I'm Sorry ; Kim Taehyung βœ“

By jnbyolaa

65.3K 7.2K 1.8K

Bagaimana rasanya ketika kau kehilangan orang yang sangat kau cintai? Hilang dalam definisi pergi untuk selam... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 ・
28
29
30
31
32
❲ BOOK 2 ❳ sequel :: Thank you

11

1.4K 179 25
By jnbyolaa

"Tidak seorang pun siap dengan perpisahan, namun setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan."

***

Taehyung terus menghubungi Irene dan mengirimkannya pesan, namun tidak ada balasan sama sekali.

Perasaan Taehyung diselimuti rasa khawatir, karna Irene tak kunjung ada kabar.

Taehyung mencoba untuk menghubunginya sekali lagi. Saat Taehyung mencoba menghubungi Irene, terdengar suara ponsel yang berbunyi dari arah kamar mandi, dan jelas ringtone ponsel itu adalah milik Irene.

"Sayang, apa kau ada didalam?" Taehyung mengetok pintu kamar mandi itu, tidak ada jawaban sama sekali, seperti tidak ada orang didalam. Namun ponsel itu terus berbunyi.

Karna rasa khawatir yang sudah menyelimutinya sejak tadi, Taehyung memberanikan diri membuka pintu kamar mandi itu, namun sayangnya dikunci dari dalam. Taehyung kembali mengetok dan memanggil Irene namun masih tidak ada jawaban. Pada akhirnya Taehyung pun mendobrak pintu kamar mandi itu.

Taehyung berjalan ke arah sumber suara ponsel di balik tirai.

Dibukanya pelan tirai itu, setelah tirai itu ia buka, ia memundurkan langkahnya, ponsel yang berada ditangannya terjatuh, tubuhnya melemah, tulang-tulangnya terasa tidak memiliki energi untuk menahan tubuhnya hingga membuatnya terduduk dilantai.

Taehyung menekukkan kakinya, nafas nya seakan terhenti, air mata sudah mulai membasahi pipinya.

****

2 jam sudah lamanya Taehyung diam ditempat tanpa bergerak sedikit pun, pandangannya lurus kedepan, ke bathtub itu.

DRTTT..
Ponsel Taehyung bergetar menandakan ada panggilan masuk, namun ia mengabaikannya.

"Taehyungㅡ AAAAA..." ponsel Sinb terjatuh dari genggamannya, Sinb menutup mulutnya dan memundurkan langkahnya, matanya membulat terkejut.

Seorang wanita yang sudah tidak sadarkan diri berada didalam bathtub. Wajahnya tenggelam di air yang sudah berubah warna menjadi merah, tali yang mengikat lehernya dan sayatan dibagian urat nadi.

Sinb langsung menghubungi polisi dan juga ambulance.

****

Polisi dan ambulance datang di waktu yang bersamaan.

Taehyung benar-benar tidak kuat menahan air matanya, ia sangat berharap ini hanyalah mimpi buruk. Namun sayangnya ini adalah nyata, kenyataan yang sangat menyakitkan.

Sebelum jenazah dibawa ke Seoul Hospital untuk di otopsi lebih lanjut, Taehyung meminta izin sebentar untuk melihat wajah kekasihnya yang sudah menutup mata untuk selamanya itu.

Ia meraih tangan Irene, digenggamnya kuat. Air matanya kembali meluncur keluar dari pelupuk matanya. Taehyung mencium kening Irene dengan lembut untuk yang terakhir kalinya.

Sinb sangat iba, ia memegang bahu Taehyung mencoba untuk menenangkan Taehyung, namun tangannya ditepis kasar begitu saja.

"Kau pasti senang sekarang." ucap Taehyung sambil mengusap air matanya.

"Apa maksudmu? Bagaimana bisa aku senang saat ada yang berduka." ucap Sinb, ia benar-benar tidak mengerti kenapa Taehyung bisa berbicara begitu kepadanya.

Taehyung hanya diam menatap Sinb tidak suka.

"Permisi, apakah kalian mengenal orang yang bernama Taehyung?" tanya polisi itu menghampiri mereka.

"Saya Taehyung, ada apa?" ucap Taehyung cepat.

"Saat memeriksa kami menemukan cek tunai dan amplod ini." ucap polisi itu memberikan sesuatu kepada Taehyung, cek tunai dan sebuah amplod berbentuk hati, bertuliskan To Taehyung.

Taehyung membuka amplod itu dan mulai membaca isinya.

Dear Taehyung

Mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah tidak bernapas lagi, aku sudah menutup mataku. Maaf membuatmu sedih, maaf karna aku pergi tanpa mengatakan apapun. Aku sangat mencintaimu, kau adalah satu-satunya orang yang aku punya didunia ini. Maaf selama ini aku masih belum bisa menjadi yang terbaik. Terima kasih untuk kasih sayang yang besar dan cintamu yang tulus untukku. Terima kasih karna telah mencintaiku, mungkin ini yang terbaik, aku pergi Taehyung-ah, relakan aku. Berbahagialah dengan pilihan orang tuamu, itu yang terbaik untukmu. Aku tidak pandai dalam merangkai kata, hanya ini yang bisa ku tulis. Pesanku hanya satu, tetap jadi dirimu yang sekarang, sayangi kedua orangtua dan juga istirimu nanti. Selamat tinggal, aku mencintaimu...

Taehyung yang membacanya pun tanpa sadar mengeluarkan cairan bening lagi dari pelupuk matanya.

Dari mana Irene mengetahui tentang perjodohan itu? Ia sendiri bahkan belum memberitahukannya.

Kenapa ia harus pergi dengan cepat? Dengan cara seperti ini?

Jantung Taehyung seakan berhenti berdetak, hatinya hancur, sangat hancur, rasanya ia ingin menyusul saja.

Taehyung beralih ke cek tunai itu, ia tentu kaget melihat cek tunai itu atas nama ayahnya. Bagaimana bisa ada disini?

"Semuanya sudah jelas, pasti ada sangkut pautnya dengan ayahku."

***

Penghormatan terakhir yang dihadiri orang terdekat Irene. Taehyung, Jungkook dan rekan kerjanya di perusahaan. Mereka sangat kehilangan.

Sinb beserta tn.Kim dan ny.Kim juga menghadiri penghormatan terakhir itu.

"Sinb?" Sinb kaget dengan suara itu, ia sangat mengenali suara itu walau sudah lama tidak mendengarnya. Ya itu suara mantan kekakasihnya, Jungkook!

Sinb membalikan badannya memastikan, dan ternyata benar itu adalah Jungkook, orang yang pernah mengisi hatinya dan pergi meninggalkannya begitu saja. Sinb menatapnya tidak percaya, bagaimana bisa ia bertemu kembali dengan lelaki ini?

****

"Kau tidak pulang?" tanya tn.Kim menghampiri Taehyung yang masih berdiri menghadap bingkai foto Irene itu.

"Aku ingin disini, menemani kekasihku." ucap Taehyung.

"Taehyung, sudahlah!"

"Aku ingin bertanya." Taehyung menatap tn.Kim sebelum melanjutkan ucapannya.

"Ada urusan apa appa menghampiri Irene ke apartementnya?" pertanyaan Taehyung membuat tn.Kim terdiam.

"Irene meninggal setelah appa menemuinya." lanjut Taehyung kemudian.

"Apa maksudmu? Appa tidak menemuinya!" bohong tn.Kim.

"Appa berbohong!" Taehyung mengeluarkan cek tunai itu.

"Ini sudah jelas bukan? Bagaimana appa menjelaskan ini?"

"Baiklah. Taehyung, Appa hanya menyuruhnya untuk menjauhimu karna kau akan segera menikah. Appa tidak tau jika ia akan bunuh diri."

"Menikah? Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak ku kenal dan tidak aku cintai! Harus berapa juta kali aku mengatakan ini? Aku tidak ingin! Dan..." Taehyung menggantung kalimatnya membuat tn.Kim menunggu lanjutan kalimat itu.

"Appa yakin itu hanya bunuh diri?" lanjut Taehyung.

"Apa maksudmu? Kau mencurigai appa membunuhnya?"

"Kenapa appa bicara begitu? Aku tidak mengatakan appa, aku hanya bertanya 'Apakah appa yakin itu hanya bunuh diri?'" ucap Taehyung penuh penekanan di akhir.

"Nada bicara mu seolah-olah mengatakan dan mencurigai appa!"

"Kenapa berpikir seperti itu? Apa mungkin benar?"

"Taehyung!"

"Polisi dan dokter sudah memberitahukan bukan? Tidak ada bukti kuat ia dibunuh."

"Bisa saja apa membayar mereka untuk tidak mengatakan yang sebenarnya"

"TAEHYUNG!" emosi tn.Kim menaik.

"Appa marah? Jika marah berati itu benar."

"ANAK INI! KURANG AJAR!"

"Sudah hentikan!" ny.Kim menghampiri keduanya, ia tidak tahan melihat suami dan anaknya itu.

"Tidak baik bertengkar dihadapan orang yang baru saja pergi!" ucap ny.Kim.

"Lihat anakmu, bagaimana bisa dia mencurigai orangtua nya sendiri!" ucap tn.Kim pada ny.Kim.

"Taehyung, maafkan appa mu."

"Apa dengan maaf Irene bisa kembali lagi?"

21:45 pm KST.

Setiba dirumah Taehyung langsung berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan orang rumah.

Ia langsung merebahkan dirinya dikasur, sungguh hari yang melelahkan dan menyakitkan.

Dipandanginya sebuah foto dirinya bersama Irene, air matanya kembali jatuh, dipeluknya erat foto itu.

"Kenapa kau pergi begitu cepat? Kau orang yang paling mengerti aku, kau adalah semangatku untuk hidup. Jika kau pergi, akankah aku bisa hidup?" guman Taehyung memandang foto itu.

Taehyung menarik selimutnya, ia memeluk foto itu membawanya tidur.

Taehyung memejamkan matanya dan pada akhirnya ia sudah benar-benar tertidur.

Suara gemuruh dan petir terdengar, angin bertiup sangat kencang sampai membuat jendela kamar Taehyung terbuka.

Hujan turun dengan derasnya membasahi kota Seoul, bintang yang menghiasi malam pun hilang tertutup awan mendung.

Sebuah bayangan datang menghampiri Taehyung yang sudah tertidur dan berbisik,

"Hujan ini adalah air mataku."

TBC

Jangan lupa vote dan commentnya yaa, biar makin semangat nulisnya hehe.

See you.❤

Continue Reading

You'll Also Like

118K 11.3K 43
Mereka bersatu karena sebuah ikatan perjodohan. Tak ada yang dapat menolak permintaan itu. Mereka sama-sama tidak saling mencintai. Tapi wanita berus...
232K 20.3K 64
[COMPLETED] - [Bangtan versi lokal] ❝Subhanallah pemandu kelompok gue ganteng parah!❞ Typo bertebaran!! Start 050919 End 030220
254K 21.7K 61
[C O M P L E T E] Judul lama : MY UNDERSTANDING WIFE Second story By: Jim_Noona [Beberapa chapter di private. Follow akun terlebih dahulu untuk kenya...
22.3K 4.3K 37
[COMPLETED] Seokjin, sang dokter UKS yang tidak akan pernah dalam hidupnya menaruh hati pada seorang gadis seperti Rachel. Taehyung, anak pindahan, k...