SHELTER (Completed)

By prlstuvwxyz

162K 18.9K 1.3K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA♡] Bagaimana jika ada seorang cowok yang menyatakan cintanya dengan mengajukan amplop... More

1. Amplop Cokelat
2. Resume
Imajinasi
4. Kepang Seribu
5. Nasi Uduk
6. Tenaga Dalam
7. Siluman Kerbau
8. Mie Ayam Jeletot
9. Bang Badrol
10. Gali Lobang Tutup Lobang
11. Mulut Ketemu Buntut
12. Sidang Isbat
13. Mak Erot
14. Nyi Roro Kidul
15. Pemulung
16. Dibanting
17. Kapan dimarahi?
18. Berulah lagi
19. Katering
20. Bapak Gerobak
21. Cekgu Besar
22. Dedak
23. Mie Cepek
24. Sapu Tangan
25. Jemuran
26. Kodok
27. Dikerok
28. Terbalik
29. Inti Hati
30. Rumah Tangga

3. Jalan Raya

10.5K 1K 48
By prlstuvwxyz

Jalan raya merupakan fasilitas yang penting bagi masyarakat agar dapat mencapai tempat tujuan dengan saling toleransi dan saling menjaga agar keadaan aman, nyaman, tenteram, dan damai. Tetapi di jalanan sering ada pemotor yang menganggu pengguna jalan lain. Bukan hanya menyedot perhatian banyak orang saja namun seringkali malah merepotkan orang lain.

Seperti pemotor yang ada di depan Anja dan Ejak sekarang. Seorang ibu-ibu mengendarai sepeda motor di perempatan yang tak terlalu jauh dari komplek sekolah mereka. Ketika posisi sedang banyak pengendara yang melintasi jalan tersebut, ibu-ibu itu berhenti di tengah jalan dan siapa yang menyangka kalau wanita paruh baya itu melakukan hal tak terduga.

Wanita tersebut membuka jok motornya lalu mengambil sesuatu dari sana. Yang membuat orang-orang sekitar mengelus dada ternyata barang yang diambilnya itu adalah ponselnya. Jadi si ibu membuka bagasi motor hanya demi benda persegi panjang itu?

Mereka kira tadi sang ibu berhenti karena motornya mogok sehingga harus buka jok motor, atau kehabisan bensin, ternyata kenyataannya lain. Ia melakukan sesuatu yang dianggapnya remeh namun bisa jadi membahayakan nyawa orang lain, bukan hanya merugikan dirinya sendiri.

Suara klakson kendaraan ramai bersahutan. Bahkan, ada yang meneriaki ibu itu seraya mengumpat. Sementara Anja dan Ejak hanya menjadi penonton yang fokus memerhatikan 'acara' itu dari belakang. Mau ikut marah, yang mau dimarahi lebih tua dari mereka. Mereka jadi ingat ibu mereka, takut kualat. Mau ikut menekan klakson, Anja hanya punya lonceng sepeda dan klakson Ejak yang berbunyi telolet kebetulan sedang mati. Biar saja kekesalan Anja dan Ejak diwakilkan oleh pengendara lain.

Anja menoleh ke belakang, melihat ke arah Ejak yang langsung menampilkan senyumnya. "Elo pulang duluan aja, lewat sono," ia menunjuk jalan tembusan yang ada di samping kanan mereka. "Lewat situ lebih cepet ke rumah elo. Gak usah tungguin gue." Ia berujar dengan suara agak meninggi.

"Apaan sih, Nja? Ngomong apa?" Ejak pura-pura tak mendengar. Padahal suara Anja cukup keras. Bahkan, pemotor di samping mereka mendengar apa yang dikatakan Anja.

"Elo pulang duluan aja! Gak usah tungguin gue."

"Gak denger, gue pake helm," kilah Ejak lagi. Sementara yang dikibuli, merasa kesal.

Di depan sana, ibu-ibu tadi meminta maaf pada semua pengendara yang terganggu akibat ulahnya. Ia sungguh-sungguh memohon maaf namun tidak dihiraukan oleh sebagian pengendara lain. Mereka langsung pergi meninggalkan ibu itu.

Sekarang tersisa Anja, Ejak, dan ibu itu. Mereka berdua pun menghampiri ibu-ibu yang tak memakai helm itu. Niatnya mau basa-basi menanyakan apakah ibu itu baik-baik saja, tapi saat mereka hendak menghampiri wanita itu, wanita itu langsung menghidupkan mesin motornya lalu berteriak, "PACARAN MULU! RIYA' SAMA JOMBLO KAYAK GUE, BELAJAR YANG BENER LO BERDUA, BIAR DISANJUNG NETIJEN!"

Anja dan Ejak saling menoleh, maksudnya? Ibu itu meneriaki mereka atau bagaimana? "Buk, maksudnya apa?" Anja bertanya pada ibu itu, tapi sayangnya ibu itu sudah tancap gas.

"Biarin aja. Namanya juga ibu-ibu," kata Ejak menenangkan Anja setelah meredakan tawanya.

"Kesel gue."

"Elo juga kan nanti jadi ibu-ibu. Yaudahlah. Biar disanjung netijen." Ejak pun mengajak Anja untuk pulang karena matahari sudah mau tenggelam.

Sebenarnya rumah Anja tidak terlalu jauh dari sekolah, tapi kalau sore seperti ini lorong menuju rumahnya cukup sepi dan rawan begal juga jambret. Maka dari itu Ejak dengan senang hati mengantar Anja pulang ke rumah kalau Anja latihan paskib sampai sore. Daripada Ejak di rumah tak tenang, lebih baik dia memastikan sendiri kalau gebetan tak sampainya itu pulang ke rumah dengan selamat.

Sesampainya di depan rumah Anja, Ejak langsung pamit pulang pada Anja dan Ibunya---yang sedang menyapu teras rumah. Sepulang Ejak, Anja meletakkan tasnya di lantai lalu mengambil alih sapu yang dipegang ibunya. "Biar Anja aja, Buk. Ibuk pasti capek jualan."

"Bagus deh kalo ngerti. Makasih." Setelah mengatakan kalimat sinis itu, ibunya berjalan masuk ke rumah.

Tak apa, tak masalah, sudah biasa, begitulah Anja berusaha menyemangati dirinya sendiri. Wanita yang ia panggil dengan sebutan ibu itu memang tak seramah ibu-ibu lainnya. Bukan tidak sayang, tapi begitulah cara ibunya mendidiknya.

Dari kecil ia sudah terbiasa hidup mandiri. Lahir di keluarga sangat sederhana membuatnya menjadi anak yang tak manja. Ayahnya seorang kuli bangunan sementara ibunya berjualan nasi uduk dan aneka sarapan setiap pagi di depan rumahnya. Ia juga mempunyai seorang adik perempuan yang biasa ia panggil dengan Cicik.

Sejak SD ia membantu menjajakan dagangan ibunya ke sekolah. Seringkali ia dimarahi guru karena berjualan di kelas, padahal ia berjualan ketika sedang istirahat atau sebelum bel pelajaran pertama. Tapi, namanya sekolah memang bukan pasar melainkan tempat menimba ilmu, Anja bisa mengerti akan hal itu.

Selesai membersihkan debu di lantai, ia mengambil tas ranselnya lalu menggendongnya. Tangan kanannya membawa sapu sementara tangan kirinya ia gunakan untuk menghapus keringat yang mengalir di wajahnya.

Selesai menyapu lantai, ia berjalan ke dapur untuk meletakakan sapu berwarna hijau mix kuning itu. Sebelumnya ia meletakkan asal tas ranselnya di dalam kamar.

Ia pun menggantung sapu si sudut dapur. Saat hendak kembali ke kamar, matanya melihat piring kotor dan alat masak bertumpuk di dekat tempat cuci piring. Sepertinya tugas lainnya telah menantinya.

Belum sempat ia mengganti baju seragam, tapi sudah beberapa tugas ia kerjakan. Mau menukar baju seragamnya dengan baju rumahan, takut Bapak keburu pulang, sementara rumah masih berantakan seperti kapal pecah.

Daripada memanjangkan tali kelambu, mending ia menyelesaikan apa yang menjadi prioritas. Masalah baju seragam, biar kepalang kotor. Toh, setiap hari juga ia mencuci seragam. Baik seragam dirinya atau pun seragam orang lain.

Dengan memakai celemek hadiah dari bogasari, ia mulai menuangkan beberapa tetes sabun cuci piring bermerk cahaya matahari ke wadah yang di dalamnya terdapat spons cuci piring. Lalu ia menuangkan sedikit air ke dalam wadah itu dan mulai mengocok spons dengan air yang dituangkan agar busa timbul banyak.

Anja mencuci bersih semua piring dan alat masak yang kotor hingga tak ada lagi noda yang tersisa. Selesai meniriskan piring yang masih basah, ia langsung menyusunnya di rak piring yang tak jauh dari tempat cuci piring itu.

Cuci piring selesai, lalu lanjut ke pekerjaan lainnya. Kakinya melangkah menuju kamarnya hendak mengambil pakaian ganti dan handuk kemudian ia berjalan ke kamar mandi. Ia berhenti di depan kamar mandi, di sampingnya sudah ada keranjang baju kotor yang sangat menumpuk seolah melambai minta dibersihkan.

Lagi-lagi ia hanya bisa menghela napas panjang. Pekerjaan rumah memang tidak ada habisnya. Lelah, sudah pasti. Tapi, beginilah risiko numpang di rumah orang. Harus tahu diri dan tidak boleh seenaknya sendiri.


Grup pembaca nyasar yang suka gonta-ganti nama sesuai keadaan wkwk btw semangat ya gengs, uasnya🖤 yang mau gabung ke grup Pembaca Nyasar Cerita Alipe bisa chat ke salah satu nomor ini yaa, Ismail: 088704055602 atau Ism Nabila: 085256589257. Ditunggu kedatangannya ehehe

Salam, Alipe, Duta Klepon.

Continue Reading

You'll Also Like

13.4K 1.8K 12
Never Goodbye Di umur 24 tahun ini, kehidupan Lola Lolita sudah cukup sibuk. Mulai dari jadi komikus, drakoran, hingga fangirling. Itu sudah sempurna...
311K 19.7K 48
[COMPLETED + pindah Joylada] Bagi Daisy Cattleya, cinta yang diharapkan bukan CEO kaya nan tampan. Cukup seseorang yang bisa menggetarkan hatinya. Da...
918K 67.5K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1.1K 237 31
Nayyara Agneshia, seorang gadis remaja yang tidak tertarik dengan yang namanya jatuh cinta, kini merasakan hal yang berbeda terhadap sahabat laki-lak...