faster than a wedding

Por andirananda

1.9M 61.5K 1.4K

Nalani Lituhayu, gadis yang baru saja memasuki masa SMA-nya harus kehilangan mimpinya karena hamil di luar ni... Mais

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
epilog

chapter 9

68K 2.3K 43
Por andirananda

Tubuh Radina gemetar begitu melihat hasil DNA-nya. Ia geram dan meremas kertas itu lalu melemparnya kuat-kuat.

“Aku harus ketemu Nalani!” kata Radina.

“Mas, Mbak Nalani baru sadar!” kata Madina sambil menahan tangan kakaknya.

“Peduli amat!” kata Radina dan melepaskan genggaman Madina dengan kasar sampai Madina terjatuh.

“Mas!” jerit Madina.

Radina tidak peduli dengan jeritan adiknya itu, ia keburu pergi dengan motornya ke rumah sakit. Radina membawa motornya dengan cepat, tanpa peduli ocehan pengendara mobil yang terganggu dengan aksi kebut-kebutannya itu. Sesampainya di tempat tujuan, Radina langsung berlari ke kamar Nalani tanpa peduli bahwa ia sedang berada di rumah sakit.

“Mau apa lo?!” kata Diani begitu melihat Radina yang berdiri di depan pintu, ia menghalangi Nalani dengan tubuhnya.

“Lo gak ada urusannya,” kata Radina.

Diani semakin melindungi Nalani.

“Lani baru sembuh! Ke luar lo!” kata Diani.

“Lo yang harusnya ke luar!” kata Radina.

“Maaf, Mbak, bisa ke NICU sekarang?” tanya perawat yang terkejut melihat aksi Diani dan Radina.

“Oh, iya,” kata Diani.

Nalani pindah ke kursi roda dengan bantuan Diani dan perawat.

“Lo gak perlu ikut!” kata Diani dengan sinis pada Radina.

Radina tidak memedulikan Diani. Diam-diam ia mengikuti ke mana mereka pergi dan mereka masuk ke ruang bayi. Radina melihat Nalani yang sedang memeluk bayi mungilnya. Bermodalkan nekat, Radina berani mendekati Nalani.

“Ini bapakknya, Mbak?” tanya perawat saat melihat Radina.

Diani langsung memelototi Radina.

“Iya,” jawab Radina.

Nalani langsung terbelalak dibuatnya.

“Mas boleh pegang bayinya, kok,” kata si perawat.

Radina membelai pipi anaknya yang mungil itu, sepertinya anaknya memberi respon karena kepalanya langsung bergerak.

“Ssssttt,” kata Radina pelan.

Wajah si bayi memucat lalu kulitnya membiru.

“Suster! Suster! Kenapa ini bayinya, Suster!” panggil Radina.

“Mbak, peluk anaknya, Mbak,”  kata perawat yang langsung memberi respon ketika melihat keadaan bayi Nalani.

Nalani langsung memeluk anaknya dengan erat dan menciumi keningnya beberapa kali. Air mata mengalir deras dari matanya. Anaknya berhenti bernapas selama sekitar 15 detik lalu kembali bernapas dengan normal.

“Maaf, Mbak, Mbak bisa kembali ke kamar,” kata perawat sambil membawa bayi Nalani.

“Tapi...” kata Nalani.

“Biar kami yang tangani,” kata perawat yang tadi membawa Nalani ke NICU.

Nalani begitu lemas mengingat keadaan anaknya yang berada dalam pelukannya tadi, tiba-tiba anaknya berhenti bernapas dan kulitnya membiru. Ia tidak bisa menahan tangisannya.

“Biar saya yang bawa ke kamarnya, Sus,” kata Radina.

“Oh iya, silakan, Mas,” kata perawat itu.

Diani kali ini mengalah dan membiarkan Radina yang membawa Nalani ke kamarnya. Ia juga tidak mengikuti Radina karena ia yakin kalau Nalani dan Radina butuh waktu berdua.

Stop crying, Nal,” kata Radina.

Nalani tidak mengindahkan perkataan Radina. Ia masih menutup matanya dengan kedua tangannya.

“Maaf, aku udah terlalu banyak nyakitin kamu,” kata Radina sambil memeluk Nalani yang sesenggukan. Tidak bisa dipungkiri, tubuh Radina juga gemetar.

I should believe you from the first time you said that you were pregnant with my child. I wish I can go back and treat you nicely,” kata Radina.

Nalani masih menangis, perasaannya sedang campur aduk terlebih Radina berbicara tidak jelas dalam bahasa inggris sehingga Nalani tidak mengerti. Tiba-tiba tangisannya berhenti begitu ia merasakan bibir Radina mengecup keningnya.

You have to get well, ASAP,” kata Radina.

Nalani menunduk, bingung akan apa yang ia lakukan setelah perlakuan Radina. Radina bahkan menghapus air mata Nalani dengan tangannya sendiri.

You need some fresh air,” kata Radina lalu membawa Nalani ke luar kamarnya dan menuju rooftop garden yang ada di rumah sakit.

Nalani merasa lebih lega ketika ia ada di luar kamar dan bisa menghirup udara bebas seperti ini.

“Kamu mau minum? Tunggu ya aku ambil minum dulu,” kata Radina.

Nalani mengangguk lalu Radina pergi untuk meminta teh hangat. Nalani ditinggal di kursi rodanya sendirian.

“Lani?! Nalani, kan?!”

Nalani langsung melihat ke sumber suara, ternyata sosok laki-laki yang berkacamata dengan rambut lurus layaknya model shampoo.

“Agung?!” kata Nalani.

Agung terpana melihat Nalani yang duduk di kursi roda itu. Ia segera mendekati Nalani.

“Kamu ke mana aja, sih? Kenapa tiba-tiba ilang gitu aja?” tanya Agung sambil memegang pipi kanan Nalani.

Nalani tiba-tiba memeluk Agung dan Agung pun membalas pelukannya.

Who are you?” tanya Radina pada Agung dengan tatapan menjijikan.

And you?” Agung balik bertanya.

Baru saja Agung mau melepas pelukannya pada Nalani, Nalani malah mengeratkan pelukannya.

“Kamu kenapa, Lan? Sakit apa? Apa gara-gara aku waktu itu?” tanya Agung.

Nalani menggeleng.

“Nal, kamu harus ke kamar sekarang,” kata Radina.

“Nggak mau,” kata Nalani.

“Aku ikut, Lan. Ke kamar, ya?” tanya Agung.

Nalani melepaskan pelukannya lalu mengangguk. Agung yang mendorong kursi rodanya sementara Radina yang menunjukkan kamar Nalani.

“Kayaknya banyak yang harus kamu jelasin ke aku, Lan,” kata Agung.

Nalani mengangguk.

“Lo siapa?” tanya Radina.

“Gue Agung,” jawab Agung.

“Apa hubungan lo sama Nalani?” tanya Radina.

“Lo sendiri apa?” Agung balik bertanya.

“Gue calon suaminya,” jawab Radina.

Agung terkejut dan segera menatap Nalani.

“Lan, kamu ilang karena ini?” tanya Agung.

Nalani mengangguk.

“Rad, ikut gue,” kata Diani yang tiba-tiba muncul setelah ia menunggu kabar kalau ternyata anak Nalani baik-baik saja setelah ditangani oleh pihak rumah sakit.

“Ngapain gue harus ikut lo?” tanya Radina.

“Pokoknya ikut gue!” jawab Diani sambil menarik lengan Radina.

“Gue nggak mau,” kata Radina.

“Nalani butuh waktu berdua sama Agung. Lo ikut gue,” kata Diani dan benar-benar menarik paksa lengan Radina.

“Lo...” kata Radina.

Take care of her, Gung! I trust you,” kata Diani.

Radina langsung melotot ketika mendengar Diani berkata demikian. Ia pun turut ke luar kamar mengikuti Diani.

“Siapa sih cowok itu?” tanya Radina penasaran.

“Satu-satunya cowok yang peduli sama Nalani,” jawab Diani.

Detik itu juga Radina merasa seperti disengat listrik.

***

alohaaaaaaa di sini ada tokoh baru lagi! find out more about him and Rafi in the next chapter! tunggu yaaaaaa! gak kebayang deh gimana aku berterima kasih sama para readers yang setia baca, nunggu update, ngomment, ngevote, bahkan jadi fan :") terharu berat

Continuar a ler

Também vai Gostar

5K 452 7
Gita adalah salah satu anak dari sebuah keluarga terpandang dan kaya raya. Ia dihadapkan sebuah pilihan berat oleh orang tuanya yaitu menjadi istri a...
2.9M 18.8K 7
#2 in General fiction 230917 #3 in General fiction 190917 #4 in General fiction 180917 Di umurnya yang masih 20 tahun. Ares sudah menyandang gelar S1...
4.9M 265K 53
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
754K 21.1K 200
1000 puisi untuk Kamu yang kusebut rindu :) Cover By @Lil_Butterflies