Lost Memories

By amateurflies

1.3M 63.7K 1.4K

Semenjak kecelakaan beruntun yang terjadi menimpa Nael, ada satu hal yang menghilang begitu saja dari ingatan... More

Prolog
1. Memori
2. Nama
3. Gadis yang Sama(?)
4. Debaran dan Perasaan
5. Sobekan Kertas
6. Tidak Asing
7. Jangan Panggil Gue Damar
8. Siapa Pengirimnya?
9. Pengagum Rahasia
10. Dalam Diam
11. Tanpa Alasan
12. Ganti Rugi
13. Mulai Pacaran
14. Apa yang Salah dari Mencintai?
16. Mencintai Tanpa Dicintai
17. Tanya Tanpa Jawab
18. Malam Puncak Event
19. Sebuah Kotak
20. Kevin?
21. Halusinasi
22. Berhenti Mencintai
23. Bagaimana?
24. Bolos
25. Yang Disembunyikan
26. Kilas Balik
27. Membingungkan
28. Entah
29. Apa Artinya Debaran Itu?
30. Jatuh di Dua Hati
31. Sebuah Janji
32. Untuk Mempertahankan
33. Terlanjur

15. Cinta dan Benci

9.1K 947 27
By amateurflies

Ada teori mengatakan, kalau cinta dan benci hanya tersekat sehelai benang tipis, yang kapanpun dapat dengan mudah diputuskan.

• • •

"Dari siapa, Nay?"

Tanpa menyahuti Sera, Naya menggeleng. Tangannya masih belum bergerak memegang kertas itu.

"Gue tau itu dari siapa," seruak Hellen dengan nada bicara serius.

Mendengar itu, seketika Naya menoleh cepat ke arahnya. Melalui ekspresi seolah bertanya, 'Siapa?'.

Suasana hening cukup lama. Baik Naya maupun Sera, keduanya sama-sama menatap Hellen dengan rasa penasaran yang tergurat jelas di wajah masing-masing.

"Nanti, deh, Nay, gue kasih tahu."

"Eh?" Jawaban Hellen dalam sedetik berhasil membuat dahi Naya berkerut bingung melihat gelagatnya. Namun setelah melihat sosok Nael yang ternyata entah sudah dari kapan berdiri di samping Sera, barulah ia paham.

"Kita ke kantin duluan, yuk, Ser. Gue udah laper banget, nih. Kak Nael, nanti bareng Naya, kan?"

"Hm," dehamnya dengan anggukan samar.

Melihat ada sesuatu yang menarik perhatiannya di tangan Naya, Nael segera bertanya, "Itu kertas apa?" Dagunya menggedik menunjuk sepotong kertas itu.

"Bukan―"

Belum selesai Naya bicara, tangan Nael sudah bergerak merampasnya. Lalu membaca tulisannya. "Bilangin sama pengirimnya, nggak ada yang salah mencintai seseorang yang tidak membalas cintanya. Tapi yang salah itu mencintai seseorang yang udah jelas-jelas milik orang lain. Lo itu milik gue. Dan sepenuhnya lo adalah hak paten gue," paparnya seraya mengembalikan lagi kertas itu pada Naya.

🌺

"Emang siapa, Len orangnya?" Sera bertanya seraya memasukkan sepotong melon ke dalam mulutnya.

Hellen tidak menggubris. Perempuan yang jauh dari kata feminim itu malah sibuk dengan pikirannya sendiri yang tak tersuarakan.

Jujur saja, yang membuat Hellen terkejut saat mengetahui Naya berpacaran dengan kakak kelasnya―yang Hellen baru tahu kalau namanya itu Nael―tidak lain dan tidak bukan adalah wajah Nael yang begitu familiar di matanya. Karena setelah Hellen ingat-ingat, wajah itu adalah wajah yang sama dengan yang ia lihat di koridor. Ketika Hellen, Naya, dan Sera sedang dimintai bantuan oleh Bu Maria waktu hari pertama dimulainya Event Anak Bangsa.

Nael keluar dari toilet, dan hendak langsung masuk kembali ke ruang basket di mana anak-anak yang lain pasti sudah menunggunya. Namun baru juga ia mengambil beberapa langkah, tiba-tiba kakinya berhenti bergerak dengan sendirinya. Ketika tidak sengaja ia menyadari bahwa salah satu di antara tiga orang yang barusan melewatinya itu adalah Naya. Cowok itu benar-benar diam sejenak memerhatikan Naya dari pijakannya. Entah kenapa seperti ada yang berkecamuk dalam diri Nael, tiap kali ia melihat gadis itu.

Di sisi lain, Hellen yang menjadi satu-satunya orang yang menyadari hal tersebut seketika berbisik di telinga Naya tanpa menghentikan langkahnya, "Ada yang ngeliatin lo tuh dari tadi. Kayaknya dia suka deh sama lo."

Naya menengok ke belakang sekilas, namun sudah tidak ada siapa-siapa di sana. "Mana? Nggak ada."

"Tadi. Sekarang udah diajak pergi sama temennya."

Waktu itu, Hellen melihat Nael memakai seragam basket. Sedang di waktu lain―sekitar hari kedua atau ketiga ia sekolah di SMA Bangsa―saat sepulang sekolah Hellen harus balik lagi ke kelas setelah berjalan sampai gerbang, hanya untuk mengambil dompetnya yang tertinggal di laci mejanya, belum sampai Hellen di pintu kelas, Hellen melihat seorang cowok yang juga berseragam basket kuning biru milik SMA Bangsa, tengah duduk di kursi milik Naya.

Hellen sempat diam mengurungkan tabiatnya untuk masuk kelas, dan lebih memilih memerhatikan cowok itu melalui kaca jendela kelas paling ujung belakang yang gordennya terbuka. Hellen ingin tahu, apa yang akan cowok itu lakukan di dalam kelasnya sendirian, karena dari perawakannya, Hellen yakin sekali cowok itu bukanlah teman sekelasnya. Jadi Hellen pikir, patut saja jika ia mencurigakannya.

Hellen menunggu sampai sekitar sepuluh menit, tetapi tidak ada hal apapun yang cowok itu lakukan. Hingga tak lama berselang, cowok itu beranjak dari tempat duduk Naya, dan berjalan keluar dari kelasnya begitu saja. Hellen memang belum sempat melihat jelas rupa cowok itu, karena ruang kelasnya yang luas, menciptakan jarak yang cukup jauh di antara mereka. Hellen melihatnya dari kaca jendela ujung paling belakang, sementara cowok itu duduk di kursi Naya yang posisinya kedua dari depan.

Namun sejak tadi pagi, saat ia mengenali wajah Nael sekaligus saat Naya mengatakan padanya, bahwa Nael meminta gadis itu untuk menjadi pacarnya―meskipun dengan dalih sebagai ganti rugi, sepertinya saat itu juga Hellen sudah mulai bisa menebak siapa orangnya. Dan Hellen sangat yakin kalau tebakannya itu benar.

"Eh tukang makan!"

"Len!"

"Manusia cacingan!"

"Woiii!"

Berbagai jenis panggilan tertutur oleh Sera, akan tetapi tetap saja Hellen tidak menggubrisnya. Sampai tidak ada pilihan lain, Sera mengambil sesendok kuah bakso yang masih mengepulkan asap di mangkuk Hellen, lalu ia teteskan sedikit di lengan Hellen.

"Aw!" Hellen meringis dengan menggerakkan tangannya, refleks. "Sera apa-apaan, sih! panas tau!"

"Ya elo lagian bengong mulu! Kenapa?"

Hellen hanya menggeleng, lalu melahap sebulat baksonya.

🌺

Di saat Hellen dan Naya sedang asyik dengan obrolan mereka. Sejak beberapa menit yang lalu Sera memerhatikan detik jarum jam yang tergantung pada dinding kelasnya. Entah apa yang sedang ditunggu, sampai tak lama, ia mulai menghitung mundur. "Lima, empat, tiga, dua, satu!" serunya senang sendiri.

Gadis feminim dengan bando merah jambu yang terselip di rambut panjangnya, menggeming cukup lama. Akan tetapi tidak ada apa-apa yang terjadi. Suasana kelasnya nampak biasa saja. Anak-anak yang lain pun nampak biasa saja. Tidak ada yang berubah dari awal. Tetap rusuh, mentang-mentang selama event berlangsung tidak ada kegiatan belajar-mengajar, seluruh siswa sungguh memanfaatkan tiap detiknya.

"Kok, nggak bunyi, sih! Apa hitungan gue meleset, ya?" gerutu Sera, entah pada siapa. Yang jelas volume suaranya yang cukup mengganggu berhasil membuat Hellen dan Naya menoleh.

"Lo nungguin apa, sih?" Naya bertanya heran.

"Kalau apa-apa suka heboh sendiri lo, kebiasaan," sebal Hellen.

Bukannya merespon, Sera malah memastikan keselarasan antara jam dinding kelasnya dengan jam tangan yang melingkar di tangannya. "Sama, kok, jamnya. Kok belum bel juga, sih! Harusnya bel pulang udah bunyi jam segini!"

"Astaga ini anak!"

"Curang, nih, sekolah! Giliran bel masuk aja tepat waktu banget. Tapi giliran bel pulang ngaret! Nggak tau apa hari ini gue mau jalan sama Yoga."

Mendengar sebuah nama yang tersangkut di ujung kalimat Sera, seketika membuat Naya dan Hellen saling melempar pandang. Menyadari hal tersebut kontan Sera membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya.

"Ciyee," cibir Naya diiringi dengan senyuman yang meledek. "Len, pernah denger nggak? Ada teori mengatakan, kalau cinta dan benci hanya tersekat sehelai benang tipis, yang kapanpun dapat dengan mudah diputuskan!"

"Itumah udah bukan teori lagi, Nay. Tapi langsung praktek tuh kayaknya. Kiw-kiw, ada yang jilat ludah sendiri, nih," Berbeda dengan Naya, Hellen justru menggoda Sera tanpa melihat ke Sera. Hanya suaranya saja yang ditinggikan, layaknya orang sedang menyindir.

"Apaan, sih, lo berdua! Gue tuh ya, kalau kunyuk satu itu nggak janji buat ngebeliin gue fullset make-up Victoria Secrets, gue juga nggak akan mau jalan sama dia!"

"Masa?" Hellen mengangkat sebelah alisnya.

"Ish! Dibilanginnya―"

"Diberitahukan kepada seluruh siswa SMA Bangsa, sebelum pulang, harap untuk melihat pengumuman yang ada di mading utama. Berkaitan dengan acara puncak Event Anak Bangsa, yang bertepatan dengan hari ulangtahun SMA Bangsa. Terimakasih."

Suara sang Ketua OSIS yang menggema melalui speaker sekolah, tiba-tiba menginterupsi mereka bertiga. Sehingga membuat Sera terbebas dari cibiran-cibiran Naya dan Hellen. Sampai selang sekian detik setelah Ketos mengakhiri bicaranya, barulah bel pulang berdering.

🌺

"Eh, nanti lo pakai baju apa?"

"Pokoknya gue mau pakai baju gue yang terbaik. Gue mesti keliatan cantik!"

"Betul-betul. Biar tau rasa si Aldi udah mutusin lo!"

"Nah, nanti dia nyesel, terus ngemis ke lo minta balikan, deh."

"Gue juga ah, mau tampil secantik mungkin. Mana tau ada Kakel yang nyantol. Iya, nggak?"

"Yeap!"

Belum-belum satu satu jam paska diumumkan melalui speaker tadi, saat ini Naya, Hellen, dan Sera sudah mendapati ramai sekali orang di depan mading. Sebagian ada yang diam membaca isi informasi yang ada, sebagiannya lagi malah mengobrolkan hal yang membuat kening Naya mengernyit.

"Emang info apa yang di mading? Kenapa pada bicarain penampilan, ya?"

===

To be continue...

a/n: maaf ya gantung lagi:( jangan lupa vote dan komentar yaa. yg vomment aku doakan doinya peka! aamiin😂

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.6M 217K 27
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.6M 287K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
227K 30.2K 62
Lift yang Caine naiki tiba tiba jatuh, dan ia masuk ke portal dunia lain. Apa yang harus Caine lakukan.... CERITA INI 100 % HANYA KHAYALAN. JANGAN C...