Pacar Ibu [SELESAI]

By xdellll

830K 16.5K 702

Ketika cinta tidak memandang usia dan status itu terjadi pada Ibuku, apa yang harus ku lakukan? SELESAI, JUNI... More

002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018+
019
020
021
Tidak Berjudul
Ary Gusti Ramadi
SPIN OFF | DIARY OF AGHI AND HIS SORROW

001

104K 1.2K 117
By xdellll

Malam ini Ibu membawaku ke sebuah tempat makan. Dan saat kami sudah duduk, Ibu menelepon seseorang.

"Aku sama Mentari udah nyampe," Ucapnya.

"Yaudah aku tunggu ya." Lanjutnya.

Tak Lama seorang Pria datang.

"Hi," Sapa Pria itu yang kemudian duduk di sebelah Ibuku.

Senyum melingkar di wajah nya ketika Pria itu duduk disamping Ibu tapi entah mengapa Ibu juga terlihat khawatir.

"Mentari, kenalin ini Aghi" Kata Ibu. Aku dan pria bernama Aghi itu bersalaman.

"Mentari." Kataku.

Kami bertiga pun makan dengan biasa. Walau dalam hati Aku bertanya Siapa dan Apa maksud tujuan Pria itu.

Tapi kalau dilihat lihat Dia Ganteng juga.

"Mentari, sebenernya Saya dan Ibu kamu ini udah menjalin hubungan yang cukup lama. Dan maksud perkenalan ini Saya ingin..."

Mereka saling menatap. Lalu mereka saling berpegangan tangan.

Aku tau maksudnya.

"Saya ingin melangkah ke tahap yang lebih serius lagi.... bersama ibu mu. Itu juga kalau kamu mengijinkan"

Ku tatap Aghi.

Bagaimana ini, Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada calon Papa tiriku.

"Mentari sayang, kamu ga perlu jawab sekarang. Karena Ibu tau kamu harus mikir dulu kan. Yang penting sekarang kamu udah tau hubungan kami"

Dalam makan malam itu aku tau Ibu bahagia.

Papa atau Aghi atau entahlah aku harus memanggilnya apa, terlihat sangat menyayangi Ibu.

.

Pulang nya aku menolak untuk pulang bersama.

"Ini bukan berarti aku ga setuju atau apa, tapi aku...."

"Iya Saya ngerti, yaudah hati-hati di jalan ya" katanya, Lalu mengecup kening Ibuku.

Di dalam perjalan pulang dengan Taksi Ibu bercerita.

"Men, Aghi itu baik banget sama Ibu. Aghi bisa nerima Ibu dan Kamu.."

"Bu, nanti aja ya ngomongin itu nya" Potongku.

Ibu tersenyum lalu menggenggam tanganku.

Kalau Aku bego ingin rasanya aku bilang Ibu akhirnya aku jatuh cinta. Tapi Aku jatuh cintanya sama Pacar Ibu.

Tapi ya sayangnya Aku gak sebego itu.

___

Besok Paginya, Aku terkejut melihat Aghi yang duduk di meja makan rumahku.

"Pagi Mentari," Sapanya. Aku balas dengan Senyuman.

Ibu datang membawa Nasi goreng dan Telur.

"Ini telur Mata sapi nya buat Mentari dan kamu. Telur dadarnya buat aku," kata ibu sembari meletakan telur itu di piring Aghi.

"Mentari juga sukanya makan telur mata sapi, sama dong sama Saya," Kata si Aghi ini.

"Ngga kok, Aku juga suka Telur dadar." Jawabku.

"Oh gituu," Aghi tertawa kecil.

Setelah selesai makan Aghi mengantarkanku ke sekolah karena katanya dia juga ada keperluan di dekat sekolahku.

Padahal aku tau ini salah satu cara pendekatannya dengaku.

Aghi menyalakan GPS mobilnya.
"Saya belum pernah kesana jadi ga tau jalan"

Katanya ada perlu di deket sekolah masa gak tau dimana sekolahnya. Kataku dalam hati.

"Hati hati ya." Kata Ibu.

Aku dan Aghi pun pergi.

Hampir di setengah perjalanan Aku dan Aghi diam.

Di lampu merah aku melihat ke jendela, aku tau Aghi melihat ke arahku.

"Gausah canggung Men, kalo mau ada yang ditanyain. Tanya aja," katanya

Aku melihat kearahnya. Aghi tersenyum.

Senyum teduh.

"Saya harus panggil apa?" Tanyaku
"Manggil saya?"

Aku mengangguk.

"Bebas, mau Papa, Ayah, Bapak atau Om"

Aku diam sebentar.
"Om aja"
"Boleeh"

"Om berapa taun?"
"Saya... 27 tahun"

"Kerjaan Om apa?"
"Bisa dibilang saya Bos nya Ibu kamu"
"Om yang punya tempat makan?"

Aghi mengangguk.

Kami pun sampai di sekolahku.

"Makasih." kataku lalu turun dari mobilnya.

Dia melambaikan tangannya lalu pergi.

____

Setelah Pulang dari sekolah Aku pergi kerumah sahabatku Rima. Kami berdua mengobrol di kamarnya.

"Rim, Ibu punya pacar" kataku.
Rima terkejut.

"Apa men? Ibu lo maksudnya? Waw. Lo mau gue kasih selamet atau apa nih Men?"

"Gue juga bingung Rim. Harus seneng atau sedih"

"Uuu Tayang tayang," Rima memelukku.

"Kalo boleh tau nih, kaya gimana men cowo nya. Kepo gue, hebat banget tuh cowo itu bisa naklukin hati Ibu Lo"

Aku menghela nafas.

"Dia keliatannya Ramah sih, Baik. Juga.... Ganteng"

Rima ketawa.

"Gila lo men. Tau yang ganteng juga lo. Awas lo jangan naksir"

"Udah Rim" Sahutku polos.

Rima terkejut.

"Apa lo bilang? Udah? Lo naksir sama Pacar Ibu lo. Gilaa lo men. Parah lo" Rima langsung berdiri.

"Seorang Mentari yang belom pernah jatuh cinta, tiba-tiba bilang naksir pacar Ibu nya???? Wah Gila nih bener.... Boong lu ga lucu men,"

Aku diam. Rima panik.

"Gila Men lo ga boleh gitu lo tau kan kalo dia itu PACAR IBU lo. Ya gue sih ga masalah ya kalo dia pacar gue atau pacar orang lain. Tapi ini..."

"Jangan marahin gue Rimaaa, gue juga ga tau kenapa dan harus gimana."

Aku menangis. Rima lalu memelukku.

"Sorry Mentariii sayang, jangan nangis nanti kita urus masalah ini"

____

Malamnya aku tiba di rumah. Seperti biasa aku sendiri di jam jam seperti ini, karena emang Ibu belum pulang jam segini.

Aku langsung menuju kamarku.
Tiba tiba Rima menelepon.

"Udah nyampe lu men"
"Udah rim"

"Ibu udah pulang belom?"
"Belom"

"Lo mau gue kesana?"
"Gausah Rim, gue kan baru dari rumah lo."

"Yakin lo?"
"Yakin Rim, udah ah gue mau mandi"
Aku pun bergegas untuk mandi.

Besoknya Aku pergi diantar Aghi lagi.

"Men bentar lagi kan ulang taun kamu, Sweet seventeen kan ya?"
"Yaa, kok tau?"

"Yaa tau lah, masa ulang tahun Kamu Saya ga tau"

"Paling tau dari Ibu"

"Hehe.. Iya juga sih. Sweet seventeen kan special nih, Rayain di Restoran aja"

"Restoran Om? Hmm boleh. Eh tapi bilang Ibu dulu"
"Siap"

Sesampainya di sekolah Rima dan Ary langsung nyamperin Aku dan Aghi. Aghi pun ikut turun dari mobil untuk menyapa mereka.

"Halo, temen Mentari?" Tanya nya.
"Iya Om, aku Rima" kata Rima.

"Saya Arry Om"
Mereka berjabat tangan.

"Yaudah ayo bentar lagi bel" kataku menarik mereka berdua.

"Bye Men" Aghi melambaikan tangannya.
"Makasih" balas ku.

Kami bertiga meninggalkan Aghi.

"Siapa Men?" Tanya Ary.
"Jadi itu Men?" Tanya Rima.

"Jadi siapa Rim, lu tau siapa dia?" Tanya Ary lagi.
"Dia Pacar Si Ibu" jawab Rima.

"What? Ibu lo Men?" Ary tiba tiba berhenti jalan.
"Mantep loh Men pantesan.." kata Rima.

Aku langsung nginjek kaki Rima.

"Pantesan apa?" Ary makin bingung.
"Ahhaahaa iya Ry dia pacar Ibu. Pantesan aku setuju gitu kan ya maksudnya"

Aku tertawa kikuk.

"Lu setuju Men?" Tanya Rima san Ary
"Iii....yaa setuju setuju aja sih"

Yakin setuju?

Continue Reading

You'll Also Like

227K 3.6K 15
Akan di private secara acak nantinya. Please Follow dulu ya..!!! **** Jatuh cinta kepada duda yang gagal move on? Mampukah Jammie memenangkan hati Ch...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.7M 274K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
6.3M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
136K 894 27
"Apa yang Kakak lakukan?" tanya Syera pada Raihan yang merupakan suami dari Kakaknya. "Izinkan aku mencicipimu," sahut Raihan dengan penuh berghairah...