Are You There? | Monsta X Fan...

By porumtal

18.8K 2.5K 1.8K

kesepian adalah temanku, jadi aku tak lagi terganggu dengan hal itu- Im Changkyun kau suka keabadian? aku jus... More

Are You There | Cast
Are You Dare? | Chap.1 (Comeback)
Are You There | Chapter.2 (Meet)
Are You There | Chapter.4 (Rival)
Are You There | Chapter.5 (Janus)
Are You There | Chapter.6 (Jealousy)
Are You There | Chapter.7 (Little Closer)
Are You There | Chapter.8 (Belive)
Are You There | Chapter.9 (Secret Room)
Are You There | Chapter.10 (Clue)
Are You There | Chapter.11 (Lost Memories)
Are You There | Chapter.12 (Partner)
Are You There | Chapter.13 (Mate)
Are You There | Chapter.14 (Full Moon)
Are You There | Chapter.15 (Random)
Are You There | Chapter.16 (Painful Fact)
Are You There | Chapter.17 (Perhaps)
Are You There | Chapter.18 (Healing)
Are You There | Chapter.19 (Desire)
Are You There | Chapter.20 (Liar)
Are You There | Chapter.21 ( The Code)
Are You There | Chapter.22 (Enemy)
Are You There | Chapter.23 (Shelter)
Are You There | Chapter.24 (Bad Scenario)
Are You There | Chapter.25 (Puzzle)
Are You There | Chapter.26 (A Choice)
Are You There | Chapter.27 (Lonely)
Are You There | Chapter.28 (Finding the road)
Are You There | Chapter.29 (Howler)
Are You There | Chapter.30 (Lee?)
Are You There | Chapter.31 (Blue Or Red)
Are You There | Chapter.32 (Hurt)
Are You There | Chapter.33 (Love)
Are You There | Chapter.34 (War)
Are You There | Chapter.35 (Destiny)
Are You There | Chapter.36 (Is This The End?)
Are You There | Chapter.37 (Ending Credit)

Are You There | Chapter.3 (New Friend)

705 93 58
By porumtal

Changkyun berjalan pelan menyusuri sebuah jalanan kecil menuju rumahnya. Sesekali bibir mungil bocah 9 tahun itu besenandung lagu kesukaannya. Changkyun terus berjalan riang, hingga tubuh kecilnya memasuki halaman rumah.

Ada yang berbeda...itu yang Changkyun rasakan ketika baru beberapa langkah bocah itu berjalan di halaman rumahnya. Seperti ada perasaan aneh yang begitu asing menjalar2 di hati anak kecil itu. Changkyun begitu bingung dengan perasaannya sendiri, hingga membuat langkah mungilnya tak lagi beranjak mendekati kediamannya.

"appa...omma" bibir mungilnya coba memanggil kedua orang tua terkasihnya dari tempatnya berdiri.

Tak ada jawaban, hanya kebisuan yang Changkyun dapati membuat perasaan tak nyaman itu kian nyata dirasakannya.

"apa ini?" tangan Changkyun mengusap2 dadanya pelan sambil menatap sekitarnya.

Aura mencekam pun ia dapati seiring hembusan angin yang membawa aroma anyir ke indra penciumannya.

"darah?" desis Changkyun pelan.

Dia –Im Changkyun- memang masih kecil untuk mengetahui hal2 seperti itu. Tapi jangan lupakan fakta kalau dia adalah keturunan werewolf murni. Bagi Changkyun mencium aroma cairan kental berwarna merah itu bukanlah hal asing. Terlebih saat sang ayah mengajarkannya berburu untuk mengtahui identitasnya dulu.

Naluri Changkyun tiba2 membuatnya memacu langkah, bukan berlari hanya berjalan sedikit tergesa. Tangan bocah laki2 itu meraih knop pintu dan langsung membukanya untuk memasuki kediaman tersebut.

"igot...mwoya?" bisik Changkyun pelan, saat netranya melihat kekacauan yang ada di depan kedua matanya.

Genangan darah yang menghiasi lantai, bahkan cairan pekat itu terlihat mengotori karpet besar kesayangan ommanya. Barang2 di rumahnya juga terlihat begitu berantakkan, seolah ada peperangan besar yang baru saja terjadi di sana.

"om...omma" panggil Changkyun

Lagi...Changkyun tak mendapati jawaban, membuat tekuknya tiba2 merasakan udara dingin. Perlahan kaki mungilnya pun mengikuti jejak darah yang berceceran. Hingga tubuh Changkyun berhenti tepat di anak tangga menunju lantai dua.

Disana...Changkyun bisa melihat tubuh mengerikan sang ibu. Sudah merenggang nyawa dengan leher yang nyaris terputus. Tubuh bocah itu pun menegang, bersama mulut yang terbuka lebar dan mata yang berkaca2.

"om...omma" lagi2 Changkyun coba memanggil sang ibu.

Tapi percuma...sosok itu tak bergeming dari diamnya. Tubuh itu hanya terduduk anggun di anak tangga kedua, dengan gaun yang dihiasi banyak noda darah.

"ap...appa" Changkyun sempat memanggil sang appa lirih, sebelum akhirnya kesadaran bocah laki2 itu hilang.

-

-

-

Changkyun tersentak dari mimpi buruknya dan langsung membuka matanya dengan cepat. Ada rasa sakit yang hinggap di hati remaja tersebut juga rasa mual yang ia rasakan di perutnya. Sebenarnya itu hal biasa yang akan Changkyun rasakan tiap kali mimpi buruk tentang masa lalunya kembali berulang. Tapi...seberapa sering pun Changkyun mengalami hal itu, remaja 16 tahun tersebut tak pernah terbiasa dengan apa yang dia alami.

Dengan perasaan yang masih merasa kacau, Changkyun pun menarik tubuhnya untuk duduk sambil sedikit mengusap tekuk lehernya. Untuk sesaat bocah SMU itu pun terdiam dalam posisinya, hingga akhirnya nalarnya bekerja untuk menyadari satu hal.

"astaga...aku dimana?" tanya Changkyun saat merasa suasana di sekelilingnya begitu asing.

Changkyun menulusuri ruangan itu dengan matanya, mencari tahu dimana saat ini dia berada. Namun belum lagi pikirannya mendapatkan jawaban tentang pertanyaannya, satu hal ganjil kembali membuat Changkyun membelalak kaget.

"oh...pakaianku" gumam Changkyun mendapati dirinya tidak memakai pakaian, lebih tepatnya hanya menggunakan boxer pendek miliknya.

Pikiran aneh pun mulai mengotori pikirannya saat ini, membuat bulir2 keringat dingin membasahi kening remaja itu.

CKLEK

Salah satu pintu yang ada di ruangan itu terbuka, membuat tubuh Changkyun meneggang. Ia –Changkyun- bahkan tanpa sadar menahan nafasnya sendiri, seolah akan menghadapi bahaya yang akan mengancam nyawanya.

"oh...sudah bangun" Hyunwoo -sosok yang baru saja masuk- berujar dengan suara rendahnya.

Pria bebadan tegap itu tersenyum kearah Changkyun yang masih terpaku di atas ranjang. Mata Changkyun pun membulat penuh bersama rahangnya yang tertarik kebawah.

Bukan tanpa alasan remaja Im tersebut bereaksi seperti itu. Masalahnya ada pada penampilan Hyunwoo saat ini yang membuat Changkyun justru mengamini pikiran aneh yang sejak tadi berputar2 di kepalanya.

Hyunwoo tiba2 muncul dengan hanya menggenakan ripped jeans, tanpa mengenakan pakaian yang membuat tubuh kekar pria itu terekspos begitu saja. Juga jangan lupakan tangannya yang sibuk menyeka rambut yang masih basah, membuat siapa saja yang berada di posisi Changkyun langsung akan berpikir yang tidak2.

"kau kenapa? apa ada yang sakit?" Hyunwoo berujar sembari mendekat pada Changkyun

"Sakit?" Reflek tangan Changkyun memegang tubuh bagian selatannya sambil tetap melayangkan tatapan waspada pada Hyunwoo.

"jangan mendekat!" Setengah memekik Changkyun berujar pada Hyunwoo yang langsung menghentikan langkah pria tegap tersebut.

Mata Changkyun menelisik sosok Hyunwoo, yang menatap datar kearahnya. Tak lupa tangan mungilnya juga menarik selimut guna menutupi tubuhnya.

Sebenarnya ada pancaran aneh yang Changkyun dapati saat irisnya saling bersirobok dengan manik kelam milik Hyunwoo, tapi hal tersebut tak membuat Changkyun mengurangi sikap waspadanya pada sosok dihadapannya tersebut.

"ak...aku dimana?" tanya Changkyun akhirnya setelah sempat bungkam sesaat.

"kau ada di rumah kami, tepatnya...rumah milik Hyungwon" jawab Hyunwoo tenang

"Hyungwon?" ulang Changkyun dengan alis yang saling bertaut.

"sosok yang kau lihat sedang memangsa anjing liar semalam...itu adalah Hyungwon" jawab Hyunwoo.

Kembali Changkyun diam guna memikirkan sosok yang Hyunwoo maksud.

"ah...pria itu" gumam Changkyun manakala ingatannya berhasil mengulang peristiwa semalam.

"tapi...kenapa aku dibawa kemari? kupikir temannya akan membunuhku semalam?"

"masalah itu akan kuceritakan nanti, sekarang....sebaiknya kau pergi mandi saja dulu" perintah Hyunwoo

Entah karena apa tubuh Changkyun seperti bergerak otomatis saat mendengar titah dari Hyunwoo. Tubuhnya langsung mendekat pada Hyunwoo yang masih berdiri di tempatnya. Bahkan tangan remaja itu tanpa ragu meraih handuk yang Hyunwoo berikan.

"aku akan mengambilkan seragammu, semalam aku meminta Kihyun mencucikannya agar bisa kau kenakan hari ini" Hyunwoo kembali berujar tepat setelah Changkyun meraih handuk yang ia berikan.

Kali ini Changkyun hanya mengangguk menjawab ucapan yang Hyunwoo lontarkan.

"oh ya...aku belum tahu siapa namamu" tukas Hyunwoo

Untuk sesaat Changkyun diam sambil menatap wajah datar Hyunwoo.

"Changkyun, Im Changkyun" jawab Changkyun.

Dahi Hyunwoo sempat berkerut sesaat, sebelum akhirnya pria minim ekspresi tersebut menarik sebuah senyum tipis di wajahnya. Sangat tipis, sampai kau tak bisa menyadari kalau pria tersebut sedang tersenyum.

"baiklah Changkyun, aku Hyunwoo. Son Hyunwoo. Kau bisa memanggilku Hyunwoo hyung" Hyunwoo ikut memperkenalkan dirinya membuat Changkyun lagi2 mengangguk pelan

"baiklah...sebaiknya pergilah mandi sekarang" kembali Hyunwoo berujar sambil berjalan kearah pintu yang lain

Tangannya baru akan membuka knop pintu, namun suara Changkyun yang memanggil namanya membuat Hyunwoo kembali berbalik menatap pria muda tersebut.

"aku ingin bertanya satu hal" tukas Changkyun

"mau tanya apa?" balas Hyunwoo

Changkyun mengigit bibirnya pelan sambil mengusap lehernya kikuk. Mulutnya bolak balik terbuka ingin menanyakan sesuatu, namun suaranya tak juga keluar dari kerongkongannya.

"semalam...tak ada yang terjadi bukan?" akhirnya dengan memberanikan diri Changkyun bertanya pada Hyunwoo.

"maksudmu?" Hyunwoo tak mengerti

"kau dan aku..." Changkyun mengantung kata2nya sendiri.

Hyunwoo diam mencoba mencari tahu apa yang dimaksud oleh Changkyun. Namun tiba2 pria tegap itu tersenyum lebar pada Changkyun membuat siswa SMU itu menatap bingung.

"hey! Aku bukan sugar daddy" kekeh Hyunwoo "lagipula aku ini normal...bukan pecinta sesama jenis" sambungnya kemudiian.

Sentak saja wajah Changkyun memerah mendengar itu, bahkan pria Im tersebut merutuki kebodohannya sambil menunduk dalam. Tak ingin bertambah malu, Changkyun pun segera memasuki kamar mandi dengan terburu, membuat Hyunwoo yang melihat hal tersebut menggeleng pelan.

"dasar anak2 jaman sekarang" tukas Hyunwoo masih terkekeh geli.

*

Disini sekarang Changkyun berada, di ruang makan kediaman mewah milik Hyungwon. Remaja itu memandang kikuk ketiga orang yang ada disana, terlebih pada sosok Hyunwoo yang sempat menjadi korban salah pahamnya.

"jadi namamu Changkyun" itu Kihyun yang bertanya

"ne" jawab Changkyun sambil mengangguk

"dan umurmu 16 tahun?" kali ini Minhyuk yang melontarkan tanya

"ne"

Minhyuk menganggukkan kepalannya mendengar jawaban dari Changkyun, begitu juga dengan Kihyun.

"ok Changkyun...aku Kihyun, Yoo Kihyun dan pria yang disampingku ini Lee Minhyuk" Kihyun mulai memperkenalkan dirinya dan Minhyuk dengan nada suara yang terdengar begitu bersahabat.

"kami sama2 berusia 25 tahun, jadi....kau bisa memanggil kami dengan sebutan hyung" tambah Kihyun lagi.

Mendengar itu Changkyun lagi2 hanya bisa mengangguk, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"sebenarnya ada dua orang lagi di rumah ini, mereka itu Wonho hyung dan Hyungwon. Kau pasti sudah melihat mereka semalam bukan?" Kihyun kembali berujar

"ne"

"mereka sedikit berbeda sebenarnya dari kau dan Hyunwoo hyung, juga aku dan Minhyuk"

Kini Changkyun sedikit bingung degan perkataan yang dilontarkan Kihyun, namun remaja itu lebih memilih diam tanpa menyela omongan lelaki manis di hadapannya.

"Wonho dan Hyungwon adalah vampire" menjawab pertanyaan yang terlintas dipikiran Changkyun, ucapan Kihyun justru membuat remaja itu kaget.

"vam...vampire?" ulang Changkyun sedikit gugup,

"tenang....mereka tak minum darah manusia kok, apalagi meminum darah werewolf sepertimu" tukas Minhyuk dengan wajah santai

"kau..kau tahu aku werewolf hyung?" Changkyun lagi2 terperanjat kaget saat Minhyuk mengutarakan identitas yang selalu ia tutupi.

"Wonho hyung yang mengatakan pada kami semalam dan Hyunwoo hyung memperjelas dengan mengatakan kalau kau adalah kawanannya" jelas Minhyuk.

Changkyun cepat mengarahkan pandangannya pada Hyunwoo yang sudah menarik seyum di wajahnya.

"k...kau, werewolf juga hyung?" tanya Changkyun takjub.

"ne, aku werewolf" jawab Hyunwoo

"tepatnya werewolf alpha" tambah Minhyuk kemudian.

Mendengar ucapan terakhir Minhyuk, Changkyun cepat bangkit lantas membungkuk hormat pada Hyunwoo. Hal itu membuat Hyunwoo terkekeh pelan dan memukul bahu yang lebih muda dengan lembut.

"jangan seperti itu, bersikaplah biasa layaknya kita teman" larang Hyunwoo

"bagaimana bisa aku bersikap seperti itu hyung? Kau alphaku...dan itu berarti kau pimpinanku" balas Changkyun sungkan

Lagi Hyunwoo menyunggingkan senyum di wajahnya, lantas memberi isyarat agar Changkyun kembali duduk.

"kau harus bisa bersikap biasa padaku Changkyun-a, karena aku memerintahkanmu melakukan itu" balas Hyunwoo seraya mengeluarkan aura alpha miliknya.

Changkyun hanya bisa mengangguk patuh, membuat tangan besar Hyunwoo mengusak rambut hitam milknya pelan.

"baiklah...apa acara perkenalan ini sudah selesai? Sebab...sepertinya Changkyun harus pergi ke sekolah" sela Kihyun sambil menunjuk kearah jam dinding di dekatnya.

"ah...benar" Changkyun berujar sedikit memekik

"sebenarya ini belum cukup, karena masih banyak yang ingin kutanyakan pada Changkyun" tukas Minhyuk yang memandang Changkyun dengan raut penasarannya.

"tapi...kita bisa menundanya sampai nanti kau pulang sekolah. Kau mau mampir kemari lagi nanti kan?" tukas Minhyuk kemudian.

Changkyun diam sesaat untuk menimbang2 permintaan Minhyuk, hingga akhirnya anggukan pelan menjawab pertanyaan Minhyuk dan membuat pria Lee itu tersenyum senang.

"baiklah kalau begitu, ayo aku akan mengantarmu" ajak Hyunwoo

"eh? Hyung mau mengantarku?" Changkyun berujar kaget

"hmm" sahut Hyunwoo lantas bangkit dari duduknya.

Changkyun ikut bangkit bersama Hyunwoo, lantas mengikuti langkah pria tegap itu setelah berpamitan pada Kihyun dan Minhyuk.

*

Hyungwon masih setia meringkuk dalam selimutnya, meski telinganya sudah mendengar suara2 berisik di luar kamar. Sesekali pria tinggi itu berdecak pelan, manakala mendengar jeritan Minhyuk atau suara omelan Kihyun yang memarahi temannya tersebut.

"ck" Hyungwon menyentak selimut miliknya dan menarik tubuhnya untuk duduk.

Tak selang beberapa lama, sosok Wonho memasuki kamar Hyungwon sambil membawa obat2an di tangannya.

"aku baru akan membangunkanmu tapi ternyata kau sudah bangun" tukas Wonho seraya mendekati ranjang Hyungwon.

Hyungwon memilih tak membalas ucapan Wonho dan membiarkan pria berotot yang tak lebih tinggi darinya itu, mendudukan tubuhnya tepat disisinya.

"serigala itu sudah pergi?" dengan nada kesal Hyungwon bertanya pada Wonho

"sudah...Hyunwoo mengantarnya ke sekolah"

"kenapa harus merepotkan diri seperti itu?" tukas Hyungwon masih dengan nada yang sama.

Wonho tersenyum mendengar hal tersebut, lantas meraih lengan Hyungwon untuk menyuntikan serum ke tubuh pria Chae tersebut.

Kihyun yang menciptakan serum tersebut, yang berfungsi membuat tubuh Wonho dan Hyungwon memiliki suhu normal layaknya manusia biasa. Pria Yoo itu juga menciptakan 2 jenis obat yang harus rutin di konsumsi oleh Wonho dan Hyungwon. Satu untuk mengontrol keinginan mereka menghisap darah dan satu untuk nutrisi tubuh mereka agar tetap bertahan meski tanpa menghisap cairan merah itu.

"dia adalah salah satu kawanan Hyunwoo, karena itu Hyunwoo mengantar anak itu kesekolah" jelas Wonho setelah selesai menyuntikan serum tersebut ke tubuh Hyungwon.

"kawanan Hyunwoo hyung? Apa itu berarti dia akan bergabung dalam kelompok kita?" tanya Hyungwon lagi

"dia akan bergabung kalau dia ingin, tapi...kalau dia tak mau maka kita hanya akan membiarkannya begitu saja" balas Wonho

Tangan pria itu kini terhulur menyerahkan 3 butir obat pada Hyungwon yang langsung membuat dahi pria Chae tersebut mengernyit heran.

"Kihyun menyuruhku memberi dosis lebih untuk obat pengontrol mu, agar kau tak lepas kendali seperti semalam" jelas Wonho melihat raut wajah Hyungwon.

Wajah Hyungwon semakin terlihat tak senang mendengar ucapan Wonho, namun tangannya tetap meraih ketiga butir obat tersebut dan menelannya dengan cepat.

"kau tak menyukai Changkyun?" tanya Wonho pada Hyungwon

"siapa Changkyun?" Hyungwon balas bertanya

"Changkyun, Im Changkyun...bocah srigala itu" jelas Wonho

"namanya Changkyun?" sedikit sinis Hyungwon mengulang nama Changkyun "tidak...aku tak menyukainya" tambah Hyungwon lagi

"kenapa?" Wonho kembali bertanya pada Hyungwon

"hanya tak suka dan aku tak memiliki alasan untuk itu"

Wonho menarik nafas mendengar jawaban sarkas Hyungwon, memang sedikit sulit membujuk pria yang lebih muda darinya itu untuk mempercayai orang lain yang baru dikenalnya.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu terdengar, membuat Wonho dan Hyungwon segera berpaling kearah pintu masuk. Sosok Minhyuk pun menyembulkan kepalanya tanpa bertanya pada sang pemilik kamar apa dia boleh masuk atau tidak.

"Hyungwon-a" panggil Minhyuk sambil tersenyum lebar.

Wonho terkekeh geli melihat sikap Minhyuk, lantas memberi isyarat agar pria manis itu mendekat pada mereka.

Seperti mendapat angin segar, Minhyuk segera mendekat kearah Hyungwon dan Wonho. Pria Lee itu bahkan sudah melompat ke atas ranjang Hyungwon, membuat tubuh kurus Hyungwon sedikit terhempas.

"ish" kesal Hyungwon yang dibalas kekehan Minhyuk

"Hyungwon-a, apa kau masih marah padaku?" tanya Minhyuk sambil meraih jemari Hyungwon dan mengenggamnya.

Hyungwon malas menjawab, ia hanya menarik tangannya dari Minhyuk sambil membuang pandangannya dari sang sahabat.

"Hyungwon, aku minta maaf. Aku tahu...aku melakukan kesalahan, jadi tolong maafkan aku" sesal Minhyuk dengan nada memelas.

Seperti menulikan telinganya, Hyungwon masih enggan memberi tanggapan kata2 Minhyuk barusan.

"ya! Chae Hyungwon, apa kau benar2 marah padaku? pada temanmu yang tampan dan rupawan ini?" kembali Minhyuk berujar karena belum mendapat reaksi apapun dari Hyungwon.

Mendengar ucapan Minhyuk barusan, Hyungwon segera menatap tajam laki2 manis tersebut. Sedangkan yang ditatap justru mengukir cengiran lebar di wajahnya membuat Hyungwon ingin memukul wajahnya.

"Hyungwon-a, aku tahu aku salah...kumohon maafkan aku. Aku janji takkan berbuat kesalahan seperti kemarin lagi" Minhyuk masih mencoba membujuk Hyungwon dengan menunjukan puppy eyes andalannya.

"bisakah aku mendapatkan pengampunan darimu? setidaknya maafkan aku kali ini" lagi Minhyuk berujar dengan suara yang dibuat sesedih mungkin berharap Hyungwon akan luluh dengan hal tersebut.

Pria Lee itu bahkan mengerjap2kan matanya pelan, sambil mengusap kedua telapak tangannya di dada.

"Hyungwon-a...maafkanlah Minhyuk sekali ini. Tidakkah kau kasihan melihatnya?" Wonho yang sejak tadi melihat Minhyuk terus memohon menjadi iba.

Mata Hyungwon memicing sesaat pada Wonho, sebelum akhirnya pandangannya beralih pada Minhyuk. Sang sahabat pun cepat2 memasang wajah memelas, tepat saat Hyungwon menatap kearahnya.

"arasso...akan kumaafkan kau kali ini" ujar Hyungwon akhirnya

"benarkah? Kau memaafkanku" senyum kembali terkembang di wajah manis Minhyuk

"hmm" berpura2 acuh Hyungwon berujar sambil mengangguk.

"assa...gomawo Hyungwon-a...aku mencintaimu"

Tangan Minhyuk melingkar di tubuh Hyungwon ketika mengatakan kalimat itu, membuat Hyungwon segera bergerak risih untuk menjauhkan tubuh Minhyuk darinya.

"menjauhlah Lee Minhyuk, kau menjijikan" sarkas Hyungwon

*

"Changkyun-a" suara Minwoo terdengar sesaat setelah Changkyun mendudukkan tubuhnya di kursi.

Suara pria mungil tersebut begitu melengking membuat beberapa teman sekelas mereka, termasuk Jooheon menatap heran pada Minwoo.

"kau semalam tidak pulang ya?" tanya Minwoo tak mengubris tatapan yang mengarah padanya.

"ti...tidak" jawab Changkyun sembari menggeleng.

"kemana saja kau? Aku datang kerumahmu untuk mengantar makan malam. Tapi saat aku berkali2 menekan bel, kau sama sekali tak keluar" ujar Minwoo kemudian.

Changkyun menggaruk tekuknya yang tak gatal mendengar perkataan Minwoo padanya. Pria itu bahkan bingung harus menjawab pertanyaan teman barunya tersebut, karena tak munkin bukan untuk Changkyun menceritakan semua kejadian yang dialaminya pada Minwoo. Bisa2 Minwoo menganggapnya gila dan lebih parah lagi, laki2 itu akan menjauhinya.

"hmm...aku ke rumah kenalan orang tuaku semalam dan karena sudah larut...mereka memintaku menginap" karang Changkyun pada akhirnya.

Terselip sesal di hati Changkyun setelahnya, sebab dia baru saja membohongi Minwoo.

"kenalan orang tuamu?" Minwoo mengerutkan kedua alisnya "Kupikir kau kemarin mengatakan kalau kau tak memiliki kenalan di Korea" tambahnya lagi.

Changkyun berubah salah tingkah kini, terlebih saat melihat Minwoo menatapnya dengan raut curiga.

"ne...awalnya kupikir begitu. Tapi ternyata uncle ku menelpon dan mengatakan jika salah satu kenalan lama orang tuaku mencariku" jawab Changkyun kembali berbohong.

Sesaat Changkyun harus menahan rasa gugupnya, sambil berharap kalau Minwoo tak menaruh curiga lagi padanya.

"aaaah...begitu" Minwoo mengangguk percaya membuat Changkyun diam2 menghela nafas lega.

"oh ya!" serunya kemudian membuat Changkyun sedikit terperanjat kaget.

"pulang sekolah nanti ikut denganku ya, aku mau mengajakmu berkenalan dengan teman2ku. Memang bukan anak sekolah kita, tapi mereka semua baik2" Ujar Minwoo.

Belum ada jawaban dari Changkyun, remaja itu kembali menggaruk lehernya sembari menatap lurus kearah Minwoo.

"kenapa? tak bisa ya?" tanya Minwoo melihat raut wajah yang ditunjukan oleh Changkyun.

"maaf Minwoo-ya, tapi...aku sudah berjanji akan mengunjungi kenalan orang tuaku lagi sepulang sekolah nanti" jawab Changkyun syarat rasa sesal

"begitu ya" Minwoo nampak mengangguk lemah

Jelas sekali wajahnya menunjukan rasa kecewa walau remaja laki2 itu mencoba menarik senyum di wajahnya.

"ya sudah, lain kali saja kita pergi" tambah Minwoo kemudian

Setelah mengatakan kalimat itu Minwoo pun beranjak meninggalkan bangkunya, membuat Changkyun menatap kepergian Minwoo dengan wajah menyesal. Changkyun terus memandang Minwoo yang kini sudah mengeluarkan buku pelajarannya di atas meja, tak menyadari sosok Jooheon turut memperhatikannya sejak tadi.

*

Kihyun berjengit kaget saat seseorang tiba2 datang dan duduk disisinya. Sebuah senyum pun Kihyun dapati dari orang tersebut, ketika pria mungil itu menolehkan kepalanya.

"kopi?" Hyunwoo, sosok yang baru saja mendatanginya itu menawarkan cairan hitam tersebut pada Kihyun.

Tanpa berusaha menolak, tangan Kihyun pun meraih secangkir kopi yang diarahkan Hyunwoo untuknya.

"terimakasih hyung" tukas Kihyun kemudian yang dibalas anggukan oleh Hyunwoo.

Keduanya kemudian diam, menikmati kopi yang ada di tangan mereka sambil menatap dedaunan yang gugur di halaman belakang rumah tersebut.

"aku kira kau disini bersama Minhyuk, ternyata...kau hanya sendiri" Hyunwoo berujar setelah meletakkan kopi di tangannya ke atas meja yang berada diantara dirinya dan Kihyun.

"bukankah dia pergi menjemput Changkyun?" pernyataan yang lebih terdengar seperti pertanyaan dilayangkan Kihyun pada Hyunwoo.

"dia menjemput Changkyun?" tanya Hyunwoo yang dibalas anggukan oleh Kihyun.

"seantusias itukah dia pada sosok Changkyun?" tambah Hyunwoo lagi kemudian.

Kihyun menyesap lagi kopinya, lantas tersenyum lebar pada Hyunwoo.

"kau seperti tak tahu Minhyuk saja hyung" balas Kihyun.

Hyunwoo ikut tersenyum sambil mengusap tekuk lehernya pelan.

"benar juga, Minhyuk itu kan memang selalu bersemangat jika bertemu dengan teman baru" tukas Hyunwoo akhirnya

Kepala Kihyun bergerak naik turun, merasa setuju dengan ucapan yang Hyunwoo lontarkan.

"bagaimana denganmu?" Hyunwoo kemudian melontarkan kalimat tanya itu pada Kihyun

"maksud hyung?" Kihyun sedikit tak mengerti.

"apa...kau menyukai Changkyun seperti Minhyuk menyukainya? Soalnya...aku mendengar dari Wonho, Hyungwon tak menyukai bocah itu"

"eh? Kenapa dia tak suka?" bukan menjawab pertanyaan Hyunwoo, Kihyun malah kembali bertanya pada pria Son tersebut.

"entahlah...Hyungwon tak bilang pada Wonho penyebab dia tak menyukai Changkyun"

Kihyun menggeleng pelan mendengar penuturan dari Hyunwoo. Dia juga sebenarnya sudah paham dengan sifat salah satu teman vampirenya tersebut. Hyungwon itu, bukan tipe yang akan dengan mudah menerima orang lain dalam kehidupan pribadinya. Terlebih orang tersebut baru dikenalnya seperti Changkyun.

Kihyun saja dulu sangat sulit dekat dengannya, beruntung ada Hyunwoo dan Wonho yang terus berusaha mendekatkan mereka. Dan usaha Hyunwoo jugs Wonho akhirnya membuahkan hasil, sebab...sedikit demi sedikit akhirnya Hyungwoon mulai membuka dirinya untuk berbaur dengan Kihyun.

"hey...kenapa melamun?" tukas Hyunwoo sedikit menyentak Kihyun.

"aku tak melamun" bantah Kihyun

"lantas?"

"aku hanya sedang berpikir"

Hyunwoo mengernyitkan dahinya mendengar itu, bersama tatapannya yang mengarah lurus pada Kihyun.

"apa yang kau pikirkan?" tanya Hyunwoo kemudian

"aku memikirkan Changkyun" jawab Kihyun

"Changkyun?"

"hmm"

"kenapa kau memikirkannya?" tanya Hyunwoo lagi

"aku memikirkannya karena aku sedikit penasaran dengannya"

Hyunwoo kembali menyesap kopi miliknya, sebelum kembali berujar

"apa yang membuatmu begitu penasaran dengan Changkyun?"

Kihyun tak langsung menjawab, pria mungil tersebut nampak berpikir sambil mengusap bibir bawahnya dengan jari telunjuknya.

"aku penasaran....bagaimana pria semuda dia, bisa memancarkan aura yang begitu dewasa" jelas Kihyun

"hmm, kau benar. Aku juga merasakan begitu saat berbincang dengannya dalam perjalanan menuju sekolah" Hyunwoo setuju.

"benarkan hyung? Kau juga merasakannya bukan?"

Kihyun pun bertepuk tangan sekali setelah mengatakan itu, membuat Hyunwoo terkekeh pelan melihatnya.

"Kurasa ada sesuatu di dalam dirinya, yang membuat bocah itu bisa bersikap begitu dewasa" Kihyun berujar sambil tersenyum setelahnya.

Hyunwoo mengangguk setuju, lalu membiarkan hening kembali menyapa kebersamaan keduanya.

"oh ya hyung, bagaimana dengan sakit di kepalamu?" tiba2 saja Kihyun bertanya sambil memiringkan sedikit tubuhnya untuk menghadap Hyunwoo.

"sudah membaik, setelah meminum obat darimu" balas Hyunwo sambil mengusap belakang kepalanya "aku sudah mengatakan terimakasih belum?" lanjut Hyunwoo lagi membuat Kihyun terkekeh pelan.

"apa2an kau ini hyung, kenapa kau bersikap seperti kita orang lain saja" balasnya

Tawa Hyunwoo ikut berderai mendengar itu, bersama tatapannya yang mengarah lurus pada Kihyun. Ada sesuatu yang Hyunwoo rasakan berbeda dari tawa yang Kihyun urai. Dan hal itu menggelitik keperduliannya untuk bertanya pada si pria mungil.

"Kihyun" panggil Hyunwoo membuat tawa Kihyun terhenti

Sepasang iris kembar milik Kihyun pun sudah mengarah lurus tepat ke kedua mata Hyunwoo. Kihyun menunggu Hyunwoo, mengucapkan apa yang pria besar itu ingin katakan padanya.

"jika ada yang membebani pikiranmu...jangan kau pendam sendiri. Kami disini ada untukmu Kihyun" tukas Hyunwoo kemudian.

Kihyun seperti tersedak udara yang ia hirup saat mendengar ucapan yang baru saja Hyunwoo lontarkan. Ia –Kihyun- tak pernah berpikir kalau pria besar minim ekspresi di hadapannya tersebut, akan mengucapkan kata2 itu.

Selama ini Hyunwoo sangat jarang ikut campur urusan orang lain, terlebih urusan Kihyun. Tapi hal itu bukan karena pria Son tersebut tak perduli pada rekannya, Hyunwoo hanya berpikir akan sangat tak sopan bertanya pada seseorang yang sedang tak ingin membahas apapun perihal masalahnya.

Maka dari itu Hyunwoo lebih banyak diam dan menunggu teman2nya mengutarakan masalah yang mereka hadapi. Tapi Hyunwoo memberikan pengecualian pada Kihyun khusus untuk saat ini, sebab pria kecil bermarga Yoo itu terlihat begitu murung dan sedih sejak kemarin. Hyunwoo benar2 tak nyaman melihat hal tersebut, makannya ia memberanikan dirin untuk bertanya pada Kihyun.

"kau tahu bukan, kalau kami semua mau mendengar apa pun keluh kesahmu" lagi Hyunwoo berujar membuat dada Kihyun terasa sesak.

"kami selalu siap kapanpun kau ingin bercerita, jadi kalau hatimu sudah yakin...kau bisa menemui salah satu diantara kami dan menceritakan resah di hatimu"

"Tapi kau jangan salah paham,aku mengatakan ini bukan karena merasa kau orang yang lemah. Aku...hanya sedikit mencemaskanmu" jelas Hyunwoo kemudian takut Kihyun merasa kesal dengan rasa perdulinya.

Seulas senyum Kihyun ukir di wajahnya, tepat setelah Hyunwoo menyelesaikan kalimat yang dia lontarkan untuk Kihyun. Kihyun merasa terharu sekaligus senang dengan perhatian yang Hyunwoo berikan padanya.

"Aku mengerti hyung, gomawo ya hyung" ujar Kihyun kemudian yang dibalas anggukan pelan oleh Hyunwo.

*

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa pun nampak berhambur keluar kelas termasuk dengan Jooheon. Pria berlesung pipi itu bahkan keluar lebih dulu dari teman2nya seolah tak ingin ada yang mendahuluinya.

Dengan langkah riang Jooheon terus beranjak keluar pekarangan gedung sekolahnya, hingga akhirnya pria Lee itu menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang begitu di kenalnya. Sosok itu nampak bersandar santai di dinding pagar sekolah, sambil sibuk mengotak ngatik ponselnya

"Minhyuk hyung" panggil Jooheon setelah berdiri tepat di samping Minhyuk.

Pria yang memiliki marga serupa dirinya itu menoleh, lantas membuka kaca mata hitam yang ia kenakan.

"hey Joo" balas Minhyuk sambil tersenyum cerah

Berjalan mendekat pada Minhyuk, Jooheon menyambut tangan Minhyuk yang melayangkan high five padanya.

"kenapa kau kemari hyung? Apa kau mau menjemputku?" tanya Jooheon penasaran.

Minhyuk menggeleng pelan sambil menggoyang2kan telunjuknya tepat di depan wajah Jooheon.

"tidak Joo, aku kemari bukan ingin mejemputmu" jawab Minhyuk

"tidak untuk menjemputku?" ulang Jooheon dengan raut bingung

"tidak" balas Minhyuk singkat

"kalau begitu...kenapa kau disini? apa kau memiliki misi?"

Kepala Minhyuk kembali menggeleng menjawab pertanyaan Jooheon, membuat remaja yang lebih muda darinya itu mulai terlihat frustasi.

"jadi apa alasanmu disini hyung?" tanyanya tak sabaran.

Bukan menjawab, Minhyuk justru merekahkan senyumnya pada Jooheon. Matanya menangkap sosok yang ia tunggu tengah berjalan keluar pekarangan sekolah.

"aku menjemputnya" tukas Minhyuk sambil menunjuk kearah belakang punggung Jooheon.

Dengan dipenuhi rasa penasaran yang tinggi, Jooheon pun membalik tubuhnya. mata sipitnya pun langsung terbuka lebar, bersama rahangnya yang tertarik kebawah.

"CHANGKYUN" tanpa perduli ekspresi yang ditunjukan Jooheon, Minhyuk memanggil sosok Changkyun dengan lantang.

Yang dipanggil pun menoleh lantas berjalan pelan mendekati sosok Minhyuk yang memanggilnya. Mata Changkyun sempat menatap kearah Jooheon yang masih tampak terkejut, sebelum kembali memandang Minhyuk.

"oh hyung...kau disini?" tukas Changkyun kemudian

"ne, tentu saja aku kesini. Bukankah kau berjanji akan mampir, jadi...aku sengaja kemari menjemputmu" jelas Minhyuk tanpa ditanya.

Senyum terukir di wajah Changkyun, membuat dimple di pipinya terlihat.

"seharusnya kau tak usah repot2 begini hyung, aku bisa pergi kesana sendiri" Changkyun berujar sungkan.

"tak apa, aku memang ada keperluan di luar hari ini. jadi...sekalian saja menjemputmu" balas Minhyuk sambil merangkul Changkyun.

Changkyun tersenyum kikuk mendengar jawaban dari Minhyuk, lantas kembali mengarahkan pandangannya pada Jooheon yang sudah mengarahkan tatapan membunuh padanya.

"oh ya...aku sampai lupa, kenalkan dia Jooheon. Dia salah satu teman kami juga" tukas Minhyuk memperkenalkan Jooheon pada Changkyun.

"dan Jooheon, dia Changkyun. Mungkin dia akan menjadi salah satu teman kita juga nanti" tambahnya lagi.

Jooheon dan Changkyun pun hanya melempar pandangan, tanpa berusaha memperkenalkan diri mereka masing2. Hal itu jelas mengundang rasa heran di hati Minhyuk, terlebih saat mendapati suasana yang begitu canggung dari keduanya.

"kalian kenapa? tak mau berkenalan?" tanya Minhyuk menyuarakan kebingungannya

"bukan begitu hyung...sebenarnya kami sudah kenal. Aku dan Jooheon teman satu kelas" jelas Changkyun.

Minhyuk menutup mulutnya dengan tangan sembari memasang ekspresi kaget yang sedikit berlebihan.

"jadi kalian sekelas?" tanyanya takjub

"ne" Jooheon dan Changkyun berujar bersamaan dengan nada yang berbeda.

"wuah...tidakkah ini luar biasa? seperti ada benang merah yang terikat dijari kita dan membuat kita semua saling bertemu" Minhyuk lagi2 berekspresi berlebihan sambil menggerakan jari kelingkingnya kearah Changkyun dan Jooheon.

Jooheon memutar matanya malas mendengar ucapan Minhyuk, sedangkan Changkyun terlihat tersenyum geli.

"ah aku jadi tak sabar menceritakan semua ini pada Kihyun. Ayo anak2! kita segera pulang saja, kemudian menceritakan semuanya pada Kihyun, Hyungwon, Wonho hyung, juga Hyunwoo hyung" tangan Minhyuk melingkar di lengan Changkyun dan Jooheon, lantas menarik kedua siswa SMU itu beranjak bersamanya.

To Be Continue...


Next Chapter

"aku datang bukan untuk mencari musuh"

....

"sepertinyakau memang harus mati di tanganku"

*

Langsa, 1 November 2018
4223 word

*

Ada yang pernah liat drama Blood yang diperanin Go Hyesun sama Ahn Jaehyun gak?

Part tentang obat yang dikonsumsi sama para vampire eon ambil dari drama itu.
Disini juga eon bikin para vampire itu tidur, karena di drama Blood juga gitu.

Kalo emang penasaran sama dramanya, kalian bisa nonton. Ceritanya asik, lucu juga ada sedih2nya.
(Loh kok jadi promosiin drama)
Gak apa2 selingan biar gak bosen.

Sesuai janji kan, kalo mx dapet 3rd win eon bakal up ceritanya. Chukae buat mx juga buat mbb yang udah pol2an dukung kesayangan kita


Okeh itu aja deh,makasih udah sempetin baca ya. Juga buat yang kasih votment. Eon pamit dulu, see you next part.

Salam dari cogan beda clan, Ayem & Hawe

Picture by: Pinterst

-Porumtal-

Continue Reading

You'll Also Like

14.7K 1.4K 46
ᴏɴ ɢᴏ↻ ꜰᴛ. ooʟɪɴᴇʀ ㅡkalian waktu lockdown ngapain aja? ᶜᵒᵛᵉʳ ᵉᵈⁱᵗ ᵇʸ ⁿᵃⁿᵃˣˣ⁰¹
234K 19K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
481 118 17
- "don't trust anyone, not even your close friends" Stray kids ft. TXT Homophobic are dni !! #. Kikishooky2021
237K 20.7K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...