[Sehun Fanfiction] Dear Husba...

By twelveblossom

246K 36.3K 1.4K

Jung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setel... More

Prolog
The Day When I Meet You - 1
The Day When I Meet You - 2
The Day When I Meet You - 3
Taken By The Past - 1
Taken By The Past - 2
Taken By The Past - 3
Marriage Scenario - 1
Marriage Scenario - 2
Marriage Scenario - 3
Sometimes He's Angel - 1
Sometime He's Angel - 2
The Way I Love You - 1
The Way I Love You - 2
The Way I Love You - 3
I'm Okay Even It's Hurt - 1
I'm Okay Even It's Hurt - 2
I'm Okay Even It's Hurt - 3
If You Were Me - 2
When You and I Become Us - 1
When You and I Become Us - 2
When You And I Become Us - 3
Dealing With You - 1
Dealing With You - 2
Dealing With You - 3
My Eyes On You - 1
My Eyes On You - 2
My Eyes On You - 3
Love, Life, and Lies - 1
Love, Lies, and Life - 2
Hold Back The Tears - 1
Hold Back The Tears - 2
Hold Back The Tears - 3
Heart Of Darkness - 1
Heart of Darkness - 2
Heart of Darkness - 3
It's Too Late To Realize - 1
It's Too Late To Realize - 2
It's Too Late To Realize - 3
[Special Part] Everything For You
[Special Part] Jealousy You
The Last Wish - 1
The Last Wish - 2
The Last Wish - 3
[Special Part] The Half Of You
[Part Terakhir] Baby, Please Hold Me
Epilogue - 1
Epilogue - 2
Epilogue - 3
Epilogue - 4
[Album Foto] Diary Baby Hyunjoo

If You Were Me - 1

5.4K 833 26
By twelveblossom

“Please stop only thinking about yourself and open your ears. Just once. Just one time. If you were me. Do you think you’d be different?” If You Were Me, Ost Hwayugi Part 5

-oOo-

Nara melamun di tempat tidur sewaktu Daniel membuka pintu ruang inapnya. Gadis itu telah berada di rumah sakit hampir sepekan. Sebenarnya, dokter sudah memerbolehkan ia pulang, akan tetapi Chanyeol ingin adiknya menginap sehari lagi demi memastikan keadaanya telah baik-baik saja.

Orang-orang di sekitar Nara mulai sibuk dengan pekerjaan. Hanya Daniel yang rutin menjenguk si gadis. Tak banyak hal yang dilakukan Kang Daniel, pemuda itu cuma membawa beberapa kabar yang sangat diminati Nara. Tentu saja bisa ditebak, Nara suka sekali mendengarkan Daniel yang bercerita soal Sehun. Banyak hal tentang Sehun yang dilewatkan Nara selama satu minggu. Contohnya, pria itu sibuk rapat setiap hari, Sehun lupa memakai pasangan kaus kakisatunya cokelat dan yang lainnya hitam, Sehun kesal karena ada acar di sandwich, Sehun tersandung sewaktu akan keluar kantor, dan lain sebagainya. Entah itu karangan Daniel belaka atau bukan, toh Nara menikmatinyasepengetahuan Nara, Sehun masih berada di London. Nara berusaha berpikir positifmungkin Daniel punya mata-mata. Begitulah cara Nara bahagia untuk sementara agar tidak merindukan Sehun terlalu banyak.

“Apa yang dilakukannya hari ini?” tanya Nara, bahkan sebelum si pemuda bermata sipit itu sempat melepas mantel.

Daniel tersenyum saat melihat si gadis menyambut. Ia menurut saja duduk di kursi samping tempat tidur Nara. “Dia tidak melakukan banyak hal,” jawab Daniel singkat yang langsung mendapatkan cebikan Nara.

“Kau pasti kehabisan bahan, ya,” kata Nara. Ia menepuk bahu Daniel. “Terima kasih sudah ada di sampingku saat mereka tengah sibuk dengan urusan masing-masing,” lanjut Nara.

“Ini bagian dari pekerjaanku, Noona,” timpal Daniel. Ia mulai mengupas jeruk untuk Nara. Daniel menyuapkan potongan jeruk pada gadis di hadapannya, lalu mengimbuhkan, “Aku menyukainya, jangan merasa terbebani.”

Nara tertawa. “Kau seakan-akan bilang dibayar untuk menjagaku,” ujarnya.

“Memang begitu cara kerjanya,” gumam Daniel.

Nara menepuk pelan kepala Daniel. “Siapa orang konyol yang melakukan itu?” kelakar si gadis.

“Oh Sehun hyung membayarku untuk membuatmu tertawa,” balas Daniel kemudian terkekeh. Pria itu mengabaikan Nara yang kini memutar bola mata. “Kalian seharusnya bisa lebih dewasa daripada diriku. Tapi, aku rasa usia tidak menentukan tingkat kedewasaan. Aku beritahu satu rahasia, ya

Apa ini soal dia?” potong Nara antusias.

“Dengarkan baik-baik, Sehun hyung sudah berada di Seoul sejak kau masuk rumah sakit. Dia sangat sibuk mencari cara agar perjanjian pernikahan antara dua keluarga dapat diundur. Oh, tolong jangan memasang wajah muram seperti itudia begitu bukan karena tidak suka

Lantas, apa dia menyukaiku?” pangkas Nara sekali lagi, sedikit membuat Daniel menggertakkan gigi.

Anggap saja begitu. Satu alasan yang pasti, Sehun hyung tidak ingin kau menikah karena terpaksa,” Daniel akhirnya menyelesaikan ucapannya dalam satu tarikan napas.

Nara menatap Daniel. Ia tertegun sejenak, kemudian menarik ujung bibir membentuk senyum kecut yang kentara. “Apa yang harus kulakukan, Kang Daniel? Apa aku harus berlutut lalu berkata jika aku menyukainya? Apa aku harus pura-pura tuli serta buta agar tak dapat melihat dan mendengar bahwa Sehun berada di dekatku karena Ahra?” ungkap Nara, ia berkata pelan.

Daniel menghela napas, berusaha sabar. Ia beberapa kali mengatur diafragmanya agar bisa mengatakan hal yang selama ini hanya tersimpan dalam serebrumnya. “Bukankah mencintai seseorang dengan tulus itu menyakitkan sekaligus membahagiakan, Noona? Karena sewaktu mencintai seseorang, aku bahkan rela menjadi siapa saja untuknyaasal dia bahagia.” Pria itu memberikan jeda sebentar. Ia menatap Nara penuh arti. “Meskipun alasan dia tersenyum bukan karena aku, perasaannya bukan untukku, dan pikirannya memimpikan orang lainasal aku bisa berada di dekatnya, tertawa bersamanya. Hal itu membuatku cukup puas.”

“Gadis yang akan berkencan denganmu pasti sangat beruntung,” kata Nara pelan. Ia mengusap kepala Daniel serupa caranya membelai anak kucing. “Adikku sudah besar,” imbuh Nara.

Daniel pun cemberut akibat sikap Nara. “Aku bukan anak kecil yang kau temui lima tahun lalu,” Daniel mengeluh. “Bagaimana apa Noona sudah siap bertemu dengannya? Kalau sudah aku bisa memertemukan kalian seolah-olah tidak direncanakan,” ujar Daniel mengangkat topik baru.

Nara menggeleng. “Aku ingin pulang ke rumah dan membaca dokumen yang ibu berikan kepadaku,” ungkap Nara sekaligus mengakhiri perbincangan mereka.

Chanyeol sengaja pulang kantor lebih cepat untuk menjemput adiknya di rumah sakit. Pria itu lekas membawa Nara ke rumah agar bisa beristirahat lagi. Kendati demikian, Nara justru meminta dokumen yang ibunya berikan kepadanya. “Kau tidak perlu membacanya hari ini, Nara,” suara Chanyeol mengisi ruang tamu Keluarga Park. “Kau baru saja keluar rumah sakit,” sambungnya. Chanyeol akhirnya ikut duduk di samping Naraia belum sempat membongkar kertas-kertas yang dibawa oleh Han Haera. Ada kecemasan dalam benak Chanyeol, bahwa tulisan-tulisan yang ada di sana dapat mengguncang emosi Nara lagi.

“Ini hanya kertas, Chanyeol. Kau tidak perlu khawatir,” timpal si gadis yang kini mengenakan terusan selutut bewarna cokelat. Nara menyelipkan surai panjangnya untuk berkonsentrasi. “Ibu menyertakan catatan kesehatanku dan Ahra,” Nara bergumam. Gadis itu membalik dokumen lain yang tersimpan di map cokelat. Tangan Nara bergetar saat mengetahui isinya. “Apa dengan menandatangani surat ini aku dan Sehun akan sah menikah secara hukum?” tanya Nara. Ia mendongak ke arah Chanyeol.

“Tidak, kau tak perlu memikirkan dokumen sialan itu. Secara hukum kau sudah menjadi anak angkat dari Keluarga Park. Perjanjian pernikahan antara dirimu dan Sehun mengikat Keluarga Jung serta Oh. Jika kita berusaha membatalkan perjanjian

Maka Keluarga Park yang akan terkena imbasnya,” lanjut Nara sekaligus memotong argumen Chanyeol. Gadis itu tersenyum dingin.

“Itu yang dikhawatirkan Ibuku. Dia tidak ingin perjanjian konyol dari suaminya yang dulu mengusik kehidupannya yang bahagia,” kata si gadis. Nara menggenggam tangan Chanyeol erat. “Katakan padaku yang sejujurnya, aku tidak ingin dibohongi lagi. Apa yang akan terjadi pada kita?”

Chanyeol meraup paras. Raut lelah tak dapat dihapuskan di sana. “Kalau saja kau bukan satu-satunya pewaris Keluarga Jung. Pembagian kepemilikan saham mereka sudah berjalan belasan tahun, The Three Clouds tidak akan membiarkan kita lolos. Mereka membutuhkanmu untuk menyatukan perusahaan. Setelah kau menikah dengan Sehun, hakmu sebagai pewaris Keluarga Jung akan diberikan sepenuhnya kepadamusaat ini hanya diawasi oleh dewan perusahaan karena kau dianggap belum cukup matang.” Pria itu melihat respons Nara. Ia melanjutkan ketika Nara mengangguk paham. “Selama ini, bukan tanpa alasan Ahra berada di Seoulberpisah dengan ibumu. Ahra ditekan sedari dulu untuk diserahkan kepada Keluarga Oh serta mengambil peran sebagai pioner,” jelas Chanyeol.

“Aku rasa karena itu ibu merasa bersalah. Dia mengabaikan Ahra, namun ketika Ahra dapat memberikan yang ia inginkan …” Nara menggantung ucapannya. “Apa kini giliranku yang dimanfaatkan, Park Chanyeol?” tanya si gadis getir.

Chanyeol menarik Nara dalam pelukannya. “Tidak, aku akan memastikan tak ada seorang pun yang menyakitimu lagi.” Pria itu menepuk-tepuk punggung adiknya lembut. “Aku sudah pernah gagal melindungi Ahra. Aku tidak akan mengingkari janjiku pada Ahra untuk melindungimu.”

Nara lebih siap sekarang. Ia mengunjungi The Evenue Park sesuai saran Daniel yang mengatakan Sehun sedang berada di sana. Paras cantiknya tampak tegar dengan polesan riasan tipis. Setelan formal yang membalut tubuh langsingnya menambah kesan serius yang ingin dibangun Nara. Ia memberikan tatapan tajam saat memasuki ruang kerja Sehun yang terletak di lantai dua. Melalui netranya Nara memindai pria yang hampir satu bulan tak pernah dilihatnya. Ada kerinduan dalam benak gadis itu terhadap pria yang kini menyita seluruh atensi.
Awalnya Sehun terkejut mendapati gadis yang memenuhi serebrumnya tersebut berada di sanaberdiri angkuh sembari mengamati. Seberkas perasaan lega serta antisipasi terajut menjadi satu sikap defensif yang dapat Sehun baca dari gerak tubuh Nara. Sehun sengaja membisu. Ia tak ingin memulai percakapan, kemudian mengakhirinya begitu cepat. Barang sebentar saja, Sehun ingin menatap Nara yang baik-baik sajakarena selama sebulan ini dalam benak Sehun sosok Jung Nara tergambar kesakitan dan menderitayang sialnya disebabkan oleh dirinya.

“Kau memberikan dokumen ini kepada ibuku, bukan?” Nara memulai perbincangan. Ia mengangsurkan map cokelat tersebut. “Kau mengancamnya menggunakan ini.”

“Aku tidak mengancam. Aku hanya memberikan opsi untuknya,” koreksi Sehun.

Nara tertawa mengejek. “Sehingga dia datang padaku

Bukankah kau yang selama ini ingin bertemu ibumu?” potong Sehun. “Banyak kesalah pahaman yang terjadi di antara kita, Jung Nara. Termasuk antara kau dan ibumu. Kalian memiliki sifat yang sama. Ia baru akan menemui jika aku membawa topik yang sensitif.”

“Kau melakukan itu agar aku bisa bertemu ibuku,” ulang Nara.

Sehun menghela napas. “Bukan hanya untukmu. Apabila Ahra masih berada di sini, tentunya ia ingin melihat kalian bersama.”

“Tidak, kau berbohong. Kau hanya ingin aku menyadari seberapa tidak berharganya diriku di mata ibuku. Kau ingin aku sadar bahwa aku hanya sebuah alat untuk ibuku,” sergah Nara. Ia berusaha menenangkan diri, ketika melihat kilatan murka dari Sehun. “Kenapa kau marah? Aku seharusnya yang lebih marah darimu, Oh Sehun.”

“Bisakah kau berhenti menyimpulkan tanpa mendengar penjelasan, Jung Nara?” tanya Sehun yang lantas membuat Nara bungkam. “Ibumu juga menyayangimu seperti caranya mencintai Jung Ahra dan Park Ryujin. Dia ingin berada di sisimu, namun di lain pihak tak dapat membebaskanmu dari perjanjian ini. Ibumu juga membaca catatan kesehatanmu bahwa kau memiliki kecenderungan untuk tidak bisa melahirkan bayimu karena permasalahan jantung. Han Haera ingin kau hidup aman dan normal. Saat aku bertemu ibumu dia memintaku untuk menjagamu karena menurutnya hanya diriku yang dapat memberikan kebebasan yang selama ini kau inginkan.”

Nara menggigit bibir. Ia menahan emosi yang saling memacu dirinya.
“Kau tidak perlu memikirkan dokumen itu. Aku akan mengurusnya,” Sehun berucap lagi. Tangan pria itu hendak menyobek kertas yang dulu dijadikannya sebagai senjata.

Nara menghentikan Sehun. Gadis itu mulai tidak waras ketika menyadari apa yang ia lakukan. “Aku tidak ingin menyelakai keluargaku karena enggan menikah denganmu.” Gadis itu menatap Sehun. Suaranya bergetar saat mengatakannya, “Menikahlah denganku Oh Sehun. Kita hanya perlu pura-pura menikah.”

-oOo-

Cerita ini juga dapat dibaca di twelveblossom.wordpress.com.
Twitter @.twelveblossom
Line@ @.NYC8880L untuk mengetahui passwordnya.

Continue Reading

You'll Also Like

498K 4.4K 5
(FOLLOW SEBELUM BACA) Mereka pernah sedekat nadi sebelum sejauh matahari dan bumi. Mereka pernah saling berbagi tawa, sebelum saling lempar tatapan...
668 166 30
Story 02. [ Gardenia ] By : @girlRin @Awliyaslv_ β–ͺ︎β–ͺ︎β–ͺ︎β–ͺ︎ Rasanya menyukai seseorang yang begitu sempurna itu benar-benar menyenangkan sekaligus bera...
7.5K 727 7
Jangan lupa follow terlebih dahulu:)) Nayanika Sabiya yang terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga berada, berhasil membuatnya menjadi sosok yang...
740K 80.9K 27
VERSI REVISI Lovatta Zanna sangat mencintai kekasihnya yang sekarang sudah berstatus MANTAN. Lovatta menyesal telah meminta putus dari Langit Zayyan...