01. My Hero ( Love By chance)...

By WinAshaa

280K 13.9K 2.5K

"Memangnya kenapa kalau kau Gay? Gay jg manusia bukan, dan itu bukan penyakit menular! Aku tidak ada masalah... More

PROLOG
Chapter 1 : KEBETULAN
Chapter 2 : Kebetulan ke Dua
Chapter 3 : Mungkinkah Kebetulan
Chapter 4 : Kebetulan Mungkin...???
Chapter 5 : Kebetulan.. Rindu
Chapter 6 : Kebetulan Pertama Kalinya Aku... (NC+)
Chapter 7 : First Kiss....
Chapter 8 : KEBETULAN CEMBURU.. (PETE)
Chapter 9 : KEBETULAN... CEMBURU (PETE Bag 2)
Chapter 10 : Kebetulan Cemburu ( Ae)
Chapter 11 : Kebetulan.. MUSUH (TinCan)
Chapter 12 : Kebetulan... Saling Cemburu (AePete)
Chapter 13 : Kebetulan... Tak Tahan (NC+)
Chapter : 14 Kebetulan...... Pasangan baru
Chapter 15 : Kebetulan.... RIVAL?
Chapter 16 : Kebetulan.... Musim Cinta
Chapter 17 : Kebetulan... Terlalu Manis
Chapter 18 : Kebetulan.. MENAHAN (NC-)
Bukan update just ask..???
Chapter 19 : Kebetulan... First Ha*dJ*b (NC-) part 1
Chapter 21 : Kebetulan....Peel the Srimp!! Part 1
Chapter 22 : Kebetulan....Peel the Srimp!! Part 2
Chapter 23 : Kebetulan... Miss u touch (NC+)
Chapter 24 : Kebetulan... Trust Tested
GMM SERIES IN 2019
LBC SEASON 2 ?
Chapter 25 : Kebetulan.. Home in laws visit (part 1)
Chapter 26 : Kebetulan.. home in law's visit Part 2 (NC)
Chapter 27 : PUNISHMENT NC - (part 1)
Chapter 28 : PUNISHMENT NC - (part 2)

CHAPTER 20: Kebetulan... first Ha*dJ*b (Nc+) part 2

10.6K 444 82
By WinAshaa

Masih mau lanjut kobam? Yosh lanjut deh,.. maafkan mimin ya.. mimin bukannya tega tp mimin ga sanggup.. lebih enak membaca NC dari pada ngetiknya hahaha....

Coment dan vote nya jgn lupa.. happy reading... 😘😘😘



Pete POV

"Ae... em.. Ae..ahhh Ae.."

Tiba-tiba.. tap...Tap..tap

"Pete?! Apa kau di dalam?!"

Aku terkejut jatih terduduk di lantai menatap horor pada pintu tipis itu, tidak! Apa yg kulakukan, Bagaimana ini?? Tubuhku hanya bisa bergetar, satu tanganku masih di dalam celana dan tanganku yg lain meremas kemejaku. Tanpa sadar tubuhku bergetar takut, bagaimana bila Ae masuk???!

"Pete,, aku haus., aku akan mengambil minum" teriak Ae dari balik pintu.

"Ah... baiklah.. Minumlah.. Ahh..." Aku mencoba untuk bertahan, tapi berpikir aku dan Ae hanya di pisahkan oleh pintu yg tipis itu membuat hasratku bertambah kuat, dan itu membuat tanganku yg berada di balik celana ku bergerak makin cepat, hingga aku tak bisa menahan suaraku.

"Ada denganmu pete?? Apa kau baik-baik saja? Suaramu terdengar aneh" teriak Ae lagi. Bagaimana ini, apa yg harus kulakukan, ini sangat memalukan hanya mendengar suara Ae yg berteriak saja sudah membuatku bergairah. Berhentilah Pete!!

"Tidak... tidak apa-apa Krap Ae,, aku.... Baik-baik saja.." mulutku berkata tidak tp tanganku masih tidak mau berhenti. Tanganku mulai terasa lelah tp gelombang kenikmatan dari sentuhan ini menghantamku.

"Ehm.. tapi suaramu terdengar,,, Aneh... APa kau sedang menangis pete??" tanya Ae

"Aku,,, tidak,,, sungguh tidak apa-apa... Ahhh... tidak..aaah..."

Ayolah pete, cepat,, sedikit lagi... cepat.. cepat..!!

AKu hanya bisa mengatakan itu berkali-kali di pikiranku,, pada saat yg sama tubuhku terasa makin panas, jantungku berdebar kencang, merasa nikmat, bahagia tapi jg takut.

Apa yg harus aku lakukan.... Aku ingin Ae Memelukku!!!

"Pete.. ada yg salah denganmu!! Cepat buka pintunya!!"

"tidak! Aku baik-baik saja.. benar.. tidak ada apa-apa Ae... " bagaimana aku harus mengatakannya, jangan sampai Ae melihat ini. Betapa memalukan, kami masih berada di ruangan yg sama tapi aku malah tidak bisa menahan diri dan melakukan hal seperti ini.

"Ae,.... Jangan... jangan masuk.."

"Apa kau benar-benar yakin kau baik-baik saja pete?"

"Ehmm... tidak apa-apa" aku mendengar suara langkah kaki menjauh, aku masih terduduk di lantai bersandar pada pintu dengan tangan yg masih sibuk,. Celanaku sudah turun sempurna, aku hanya bisa mengangkat kepalaku, nafasku terasa makin panas, wajah Ae tidak bisa pergi dari pikiranku.

Situasi ini pertama kalinya untukku, walau takut aku benar-benar tidak bisa menahannya.

"Ah.. cepat pete.. sedikit lagi,, hhh.. aahh.. sedikit,,,,"

BRAKK

" !!!!!!!" aku membeku. Reflek menatap pintu dan sedikit mundur.

"Sial Pete!!! Apa yg kamu lakukan??! Kamu jelas tidak terdengar baik-baik saja!, suaramu terdengar aneh pete. Biarkan aku masuk pete, cepat!!" Ae menggedor pintu dengan keras, aku masih terkejut dan hanya bisa menoleh kebelakang menatap pintu itu dan baru menyadari pintu itu tidak terkunci!!!

"Ae.. Jangan..!!"

CEKLEKK!!!

Terlambat, pintu terbuka dengan pasti. Aku membeku tidak bisa bergerak, mataku melebar, dadaku berdetak kencang seakan ingin melompat keluar.

"Pete!!! Kamu!!!"

Ae mengatakan sesuatu tapi aku tidak bisa fokus menatapnya. Ae melebarkan pupil matanya dan menutup pintu itu kembali dengan kuat. Aku sangat malu dan merasa wajahku sudah memerah dengan sempurna, aku merasa tatapan Ae padaku, menatap diriku dengan segala kekacauan ini.

Tidak!! Ae telah melihatku.. melihatku sedang...

"Apa kau.... Sedang melakukan... senam..jari pete?!"

"........."

Aku memegang lututku erat tak berani menatapnya, ingin sekali rasanya saat ini aku menjadi bakteri di kamar mandi ini agar tidak terlihat , aku hanya bisa menggigit bibirku.

"Pete......." Panggil Ae, tapi aku tidak bergeming, aku tidak bisa menatapnya, aku benar-benar tidak ingin tau apa-apa lagi, bagaimana ini.. apa yg akan Ae pikirkan tentangku"

"Pete.... Tatap aku"

Tangan Ae tiba-tiba memegang pundakku dan aku hanya bisa menggeleng keras, berusaha tidak menatapnya, aku tidak bisa... tapi kemudian Ae berkata dengan lembut.

"Aku bilang tatap aku pete......."

Aku tidak tau karena nada suaranya yg lembut atau karena aku takut akan respon Ae padaku soal ini, aku mengangkat kepalaku, membuatnya melihat wajahku yg sudah memerah sempurna ini. Ae mengulurkan tangannya menyentuh wajahku... dengan lembut...

"kamu... melakukan ini... Karena aku..??" Jika bukan karena saat ini wajahku terkunci tangannya maka sudah di pastikan aku sudah menghindar dengan tidak masuk akal, maksudku pembelaan diri macam apa yg bisa di terima.

"Aku... Aku tidak... aku... itu. karena aku.." aku tidak bisa menjawab dengan benar.. aku tak bisa mengatakannya bahwa aku merasakan itu hanya dengan melihat dan membayangkannya.. ooh ayolah pete!! Ae membungkukkan badannya dan mengatakan sesuatu yg tidak ku mengerti.

"Kamu imut pete.. sangat imut.."

"Aku.. tidak imut Ae. Aku benar-benar tidak tau malu, kau bahkan masih berada di ruangan yg sama denganku.. tapi aku... malah melakukan ini, aku...."

"Jangan katakan apa-apa lagi pete. Aku ingin menciummu" Ae menyela ucapanku dan menyentuh bibirku dengan jarinya. Dia menatapku.... Membungkuk dan menciumku. Harus aku akui bahwa setiap kali Ae menyentuh ku, menciumku aku tidak bisa menolaknya,, tidak bukan tidak bisa... tapi tidak mau.

Ae menghisap bibirku dengan lembut...aku bergetar karena ciuman itu. tangan Ae menarik tanganku mencoba memelukku. Dia mulai menggigit bibirku lagi dan lagi, ciuman ini makin terasa panas hingga membuatku menggila, lidah kami saling tertaut, lidah Ae menjelajah seluruh isi mulutku, saliva dari mulutnya terasa manis untukku. Membuatku....

"Emmmh... Ahh" Desahan itu meluncur, tanganku mencengkram pakaiannya, terbuai ciuman manis dan intensnya, kesadaranku hampir hilang rasanya saat Ae mengatakan nya

"Pete.. aku ingin memelukmu"

Kata-kata yg seharusnya membuatku malu tapi malah membuatku menganggukan kepalaku. Ketika aku mengangguk tangannya bahkan sudah mulai membuka kancing kemejaku, tangan Ae tampak bergetar tapi aku membiarkan Ae melakukannya, tapi ketika Ae mulai menarik celanaku..

"Ah Ae! Tidak, jangan lihat!!" sergah ku seraya menahan tangannya, menghentikan nya untuk melihat sesuatu yg sejak tadi kusembunyikan di antara kedua kakiku, Tapi Ae malah menarik tanganku.

"Aku ingin melihatnya..." Ae menarik tanganku ke atas kepalaku yg nyaris telanjang di depannya seperti bayi.

Apa yg saat ini terjadi melebihi apa yg terjadi di ruang loker waktu itu, saat ini aku bahkan memperlihatkan hampir semua tubuhku padanya. Aku takut,, bagaimana kalau Ae tidak menyukainya.

Ae seorang pria biasa yg belum pernah menyukai laki-laki, melihat pria telanjang bukankah itu akan mengecewakannya.

"Kemari..." Ae menarik tubuhku keatas dan membuatku duduk di tepi bathup, aku tidak bisa merasakan tubuhku sendiri, aku seperti melayang saat Ae misahkan kedua kakiku membuat bagian itu terlihat jelas, aku merasa ingin menutup wajahku. Tapi semakin aku merasa malu semakin kuat juga hasratku padanya.

"pete.. kau pintar membuatku malu" Ae mengatakan itu sambil menatapku tapi aku tidak berani membalas tatapannya, apa yg bisa kukatakan, ini sangat membuatku malu. Ae berjongkok di depanku, lututnya bertumpu pada lantai membuatnya merasa kecil, ia mencium bibirku lagi membuatku mengerang pelan, Ae memainkan lidahnya dan pada saat yg sama tangannya perlahan mengelus dadaku.

"Ahhh Ae... jangan...." Aku tidak dapat menahan suaraku saat Ae mulai meremas nippleku dengan lembut, sentuhan itu membuatku gila. Aku baru mengetahui bahwa pria jg bisa merasakan ini saat ada yg menyentuhnya disitu. Ae meremas dan memutarnya perlahan.

"Apa kau menyukainya saat aku meremasnya pete?"
Ae!! Bagaimana mungkin aku menjawab pertanyaan itu, aku tidak tau lagi, tubuhku bergejolak saat ia terus saja bermain di bagian itu berulang-ulang.

"Ahhh!!" aku terkejut dan sedikit terisak saat giginya menyentuh nippleku.

"Apa aku menyakitimu pete..." tanya Ae seduktif

"Se..sedikit..." jawabku

"kalau bagitu aku hanya akan menjilatnya saja, oke?"

Mengapa dia malah bertanya dan mengatakan nya daripada melakukannya langsung, ini sungguh memalukan. Aku tidak tau harus menjawab apa. Aku merasa pusing serasa ingin pingsan ketika Ae menjilati nipple ku dengan mulutnya yg panas.

Aku sedikit terkejut dan takut saat kusadari bahwa tangannya sudah berada di bawah sana.

"Aaaahhhh!" Ae memengang juniorku hingga erangan itu meluncur lagi. Aku hanya bisa memeluknya untuk menahan tubuhku agar tidak jatuh. Aku merasa seluruh tubuhku serasa ingin meledak ketika Ae memainkannya juniorku naik-turun, meremasnya,.. bahkan saat ini walau aku merasa malu luar biasa tapi aku sangat menikmatinya.

"Aaahhh Ae!! Tidak, jangaaan, jangan melakukannya.. itu... itu kotor, jangan..!!" aku mengangkat wajahku dan mulai menangis ketika Ae malah melakukannya dengan mulutnya. Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya dengan siapapun. Tidak pernah bermimpi jg bahwa Ae akan melakukan ini padaku. Tiba-tiba aku merasa takut, seluruh tubuhku bergetar. Aku tidak ingin Ae berpikir aku jorok, aku tidak mau.

Aku mendorong bahunya menjauh, tapi Ae tidak bergeming, Ae masih melakukannya bahkan makin mendorong tubuhku hingga bersandar di bak mandi. Kedua tanganku menahan tubuhku agar tidak terjatuh. Suara nafas kami bergema, menjadi panas,, dan terengah-engah.

"Ae.. cukup...cukup... aku sudah..cukup!" Aku menggelengkan kepalaku dengan keras tetap berusaha mendorong bahunya dengan satu tanganku, aku hampir mencapai batasku, jika Ae melakukan lebih dari ini maka aku yakin aku akan keluar di dalam mulutnya, dan benar saja  terjadi karena Ae tidak berusaha menyudahinya.

(aduh gimana nih, mimin udah panas banget,, ga sanggup ngetiknya lagiii... hiks... kalian so HOT!! Kobaamm..!

Demi kalian.. mimin lanjutkaaaan... AC diangka 18 huft)

Ae mengelap mulutnya dengan punggung tangannya dan bertanya padaku.

"Apakah kau tidak senang pete?"

Pertanyaan apa lg itu, aku sudah mengeluarkannya bahkan di mulutnya dan dia masih bertanya apa aku tidak senang!!

Aku tidak tau harus menjawab apa, melihatku terdiam Ae melanjutkan ucapannya.

"Apa aku harus melakukannya di tempat lain? Aku pernah membaca... "

"Ahh! Jangan Ae! Berhenti.. cukup... aku bilang hentikan..." aku seharusnya marah padanya karena saat ini ia malah mengangkat kakiku dan mulai menjilati.. 'tempat itu'. Aku tidak suka tapi Ae terus melakukannya tidak menghiraukan ucapanku, dan aku merasa sedikit marah.

Tempat itu bahkan aku sendiri blm pernah melakukannya, ayolah pete kau harus berbuat sesuatu. Bagaimana jika aku keluar lagi hanya karena ia menjilati tempat itu, bukankah itu lebih memalukan lagi.

"Cukup... cukup Ae!! " aku sedikit berteriak dengan nafas terengah-engah

"Kau tidak ingin aku melakukannya?"

"Tidak.. bukan..bukan begitu... aku ingin... tapi.. tempat itu kotor,, aku belum membersihkan nya... aku pernah membacanya begitu..hhh...hhh.. aku.. tidak ingin... Ae,,, membencinya" ucapku terbata menetralkan nafasku karena ulahnya.

"Aku tidak keberatan dan tidak mungkin membencimu pete" jawab Ae dengan suara terdengar berat, dan jawabannya membuat kekhawatiranku hilang,.Ae memelukku dan berkata lagi

"Aku tak sanggup lagi pete..... aku ingin memelukmu,, aku benar-benar ingin melakukannya denganmu" ucapan Ae membuatku merasa bahagia karena aku sadar Ae jg merasakan hasrat yg sama denganku.

"Jika Ae.. tidak keberatan.... Lakukanlah Ae..." bisikku lembut di telinganya, dan tangannya dengan cepat telah menyentuh bagian belakangku.

"Ouuccchhh!!" Rasa sakit lengsung menjalar di tubuhku, saat Ae memasukkan Jarinya. Aku berpegangan pada bahunya dan berusaha menenangkan diri agar sakitnya berkurang. Aku terpaku, menahan nafas.

Melihat ku terdiam Ae malah mengatakan sesuatu yg membuatku sangat malu.

"Kamu tidak akan mati meskipun aku memasukkannya pete,,,tenanglah...."

Aku memang tidak pernah mendengar orang mati karena itu, tapi haruskah dia mengatakannya?! Tapi membayangkan miliknya memasukiku saja sudah membuatku takut, kerena ini satu jari saja sakitnya sudah seperti ini. Bagaimana jika miliknya yg ku yakin jauh lebih besar berada di dalamku. Jika tidak mati maka mungkin aku sudah pingsan.

Seperti mengerti pemikiranku Ae menghentikan nya dan berucap "Aku tidak bisa melakukannya pete,... Hanya jariku saja sudah membuatku seperti ini, jika aku melakukannya dengan milikku maka kau akan lebih sakit dari ini" Ae pun menarik jarinya keluar dari milikku, dan memelukku dengan erat, mencium pipiku dan berkata dengan lembut..

"Aku akan belajar lebih baik lagi, jadi jika saatnya tiba kau tidak akan merasa sakit,." Bisiknya.

"Aku.... Aku juga.. tidak akan mengecewakanmu Ae.." jawabku malu.. Aku bahagia karena setelah semua yg terjadi barusan,, Ae masih memikirkan perasaanku.

"Ae,,,, Apakah.. aku boleh melakukan nya padamu dengan mulutku?" kataku terbata,. Aku malu tapi tidak adilkan jika hanya aku yg merasakannya. Aku ingin Ae jg sepertiku.

Bukannya menjawab Ae malah menarikku, "Ahhh"

"Maaf pete, aku tak bisa menahannya lagi! Kau sangat manis!! " ucap Ae saat ia menarikku dan mendorongku ke dinding hingga posisiku membelakanginya. Ae merapatkan tubuhnya padaku membuatku panas. Ae memaksakan juniornya memasuki di sela-sela pahaku , menggeseknya dan mulai bergerak.

Ae terus bergerak, dapat kurasakan nafasnya yg tidak teratur, begitu panas menyentuh belakang kepalaku, aku hanya bisa terpejam dan mendesah merasakan milik Ae yg tidak kecil itu sedang meyentuhku, mendorongku, hingga rasanya aku ingin meledak. Sensasi ini aku tidak tau bagaimana mengatakannya.

"Eeugh.. pete,, aku tak sanggup lagi... Ahhhh... tidak sanggup.. sial! Ini nikmat sekali pete.."

"eeughhhh!!" tubuhku bergetar hebat saat Ae menyentuh juniorku, menariknya dan menggerakkanya seirama dengan miliknya yg keluar masuk..

"Ae.. aku... aku juga.. tidak... ahhhhhh ae!!"

Aku berpegangan padanya saat cairanku keluar mengotori dinding , kakiku seakan mencair, aku benar benar tidak menyangkan melakukan semua ini akan semelelahkan ini dan nikmat dalam waktu yg bersamaan. Tapi saat ini aku hanya bisa menyembunyikan wajahku di lengan kekarnya. Mencoba meraih kembali udara yg beberapa saat td seperti hilang, belum banyak udara kudapat Ae masih menghentakkan miliknya membuatku limbung akan tekanan itu, aku berusaha merapatkan kakiku untuknya.

Suara erangan Ae di telingaku memanggil namaku berulang kali membuat tubuhku yg baru saja melepaskannya menjadi terangsang kembali, ini memalukan bahkan hanya mendengar desahan Ae saja aku seperti ini, Aku berusaha sekuat tenaga menahannya. Apa yg Ae pikirkan jika aku benar benar seperti itu...

Jika dulu aku meragukan bahwa diriku Gay atau bukan, sekarang aku sangat yakin.. Aku menikmati saat Ae melakukan nya padaku, aku tidak akan mengatakannya bahwa aku menginginkan sentuhannya lebih dari yg Ae tau,

"Aaahhhhh peteeee!!! Eeeuuhmmm!!"

Aku menutup mataku saat Ae melepaskan cairannya, Ae memelukku yg gemetar sama sepertinya. Dan ia bergumam dengan nafas masih terengah.

"Ini....Hebat pete!"

Benar.. ini pengalaman yg luar biasa. Aku tidak pernah membayangkan akan merasakan dengan orang yg kucintai.

Ae membungkuk ajahnya di pundakku dan berbisik, "Aku harus mandi... aku tidak bisa tertidur dalam keadaan seperti ini" Aku pun mengiyakan dan membiarkan dia mandi sendiri, karena jika tidak aku tidak tau apa yg akan terjadi lagi pada kami. Ah aku lupa...

"Ae,,,, bisakah malam ini Ae menemaniku disini?" Ucapku pelan... benar,,, aku tidak ingin Ae kembali keasrama. Setidaknya saat ini...

"Baiklah, Tapi kamu pun harus mandi, sebaiknya kau mandi duluan, karena jika kita mandi bersama aku pasti akan melakukan sesuatu padamu lagi pete..." ucapnya lembut.. lihat bahkan pemikiran kami pun sama.

.

.

AE POV

Aku sudah selesai mandi saat kulihat pete sudah tertidur, entahlah atau dia hanya berbaring saja aku tidak tau, aku bergegas menaiki ranjang dan bersiap tidur tp sialnya aku tidak bisa memejamkan mata, seperti habis meminum segelas penuh caffeine. Benar.. melakukan itu efeknya ternyata melebihi caffeine.

Saat aku mencari posisi yg nyaman untuk tidur aku merasakan pergerakan dari pria di sampingku. Ia tidak merubah posisinya tetap membelakangiku, saat itu aku tau bahwa pete sama denganku, ia tidak bisa memjamkan mata. Mengingat apa yg terjadi tadi pasti membuatnya malu kan.

Aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun, melakukan itu pun belum. Tadi adalah pertama kalinya untukku, tak pernah terpikirkan olehku aku akan mengalaminya. Bahkan saat pond mencekoki aku dengan miyabinya, efeknya tidak seperti tadi. Pete seperti obat perangsang no 1 dengan merk ku sendiri. Aku sadar semua yg terjadi padaku adalah karena nya.

Aku menengok ke arah pete, melihat punggungnya yg sedikit bergerak, aku tau dia belum tidur,, sangat lucu melihatnya berusaha menutupi tubunya menggunakan selimut tebal nya,, terlihat seperti anak kucing,, Tuhan.. mengapa Pete sangat Imut!!!

Apa yg harus aku lakukan, mataku tidak bisa berhenti menatap punggungnya, aku tidak bisa tidur seperti ini dimana bayangan tadi masih melintas dengan tidak tau dirinya menggangguku. Aku merasa belum cukup... ooh Ayolah Ae jangan jadi pria brengksek!

Aku tidak pernah menyangka aku bisa seperti ini,, aku harus menghentikannya jika tidak mau pete membenciku. Aku pun memutuskan untuk berusaha tidur, sebelum itu aku mendekati pete dan berbisik lembut padanya " Selamat malam pete....."

Beberapa saat pete tidak merespon karena itu akupun berusaha memejamkan mataku.

Tapi kemudian... pete mendekatiku dan balik berbisik dengan imutnya

"Se,,, selamat malam juga ae,,," Mataku terbuka dan otomatis melihatnya, lihat wajahnya bahkan sudah merah, itu membuatku menyadari bahwa bukan aku saja yg masih mengingatnya. Itu membuatku senang dan aku pun tersenyum lalu aku menariknya saat pete ingin menjauhkan diri dariku dan kembali ke tempatnya...

"Ae..!!"

"Bisakan kita tidur seperti ini?" bisikku padanya, benar..saat ini aku ingin tidur sambil memeluknya, itu bkn hal yg berlebihan kan. Pete tidak menjawab tapi dia meletakkan tangannya di dadaku dan wajahnya besembunyi di leherku.,.

"Krap Ae....."

Lihat Pete-ku begitu menggemaskan kan. Aku mencium keningnya... dan berusaha memejamkan mata sambil tersenyum.. kurasa tidur malamku kali ini akan berbeda dari malam2 ku sebelumnya.

.

.

.

TBC? Or cukup sampai disini??

Done ya utang mimiiiin... sekarang mimin mau tidur,.. mimin lelah jiwa raga..
Mimin ga kuat sama tingkah manisnya mereka. Bisa mimin karungin aja ga sih mereka berdua,Sorry for typo, langsung publish tanpa cek.
Please coment and vote wahai readerku tercinta..
Kritik saran di terima asalkan dengan Bahasa sopan yah.

"pete... Mandi bareng yukkk"

"I want do it pete"

"...Let me kiss you pete...."

With indosub... enjoy Na... 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

567K 57.5K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
733K 58.7K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
147K 14.5K 26
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
91.8K 9.1K 37
FIKSI