Law Of the Jungle ( Eunha Jun...

By Jng_Hn

134K 15.5K 1.7K

Imagine jika Eunha dan Jungkook mengisi acara reality show bersama. Setlist dan alur cerita akan sedikit sama... More

Preview
Preparation ?
Intro
D-day
Story line : D-1
Fire 🔥🔥
GO GO
Story Line : D-2
Good & Bad
Face of the ??
Speechless !!
Mission
Sea Of New Zealand
Mermaid Pool
Hunt !!
Let's Party
Enjoying Day : part 1
Enjoying Day : part 2
Shock of Second Area
Fear
Dangerous !!
Conflict
Argument
Angry !!!
Little Solution ?? (1)
Little Solution ?? (2)
I LOVE YOU
She or We
Extreme !!
Last
Bonchap : [1]
Bonchap : [2]
Bonchap : [3]
Bonchap : [4]

Bungee Jumping

2.9K 406 69
By Jng_Hn

HAPPY READING ^_^



Setelah persiapan yang cukup matang dengan memasang beberapa peralatan keamanan kini anggota suku Byungman siap untuk ke terjun dari ketinggian 120 meter. Kali ini seluruh anggota memutuskan untuk terjun Bungee Jumping tanpa terkecuali, meski musim lalu Shindong memilih untuk berjalan tapi kali ini dia memilih untuk menekan rasa takutnya.

Anggota pertama yang turun adalah kepala suku mereka yakni Kim Byungman, mereka juga ingin melihat bagaimana cara melakukan Bungee Jumping dengan benar agar tidak meninggalkan sebuah cedera. Melihat bagaimana serunya Byungman berteriak membuat sebagian anggota lainnya semakin penasaran dan ingin mencoba. Tapi sepertinya rasa penasaran itu tidak berlaku bagi Eunha.

Gadis mungil itu memang suka olahraga ekstrim tapi bayang-bayang tentang tebing di perjalanan sebelumnya membuat nyali Eunha kembali menciut. Tubuhnya sekarang sedikit bergetar akibat rasa takut yang bertambah instensif.

Merasa jika kekasih di dekatnya ketakutan, tangan kekar Jungkook mencoba meraih tangan mungil Eunha kemudian menggenggamnya dengan erat.

"Jangan khawatir. Semua baik-baik saja." Ucap Jungkook lembut sembari menatap Eunha.

Pandangan Eunha sedikit teralihkan, kini dia juga menatap Jungkook yang tengah tersenyum manis ke arah dirinya. Dan membuat lengkungan senyum manis miliknya ikut terkembang. Eunha juga bisa merasakan dirinya sedikit tenang walaupun rasa takut masih terus menghantui

.

..

...

Anggota suku Byungman mulai turun satu persatu dengan aman. Sekarang sisa empat orang lagi. Ada Mingyu, Eunji, Jungkook dan Eunha. Mendapati giliran dirinya yang semakin mendekat membuat perasaan khawatir serta takut kembali menyambangi diri Eunha.

Eunha semakin mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Jungkook. Mencoba mencari ketenangan dalam dirinya tapi semua bayang-bayang buruk justru terus menyerang.

Merasa jika tubuh Eunha semakin tidak baik membuat Jungkook kembali melirik ke arah kekasihnya itu.

"Tidak usah terjun dan ayo ambil jalan memutar" ungkap Jungkook memutuskan. Melihat Eunha yang semakin ketakutan membuat Jungkook berpikir jika jalan memutar adalah cara terbaik.

Eunha sontak mendongak kemudian menggeleng cepat menolak perintah Jungkook. Mendapat tolakan dari Eunha membuat sorot mata Jungkook berubah seketika. Yang tadinya lembut menjadi serius dan sedikit tajam.

"Kau takut kan. Untuk itu ayo kita jalan memutar sebelum terlambat" Jungkook berusaha untuk tetap tenang. Dia sudah berjanji untuk tidak termakan emosi yang bisa membuat masalah menjadi semakin runyam.

Eunha sekali lagi menggeleng tanpa menolehkan kepalanya. Dia menolak mentah-mentah perintah Jungkook. Walaupun dirinya benar-benar takut tapi Eunha ingin tetap terjun. Eunha memiliki satu alasan penting kenapa dia sampai sekeras ini.

"Tidak. Aku akan tetap terjun" kekehnya lagi. Kemudian tangan kirinya terkepal kuat seolah-olah menepis rasa takut yang terus menghantui dirinya.

Jungkook kembali menghela nafas pelan, mencoba untuk tetap sabar dan membujuk Eunha. Awalnya Jungkook memang membolehkan Eunha untuk terjun. Jungkook berpikir selain aman, Eunha juga bisa mengalahkan rasa takutnya. Tapi jika tubuh Eunha saja sampai bergetar seperti tadi Jungkook akan dengan tegas melarang Eunha untuk turun.

Mencoba berpikir lebih tenang dan jernih, Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah staff ahli yang sedang memasangkan alat pengaman pada Eunji. "Seonsangnim. Apa kami bisa jika turun berdua ??" tanya Jungkook bersuara.

Sontak seluruh pasang mata beralih menatap Jungkook terutama ke arah Eunha. Gadis mungil itu memang terlihat tenang tapi jika di perhatikan lebih dalam akan terlihat jelas jika Eunha tengah ketakutan.

Staff sedikit berpikir apakah memungkinkan jika terjun untuk dua orang sekaligus. "Emm... bisa saja tapi aku secara pribadi tidak menganjurkannya. Selain karena tingginya, informasi yang kami dapat tempat ini belum pernah menerjunkan dua orang sekaligus. Meskipun kekuatan tali tergolong aman tapi aku rasa mencegah akan lebih baik" ungkap staff tersebut.

Jungkook kembali merasa bimbang. Haruskah mereka terjun jika begini ?? Benar kata staff meskipun tali memiliki kekuatan aman tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi. Masih ingat bukan dengan insiden putusnya tali pengaman Eunha. Menurut Jungkook mungkin staff memilih bertindak jauh lebih hati-hati sekarang.

"Kau dengar kan.  Sudahlah aku benar-benar bisa kok. Lagipula kau bilang ini aman kan. Aku juga bisa mengalahkan rasa takutku" kata Eunha yang membuat lamunan Jungkook terbuyar.

Sembari menatap Eunha dengan tatapan penuh makna, Jungkook menggeleng kecil. "Tidak bisa turun berdua itu artinya jalan memutar"

Eunha menghela nafas berat. Sifat keras kepala Jungkook ternyata masih belum hilang.

"Kook-ah~~" panggil Eunha dengan nada memohon. Mencoba meluluhkan hati kekasihnya.

"Tidak. Kau kekasih ku dan itu berarti jika kau milikku. Turuti perkataan ku. karena apa ?? Karena ini semua demi dirimu Na-ya" kata Jungkook tegas. Terdengar egois memang tapi ini semua demi Eunha, demi wanita yang sangat dia cintai. Tidak perlu memaksakan diri, Jungkook hanya ingin Eunha melepaskan rasa takutnya sedikit demi sedikit dan tidak seperti ini.

Melihat Jungkook yang kembali egois, membuat Eunha juga tidak mau kalah. Jika Jungkook mempunyai alasan. Dirinya juga mempunyai alasan penting. Bukan sekedar mengalahkan rasa takut tapi Eunha memiliki alasan penting lainnya.

Menggeleng dengan mantap. Eunha menolak mentah-mentah perkataan Jungkook. "Tidak. Aku akan tetap turun. Tidak peduli kau pacarku atau bukan, aku akan tetap turun karena apa ?? Karena aku juga memiliki alasan penting. Sudahlah. Aku tidak ingin berdebat denganmu jadi aku harap kita sudahi ini." Tegas Eunha.

Menatap Jungkook sejenak kemudian berbalik. Eunha berjalan kecil ke arah staff untuk memasang beberapa alat pengaman. Tapi baru beberapa langkah kakinya berjalan sebuah tarikan kasar berhasil membuat tubuh Eunha kembali berbalik ke arah Jungkook.

"Ikut aku !!" Tanpa menunggu persetujuan Eunha, Jungkook menarik paksa Eunha untuk mengikuti dirinya. Sontak tindakan Jungkook itu menarik perhatian semua orang. Tapi baik staff maupun anggota lain hanya bisa terdiam dan menonton. Mereka tidak cukup berani untuk mencampuri urusan Jungkook atau Eunha. Biarkan kedua idol itu menyelesaikan masalah pribadinya. Yang terpenting saat ini adalah Jungkook ataupun Eunha selalu bisa bersikap profesional jika sudah berada di depan kamera. Itu sudah cukup untuk menutupi kecurigaan publik ketika program ini mengudara nantinya.

Menarik paksa tangan mungil Eunha, Jungkook membawa kekasihnya itu pergi sedikit menjauh. Sedangkan Eunha sendiri terus mencoba memberontak agar tangannya dilepaskan dari genggaman tangan Jungkook yang sedikit membuatnya merasakan rasa sakit.

Merasa jika sudah berjalan sedikit jauh. Jungkook menghentikan langkah kakinya kemudian berbalik dan menatap tajam ke arah Eunha.

"Berhenti keras kepala dan ayo jalan memutar" ungkap Jungkook langsung pada intinya.

Tidak gentar dengan tatapan tajam kekasihnya, Eunha juga ikut menatap tajam ke arah Jungkook. Menyiratkan rasa percaya diri yang luar biasa. Lalu kembali menggeleng dengan mantap, Eunha lagi-lagi kekeh pada pendiriannya.

"Tidak. Aku akan tetap turun. Aku tidak akan mengubah pilihanku. Meskipun aku takut tapi aku akan tetap turun. Apapun yang terjadi"

Jungkook kembali menghela nafas berat. Antara percaya atau tidak jika gadis di depannya ini adalah Eunha. Keras kepala Eunha jauh lebih meningkat dan Jungkook tidak akan menuruti Eunha lagi. Terakhir kali dia membiarkan Eunha dan akhirnya kejadian buruk itu terjadi. Maka dari itu Jungkook tidak ingin kesalahannya terulang untuk kedua kalinya.

"Kenapa kau keras kepala sekali." Eunha sedikit mengerut dahinya bingung mendengar ucapan Jungkook. Jika Jungkook menganggap dirinya keras kepala. Apa itu tidak sama saja dengan sikap Jungkook saat ini. Kenapa kekasihnya itu seolah-olah menyalahkannya.

"Aku sudah bilang bukan aku mengizinkanmu jika kau tidak memaksakan dirimu sendiri. Lalu kau mengiyakan perkataan ku. Apa kau selalu begini Eunha-ya??.  Berkata tanpa bertanggung jawab." Lanjut Jungkook lagi.

"Bukannya aku tidak bertanggung jawab dengan perkataan ku tapi aku juga memiliki alasan kenapa aku memaksa diriku sendiri. Apa kau tidak pernah seperti ini ??. Kau juga sering memaksakan dirimu kan. Lalu kenapa sekarang kau marah dengan ku." jawab Eunha tidak mau kalah.

Jungkook bungkam sejenak, semua yang di katakan Eunha memang benar adanya. Setiap orang pasti pernah memaksa dirinya sendiri. Tapi kali ini konteksnya berbeda.

"Aku akui jika aku juga sering memaksa diriku tapi itu berbeda dengan ini. Aku memaksakan diriku karena aku tidak memiliki pilihan lain. Sedangkan kau masih memiliki pilihan lain Na-ya. Kau tidak bisa melihatnya dalam cara pandang yang sama." Ucap Jungkook sedikit lembut, mencoba menasehati Eunha dengan sabar.

"Baiklah aku akan memilih jalan memutar" perkataan Eunha barusan membuat pandangan Jungkook teralih menatap Eunha dengan tatapan tidak percaya. Bersyukur sekaligus merasa lega karena berhasil membujuk gadis mungilnya.

"Tapi hanya aku dan staff." lanjut Eunha.

Senyuman yang nyaris terkembang tiba-tiba sirna begitu saja. Apapun alasannya Jungkook tidak akan membiarkan Eunha jalan sendirian. "Tidak. Aku akan ikut bersamamu" tolak Jungkook dengan tegas.

Sebuah senyuman hampa hadir di bibir Cherry Eunha. Dia sudah menduga akan jawaban Jungkook barusan dan ternyata dugaan tepat 100%.

"Lihat !! Kau sungguh egois. Apa kau akan berjalan selama tiga jam dengan keadaan kaki seperti itu. Kau menyuruhku untuk tidak memaksakan diri tapi kau justru memaksakan dirimu sendiri. Kau bilang jika konteks kita berbeda? Lalu bagaimana dengan sekarang? Bukankah sama saja. Kau masih memiliki pilihan lain kali ini. Apa kau selalu seperti ini Kook-ah ??. Berkata tanpa bertanggung jawab."

Eunha membalikkan perkataan Jungkook. Alasan kenapa Eunha tetap kekeh pada pendiriannya dan memaksa dirinya sendiri adalah karena dia khawatir dengan keadaan Jungkook sekarang. Sebagai seorang yang mencintai Jungkook tentu saja Eunha tidak ingin kekasihnya mendapat luka yang lebih parah apalagi jika itu karena dirinya.

"Kau tidak perlu khawatir denganku. Aku baik-baik saja" elak Jungkook dengan bumbu kebohongan di setiap kata yang dia lontarkan.

Eunha tersenyum remeh sebelum menjawab ucapan Jungkook. "Hhhh.. Apa kau pikir aku bodoh ?? Apa kau pikir aku tidak melihat bagaimana susahnya dirimu untuk berjalan sampai di sini ?? Jika kau menjadi aku, apa kau akan diam dan membiarkannya begitu saja. Aku juga khawatir dengan mu. Aku juga ingin melindungi kekasihku. Jadi berhentilah egois dan sudahi perdebatan ini" ucap Eunha tegas meskipun dengan air mata yang nyaris menetes.

Eunha benci melihat Jungkook terluka karena dirinya. Dia sungguh benci melihat Jungkook selalu memaksakan diri hanya untuk dirinya. Eunha merasa seperti orang bodoh dan tidak berguna jika terus seperti ini.

Jungkook terdiam, dia sempat tersentuh dengan ucapan Eunha. Jadi ini alasan Eunha memaksakan dirinya sendiri. Tapi meski merasa senang karena perhatian Eunha, Jungkook tetap tidak bisa membiarkan Eunha turun sendirian.

Melihat Eunha yang mulai meninggalkan dirinya, Jungkook segera meraih tangan mungil Eunha dan membawanya kembali ke tempat yang lain. Kali ini Jungkook sudah memutuskan satu jalan. "Baiklah. Kalau begitu kita akan turun bersama" ungkap Jungkook sembari terus berjalan.

Eunha yang mendengar itu tersentak kaget dan menghentikan langkah kakinya tiba-tiba. Membuat Jungkook sedang menggenggam tangannya ikut berhenti sejenak.

"Kook-ah. Kau tidak mendengar apa kata staff. Berbahaya jika kita turun bersama kan"

"Aku tidak mendengar jika staff mengatakan itu. Mereka hanya menyarankan untuk tidak melakukannya. Kau bilang tidak ingin berjalan bukan? maka pilihan satu-satunya yang kau miliki adalah turun bersama. Dan aku tidak ingin mendengar kalimat penolakan." ucap Jungkook tegas dan kembali menarik tangan Eunha.

Eunha pasrah. Dirinya benar-benar capek dan tidak bisa melawan Jungkook. Kekasihnya itu selalu memiliki perkataan yang membuatnya bungkam seribu bahasa.

.

..

....

Eunha mengeratkan tautan kedua lengannya pada pinggang Jungkook. Sembari memejam erat dan terus merapalkan beribu macam doa sebelum dirinya dan Jungkook turun dalam hitungan detik.

Merasakan Eunha yang begitu ketakutan membuat pelukan Jungkook juga ikut mengerat. Lalu manik matanya sejenak menatap Eunha kemudian menyunggingkan senyuman tipis. "Tenanglah aku disamping mu" ucap Jungkook lembut.

"Aku benar-benar takut.. haruskah-  AAAAAAAAAAAAA !!!!!!!"

Eunha berteriak sangat keras ketika Jungkook dengan tiba-tiba membawa tubuhnya jatuh dari ketinggian lebih dari 100 meter. Eunha semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jungkook saat tubuh mereka memantul beberapa kali akibat gaya dari tali. Matanya terpejam sempurna serta rengekan yang mulai terdengar dari mulutnya.

"Hiks.. Kook-ah aku benar-benar takut..

"Ibu !! Ibu !! Ibu !! Ibu !! Aku salah.. maafkan aku ibuuuu-"

"Aku hiks.. mengaku jika aku bandel....
Maafkan aku Ibuuu.."

"Aku berjanji tidak akan- AAAAAAAAA !!!..."

"Eeunggg ini mengerikan hikss.. hikss... hikss..."

"Kook-ah... hiks... hiks.. hikss.. ini menakutka- AAAAAAAAAAAAA !!!"

"Hikss... Hiks... Hikss.... Hikss...."

Eunha menangis sesenggukan sembari terus mengucapkan kata-kata tidak jelas karena ucapannya teredam oleh tangisannya yang seperti anak kecil.

Sebuah senyuman muncul melihat bagaimana lucunya Eunha sekarang. Meski Jungkook merasa kasihan tapi Jungkook juga tidak bisa menahan rasa gemasnya melihat Eunha seperti ini. Mata yang terpejam erat, mulut yang mengomel tidak karuan, serta pelukan yang sangat erat membuat Jungkook gemas bukan main.

Memantul selama beberapa menit kini pantulan tubuh Eunha dan Jungkook mulai memelan. Setelahnya sebuah kapal kecil pun menghampiri Jungkook dan Eunha yang tergantung terbalik di atas aliran sungai.

Staff pun segera meraih tubuh Eunha dan Jungkook untuk membawanya masuk ke atas kapal dan melepaskan tali yang terikat pada kaki keduanya.

Meski sudah turun dengan selamat dan berada di dalam kapal. Eunha yang masih menangis ketakutan tetap memeluk tubuh Jungkook dengan erat. Seolah-olah enggan untuk melepaskan pelukan pada kekasihnya itu.

Jungkook sontak kembali tersenyum simpul, lalu tangannya bergerak kecil mengelus pucuk kepala Eunha dengan lembut. "Kita sudah di kapal. Apa kau ingin terus begini??" Ucap Jungkook membuka suara.

Sementara dengan suara sesunggukan serta bahu yang bergerak naik turun. Eunha tetap diam tanpa mau menjawab, dia terus menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jungkook. Tidak mempedulikan tatapan orang sekitar. Saat ini yang Eunha butuhkan adalah menetralkan detak jantungnya yang berdetak nyaris tiga kali lebih cepat akibat rasa takut yang luar biasa.

Melihat Eunha tidak mau melepaskan pelukannya membuat Jungkook menjadi sedikit merasa canggung. Pasalnya mereka tidak hanya berdua tapi ada dua staff yang terus saja memperhatikan mereka sedari tadi.

"Maaf. Dia hanya masih ketakutan sekarang" ucap Jungkook sembari menampilkan senyuman kikuknya. Menahan rasa canggung serta malu yang menyerang. Jungkook bukan malu karena di peluk Eunha tapi malu karena dua staff itu terus menatap sembari tersenyum kecil.

Staff mengangguk paham, mereka mengerti bagaimana keadaan Eunha. Setelah kejadian itu pasti membuat Eunha sungguh ketakutan sekarang. Lagipula Eunha dan Jungkook adalah yang terakhir terjun jadi mereka bisa menunggu sejenak sampai Eunha benar-benar tenang. Setelahnya baru mereka akan bergerak untuk ke kapal yang lebih besar dan menuju ke tujuan selanjutnya.



~~~000~~~~


Perlahan membelah arus sungai, Suku Byungman justru di sambut dengan awan mendung serta hujan lebat yang tiba-tiba datang. Akibat hujan ini pula air sungai mendadak berubah keruh dengan debit arus yang cukup kuat.

Bergerak selama 30 menit lamanya akhirnya suku Byungman sampai di air terjun Nelson. Tidak ada keindahan yang terlihat dari air terjun tersebut. Mereka hanya melihat keganasan air yang turun begitu deras.

Berada di bawah guyuran hujan deras suku Byungman pun turun dari kapal dan tetap berjalan. Mencoba untuk menyintas daerah terdekat dari air terjun. Suhu yang semakin menurun serta perut yang kosong membuat perjalanan kali ini benar-benar melelahkan.

Bahkan sebagai sebagai kepala suku yang notabene sering menghadapi situasi menegangkan, Byungman juga sama lelahnya dengan anggota lain. Hampir beberapa hari mereka tidak mendapat makanan yang layak dan sekarang cuaca justru membuat mereka semakin tersiksa.

"Apa kita akan aman bermalam di sini Hyung. Melihat debit air dan intensitas hujan ada kemungkinan besar jika banjir akan datang." Ucap Jungkook membuka suaranya. Mereka saat ini tengah berada tepat di depan air terjun yang terlihat menyeramkan. Bahkan air perlahan mulai naik dan itu membawa kecemasan tersendiri.

Keadaan pun semakin intens ketika hujan semakin menumpahkan airnya dengan deras di tambah terjangan angin yang mulai menerjang.

"Aish !!"

"Akhh !!"

"Pegangan erat-erat. Jangan sampai terpisah satu sama lain"

Rintihan demi rintihan terdengar ketika angin berhembus semakin kencang. Membawa tubuh mereka bergerak kesana kemari layaknya Marionette, boneka yang dimainkan dengan menggunakan tali.

Anggota suku Byungman pun berusaha untuk tetap menyeimbangkan tubuh mereka agar tidak terpisah satu sama lain.

Dan di cuaca seperti ini anggota yang paling banyak di rugikan adalah Eunha. Tubuhnya yang kecil membuat Eunha terus terseret angin.

"Aduh.."

Eunha kembali terjatuh untuk kesekian kalinya. Tanah yang berbatu serta angin kencang membuat langkah kakinya sulit untuk dia kendalikan. Dan saat dirinya salah dalam memijak maka pada akhirnya Eunha harus merelakan pantatnya kembali  terduduk di atas bebatuan kecil.

"Eunha-ya !!"

"Kau tidak apa ??"

Seru Eunji dan Mingyu bersamaan. Mereka pun segera membantu Eunha untuk berdiri kembali meski mereka juga harus menahan diri agar tidak terbawa angin.

Eunha mengangguk kemudian kedua tangannya meraih uluran tangan Mingyu dan juga Eunji. Setelah berdiri Eunha langsung berpegangan erat pada tubuh Mingyu. Menarik kaus temannya itu dengan erat, sedangkan tubuhnya berusaha keras untuk menahan terpaan angin serta dingin yang seperti menampar wajahnya.

Satu tantangan lagi kembali menguji rombongan suku Byungman. Setelah New Zealand memberikan sedikit ketenangan kali ini New Zealand kembali menampilkan sisi buruknya.

Apakah Suku Byungman bisa mengatasi tantangan ini sama seperti tantangan sebelumnya ??





Don't be silent readers ^^

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 421K 45
Semua perempuan baik dokter, perawat bahkan pasien juga memuja ketampanan seorang Jeynando Kastara, ia merupakan seorang dokter sekaligus putra dari...
1.7M 65.4K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
788K 58.1K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
725K 67.7K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...