chapter 13

65.7K 2K 37
                                    

Radina baru saja selesai mandi dan membereskan peralatan sekolahnya. Tidak pakai pikir panjang, Radina langsung ke ruang makan karena perutnya sudah lapar.

“Lah, Nalani mana?” tanya Radina.

Madina langsung over reacting dan menatap Radina dengan mata bling-bling.

“Tadi sih masih tidur, kalo mau bangunin aja sama kamu,” jawab ibu Radina.

“Oh. Nggak usah lah,” kata Radina lalu duduk di hadapan Madina.

Ayah Radina yang sudah siap pergi ke kantor merasa ada yang kurang di meja makan. “Nalani mana?” tanyanya begitu ia menyadari kalau Nalani tidak ada di kursi yang biasa ia duduki.

“Belum bangun,” jawab ibu Radina.

“Tumben sekali,” kata ayah Radina, lalu memandang Radina.

“Apa, Pa?” tanya Radina.

“Coba liat ke kamarnya,” jawab ayahnya.

“Yeee kan lagi tidur.”

“Orang seperti Nalani itu nggak bisa bangun siang, dia lebih suka tidur siang tapi paginya bangun.”

“Siapa tau lagi bangun siang sekarang.”

“Nggak, Rad. Kalau Nalani belum bangun itu tandanya dia sakit.”

“Kalau nggak?”

“Papa bakalan ngasih uang jajan kamu dua kali lipat.”

Radina langsung berlari ke kamar Nalani karena semangat akan mendapat uang jajan dua kali lipat. Ia langsung membuka pintu kamar Nalani dan menemukan Nalani masih tertidur.

“Nal...” panggil Radina.

Nalani tidak menyahut, ia masih tertidur. Radina mendekatinya dan mengecek suhu tubuhnya.

“Anjir, panas!” seru Radina dan memegangi tangan kanannya yang digunakan untuk memegangi kening Nalani.

Radina memegangi leher dan lengan Nalani, semuanya panas. “Lo sakit lagi, Nal?” keluhnya.

Nalani menggigil dan Radina menghembuskan napas dengan berat. Sepertinya membawa ia ke tempat skating adalah kesalahan yang sangat fatal, terlebih Nalani juga suka mandi malam-malam.

***

Radina sudah benar-benar lelah hari ini, tadi di sekolah tenaganya terkuras karena tiga ulangan berturut-turut, ketiganya mendadak, dan tidak ada contekan sama sekali. Belum lagi stres di jalan setelah pulang dari rumah sakit yang macetnya ampun-ampunan.

Begitu tiba di rumah, Radina langsung ingin mandi dan tidur tapi ia melihat Nalani sedang tertidur di pangkuan ibunya ketika Radina berjalan menuju ke tangga.

“Lah, gak tidur di kamar?” tanya Radina.

“Ini juga baru tidur,” jawab ibunya.

“Haaah?”

“Kata Bi Muas kerjaannya muterin rumah. Udah tau badan panas, takut tidur katanya. Belom lama Mama dateng terus Mama tanya, tapi jawabannya ngelantur dan dia cuma bilang ibu terus yo wes Mama suruh tidur di pangkuan Mama aja dan hasilnya dia tidur.”

Radina mengangguk paham dan segera mandi baru makan malam. Kali ini ia menemukan Nalani sedang dipeluk ibunya.

“Nggak, nggak, cuma mimpi...” kata ibu Radina sambil mengelus punggung Nalani.

“Kenapa lagi?” tanya Radina.

“Sssttt!” ibunya masih berusaha menenangkan Nalani.

Mata Nalani terlihat basah dan wajahnya merah seperti udang rebus. Sepertinya panasnya sudah sangat tinggi sehingga pikirannya terganggu.

faster than a weddingWhere stories live. Discover now