It's Love [SLOW UP]

By grumppyboy_

14.3K 852 123

WARNING!! Bahasa non baku. Tulisan belum profesional. Bikin mikir kritis sampai... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS

SEPULUH

842 57 5
By grumppyboy_

***

-XII IPA 5-

Ify duduk di kursinya dengan menunduk menatap buku tulis kimia nya. Gadis itu tidak benar-benar membaca buku nya, ia memegang lehernya lalu menggeleng pelan.

"Fy, sehat?" tanya Shilla yang merasa aneh dengan sahabat sekaligus teman sebangkunya itu. Ify menatap Shilla lalu mengangguk pelan.

"Emang gue keliataan sakit?" tanya nya balik.

Shilla mengangguk, "iya, lo keliatan aneh. Senyum-senyum terus megang leher terus gelengin kepala. Itu juga muka lo jadi merah kalau sakit mending ke uks, Fy."

Ify menggelengkan kepalanya. Dia tidak sakit secara fisik. Tapi, sepertinya otaknya yang sakit. Sampai sekarang Ify masih belum bisa melupakan perlakuan Rio tadi malam dimana pemuda hitam manis itu mengusel kepalanya di leher putihnya.

'Bisa gila gue gara-gara mikirin tadi malam. Bodo amat dah, jangan di ingat Fy, jangan di ingat,'

Gab yang duduk di depan Ify membalikkan badannya. Ia tertawa pelan. "Gara-gara Rio ya, Fy?"

Ify melotot ke arah Gab. Lalu memukul kepala gadis itu keras.

"Ap- apa-apaan lo?!" gertak Ify keras. Gab meringis sakit.

"Tapi, jangan mukul kepala dong, Fy. Sakit ini."

Shilla tertawa, "entar tambah bego, Fy. Kasian."

Gab ingin memukul Shilla karena berani menertawakannya, tapi ia mengurungkan niatnya.

"Mending temenin gue yok ke 12 IPS 2. Mau balikin skateboard Rio. Berat tau nggak bawanya." ucap Gab seraya mengambil skateboard Rio yang berada di samping kursi nya.

Ify dan Shilla baru saja ingin membuka mulut untuk menolak.
"Nggak ada penolakan!"

Akhirnya mau tidak mau Ify dan Shilla mengikuti Gab menuju kelas Rio. Hari ini pun kelas lagi banyak jam kosong karena guru sedang rapat. Berkah yang haqiqi.

----

"Felix, gue kangen lo."

Cakka, Alvin, Rio, dan Felix menoleh ke sumber suara. Mereka saat ini sedang berada di kelas, hanya mereka berempat karena yang lain ada yang ke kantin, ada pula duduk di luar kelas.

Di sana, di pintu kelas berdiri gadis berambut panjang dengan warna pirang, Lisa. Dia Lisa.

Siapa Felix?

Entahlah.

Lisa menghampiri CRAF dan langsung memeluk Felix dengan erat. Felix terkekeh pelan lalu membalas pelukan Lisa.

"Gue juga kangen lo."

Cakka, Alvin, dan Rio mencibir.

"Halah bucin," ucap Rio meledek.

"Makanya punya pacar, Yo, biar lo juga bisa bucin. Sirik aja sama orang," sahut Alvin yang mendapatkan tatapan tajam dari Rio.

"Beri-"

BRAAKK

Cakka, Alvin, Rio, Felix, dan Lisa menatap pintu kelas mereka. Di sana berdiri Ify, Gab, dan Shilla.

Tidak ada yang kaget saat mereka masuk kelas kecuali Rio yang kaget melihat Ify dengan menenteng skateboardnya.

Gab menghampiri Lisa dan menarik rambut panjang gadis itu.

"Dasar nggak tau malu! Ngapain lo peluk-peluk Felix, hah?! Felix itu punya gue."

Gab semakin menarik kuat rambut Lisa membuat si empunya meringis kesakitan.

Felix mendorong Gab untuk melepaskan jambakan Gab dari Lisa.

"Apa-apaan lo datang-datang main jambak-jambak rambut orang. Lo pikir lo siapa larang Lisa buat meluk gue?" tanya Felix dingin.

"Gue nggak suka lo dipeluk orang lain selain gue! Cewek nggak tau malu lo!" Gab menunjuk wajah Lisa dengan wajah memerah kesal.

Plaak

Semua yang melihat adegan yang sudah seperti drama itu terkejut terlebih Gab yang lebih terkejut. Ia memegang pipi nya yang nyeri akibat tamparan Felix. Ia menatap Felix dengan mata berkaca-kaca. Sumpah rasanya mau nangis.

Ify ingin mengepalkan tangannya kuat-kuat. Berani-beraninya Felix menampar sahabatnya. Tapi, langkahnya terhenti karena Rio yang menarik tangannya.

"Ikut gue."

Felix masih menatap Gab tajam. "Dengerin gue Gab Veneta. Lo nggak berhak ngatur hidup gue. Lo bukan siapa-siapa gue dan nggak akan pernah jadi siapa-siapa gue. Berapa kali gue harus bilang? GUE NGGAK SUKA LO DAN NGGAK AKAN PERNAH SUKA LO. Jadi, stop buat ngejar-ngejar gue dan jauhi gue. Gue risih. Dan satu lagi, Lisa itu pacar gue yang lebih segala-galanya dibandingkan lo." ucap Felix dengan penuh penekan pada setiap katanya.

Gab terkekeh pelan. Ia menyeka air matanya yang sudah mengalir.

"Oke, gue nggak bakal gangguin lo lagi. Gue pernah berfikir lo mungkin bakal luluh, tapi gue salah. Pada akhirnya lo emang nggak akan pernah bisa suka sama gue. Hahaha. Gue … benci … lo … Felix Rodgers … dan terimakasih untuk tamparan nya. Hahaha,"

Gab tertawa pelan lalu menatap Lisa, "selamat buat lo udah jadi orang beruntung buat dapetin Felix."

Gab membalikkan badannya lalu berjalan pelan keluar dari kelas. Shilla menatap Gab kasihan lalu menatap Alvin tajam.

"Ajarin temen lo ini buat jangan kasar sama cewek! Awas lo pulang sekolah. Gue jambak rambut lo!" ucap Shilla tajam pada Alvin lalu menyusul Gab.

Alvin dan Cakka bergidik ngeri.

"Pacar lo serem bener, Vin."

"Tapi, tetep cantik. Bidadari hati gue."

"Alay anjing."

Felix duduk di kursinya. Sekarang ia terlihat …

Kacau

Alvin dan Cakka duduk di meja di hadapan Felix. Sedangkan Lisa lebih memilih pergi tanpa mengatakan apapun. Niatnya buat kangen-kangenan karena ia seminggu tidak masuk sekolah karena sakit malah dapat kejadian kayak gini.

"Udah nyesel?" tanya Cakka.

"Gue keterlaluan ya?" tanya Felix.

"Vin, jelasin."

Alvin berdehem lalu menampar Felix.

"Sakit bangsat!"

"Bagus tau rasanya sakit. Sekarang mikir dah." ucap Alvin dingin.

Ia mengambil ponsel di sakunya lalu membuka aplikasi game begitu pula dengan Cakka.

"Mabar yuk, Cakk."

"Cakk Cakk lo kira gue cicak."

"Kurang lebih."

"Sialan."

---

Ify menghempaskan tangan Rio kasar. Rio membawanya ke belakang perpustakaan.

"Apa-apaan sih lo?! Lo nggak liat temen lo itu brengsek. Dia udah berani nyakitin sahabat gue!"

Ify mengepalkan tangannya kuat-kuat. Mukanya memerah menahan kesal. Demi apapun pengen bener nonjok Rio yang dengan seenak jidat menarik tangannya.

"Itu urusan mereka. Biarin mereka nyelesain kalau lo ikut-ikutan yang ada malah semakin panjang."

Ify membuang skateboard Rio kasar membuat Rio membulatkan matanya penuh. Ia langsung mengambil skateboard kesayangan nya itu.

"Rusak nanti skateboard gue lo lempar gitu. Mahal ini pake duit sangu lo selama tiga bulan juga kaga bakal bisa gantiin," ucap Rio sambil mengelus skateboard nya.

Ify yang sekarang membulatkan matanya penuh. Nih orang ngeledek ya. Sok kaya bener.

"Songong bener lo. Skateboard jelek gitu aja."

"Jelek kan mana sama lo?"

BUGH

Ify menonjok perut Rio kasar. Membuat pemuda hitam manis itu meringis sakit. Ia lupa kalau Ify galak kayak macan. Habislah perutnya kesakitan akibat tangan mungil Ify.

"Bilang sekali lagi kalau berani. Udah di angkat jadi teman malah belagu bener. Pengen gue buat babak belur muka sok cakep lo itu hah?!"

"Ampun nyonya Ify. Santai napa galak bener sama gue. Daripada buat muka gue babak belur, mending buat ini babak belur," ucap Rio seraya menunjuk leher nya. Ify menatap Rio tajam.

BUGH

Satu pukulan lagi.

"Nyesel gue temenan sama lo. Tau gitu nggak mau gue nerima tawaran lo buat jadi temen. Dasar mesum cungkring."

Ify langsung pergi meninggalkan Rio yang saat ini masih meringis kesakitan.

"Cewek kok tenaganya kayak cowok. Pantes lo masih jomblo, Fy," teriak Rio.

"Bacot," teriak Ify yang masih tidak jauh dari Rio.

"Cewek cantik kaga boleh ngomong kasar. Pamali, Fy. Tungguin gue. Kita ke kantin. Gue yang traktir."

Rio menyusul Ify dengan setengah berlari. Ia mensejajarkan langkahnya dengan gadis berbehel itu.

---

Gabriel menguap mendengar ocehan Sivia. Gabriel bingung karena gadis berpipi chubby itu sama sekali tidak lelah mengoceh hal tidak penting.

Gabriel dan Sivia sedang berada di bawah pohon kampus. Gabriel yang menunggu teman-teman nya untuk ngumpul dan tiba-tiba Sivia datang menghampiri Gabriel lalu mengoceh dengan sendirinya.

"Terus tau nggak, Iel. Aku ngeliat kucing bunting waktu aku ke supermarket semalam. Aku pengen bantu ngelahirin gitu. Tapi-"

Sivia menghentikan ocehan ke 10 kali nya yang bertema kucing bunting saat Raga dan Arkan datang.

"Widih, bro. Udah jadian aja nih. Baru juga semalam kenalan," ledek Raga seraya duduk disamping Gabriel sedangkan Arkan duduk disebelah Sivia.

Gabriel memutar matanya jengah.

"Bacot. Gue kaga jadian sama Sivia."

"Sayang bener padahal Sivia cantik. Mending sama aa Arkan aja yuk jadian."

Arkan menoel dagu Sivia dengan kedip mata manja yang bikin Gabriel dan Raga menatap Arkan tajam.

"Lihat cewek bening dikit. Godain. Lewat cewek bohay. Deketin. Liat cewek galau. Ajak kenalan. Maunya punya pacar bening, tinggi, bohay. Sendirinya muka 11 12 sama eek semut," ledek Raga yang langsung dapat tatapan tajam dari Arkan.

"Emang pernah lihat eek semut?" tanya Sivia polos.

"Pernah. Tuh yang warnanya putih item."

"ITU TAI CICAK, RAGANJING. BERANTEM AJA SINI SAMA GUE." Arkan udah siap-siap menggulung lengan bajunya dan mulai bertingkah layaknya ia pemain tinju profesional.

PLAK

PLAK

Gabriel menggeplak kepala Raga dan Arkan keras.

"Mending lo berdua pergi aja dah. Gue kaga mau Sivia ketularan sama otak gila lo pada. Kumpulnya entar sore."

Gabriel langsung menarik tangan Sivia menjauh dari duo otak udang si Raga dan Arkan. Sivia menatap tangannya yang ditarik Gabriel dengan malu-malu. Oh ayolah dari awal Sivia sudah menyukai Gabriel. Gabriel itu sangat berkharisma dan Sivia menyukainya.

"Kan kita yang disuruh pergi kok dia yang pergi?" tanya Arkan pada Raga. Raga menatap Arkan malas.

"Ngomong tuh sama batu."

Raga langsung meninggalkan Arkan. Untung temen kalau bukan udah Raga mutilasi kali Arkan. Tapi, tanpa Arkan pasti bakalan hambar kehidupan pertemanan nya.

*

Nah disini gue mau kasih visual Arkan, Raga, Gab sama Felix. Karna kalian pasti udah tau visual RIFY ALSHILL SIVIEL CAKKA AGNI OIK OBIET OZY dan LISA (blackpink). Jadi disini gue kasih GAFEL ARGA aja

FELIX RODGERS

GAB VENETA

RAGA JIMOLVAN

JEONARKAN

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 276K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
4M 310K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1M 73.2K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...