Weekend pun tiba! Saatnya merayakan hari kebebasan!
Hari ini Mario sudah menyusun rencana atas apa yang akan dia lakukan bersama Seza. Setelah menikah memang Mario belum mengambil cuti sedikitpun dan mumpung weekend kali ini pekerjaannya belum banyak maka dia takkan menyia-nyiakan kesempatan ini!
Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Sekarang dia ingin mengajak Seza berolahraga. Berkeliling kompleks perumahan ini. Ah! Pasti menyenangkan!
"Yuk..., olahraga yuk," ujar Mario mengoyang-goyangkan tubuh Seza yang membelakanginya.
Tak berselang lama Seza terbangun. Dia langsung duduk.
'cepet banget' takjub Mario melihat reaksi yang ditunjukkan Seza. Biasanya kalau dia yang di bangunkan oleh Seza kemungkinan butuh waktu setengah jam lebih untuk benar-benar sadar sepenuhnya. Hingga kerapkali membuat Seza kesal padanya dan berlalu meninggalkannya.
Melihat Seza yang beranjak menuju kamar mandi dengan cepat Mario ikut bangkit. Dia menghalangi Seza yang akan masuk.
"Barengan yuk" ajak Mario sambil cengegesan. Seza spontan mendelik kesal.
"Minggir nggak!" ketusnya.
Mario langsung cemberut. Dia menyingkir dan membiarkan Seza mandi.
" Kapan jadinya kalau begini?" sendu Mario.
***
"Eh kalian juga mau olahraga ya?" tanya Seva ketika melihat Seza dan Mario bersamaan menuruni tangga dengan pakaian olahraga.
" Iya dong. Emangnya kalian aja?" balas Mario sewot. Sementara Seza hanya diam.
"Kan nanya doang. Sewot banget ih!" kesal Seva. Dirinya langsung bangkit setelah tadi sibuk mengikat tali sepatunya. Di dekat pagar sudah ada Romeo yang menunggunya dengan raut kesal. Sepertinya pria itu terlalu lama menunggu Seva.
"Oke. Bye!" ujar Seva pada keduanya. Kemudian berlalu mengikuti langkah kaki Romeo yang sudah duluan berlari meninggalkannya.
"Tungguinnnn....," teriak Seva melihat Romeo yang sudah sedikit jauh darinya. Mendengar suara itu Romeo langsung memelankan langkahnya membiarkan Seva menyusulnya.
"Lama banget sih. Pasti jarang olahraga" ketus Romeo sebal.
Seva terkekeh. Romeo tau aja deh!
"Aku nggak suka lari. soalnya bikin sesak," jawab Seva seadanya.
Langkah Romeo langsung terhenti. Kenapa dia bisa lupa?
Romeo menatap Seva. Membuat langkah wanita itu ikut terhenti.
"Kenapa?" tanyanya.
"Aku saja yang lari. Kamu tunggu di taman itu" tunjuknya pada taman ditengah kompleks.
Taman itu merupakan taman bermain dan olahraga untuk umum. Ukurannya tak terlalu besar namun fasilitasnya cukup lengkap. Ada ayunan, plesetan, jungkat-jungkit dan permainan anak lainnya. Ada juga beberapa alat olahraga yang dipergunakan untuk umum.
"Kok gitu. Kan aku mau olahraga bareng kamu," balas Seva kesal. Rencananya kan dia mau pamer suami tampannya pada seluruh warga perumahan ini. Terutama para kaum wanita yang sering menggoda suaminya ketika berpapasan dengannya.
"Kamu bisa pakai alat olahraga di taman itu. Nggak usah lari," sahut Romeo.
"Tapi-"
Baru akan protes Romeo sudah berlari secara cepat meninggalkannya. Seva mendengus sebal.
"Gagal deh rencananya!" gerutunya seraya berjalan cemberut ke arah taman yang tak jauh dari posisinya.
***
"Cepat! Lama banget sih!" kesal Seza melihat Mario yang tertinggal jauh dibelakangnya. Pria itu berlari layaknya siput. Sebenarnya bisa saja Seza meninggalkannya dan lebih memilih berlari sendirian tapi panggilan tak tau malu pria itu sudah cukup membuat orang-orang disekitarnya menoleh padanya.
"Kamunya aja yang larinya kayak cheetah. Cepet banget tau!" gerutu Mario setelah berhasil mensejajarkan langkahnya pada Seza. Pria itu ngos-ngosan, keringatnya sudah banjir dimana-mana.
"Alesan!" ketus Seza tak memedulikan wajah cemberut Mario.
"Kenapa kamu gak jadi atlit lari saja? " tanya Mario heran. Bukankah bakat lari Seza ini luar biasa?
"Nggak tertarik,"
"kok gitu?"
"Bisa diem gak sih?! Gue mau olahraga, bukan mau curhat!" ketus Seza membungkam bibir Mario.
"Salah lagi kan," batin Mario mendengus
***
Acara olahraga sudah selesai. Kedua pasangan itu sudah kembali kerumah. mereka sama-sama duduk di ruangan keluarga. Romeo, Mario dan Seza nampak kelelahan sementara Seva hanya menatap mereka saja. Tentu saja dia tak banyak berkeringat. Seva kan tak ikut berlari. Rencananya tadi di taman dia juga ingin berolahraga tapi peralatan olahraga disana sudah penuh dengan orang lain. Jadi Seva hanya duduk di taman sambil memainkan ayunan. Hanya itu...
"Haus banget nih. Ada gak ya malaikat baik hati yang menawarkan minuman,"
Itu suara Mario. Ketiganya langsung menoleh padanya.
Sekarang Seva punya kerjaan. Dari pada dia bengong melihat tiga orang yang kelelahan itu, bukankah Seva bisa membuatkan minuman atau camilan untuk mereka? Siapa tau nanti Romeo akan bangga padanya. Lalu memujinya...
Ihiyyy!
Seva tersenyum. Kemudian beranjak menuju dapur. Membuatkan mereka minuman segar. Jika Seva tak pandai dalam memasak tapi jangan kira membuat minuman atau kue dia seburuk memasak. Kalau soal Dessert Seva jagonya!
Kali ini dia akan membuat Smoothie Banana with Strawberry kesukaannya. Kebetulan kemarin Seva sempat berbelanja buah-buahan kesukaannya. Seva menyukai segala macam buah-buahan. Wanita itu adalah maniak buah!
Tak berselang lama Smoothies kebanggan Seva pun jadi. Tak lupa dia memberikan hiasan ala-ala di gelas panjang itu. Wanita itu tersenyum puas atas hasil karyanya yang terlihat menakjubkan. Seva yakin Smoothies buatannya tak kalah saing dengan Chief Internasional! Tentu saja!
Seva langsung beranjak membagikan minuman itu pada orang-orang yang tepar.
"Nih..., diminum ya. Harus habis!" perintah Seva sambil membagikan minuman dingin itu.
Ketiganya langsung meraih dengan antusias.
"Wihhh enak banget loh Va! Kamu emang istri idaman deh," puji Mario tanpa sadar. Pria itu terkekeh.
Sementara Romeo dan Seza langsung menoleh cepat padanya. Mereka menatap Mario tanpa ekspresi. Dan seakan sadar. Mario langsung menutup rapat mulutnya. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Eh..., becanda doang kok," kikuknya.
Kemudian matanya beralih pada Seza.
"Pokoknya kamu tetap number One di hati Abang," ujarnya pada Seza. Wanita itu bergidik kemudian bergeser menjauh dari Mario yang tertawa geli.
"Becanda doang my Brothaaaa. Hehe" ujarnya salah tingkah ketika matanya bersitubruk pada Romeo yang menatapnya datar.
"Eh..., habis ini ngapain ya?" tanya Seva merasa bosan. Setelah ucapan sembarangan Mario tadi hanya keheningan yang tercipta setelahnya.
"Gimana kalau beresin rumah saja? " jawab Mario memberi ide.
Seza dan Romeo langsung mengangguk.
Keduanya bangkit. Kemudian mulai melakukan pekerjaan masing-masing.
***
Romeo nampak mencuci seluruh kendaraan yang terparkir di garasi. Kendaraan milik Mario, Seva dan Seza tak luput ia bersihkan.
Sementara Seva bertugas menyirami seluruh tanaman yang ada. Memberikan makanan pada ikan-ikan yang ada di kolam dan juga membersihkan kolam renang dari dedaunan yang jatuh.
Mario bertugas menyapu, mengepel dan membersihkan debu-debu di seluruh rak yang ada.
Sementara Seza bertugas mencuci piring, mencuci baju serta mengelap setiap kaca.
Mereka benar-benar kompak mengerjakan tugas rumah ini. Hal yang diluar dugaan. Mereka memang tidak mempekerjakan seseorang pun dirumah itu. Tak ada satpam, tak ada asisten rumah tangga, sopir ataupun pekerja kebun. Jadi bisa di pastikan rumah tersebut benar-benar kotor setelah hampir seminggu ini di biarkan saja.
Hampir dua jam mereka baru selesai mengerjakan semuanya. Sekarang mereka benar-benar kelelahan. Keempatnya terduduk santai di gazebo taman. Mencari angin sejenak sebelum nantinya mereka mandi.
Rasa lapar tak pelak mereka rasakan. Seharian ini mereka belum sarapan sama sekali. Sekarang sudah pukul setengah sepuluh. Dan itu artinya jam sarapan sudah lewat.
Ketika Keempatnya memutuskan untuk mengorder makanan saja. Suara seseorang berhasil mengagetkan mereka.
"Wah..., akur sekali. Jadi pengen gabung nih,"
Suara itu membuat keempatnya menoleh.
Itu...
___________________________________