"Gyu.. Kau tak apa?". Wonwoo menatap khawatir pada Mingyu yang saat ini tengah berbaring dikasur milik Wonwoo dan Minwoo. Sebelumnya Lelaki berkulit tan itu sudah diobati oleh Wonwoo
"Gwenchana.. " Lirih Mingyu. Ia tersenyum menatap Wonwoo yang khawatir padanya.
" Papa.. ~~" Minwoo berbaring disamping Mingyu dan memeluk pinggang Pria berkulit tan itu.
Mingyu tersenyum mendapati bahwa putra nya mendekapnya sangat erat saat ini. walaupun tubuh nya sakit namun Ia tidak ada niat untuk melepaskan pelukan dari pangeran kecil itu.
"Kenapa hm? " Mingyu mengecup puncuk kepala sang anak.
" Papa Gwencanaaayooo? " Minwoo menatap wajah Mingyu yang dipenuhi bekas pukulan dari Bohyuk.
" Hum! Tentu saja! ~~" Ucap Mingyu. Ia tidak ingin membuat anak manis nya itu khawatir Walaupun wajah dan tubuhnya sangat sakit sekarang.
Wonwoo hanya tersenyum memandang kedua orang yang sangat Ia sayangi itu. Ya, Ia masih sangat menyayangi seorang Kim Mingyu. Namun buka berarti bahwa ia akan kembali pada pria yang berstatus sebagai Ayah kandung dari anak nya. Wonwoo masih memikirkan banyak hal jika ia kembali pada Mingyu. Tentu akan banyak tantangan bahkan masalah yang akan ia dapat jika kembali pada pria itu.
*
*
*
"Hanie-yaa..." Lirih Seungcheol. Ia memandang wajah pujaan hati nya yang saat ini tengah terlelap didada polos miliknya. Kedua nya sudah menghabiskan banyak tenaga untuk mendesah dan meneriakan nama masing-masing.
Pria bermata bulat itu mengelus pipi mulus Jeonghan dengan sayang. Ia tahu ini salah, tapi tubuh nya berkata lain saat Jeonghan memulai permainan mereka.
Seharusnya Ia tidak menerima ajakan Jeonghan. Namun didalam hati Seungcheol ia sangat menginginkan seorang Yoon Jeonghan, Jiwa dan Tubuhnya.
"ngghhh... " Jeonghan membuka matanya perlahan. Dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan Seungcheol yang tersenyum. Ia sempat memandang wajah Seungcheol sebentar sebelum bangkit dan memakai pakaiannya satu persatu. Tidak ada percakapan diantara mereka. Seungcheol yang biasanya akan memulai percakapan kini bingung harus memulai dari mana.
"Jeong-"
"Aku pulang. " Potong Jeonghan cepat dan segera keluar dari ruangan Seungcheol setelah memakai semua pakaiannya.
Seungcheol hanya terdiam memandangi punggung sempit Jeonghan yang keluar dari ruangannya. Pria itu menghela nafas pelan.
" Hanie-ya... aku tak akan melepaskanmu".
Dan didalam hati nya Seungcheol benar-benar berjanji dan akan mendapatkan Jeonghan seutuhnya setelah ini.
*
*
*
Bohyuk menegak Soju digelas nya dengan kasar. Ia sungguh kecewa, marah dan kesal disaat yang bersamaan pada Wonwoo. Bagaimana bisa Wonwoo masih bersikap baik pada lelaki yang sudah menelantarkannya dan Minwoo selama ini? Apa Wonwoo tidak bersyukur pada dirinya yang selama ini Menemani Wonwoo dan Minwoo bahkan disaat tersulit sekalipun?.
"Bohyuk-ah.
Berhenti lah, kau sudah meminum 1 botol penuh Soju sendirian.. " Wanita yang berada dihadapan Bohyuk mengambil botol soju kedua yang ingin dibuka oleh pria itu.
" Ck! Aku ingin mabuk hari ini! " Ucap Bohyuk. Pria itu belum mabuk, ia bisa meminum bahkan 3 botol soju sendirian tanpa mabuk.
" Tidak Tuan Jeon. " Sergah wanita itu.
" Kim Jiyeon menyebalkan! " Dengus Bohyuk. Kini ia memakan Odeng dengan tatapan kesal kearah wanita itu. Kim Jiyeon, Sahabat Bohyuk sejak mereka sekolah menengah bahkan keduanya sering kali dianggap seperti sepasang kekasih karna kedekatan mereka. Keduanya sering bertemu jika Bohyuk sedang mengalami masalah seperti sekarang. Baginya Kim Jiyeon adalah orang yang bisa menjadi pendengar yang baik.
"Kau tahu bagaimana aku, bukan? " Jiyeon menaik turunkan alis nya menggoda Bohyuk.
" Ya ya ya kau selalu bisa melarangku Ny Kim. " Balas Bohyuk.
Kim Jiyeon tersenyum menatap wajah tampan Bohyuk yang saat ini menampilkan wajah kesalnya. Ia bersyukur bisa selalu dekat dengan pria bermarga Jeon itu. Kim Jiyeon selalu menyimpan hati nya untuk seorang Jeon Bohyuk. Lelaki yang ia Cintai semenjak pertama kali mereka bertemu hingga sekarang. Walaupun Bohyuk hanya menanggap dirinya sebagai sahabat namun Jiyeon sudah cukup senang seperti itu. Ia tak ingin memaksa Bohyuk untuk membalas perasaannya. Baginya, Cukup ia saja yang mencinta. Bohyuk hanya perlu menikmati hidupnya dan bahagia tanpa tahu perasaan Jiyeon.
"Sampai kapan kau disini? "
" Kenapa? kau ingin mengusir ku? "
" Bahkan kedai ini bukan milikmu. " Lanjut Bohyuk
Jiyeon memandang wajah Bohyuk dengan malas, Ia memang sangat mencintai Pria bermarga Jeon itu. Namun Bohyuk juga menyebalkan kadang-kadang.
" Ck! ini sudah hampir tengah malam asal kau tahu. " Jiyeon memandang jam dipergelangan tangannya.
" Aku akan pulang sekarang. kau tidak pulang? " Tanya Jiyeon.
Bohyuk menunduk dan memandang gelas soju nya yang sudah kosong. Ia ingin pulang namun ia masih sangat kecewa pada Hyungnya.
" Mungkin aku tidak akan pulang.. " Lirih Bohyuk.
Jiyeon tahu apa alasan Bohyuk tidak ingin pulang. Lelaki itu sudah menceritakan masalahnya tadi.
Ia tersenyum dan mengengam tangan Bohyuk lembut.
" Kau bisa menginap dirumahku. Ibu ku pasti senang melihatmu.. " Ucap jiyeon.
Bohyuk menemukan pandangannya pada Jiyeon. Wanita itu tersenyum dengan sangat manis. Membuat hati Bohyuk terkadang menghangat seperti sekarang.
" Tentu saja. Eomma Kim merindukan anak yang tampan sepertiku." Ucap Bohyuk dengam bangga. Kemudian bangkit dari duduk nya dan mengandeng tangan Jiyeon. Keduanya sudah terbiasa bersikap seperti ini. Bagi Bohyuk selama Jiyeon tidak melarangnya mengenggam tangan wanita itu maka ia akan selalu mengenggamnya.
*
*
*
"
Miwoo sayang..
Berhenti menatap wajah papa, oke? " Mingyu mengecup hidung mancung Minwoo yang saat ini menatapnya. Entah mengapa anak laki-laki nya itu sering menatapnya semenjak bangun tidur tadi. Ya, semalam Mingyu menginap diapartement Wonwoo. Ia tidur bersama Minwoo dikamar Wonwoo. Sedangkan pria manis itu tidur dikamar Bohyuk setelah semalaman menunggu Bohyuk pulang namun lelaki itu tidak juga datang.
"Minwoo-yaaa..
Biarkan papamu makan. " Wonwoo datang dan berniat mengambil Minwoo dipangkuan Mingyu yang saat ini tengah menyantap bubur yang ada dimangkok yang sedang ia pegang. Sedangkan Minwoo berada dipelukannya sejak tadi.
" Andweee!~~" Pekik Minwoo. Ia memeluk tubuh Mingyu dengan erat.
"Kim Minwoo. " Panggil Wonwoo.
Mendengar panggilan bernada tegas itu membuat Minwoo mencebikan bibirnya. Dari nada bicaranya, Minwoo tahu bahwa Wonwoo tidak ingin perkataannya dibantah.
" Tak apa..
Aku sudah selesai dengan sarapanku Wonu-ya.. Terimakasih.. " Mingyu meletakan mangkok yang sedari tadi ia pegang.
" Hey.. Gwenchana.. ~~" Mingyu memeluk tubuh Minwoo. Ia tahu saat ini ia ketakutan pada ibunya.
"Papa~~ Don't get hurt anymolee..~" (Papa Don't get hurt anymore) Lirih Minwoo.
Mata Mingyu membulat mendengar ucapan anaknya. Ia tak menyangka bahwa putranya itu bisa berbicara bahasa inggris.
"Hey, bagaimana bisa kau berbahasa inggris hm? " Tanpa menjawab pertanyaan anaknya justru Mingyu balik bertanya.
" Hansol Papa! ~~" Seketika Bohyuk mengingat wajah Hansol. Pria keturunan Western yang merupakan Suami dari Boo Imonya. Ketika Seungkwan masih tinggal disini, Hansol sering mengunjunginya dan bertemu Minwoo. Minwoo kecil selalu diajak berbicara bahasa inggris sehingga ketika ia sudah bisa berbicara seperti sekarang, Bocah tampan itu sudah mengerti.
"Hansol papa? " Ulang Mingyu.
" Dia dokter kandungan ku ketika dijeju. " Jelas Wonwoo.
Pria manis itu ikut duduk disamping Mingyu.
Mingyu menatap wajah Wonwoo. Ia belum sepenuhnya tahu apa saja yang dialami Wonwoo selama ini. yang ia tahu bawa Minwoo adalah anak kandungnya. Pria manis itu sangat pandai menyimpan cerita hidup nya.
Papa Hansol🌚🌚💞💞💞
Bohyuk with his Girlfriend :v
And
Kim Minwoo 💞💞💞
Hayyy aku update ff ini sebelum aku balik lanjutin hari Jumat :') aku mau fokus buat Bc proposal skripsi aku dulu bentar ya :) Semoga nanti masih ada yang nungguin :)
See yaaa💞💞