[✓] nadir | jichen

By jaeminuman

96.1K 15.6K 4.4K

ーᴋᴀᴛᴀ orang nadir itu luar biasa. kata chenle nadir itu jisung. ©jaeminuman yang terinspirasi oleh fiersa bes... More

🌑Garis Terdepan
🌒Nadir
🌓Velleitie
🌔Wishing Star
🌖The Best Word(s) Jisung Ever Said
🌗Chenle is Not Afraid
🌘Around You
🌚Dance to Your Heartbeat
🌚DTYH : If
🌚DTYH : Eternal Blue Sky
🌚DTYH : First Love
🌚DTYH : Long Way Down
🌛Bukan Lagu Valentine
🌚DTYH : Dear God

🌕Tentang

6.4K 1.2K 350
By jaeminuman

Ini tentang Park Jisung, yang menyapaku bersama teman-temannya saat pertama kali masuk sekolah ;

Aku turun dari mobil dan berjalan memasuki gerbang sekolah. Angin saat itu sedang besar-besarnya sehingga aku berkali-kali merapikan rambutku yang berantakan tertiup angin.

"Kepada lelaki cantik yang sedang membenarkan rambut, hormat grak!"

Aku otomatis menoleh dan menemukan 3 orang anak laki-laki bertubuh jangkung sedang mengangkat tangan kanannya ke pelipis seperti sedang hormat bendera ke arahku.

"Tegak grak!"

Dan mereka bertiga menurunkan tangannya.

Fokusku mengarah pada orang yang memberi komando. Tinggiku kira-kira hanya sehidungnya sehingga aku harus sedikit mendongak untuk melihat wajahnya. Ia tersenyum lalu pandangannya beralih ke arah temannya.

"Jen, yang ini."

"Apa?" Kata lelaki berambut hitam yang dipanggil Jen.

"Yang cantik."

"Oh, iya."

"Siapa kamu?" Tanyaku untuk mengurangi rasa penasaran. Tanganku terus bergerak untuk merapikan rambut yang menutupi penglihatanku.

"Aku? Atau kamu kali Jin?" Lelaki itu menepuk pundak temannya yang berdiri di belakangnya. Bukan. Bukan si Jen. Tapi yang satunya. Yang berambut cokelat.

"Kamu." Ucapku untuk meyakinkannya.

"Jisung ya namaku? Atau bukan?" Tanya si pemberi komando pada seorang bapak-bapak yang lewat.

"Iya."

Bukan. Yang menyahut bukan si bapak tapi temannya yang berambut hitam.

"Oh ya sudah makasih, Pak."

Si bapak itu menatapnya dengan bingung. Aku ingin tertawa tapi nanti ia takut dengar tawaku yang aneh.

"Iya benar. Namaku Jisung." Katanya.

"Oh."

"Sudah? Aku boleh pergi?"

Aku mengerutkan dahi, "Memangnya ada yang melarang?"

"Takutnya kamu tidak mau kutinggal."

"Biasa saja kalau ditinggal kamu."

"Iya deh. Nanti nyesel."

***

Ini tentang Park Jisung yang punya banyak penggemar ;

"Jisuuuuungg~"

Aku menatap ke bawah dari balkon lantai 2. Jisung sedang bermain futsal melawan kakak kelas dan herannya dia berhasil mencetak gol lebih banyak padahal dirinya cuma sendiri dan kakak kelas itu bertiga.

"JISUNG KEREN!"

"I LOVE YOU, DEDEK!"

Jisung tersenyum. Ia mengambil air mineral yang diberikan oleh salah seorang penggemar wanitanya. Aku sedikit kesal tetapi senyumku mengembang karena setelah itu Jisung berkata dengan lantang,

"Chenle mana? Aku suka dia!"

***

Ini tentang Park Jisung yang sigap ;

"Hujan. Bagaimana pulangnya?" Aku menatap langit yang gelap dan hujan yang deras. Mataku otomatis menutup saat melihat kilat yang menandakan sebentar lagi akan ada petir. Tanganku penuh dengan buku makanya aku bingung saat ada tangan yang menutup telingaku. Itu kan tidak mungkin tanganku.

"Jisung?"

"Iya. Takut ya?"

Aku mengangguk malu-malu. Kurasakan air dari rambutnya menetes ke kepalaku.

JDAAAR

Tubuhku bergetar di dalam rengkuhannya. Persetan dengan bajunya yang basah kuyup. Setidaknya itu lebih baik daripada menikmati petir di luar lindungan tubuhnya.

"Hehehe."

Aku mendongak dan mataku langsung bertabrakkan dengan mata hitamnya.

"Kenapa ketawa?"

"Lucu."

"Apanya?"

"Kamu."

Dan aku tahu saat itu juga pipiku memerah hingga ke telinga.

***

Ini tentang Park Jisung yang membuat Chenlenya sayang ;

"Ayo tanding futsal. One by one. Yang menang dapat Chenle. Bisa diapain saja."

Kilatan amarah tampak di mata legam Jisung saat itu. Ia sesungguhnya malas meladeni lelaki bernama Wong Yukhei yang sedang berdiri dengan angkuh itu tetapi Jisung memang harus menyanggupi tantangannya karena itu berkaitan dengan aku, Zhong Chenlenya, yang sedang disandera oleh Wong Yukhei.

"Deal."

Aku yang saat itu menonton di pinggir lapangan dengan tangan terikat hanya mampu berharap karena Jisung nampaknya akan kalah melawan lelaki yang tubuhnya jauh lebih besar darinya tetapi aku salah. Ia memenangi pertandingan.

"Jisung. Kamu mau apa sebagai balasan?" Tanyaku.

"Kamu bebas. Jangan diginiin lagi." Jawab Jisung setelah selesai melepas ikatan di tanganku.

"Siapa tahu kamu menuruti kata Yukhei hyung 'Bisa diapain saja.'" Aku membuang muka saat mengatakannya.

"Mending main game daripada mainin uke. Orang gila kali."

***

Ini tentang Park Jisung yang biarpun tidak sempurna tetapi perkataannya dapat dipercaya ;

"Jisung katanya mau pergi."

"Ke mana?"

"Ga tauuuuu. Jauuuuuh."

Itu kata Hyunjin saat aku menanyakan alasan Jisung tidak masuk sekolah selama 2 hari.

"Bilang Jisung kata Chenle gaboleh pergi. Bilangin dia, Hyunjin." Aku sampai merengek. Untung Hyunjin sabar.

"Iya, nanti dibilangin."

Aku mencoba menghubungi Jisung berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Tubuhku merosot ke lantai. Ternyata benar apa kata Jisung saat awal bertemu, aku tidak bakal mau ditinggal dia.

Mataku telah dibutakan air mata saat itu sehingga aku tak sadar bahwa Jisung membalas chatku, mengatakan bahwa ia hanya pergi ke rumah neneknya.

***

Dan ini tentang Park Jisung yang sekarang sedang duduk di depanku, mengantarku pulang biarpun rumahku dan rumahnya super jauh.

"Kata Blacky kamu cantik."

Blacky itu nama motor Jisung. Aku senang sama Blacky seperti aku senang sama Jisung.

"Makasih, Blacky." Aku ketawa, "Kalau kata kamu, aku gimana?"

"Jangan dikasih tahu ah. Malu."

"Ih. Dulu kamu ga malu hormat bendera ke aku."

Jisung ketawa. Aku tahu dia malu sama kelakuannya. Ya udahlah. Biarin. Yang penting aku suka.

"Mau pacaran ga?"

Aku bingung tapi aku mengangguk saja.

"Sama Jeno ya?"

"Ga mauu."

"Sama Yukhei?"

"Bukaaaan."

"Sama siapa dong? Sama aku?"

"Iyaaa."

Jisung memeluk tubuhku. Dan itulah hari jadian kita. Tidak ada bunga. Tidak ada ungkapan cinta. Hanya ada Jisung, aku, Blacky, dan senja yang rasanya ingin naik lagi untuk melihat kami berdua.

Continue Reading

You'll Also Like

807K 84.3K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
36.1K 3.1K 69
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
87.2K 9.9K 42
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
90.9K 12.8K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...