenapa mereka sampa...