[WooGyu]Te Amo Mi Amor✔

By bundajangjun

7.3K 754 742

WooGyu ini your area! More

1. ANTIFANS
2. Yes or No
3. Meet Up
04. [REVISI]
5. We Got Married
6. Touch My Body
08. Jealous
09. Tubir
10. Crazy!
11.
12. Beside U [END]

07. Scenario

369 48 41
By bundajangjun

Sorry for typo.

















"Hachi! Hachi! Ugh, Hyun~" Sungkyu menggulung tubuhnya di selimut untuk mencari kehangatan, tubuhnya meriang sejak dua jam yang lalu karena kegiatan semalam dan juga di bawah guyuran shower. Jujur saja, dia mudah sakit.

Woohyun masuk kedalam kamar dengan membawa nampan yang berisi bubur dan juga air mineral, pun tak lupa dengan obat flu dan juga vitamin yang dia beli di apotek terdekat. "Bangunlah dan makan bubur ini, setelah itu minum obat dan kau bisa istirahat." Ucap Woohyun dan duduk di sisi ranjang.

"Hyun, aku mau Myungsoo, bukan obat~" rengek Sungkyu dan meletakkan kepalanya di paha Woohyun, menatap sang suami agar belas kasihan.

Woohyun memutar bola matanya malas, rasanya ingin menendang Sungkyu karena sok imut seperti ini. Tapi ia tak tega saat melihat keadaan si mungil yang tengah sakit. Namun dia kembali teringat saat ibu mertuanya memberi tau dirinya beberapa menit yang lalu jika Sungkyu akan bersikap manja jika sedang sakit.

Baiklah, benar memang jika Woohyun menyukai gadis manja. Tapi tidak dengan Sungkyu yang menurutnya men—

Ggemaskan, mungkin?

"Myungsoo dongsoo kyungsoo kiyoso." Gumam Woohyun yang mengucapkannya layaknya mengucapkan mantra.

Sungkyu mendudukkan diri dan mencebikkan bibirnya kesal, "Dia Myung— Hachi!" Tangan Sungkyu terangkat untuk menghapus ingusnya, namun terhenti saat tangan Woohyun menghentikan tangannya.

"Jangan pakai tangan, bodoh! Pakai tisyu!" Hardik Woohyun dan menarik beberapa lembar tisyu yang berada di atas nakas dekat nampan. Di usapnya ingus Sungkyu tanpa merasa jijik sedikitpun, membuat si mungil mengerjap lucu, namun kemudian dia menyeringai saat mendapat sebuah ide untuk mengerjai pemuda tampan didepannya.

"Hyun, suapi aku." Rengeknya dan membuka mulut.

"Makan sendiri, kau punya dua tangan." Sahut Woohyun dan membuang tisyu ke tempat sampah kecil di ujung kamar.

Sungkyu kembali merebahkan diri, memunggungi Woohyun dan menutupi tubuhnya dengan selimut. "Aku mogok makan!"

"Yak! Makan sekarang!"

"Shiro!"

"Nam Sungkyu!"

"Aku mau Myungsoo!"

Woohyun memejamkan matanya rapat, rasanya benar-benar ingin menendang Sungkyu yang seperti anak kecil. "Terserah kau saja, mau makan atau tidak itu hakmu." Ucapnya dan segera pergi keluar kamar, meninggalkan Sungkyu yang mengumpat dalam hati.

Everytime I see you~

Sungkyu menoleh ke ponselnya yang berada di sebelahnya, diulurkan tangannya dan mendapati id name Sungyeol di layar. Segera ia menggeser tombol hijau dan menempelkan ponselnya ke telinga. "Wae—"

"Apa kau terlalu sibuk bergoyang di atas ranjang dengan Woohyun sehingga lupa jika hari ini jadwal Myungsoo di KBC?!"

Sungkyu menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar ocehan Sungyeol dari seberang panggilan. "Jauhkan pikiran kotormu itu!"

"Ya ya ya, terserah kau saja! Jadi bagaimana? Kau pergi tidak ke KBC?"

Sungkyu mendudukkan dirinya dan menyibak selimut, bangkit dari duduknya dan berjalan pelan ke arah almari dengan tangan kiri yang memegang bokongnya. "Tentu saja pergi— Hachi! Kau harus menjemputku."

"Hei, kau sedang tidak enak badan? Suaramu berbeda dari biasanya."

"Aku hanya flu saja, cepat jemput aku."

"Baiklah, aku sekarang sedang menuju tempat parkir. Apa kau sudah izin pada Woohyun?"

Sungkyu melepas celana piyamanya dan menggantinya dengan jeans panjang hitam ketat. "Tidak perlu izin, memang dia siapaku?! Hachi!"

"Suamimu, hahaha! Astaga, aku masih tidak percaya jika kau menikah dengan namja oplas itu, hahaha!"

Sungkyu memutar bola matanya malas, di letakkan ponselnya ke almari setelah men-loudspeaker. "Kau bahagia sekali di atas kesengsaraanku!"

"Sangat! Kau tau, ternyata setelah karma di ANTV tamat, sekarang ada karma lagi di wattpad, hahaha! Astaga, aku tidak bisa berhenti tertawa."

"Berhentilah tertawa!" Kesal Sungkyu dan memakai Hoodie baby pink-nya yang terlihat kebesaran, membuat penampilannya terlihat menggemaskan. Di raih ponselnya dan berjalan kearah meja rias, duduk di kursi dan meletakkan ponselnya kembali.

"Tapi ini lucu, kau Haters-nya sekaligus istrinya."

"Kau kira aku mau, heh?! Bukankah aku sudah cerita— Hachi! Jika kami tidak bisa menolak perjodohan ini?!" Kesal Sungkyu dan membubuhkan bedak tipis ke wajah pucatnya, pun tak lupa dengan lipbalm tipis ke bibir.

"Aku ingat, tapi sungguh, aku masih tidak percaya jika kau akan menikah dengannya. Ini seperti mimpi, kau tau."

"Dan lebih parah, ini mimpi buruk bagiku, hachi"

"Hahaha! Baiklah-baiklah, kau bisa menceritakan semuanya sebentar lagi. Sekarang turunlah, aku sudah hampir sampai."

"Eum." Sahut Sungkyu dan mematikan panggilan secara sepihak,  ia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju nakas  untuk mengambil dompetnya yang berada di laci.

Kedua kaki mungilnya melangkah ke arah pintu kamar yang tertutup, berjalan keluar kamar dan menuruni tangga. Kemudian onyxnya mendapati sosok Woohyun yang tengah merebahkan diri di sofa dengan kedua mata yang terpejam.

Sungkyu menelan ludahnya berat, berjalan melewati Woohyun dengan kaki yang berjinjit agar tidak membangunkan suaminya. Jika dia ketahuan pergi dalam keadaan sakit seperti ini, bisa-bisa Woohyun mengadu ke ibunya.

"Hachi!" Sungkyu merutuki dirinya saat bersin dengan keras. Ia menoleh dengan pelan ke belakang, mengecek apakah Woohyun terbangun. Dan sepertinya, Dewi Fortuna tidak berpihak padanya saat melihat pemuda tampan itu telah berdiri dibelakangnya sembari bersendikap.

"Mau kemana?" Tanya Woohyun datar. Sedangkan Sungkyu hanya tertawa hambar dan berlari ke arah pintu berusaha menghindari Woohyun.

Namun sepertinya Woohyun tidak bisa membiarkan Sungkyu pergi dalam keadaan seperti ini. Ia mengejar si mungil, menarik Sungkyu agar berhadapan dengannya dan menggendong Sungkyu di pundak.

"Yak! Apa-apaan kau?! Turunkan aku! Yak, Nam Woohyun!!" Pekik Sungkyu dan berontak saat Woohyun berjalan menaiki tangga menuju kamar.

Woohyun tak menyahut, di lemparnya Sungkyu ke ranjang layaknya karung, Membuat si mungil mendesis kesal. "Jangan coba-coba kabur!" Ucap Woohyun dan melotot.

Sungkyu bergegas turun dari ranjang, namun sekali lagi Woohyun mencegahnya dan mendorong dirinya ke ranjang. "Aku harus melihat penampilan Myungsoo!"

"Kau sedang sakit!" Kesal Woohyun yang masih berusaha sabar dengan sikap Sungkyu.

"Aku tidak—Hachi, hah! Pokoknya aku mau bertemu Myung Soo~" rengek Sungkyu dan menendang-nendang selimut.

Woohyun memijit pelipisnya, berusaha tidak menonjok Sungkyu. "Besok dia kesini, jadi kau tidak perlu kesana sekarang."

"Tapi aku ingin melihatnya sekarang!" Kekeuh Sungkyu dan mencebikkan bibirnya.

"Tidak ya tidak! Kau dirumah saja, istirahat. Eunbi eomma akan kemari untuk menemanimu, aku harus ke agensi sebentar lagi."  Jelas Woohyun dan berjalan kearah almari, mengambil jaket hitamnya dan juga topi.

"Sungyeol sudah menjemputku!"

"Aku akan memberi tahunya jika kau tidak bisa menonton."

"Tapi—"

"—Kau ini keras kepala sekali! Setidaknya hargai aku sebagai suamimu meskipun kita menikah karena terpaksa! Jika kau pergi dalam keadaan sakit seperti ini, itu berarti aku tidak bisa menepati janjiku pada Tuhan dan keluarga kita! Kau sudah dewasa, setidaknya kau bisa mengerti meskipun kau membenciku!" Bentak Woohyun dengan pandangan yang menyalang.

Tak begitu  lama terlihat liquid bening yang telah mengalir di kedua pipi Sungkyu, "Aku membencimu!!" Teriaknya dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Woohyun menghembuskan nafas pelan dan berjalan pergi meninggalkan Sungkyu yang terisak di balik selimut. Jujur saja, Sungkyu sendiri merasa aneh saat Woohyun membentaknya seperti tadi, rasanya dia kesal —bukan kesal seperti biasanya—

Woohyun menutup pintu kamar dan bergegas menuruni tangga, pun ia juga melihat sosok ibu mertua yang berjalan kearahnya bersama Sungyeol. "Eommoni."

"Oh Woohyun, kau akan berangkat sekarang?" Tanya Eunbi dengan wajah cerahnya, namun tidak dengan Sungyeol yang nampak memasang wajah tak suka.

Woohyun tersenyum tipis, "Iya, Sungkyu ada di kamar sekarang, dan dia belum mau makan, mungkin eommoni mau membujuknya."

"Tentu, kau hati-hati di jalan ya." Ucap Eunbi dan menepuk pelan bahu kokoh menantunya.

"Eum, oh ya. Kau Sungyeol kan?" Tanya Woohyun yang kini beralih ke arah pemuda choding di sebelah mertuanya.

"Ya, kenapa?" Sahut Sungyeol dengan nada ketusnya, dia memang tidak menyukai Woohyun.

"Sungkyu tidak akan menonton Myungsoo sekarang, dia sedang sakit." Jawab Woohyun dengan wajah datarnya. Kemudian dia menundukkan kepalanya ke arah Eunbi, "Aku berangkat eommoni, ku titipkan Sungkyu pada eommoni sebentar."

Eunbi tersenyum gemas dengan menantunya, "Tentu." Sahutnya dan mengikuti arah gerak Woohyun yang melenggang pergi.

Sungyeol menoleh kearah Eunbi saat wanita cantik itu menyikut perutnya, terlihat senyum aneh disana. "Ada apa?"

"Kau tau, orang yang telah melakukan malam pertama akan terlihat berbeda dari sebelumnya." Jawab Eunbi dengan senyum sumringah, menatap sahabat anaknya dengan kedua mata yang berbinar.

Sedangkan Sungyeol nampak bingung dengan ucapan Eunbi yang menurutnya terdengar aneh dan juga senyuman yang membuat siapapun merinding jika melihatnya. "Maksud imo apa?"

"Bukankah Woohyun terlihat lebih tampan dari biasanya?" Tanya Eunbi dengan kedua tangan yang menggenggam tangan Sungyeol erat.

Sungyeol mengerjap, jika dilihat-lihat memang ada perubahan di diri Woohyun. "Eum, sedikit sih, karena menurutku Myungsoo yang lebih tampan."

Eunbi melepas genggaman, menatap Sungyeol dengan gemas. "Kau sama saja dengan Sungkyu yang suka dengan kiyoso."

"Imo, namanya Myungsoo bukan kiyoso!"

"Terserah, seharusnya aku mengajak Nana tadi." Gerutu Eunbi dan berjalan lebih dulu menaiki tangga menuju kamar anaknya, membiarkan Sungyeol mengekor di belakang dengan ocehan yang menyebalkan.

"Sayang." Sapa Eunbi bersamaan dengan membuka pintu, mendapati sebuah gundukan di ranjang yang tertutup selimut. Ibu dari 3 anak ini tersenyum gemas dan berjalan kearah anak mungilnya. "Sayang—"

"—Eomma, kenapa Woohyun brengsek?!" Sela Sungkyu sembari menyibak selimutnya dan duduk, membuat Eunbi dan Sungyeol kaget sendiri.

"Kau kenapa sayang?" Tanya Eunbi dan duduk di sisi ranjang, mengusap kedua pipi Sungkyu yang basah karena air mata.

"Setelah dia memperkosaku semalam, sekarang dia melarangku melihat suamiku yang sesungguhnya! Dia brengsek sekali eomma~"

"Iya, dia brengsek— Tunggu! Kau diperkosa?! Bagaimana— Hahahaha!" Sungyeol tertawa terbahak-bahak, sudah jelas sekarang bagaimana hubungan Sungkyu dan juga Woohyun.

Sungkyu cemberut dengan pipi yang menggembung, "Berhenti tertawa! Eomma~ Izinkan aku, Hachi— melihat Myungsoo ya~ Jebal~"

Eunbi menggeleng, menyentuh kening anaknya yang terasa panas. "Tidak sayang, kau sedang sakit. Lagipula Woohyun tidak membolehkanmu pergi."

"Tapi eomma—"

"Turuti saja suamimu. Kalau tidak, kau bisa di hukum sampai tidak bisa jalan jika tidak menurutinya." Sela Sungyeol dan duduk di sofa.

"Berbicara tentang itu, apa Woohyun terlalu bersemangat semalam hingga membuatmu seperti ini?" Tanya Eunbi dengan tatapan menggoda anaknya.

Sungkyu yang mendengarnya tiba-tiba merasa jantungnya berdetak lebih cepat, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Malu, kesal dan— entahlah, semua bercampur aduk menjadi satu. "M-maksud eomma apa?! A-aku sakit karena le-lelah kok."

"Iya, lelah di goyang pakai gerakan Up and Down, In and Out hahahaha!" Sungyeol semakin menggoda Sungkyu yang sekarang benar-benar malu bukan main.

"Lee Sungyeol!!"

"Astaga, kalian ini. Tapi sayang, bagaimana rasanya?"

"Kenapa eomma menanyakan itu?!" Tanya Sungkyu yang semakin kesal. Entah bagaimana jalan pikiran sang ibu yang vulgar sekali.

"Jangan tanya rasanya Imo, tanya saja pose yang dilakukan mereka semalam, hahaha!"

"Yak!!"










**








"Selamat atas pernikahanmu, maaf aku tidak bisa hadir, kau pasti tau alasannya." CEO Lee tersenyum kearah artisnya yang duduk di sofa sebelahnya. Pria paruh baya ini menyandarkan punggung ke sandaran sofa dan menyeruput kopi americano-nya.

Woohyun tersenyum tipis, "Saya paham." Jawabnya singkat.

"Ah, dan maaf menyuruhmu kemari di saat jadwalmu yang free." Sesal CEO Lee dan meletakkan mug kopinya di atas nakas sebelah single sofa yang ia duduki.

"Tak apa, aku juga tidak melakukan apapun dirumah." Jawab Woohyun yang sejujurnya menahan diri untuk tidak berteriak meminta CEO-nya to the point.

"Aku kira kalian sedang— ehem, kau taulah maksudku, hahaha!"

Woohyun tertawa canggung meskipun itu tidaklah lucu. "Ini perjodohan sajangnim, saya tidak mau terlalu berlebihan dalam mengarungi bahtera rumah tangga."

"Ehei~ Tidak baik berkata seperti itu meskipun pernikahan kalian berawal dari perjodohan. Kau tau, cinta butuh waktu dan proses."

Woohyun tersenyum tipis dan mengangguk kecil, sejujurnya dia masa bodoh dengan itu. "Jadi, sajangnim memanggil saya ada apa?"

"Baiklah, langsung to the point saja. Kau adalah idol terkenal sekarang, semua orang sudah mengenalmu dan begitu mencintaimu. Tapi sayang sekali, mereka tidak tahu jika Nam Woohyun telah menikah, terlebih dia menikah dengan seorang pria." CEO Lee tersenyum tipis dan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

Woohyun menatap datar kearah CEO-nya, "Saya bukan gay, sajangnim."

"Keep calm Hyun, aku tidak menghinamu demikian. Aku hanya ingin kau berhati-hati mulai sekarang. Kau tau sendiri jika istrimu itu adalah salah satu dari hatersmu—"

"—Apa maksud anda istri saya akan mencemarkan nama baik saya?" Sela Woohyun dengan perasaan yang sedikit tersinggung.

"Bukan begitu, singkatnya begini, istrimu adalah seorang Haters dan sudah pasti memiliki banyak teman, terutama orang-orang yang sangat membencimu. Aku hanya ingin kau hati-hati mengenai itu."

"Maaf sajangnim, meskipun saya berat hati menikah dengannya karena perjodohan ini, bukan berarti anda bisa menuduh istri saya yang tidak-tidak. Benar memang jika dia adalah Haters saya, tapi bukan berarti dia akan mencemarkan nama baik saya. Toh jika dia melakukan itu, berarti dia sama saja mencemarkan nama baiknya juga."

"Woohyun, maaf menyinggungmu, tapi bukan maksudku menuduh istrimu, aku hanya ingin kau berhati-hati."

"Saya segan dengan perhatian anda sajangnim, mulai sekarang saya akan hati-hati. Terimakasih, saya permisi." Woohyun segera berdiri dan membungkuk 90°, pergi keluar ruangan CEO dengan perasaan kesal bukan main.

"Apa gunanya memiliki CEO seperti itu yang bisanya hanya negative thinking pada orang lain?!"








































**
TBC
**













Makasih udah mau nunggu ya sayang2 kuu ❤️ Fast up kok sebentar lagi 😚




Xoxo

Continue Reading

You'll Also Like

46.6K 1K 13
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
56.8K 4.8K 28
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...
262K 2K 15
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
82.3K 292 11
masih lanjutan dari oneshoot yang di hapus lagi dan lagi 😌 Karina X All Mature content 🔞🔞🔞