• HER • ✔

Por Chojiyaa

114K 7.7K 2.3K

Ini bukanlah cerita spesial, hanya kisah kehidupan seorang gadis yang terpilih oleh sebuah penyakit yang sang... Mais

= Meet ? =
= Ataxia =
= Jeon jungkook =
= Music club? =
= Friend =
= Please, don't cry =
= Ice Cream =
= I'm Serious =
= A Kiss? =
= She is mine! =
= Rain =
= What are they doing?!! =
= I love her ! =
= I hate my self =
= Oppa? =
= Save me =
= I love him ! =
= Is it real?!! =
= Announcement =
= Dating ! =
= Am i guilty? =
= Sorry =
= She is come =
= Who is she ? =
= Is it hurt ? =
= The only one ? =
= I'm fine =
= Hyung, stay healthy. Oke? =
= Should i die? =
= Don't do it ! =
= She returns =
= Devil =
= Hyung! =
= He is gone =
= Secret =
= I deserve to die =
= It's Hurt =
= Sorry =
= Six Months? =
= He has Changed =
= The Answer =
= Punishment =
= Selfish =
= A letter (END) =
= Epilogue =

= Please, trust me =

1.5K 134 27
Por Chojiyaa

---

Pernahkah kalian merasa sangat membenci hidup kalian sendiri?

Entah benci terhadap diri ataupun takdir..

Seperti...

"kenapa harus diriku?"

"Kenapa nasibku buruk sekali?"

"Kenapa kebahagiaan tidak pernah menghampiriku?"

Setidaknya bersyukurlah, tuhan masih memberikanmu nyawa.

Disaat kau mengeluh akibat takdirmu yang buruk..

Disaat kau menginginkan hidup seperti orang lain..

Ketahuilah, bahwa banyak orang juga yang ingin hidup sepertimu.

Love yourself.

---




"Kim Sohyun! Lu kenapa?!"

Namja itu berlari,menghampiri tubuh mungil yang masih dengan nyamannya duduk di tanah dengan bau amis yang menyengat. Isakan dan raungan itu telah berhenti,berganti dengan tatapan yang dalam dan kosong. Perlahan tubuh sohyun dibantu untuk berdiri, tanpa pikir panjang namja itu langsung membawa tubuh tidak berdaya itu ke ruang kesehatan sekolahnya.

"Sohyun-ah, siapa pelakunya?" berkali-kali kata-kata itu keluar dari bibir bak kelinci milik namja itu, dengan lembut jungkook membersihkan tubuh sohyun dari telur yang lengket, membersihkan dengan penuh kekhawatiran dan kasih sayang, tatapan matanya dari tadi tidak pernah beralih sedikitpun dari manik mata sahabatnya itu. Sementara sohyun, dia hanya terdiam, membiarkan tubuhnya dibersihkan oleh jungkook, mulutnya tidak mau mengeluarkan satu katapun. Bibirnya terlalu kelu untuk mengatakan apa yang telah terjadi padanya.

Setelah selesai mencuci rambut dan pakaian sohyun, jungkook mendudukkan sohyun di sebuah ranjang uks, sementara dirinya menarik sebuah kursi untuk menjadi tempat duduknya. Helaan nafas berat kembali keluar dari mulut namja itu. Beginilah sohyun jika sedang dalam masalah, dia selalu diam tanpa ingin mengatakan sepatah katapun. Jungkook meraih tangan yeoja itu, menggenggam, memberikan kenyamanan disana.

"Oke..lu gak mau kasih tau siapa yang ganggu lu, sekarang gua ganti pertanyannya..'apa masalahnya'?"

Tidak ada perubahan, sohyun tetap bungkam, bahkan dirinya tidak sekalipun menatap mata jungkook, dia hanya menatap jendela dengan tatapan yang sayu dan kosong. Nafas jungkook tercekat saat melihat memar kemerahan di leher sahabatnya itu, terlihat jelas akibat cahaya yang masuk lewat jendela.

"Lu...dicekik mereka?!" dengan gelagapan jungkook menyentuh bekas memar itu, sohyun sedikit meringis saat jungkook menyentuhnya.

"Siapa yang ganggu lu?" tatapan mata jungkook berubah menjadi lebih serius, jungkook memang sering melihat sohyun di bully sejak kecil, namun mencekik? Itu bukan pembulian, tapi percobaan pembunuhan.

Akhirnya sohyun menatap jungkook, memberikan senyuman terbaiknya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa padanya.

"Gua baik-baik aja kookie-ah"

Rahang jungkook mengeras mendengar itu, tangannya mengepal, emosi yang sedari tadi ditahannya, tidak dapat dipendamnya lagi. Jungkook tersenyum miring, mengalihkan pandangannya sebentar lalu mendengus.

"Lu baik-baik aja?! Leher lu kayak gini dan lu bilang lu baik-baik aja?! Kim sohyun! Gua mengkhawatirkan lu, berhenti menjadi sok kuat!"

Beruntung tidak ada orang lain di uks selain mereka berdua saat itu, jika tidak, jungkook pasti telah menganggu pasien lain karena teriakannya yang sangat besar dan menggema di ruangan itu.

"Sekali lagi gua tanya, siapa.yang.ganggu.lu?!" Kata-kata yang penuh dengan penekanan, menandakan sebuah emosi di tiap kata yang jungkook keluarkan.

"Kookie-ah...itu-"

Krrriiiingggg~~ Krriiingggg~

Suara dering ponsel itu memutuskan percakapan antara sohyun dan jungkook. Baru saja sohyun ingin mengangkat telefon itu, namun saat jungkook melihat nama yang terlihat di layar ponsel itu, jungkook dengan cepat merebut ponsel sohyun dan mengangkat panggilan itu.

"chagiya....lu dimana???"

Jungkook memandangi sohyun, yeoja itu sedang sekarat di uks namun pacarnya malah tanpa beban bertanya dia dimana. Baru saja jungkook ingin menjawab, namun sohyun menggeleng.

"Jangan bilang kalau gua di uks" Bisik sohyun pada jungkook, berharap lelaki itu tidak akan memberitahukan apa yang terjadi pada pacarnya.

"Yeoboseyo? Sohyun-ah??"

"Yak!! Ngapa lu diam??"

Jungkook sedikit menjauhkan ponsel itu dari dirinya, lalu mencodongkan tubuhnya mendekati sohyun, berbisik di telinga yeoja itu.

"Tapi lu harus janji, cerita semuanya ke gua.." Sohyun hanya mengangguk, tubuhnya terlalu lemah untuk merebut ponsel miliknya dari jungkook, mengingat jungkook adalah kelinci berotot.

" Yeoboseyo?? Sohyun-ah?? Ada apa?? Kenapa lu diam?? Lu sakit?? Yeoboseyo??"

"Nde chagiya..wae?" jawab jungkook sambil menahan ekspresi jijiknya.

" Yak!! Jungkook-ah, kenapa lu yang jawab?! Mana sohyun??"

"Kami sedang belajar di perpustakaan, sohyun sedang pergi ke wc, selain itu, berhentilah mengucapkan 'chagiya' hyung, itu menjijikkan"

"Yak! Jeon jung-"

Bip


Sambungan telefon itu diputuskan sepihak, jungkook terlalu muak mendengar hyung nya yang dimabuk cinta, terlebih lagi wanita yang dicintai oleh hyungnya adalah wanita yang dicintainya juga. Sekarang tujuan jungkook hanya satu, mendengarkan penjelasan dari Kim Sohyun.

*****


" YAK!! JEON JUNGKOOK!!"

Taehyung mendengus kesal, jungkook, maknae laknat itu baru saja mengangkat telefon sohyun dan memutuskan sambungan telefon itu sepihak. Untung saja jungkook itu dianggapnya seperti adik sendiri, jika tidak, mungkin taehyung sudah lama memusnahkan keberadaan kelinci ber otot itu dari dunia ini.

"Wae??" suara jimin terdengar memasuki ruangan kelas, taehyung yang masih dalam keadaan merasa muak pada jungkook langsung berlari kearah jimin.

"Jimin-ah..jungkook..dia.."

"Wae?? Jungkook kenapa??" jimin mulai panik, suara taehyung yang putus asa membuatnya berfikiran hal yang aneh-aneh.

"Jungkook..dia yang angkat telefon sohyun.."

PLAK!

Sebuah pukulan yang cukup keras mendarat dengan mulus di kepala taehyung, jimin yang melakukan pukulan itu berjalan ke arah tempat duduknya, tanpa memperdulikan taehyung yang sudah meringis kesakitan akibat pukulannya.

"Taehyung-ah...lu lihat yoonggi-hyung?"

Taehyung menggelengkan kepalanya, lalu menarik sebuah kursi kosong di samping jimin dan mendudukkan dirinya disana.

"Sejak jam istirahat pertama..gua gak ada liat yoonggi-hyung lagi.."

"Tapi, lu nggak ngerasa aneh sama yoongi-hyung?" jimin menatap taehyung dengan serius, berlainan dengan taehyung yang menatapnya dengan wajah tanpa dosa.

"Aneh? aneh apaan? masih swag gitu"

"Aisshh! Bukan! Gini..akhir-akhir ini yoonggi-hyung udah jarang ngumpul sama kita, terus..kalau ngumpul sama kita, dia lebih banyak diam"

Taehyung hanya menatap jimin dengan tatapan datarnya, tidak ada yang aneh, dialah yang aneh, pikir taehyung.

"Udah emang dasarnya yoonggi-hyung kayak gitu jim, lu tuh terlalu peka sama yoonggi-hyung, pacaran aja lu pada berdua"

"gak..gua masih straight.."

"Serah lu, gua mau ketemu sohyun"

Dengan cepat taehyung pergi keluar dari kelas itu, meninggalkan jimin yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Temannya itu sudah dibutakan oleh cinta, pikir jimin

Taehyung berjalan kearah kelas sohyun, pandangannya meliar, sibuk mencari keberadaan pacarnya itu, namun nihil, tidak ada sohyun di kelasnya. Pandangan taehyung tertuju kearah Park boyoung yang berdiri di depan pintu kelas. Dengan cepat taehyung menghampirinya.

"Bo young-ah..lu liat sohyun?"

"Gak" singkat,padat,dan jelas. Jawaban bo young membuat taehyung merinding, tipe tipe tsundere mulai dirasakan oleh taehyung. Tanpa pikir panjang dia berlari dari kelas itu menuju perpustakaan, namun disana juga nihil, taehyung tidak menemukan keberadaan jungkook dan juga sohyun. Taehyung menghela nafasnya, berfikir untuk menyudahi adegan cari-mencari itu, namun di perjalanan menuju kelasnya, jimin menelefonnya.

"Wae??"

"Kenapa suara lu lemas gitu tae? Kayak udah gak dapat jatah 1 bulan"

"Diam lu bantet! ngapain lu nelfon gua?"

"Itu, bisa ambilin gua plaster luka di uks?"

"Ngapain? Lu luka?"

"Hmm, habis ditolak yoonggi-hyung"

"bentar, gua ke situ"

"Okeee, makasih taehyungiee"

BIP


Taehyung kembali melanjutkan langkahnya, walaupun dengan malas, yah...apapun akan dilakukannya untuk sahabatnya itu. Sayup-sayup dari dalam uks dapat di dengarnya suara canda tawa 2 orang disana, dan dia yakin, itu adalah orang yang sangat dikenalnya. Namun untuk memastikannya lagi, taehyung menelefon seseorang, seseorang yang mengatakan bahwa dirinya ada di perpustakaan, jeon jungkook.

"Yeoboseyo? Jungkook-ah?"

"Nde hyung?"

"Lu dimana?"

"Aisshh! Kan udah gua bilang, gua di perpus"

BIP


Taehyung menutup sambungan telefon itu, menghela nafasnya, lalu dengan langkah yang pelan memasuki uks itu.

"Woaahh..baru kali ini di perpus ada banyak perban ya kook?"

Kedua manusia yang sedari tadi sedang asik berbincang itu sontak melihat ke arah asal suara itu, taehyung yang sudah berdiri di samping ranjang sohyun, menatap ke dua orang itu dengan tatapan tidak percaya.

"Sunbae.."

"Sohyun-ah...kalian lagi belajar apaan di perpus? gua boleh ikut belajar?"

"Hyung..itu.."

"Jungkook-ah..gua bicara sama sohyun" suara bariton itu membuat sohyun dan jungkook ketakutan, pandangan mata yang tajam itu, dan rahang yang mengeras itu, sudah jelas taehyung sedang dalam keadaan marah.

"Sohyun-ah..ikut gua.." masih dengan suara itu, taehyung menarik lengan sohyun, turun dari ranjang itu dan keluar dari uks yang bagi taehyung sekarang adalah ruangan terburuk di sekolah. Cengkraman tangan yang kuat itu, belum terlepas hingga mereka sampai di rooftop sekolah.

"Sunbae..sakit.." sohyun sedikit meringis saat cengkraman taehyung semakin kuat di lengannya. Taehyung yang menyadari itu dengan kasar melepaskan tangan sohyun.

"jadi..kalian belajar apa aja tadi?" ucap taehyung dengan sakartis, tangannya itu dengan angkuh dilipatnya di dadanya.

"Sunbae.."

"oh...belajar tentang P3K gitu?"

"Sunbae..dengarin sohyun.."

"Oh..atau kalian belajar sex di ranjang uks?"

"SUNBAE!!" Sohyun tidak tahan lagi, dia berteriak, dia masih menerima jika taehyung marah kepadanya karena dia berbohong, tapi sohyun tidak terima jika dia dihina seperti ini, terlebih lagi jungkook juga ikut disangkut pautkan.

"Daebak! Sohyun..lu teriak ke sunbae lu.." Taehyung menepuk tangannya, seolah-olah menyindir perbuatan sohyun.

"Sunbae...sohyun mohon..dengerin sohyun dulu.."

"Dengar apa? Dengar kalau sebenarnya lu kencan sama jungkook di uks, dan bilang ke pacar lu kalau lu sedang belajar di perpus gitu??"

Sohyun terdiam, rasanya ingin sekali untuk mengatakan yang sebenarnya pada taehyung, namun dia tidak ingin taehyung tau tentang seulgi atau apapun itu.

"lu diam..kenapa? gua benar kan?...selamat kim sohyun" Dengan kekesalannya taehyung turun dari rooftop itu, meninggalkan sohyun yang sedang berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Diraihnya handphone yang berada di saku bajunya, lalu mengirim pesan pada seseorang.

"Hoseok-hyung..tolong bawa tas gua pulang"


*****



Sohyun berdiri di gerbang sekolahnya, menunggu taehyung yang tidak diketahuinya akan datang ataupun tidak. Dipandangnya dengan lemas sebuah pesan teks yang dikirimnya ke taehyung.

'Sunbae..maaf..bisa ketemu sebentar??...sohyun tunggu di depan gerbang sekolah..'

Sebuah pesan yang sudah lama dikirimkan olehnya tetapi tidak dibaca oleh taehyung. Sohyun tau, dia salah dalam hal ini, membohongi pacarnya dan berdua bersama lelaki lain. Apalagi yang dipikirkan oleh taehyung jika tidak 'selingkuh'. Suasana sekolah mulai sepi, sudah satu jam sohyun menunggu disana, jam yang melingkar Indah di tangannya telah menunjukkan pukul 5 sore.

"Sohyun-ah..."

Sohyun berbalik dengan cepat, berpikir bahwa orang yang telah ditunggunya dengan lama sudah datang, namun itu tidak sesuai dengan ekspetasi nya.

"Ayo pulang...taehyung gak akan datang.."

Jungkook membuka kaca jendela mobilnya, memaksa sohyun untuk pulang, dia tidak tahan jika membiarkan sohyun menunggu lebih lama lagi disana.

"Nggak kookie...lu pulang aja...sunbae pasti datang.." senyuman itu muncul kembali di wajah sohyun. Entah sohyun itu bodoh atau gila, wanita itu masih sanggup menunggu seseorang yang bahkan tidak membaca pesannya.

Jungkook menghela nafasnya, dia juga ikut salah di dalam hal ini, namun sohyun tidak membiarkannya untuk berbicara dengan taehyung, sohyun bilang, dia akan menjelaskan semuanya pada taehyung.

"Oke...gua pergi...tapi kalau taehyung gak datang..telfon gua..biar gua jemput.." kekhawatiran tampak jelas di nada bicara jungkook, sohyun memang tampak kuat, tapi fisiknya tidaklah terlalu kuat, udara kota seoul di bulan november sangat dingin, membayangkan sohyun yang menunggu dengan kedinginan membuatnya khawatir.

"Pergilah.." ucap sohyun sambil mengibaskan tangannya. Jungkook tersenyum, sebelum mobilnya pergi, dia sempat sekali lagi mengatakan untuk menelefon dirinya jika terjadi sesuatu.

Sohyun kembali melihat handphone nya, tidak ada tanda-tanda dari taehyung untuk membaca pesannya. Helaan nafas berat dikeluarkan olehnya, udara dingin itu mulai dirasakannya. Sohyun mencoba untuk menghubungi taehyung, namun nihil, tidak ada jawaban.

Sudah pukul 6, namun taehyung tidak juga datang, sohyun menghilangkan rasa bosannya dengan membaca sebuah novel, perlahan sudut bibirnya terangkat saat membaca novel itu, sang pemeran utama akhirnya menemukan pasangan hidupnya, akhir yang bahagia, pikir sohyun.

Tik

Setetes darah kental terjatuh di atas novel itu, perlahan sohyun meraba hidungnya, darah segar itu mengalir dengan deras dari lubang hidungnya, dia mimisan.

Cuaca dingin bukanlah keadaan yang baik bagi sohyun, tubuhnya sangat lemah di cuaca dingin, sama halnya saat dirinya yang lemah berada dibawah hujan. Akhirnya diputuskannya untuk pulang ke rumah, menunggu disana lebih lama lagi tidak akan baik bagi tubuhnya.

Jarak halte bus dari sekolahnya sekitar 200 meter, dengan langkah yang pasti sohyun mulai berjalan ke arah halte, sempat diingatnya perkataan jungkook untuk menelefon nya jika ingin pulang, namun bukan sohyun namanya jika ingin membuat orang lain repot karenannya.

Langkah sohyun semakin pelan, rasa pusing di kepalanya semakin menyakitinya, belum lagi nafasnya yang tidak teratur akibat mimisannya, jarak halte masih jauh, sementara pandangannya mulai buram. Dengan tangan yang cukup gemetar sohyun mengambil handphone yang terletak di saku jaketnya, menekan tombol nomor 2 cukup lama, dan dengan otomatis telefon genggam itu menelefon seseorang.

"Yeoboseyo?"

"Kookie-ah...bisa jemput gua?..."

"Oke...tunggu disitu...15 menit.."

Brukk

"Yeoboseyo?? Sohyun-ah?!! Sohyun-ah!!"










TBC
=================================

HAI YEOROBUNNN

Gimanaa?? Suka ceritanya?

Semoga kalian sukaaaa

Terimakasih untuk vote dan coment nya army

I purple you 💜

Asupan

Bhayy yeorobunnnn




Pacarnya taehyung ❤

Continuar a ler

Também vai Gostar

72.8K 5.1K 26
"seorang psicopat gila, yang pertama kali menyukai seorang wanita yang baru ia temui" #kimnamjoon #kimtaehyung #parkjimin #baesera #baeirene #kimhani
940K 77.1K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
L O R E N Z O Por Yura

Ficção Adolescente

4.4K 1K 4
Dia yang ku kira hamba Allah ternyata anak tuhan.
617K 6.8K 100
[ 𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗 ] 𝗡 𝗘 𝗪 𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐃𝐈 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈❎ ⚠️𝐂𝐋𝐎𝐒𝐄 𝐑𝐄𝐐𝐔𝐄𝐒𝐓⚠️ 𝘉𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘱...