Two Wedding {Sudah Terbit}

By Redtherzoe

1.2M 73.1K 10.3K

Apa jadinya jika dua saudara kembar berbeda karakter menikah dihari yang sama dengan 2 pria tampan yang juga... More

Part 1 {Jodoh Yang Terbalik?}
Part 2 {Kenapa Harus Dia Sih?!}
Part 3 {Mereka Berbeda!}
Part 4 (Seza & Seva)
Part 5 (Wedding!)
Part 7 (Tercyduk)
Part 8 (Kekesalan yang Hakiki)
Part 9 (Sikap yang tak terduga)
Part 10 (Kerja Bakti)
Part 11 (Tiket?)
Part 12 (Aloha!)
Part 13 Holiday!
Part 14 (Siapa?)
Part 15 (Kekacauan)
Part 16 (Curahan Hati)
Part 17 (Sebuah Permintaan)
Part 18 (Pilihan Rumit)
Part 19 (Ramuan Cinta)
Part 20 (Membuatmu Mencintaiku)
Part 21 {Sungguh Rumit}
Part 22 (Kisah yang berbeda)
Part 23 (Hilang)
Part 24 (Kembali untuk menjauh)
Part 25 (Menepi)
Part 26 (Orang Ketiga)
Part 27 (Kebencian Seza)
Part 28 (Kabar Mengejutkan)
Part 29 (Tunggu pembalasanku!)
Part 30 (Hal tak terduga)
Part 31(Love to Hate me)
Part 32 (Istri baru)
Part 33 (Introgasi)
Part 34 (Secarik surat)
Part 35 (Gertakan Seza)
Part 36 (Kesendirian)
Part 37 (Andaikan kau datang)
Part 38 (peek a boo)
Part 39 (Liburan tak terduga)
Part 40 {Dia Milikku!}
Part 41 (Mario Poligami?)
Part 42 {Tiba-tiba}
Part 43 (Situasi berbalik)
Part 44 (Kamu berubah)
Part 45 (Sebuah alasan)

Part 6 (Malam pertama yang mengesankan)

35.4K 1.6K 66
By Redtherzoe

Seza terkesiap kaget. Ternyata orang yang menariknya adalah Mario.

"I want you" ujarnya.

Mata Seza seketika membulat sempurna. Tidak!  Ini tidak boleh terjadi!

"Mau apa lo? Hah!" Ujarnya marah sembari menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan sport bra dan hotpants pendek.

"Aku tidak menyangka kamu punya tubuh seindah ini. Ku pikir dibandingkan Seva kamu tidak ada apa-apanya. Tapi ternyata aku salah. Kamu lebih hot dari dia,"

Seza menggeram melihat Mario yang menatapnya penuh nafsu.

"Jaga pandangan lo atau sebentar lagi gue bikin tulang lo patah!" Gertak Seza. Namun Mario malah tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Nggak apa-apa. Akan kuterima asalkan kamu yang melakukannya." jawab Mario santai sembari menatap Seza dengan pandangan mengejek. Sesekali dia berkedip genit wanita dihadapannya.

"Mario!!!" Seza berteriak marah, menatap Mario tajam.

"Iya sayang ada apa?" Mario menjawab enteng.

Seza menghembuskan napas kasar.Cukup sudah kesabarannya kali ini! Dia benar-benar benci diremehkan. Dengan cepat Seza berusaha memukulnya namun sial! Mario dengan gesit menghindar dan berhasil menjatuhkannya diranjang. Seza berusaha menghindar namun dengan sigap Mario menahan dibawah kungkungannya.

"Mau kemana sayang? Hm..." Seza tak menggubrisnya. Masih terus berusaha menghindar dari iblis satu ini. Namun tenaga Mario lebih besar darinya. Jika begini terus Seza tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

***
                             

Setelah Seva selesai membersihkan makeup dan menganti baju pengantinnya dengan Lingrie transparan. Seva segera menemui suami tampannya. Siapa lagi kalau bukan Dokter ganteng Romeo. Seva benar-benar tak sabar akan hal yang terjadi setelah ini. Membayangkan semua itu membuat pipinya bersemu merah.

"Sayanggg..., kamu lagi apa?" tanya Seva menggoda sembari menghampiri Romeo yang asik dengan laptopnya.

Romeo tak menggubris ucapannya hanya terus menatap monitor didepannya.

Seva mencoba memanggilnya lagi  namun tetap teracuhkan. Tak sabar Seva langsung mengambil laptop Romeo dengan paksa kemudian menaruhnya dilantai.

"Va.....!". Geramnya. Romeo mendongak namun terkejut dengan apa yang Seva kenakan saat ini.

"Lo.....!-" kata-katanya menggantung.  Matanya menatap Seva secara menyeluruh "Kenapa pake baju kayak gitu!" lanjutnya marah sembari menatapnya tajam. Seva terkesiap kaget.

"Apa? Apa aku salah mengenakan pakaian seperti ini? Dan lagi aku Istri kamu Rom...! Panggil aku Seva! Atau terserah apa yang kamu mau tapi jangan sebut kata 'Lo' untuk memanggilku!" Seva berujar marah padanya. Karena Romeo terus saja memanggilnya dengan sebutan asing itu.

"Oke..., akan ku turuti permintaanmu. Asalkan kau mengganti baju itu sekarang!" bentaknya.

Seva terheran. Mengapa Romeo tak suka melihatnya berpakaian seperti ini?  Apalagi ini malam pertama kami.  Apakah Romeo tidak
menginginkan hal itu? Apa jangan-jangan Romeo tak tertarik padanya?

"Jika dalam hitungan ketiga kamu belum ganti baju juga, aku bakalan menyingkir dari tempat ini!" Ancam Romeo. Matanya menghunus tajam menatap Seva.

Seva buru-buru mengangguk kemudian menuju kamar mandi untuk menganti pakaiannya dengan yang lebih pantas.  Seva takut Romeo akan benar-benar marah padanya!

***

Mario mengusap pipinya  yang masih berdenyut nyeri. Bekas membiru terlihat jelas dirahangnya. Belum lagi 'asetnya'  juga terasa sakit.

Hah!

Rasanya Mario ingin berkata kasar saja sekarang! Semalam rencananya tak berjalan mulus. Tanpa Mario duga-duga ternyata Istrinya itu memiliki tenaga bela diri yang mampu membuat tulangnya patah seketika. Namun tidak sampai sefatal itu. Untung saja Mario selama ini juga sudah memiliki ilmu bela diri yang tinggi untuk melawan wanita itu.  Hanya saja ketidaksiapannya atas penyerangan mendadak Seza benar-benar membuatnya tak berkutik!

Dengan brutalnya 'istrinya' itu langsung menendang kuat 'aset'  miliknya. Tak lupa satu bogem mentah yang begitu keras membuat Mario langsung terjengkang dengan kuatnya seraya meringis kesakitan,  terutama di organ vitalnya
yang berkedut nyeri.

Setelah melakukan aksinya itu. Seza bahkan tak membantu mengobatinya sama sekali. Wanita itu acuh saja.  Secara cepat Seza mengenakan bajunya lalu segera berbaring di ranjang.  Tak memperdulikan Mario yang terkapar di lantai merintih kesakitan.

Dan pagi ini. Tentu saja sebuah masalah besar bagi Mario! Seluruh keluarga besarnya mungkin saja sudah berkumpul di bawah, turut menantikan kehadirannya. Dan bagaimana cara Mario untuk segera kesana jika rasa sakit itu masih terasa menyiksanya?

"Gak turun?" tanya Seza acuh tak acuh.  Wanita itu melirik sekilas pada Mario yang masih terbaring diranjang.

Mario menatapnya kesal. Bagaimana mungkin dia bisa berjalan dengan keadaan seperti ini?

"Sakit? " tanya Seza sambil menaikan sebelah alisnya. Dia memandang Mario sekedar ingin tahu.

Mario berdecak sebal. Pertanyaan yang Seza lontarkan itu seolah-olah mengejeknya!

"Jika kau berniat mengejekku lebih baik kau pergi saja!" kesal Mario menahan marah.

" Oh yasudah. Padahal tadi aku berniat mengobati," gumam Seza pelan namun masih bisa didengar Mario.  Wanita itu hendak meraih handle pintu berniat keluar namun panggilan Mario membuatnya spontan menoleh.

"Ayo lakukan. Obati aku! " Mario berujar antusias. Senyuman lebar terpatri di wajahnya. Sementara Seza hanya mendengus menatapnya

***

Seva menghembuskan napas kesal setelah semua usulannya tak diacuhkan oleh Romeo. Sedikitpun barang yang Seva persiapkan disentuh olehnya. pria itu malah sibuk mencari perlengkapannya sendiri seolah memang tak ada Seva ditempat itu.

"Sayang! Kok kamu gitu sih? Aku udah persiapkan semuanya dimeja. Dan kamu malah ngambil lagi yang baru? Pokoknya kamu harus pakai semua yang aku pilihin!" titah Seva otoriter.

"Kamu harus pakai kemeja yang tadi aku pilihin! Kemeja yang itu tuh, yang harus  dipakai! Bukan kaos macam begini!" ujar Seva kesal sembari menatap kaos biru dongker yang dipakai suaminya.

Romeo menghela napas jengah. Baru sehari dia jadi suami orang, rasanya sudah ingin mati saja. Seva benar-benar membuatnya serasa di neraka. Suara cemprengnya benar-benar membuatnya kesal. Apalagi sejak semalam dia tak bisa tidur karena Seva terus saja mengoceh menceritakan semua tentang dirinya.

"Sekarang kamu lihat tanggal Va. Dan aku pamit kebawah dulu," sahut Romeo tak memperdulikan tampang cengo Seva. Pria itu berlalu dengan santainya meninggalkan Seva sendiri.

***

"Sudah selesai," ujar Seza datar setelah melihat hasil perbannya dirahang Mario. Wanita itu kemudian berdiri hendak berlalu dari hadapan Mario yang menatapnya bingung

"Kok sudah?" heran pria itu dengan kening berkerut. Seza memutar bola matanya jengah.

"Perbanmu sudah aku pasang. 
Aku sudah mengobatinya." jelas Seza sambil menunjuk perban yang menutupi rahang Mario.

"Kau tak mengobati yang ini juga?" tunjuk Mario pada organ Vitalnya yang masih terasa sakit.

Seza berdecak kesal.
"Aku tak peduli untuk itu,"

"Kau menendangnya. Berarti kau harus mengobatinya." 

"Itu salahmu. Aku tidak peduli," sinis Seza ketus, hendak pergi.

"Seza! Kau harus tanggung jawab! ini masa depanku juga!" teriak Mario.

Seza tetap tak peduli. Dia berjalan santai menuju pintu keluar.

"Kau pasti membutuhkannya nanti!  Ini masa depanmu juga!"

Seza tak memperdulikan teriakkan Mario yang nyaring itu.  Dia dengan santainya langsung berjalan keluar.  Tak lupa menutup pintu dengan cepat meninggalkan Mario yang menyumpah serapahi tindakannya itu.

***

Seva segera menyusul Romeo setelah barusan mengecek tanggal hari ini. Dia merasa sangat malu mengetahui telah salah menentukan kostum untuk Romeo. Pantas saja Romeo terus menolak usulannya yang menyuruh memakai pakaian formal dengan kemeja abu-abu. Seva lupa bahwa hari ini hari minggu dan artinya jadwal Romeo tidak sepadat biasanya. Dan dia bakalan ada dirumah!

Namun Seva sangat terkejut begitu melihat rumah Papa Samudra yang penuh dengan keluarga Hardinata, orang-orang yang cukup asing baginya.

"Hai Kak...," Tiba-tiba seseorang menyapa Seva. Dia terkejut begitu mengetahui itu adalah Fiona, rekan model juniornya.

"Kok kamu bisa ada disini Fi? Kamu nguntit Kakak ya?" Tanyanya menyelidik. Karena yang Seva tahu Fiona adalah fans fanatiknya!

"Ya nggak lah, Kak! Aku itu sepupunya Kak Romeo dan Kak Mario. Anak dari Papa Fery Kakaknya Paman Sam," Ungkap Fiona membuat Seva terkejut.

"Serius Fi? Kamu nggak bercanda kan?"

"Ya nggak lah, Kak."

"Eh..., berarti sekarang kita keluarga dong?" tanya Seva antusias. 

Fiona langsung mengangguk bahagia.  Sepertinya dia sangat senang atas berita ini.

"Tapi kenapa kemarin kamu gak datang waktu pernikahan Kakak? " tanya Seva lagi merasa sedikit kesal.

Fiona tersenyum tak enak. "Kemarin Fio ada peragaan Kak. Tidak bisa ijin. Jadi yang datang cuma Mama,  Papa, Kak Fego, Kak Ann sama Rafa aja"

Seva langsung paham. Memang berprofesi sebagai model tidak bisa seenaknya saja meminta izin atau membatalkan kontrak. Kami sangat dituntut untuk profesional.

"Hai Kakak ipar!" panggilan itu membuat Seva menoleh. Dua sosok yang baru kemarin dia kenal berjalan perlahan kearahnya.

"Hai Arya," balas Seva kepada pria yang tadi memanggilnya.  Disampingnya ada Sean, Kakak Arya. Dia juga tersenyum pada Seva.  Mereka berdua adik sepupu Mario dan Romeo juga. Anaknya Om jansen, anak bungsu Opa Hardinata.

"Bahagia banget ya jadi pengantin baru,"

Seva tersipu mendengar ungkapan yang dilontarkan Sean. Pria itu tersenyum menggoda kearah Seva.

"Pastilah Kak Seva bahagia. Nah, lu kapan bang? " ledek Arya pada Kakaknya. 

Membuat Sean langsung menatap adiknya kesal. Seva dan Fiona spontan tertawa. 

"Nggak lama lagi kok. Lagi otw nih." balas Sean sambil cemberut.

Lagi-lagi Seva tertawa. Dan obrolan mereka harus berhenti ketika sebuah pengumuman menyuruh semuanya untuk segera beranjak menuju ruang makan. Tempat dimana seluruh keluarga Hardinata dan Suwito berkumpul.

Katanya ada sesuatu yang ingin disampaikan nanti. Kira-kira apa ya?

Ada yang tau?

________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 102K 39
Hanya sebuah cerita pesakitan dari dua entitas berwujud manusia. Mereka adalah Arshadara Bilqis dan Khalifah Fil Ardhi, dua insan yang bersatu dalam...
459K 46.8K 57
"Sekarang gue udah pulang, balikin istri gue." Bisma menatap kakaknya datar. Ananta hanya tersenyum pelan, adiknya ini masih saja kekanakan. Kalau du...
859K 51.8K 33
Ketika menemukan seseorang yang benar-benar dicintai. Sofia melakukan segala cara agar bisa mendapatkan pria tersebut, termasuk menjebaknya agar bisa...
1.2M 56.2K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...