My Love Blossomed Again

Door fitrinurhasanah05

256 33 15

Ini kisah percintaan antara Acel dan Kevin. Seorang wanita cantik, baik hati, pemaaf, dan susah move on. Why... Meer

Prolog
Part 1
Pemberitahuan!

Part 2

46 9 5
Door fitrinurhasanah05

"Pernah dicintai, tapi dulu."
-William Kevin Alvaro

***

Kringgg

Bel masuk pun berbunyi. Siswa-siswi berbondong-bondong untuk masuk ke kelas masing-masing.

Sedari tadi Acel belum masuk ke kelas. Untung saja guru pelajaran matematika tidak masuk.

Kevin mulai cemas. Pikiran nya melayang kemana-mana.

Tiba-tiba Azka nyamperin Kevin.

"Eh Vin, btw Lo tau gak Acel dimana?" Tanya Azka cemas.

"Gue juga gak tau" Jawab Kevin sambil memalingkan pandangannya ke handphone.

Kevin mengetik nama Acel. Lalu ia menekan nama itu, dan menelfon nya.

Berkali-kali ia menelfon nomor Acel. Namun hasilnya nihil.

"Gimana Vin? Udah diangkat?" Kevin hanya terdiam.

"Udah, kalau Lo merasa bersalah, Lo cari gih" Lalu hanya dibalas dengan anggukan oleh Kevin.

Kevin segera keluar dari kelas. Ia mencari Acel di seluruh area sekolah. Mulai dari perpustakaan, kantin, dan taman belakang sekolah.

Namun, hanya satu tempat yang belum ia kunjungi, yaitu rooftop.

Kevin segera berlari menuju rooftop.

Ia melihat seorang gadis sedang duduk diatas sofa. Badan gadis itu bergetar. Seperti nya gadis itu sedang menangis.

Lalu Kevin berjalan ke arah gadis itu.

"Hey! Kamu ngapain disini?" Sapa Kevin.

Kevin terkejut. Ternyata itu Acel.

"Loh! Acel? Lo ngapain disini? Lo gak tau udah bunyi bel masuk?" Acel hanya terdiam. Seakan-akan mulutnya kaku.

"Terus disini udaranya juga dingin, turun yuk. Takut Lo masuk angin." Lanjut Kevin.

Acel hanya diam dan menundukkan wajahnya.

Lalu Kevin memegang dagu Acel. Sontak Acel menatap Kevin.

Wajah Acel merah padam. Kevin yang melihat wajah Acel pun tertawa.

"Hahahaha. Lo baru tatap-tatapan sama gue aja sampe gitu. Apalagi gue nikahin" Dan Acel pun kembali terdiam.

Kevin curiga dengan sikap Acel yang aneh ini. Seperti ada yang disembunyikan oleh Acel.

Walaupun Acel setiap diajak bicara cuek, setidaknya dia menjawab. Bukan membisu.

"Acel Lo kenapa? Kok tiba-tiba Lo pucet gini?" Tanya Kevin khawatir.

Tiba-tiba Acel memegang kepala nya dan Acel pun tak sadarkan diri.

Acel pingsan. Wajah yang tadinya merah padam, sekarang menjadi pucat Pasih.

Kevin pun segera menggendong Acel. Lalu membawa nya ke UKS.

***

Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian. Banyak sekali yang menganggap Acel cewek murahan. Namun Kevin tidak menggubris perkataan mereka.

"Cih! Dasar jalang!"

"Anjir! Cowoknya ganteng banget njirrr!"

"Murahan!"

Sesekali Kevin menatap tajam kepada cabe-cabean yang ngatain Acel jalang.

"Jalang teriak jalang"

"Diem Lo bocah!"

"Jalang harus dibasmi!"

"Apa perlu gue basmi pake sianida?"

"Enggak, gue gak setuju. Mending pake cara gue."

"Emang gimana?"

"Nanti gue kasih tau."

Rahang Kevin mengeras.  Jika saja yang membicarakan mereka cowok, mungkin sudah dihajar habis-habisan oleh Kevin.

Ia sangat yakin, pasti cabe-cabean itu bakal celakain Acel.

Tidak sampai 5menit, akhirnya mereka sampai di UKS.

"Dokk!! Tolong Acel! Dia pingsan!!" Ucap Kevin. Ia sangat khawatir dengan keadaan gadis yang ada didepan matanya.

Kevin menaruh Acel di atas ranjang.

"Iyaiya, sebentar saya ambil stetoskop dulu." Kevin hanya mengangguk sambil menatap gadis manis itu.

Semoga kamu baik-baik saja,sayang. Batin Kevin sambil memegang tangan Acel. Lalu mencium nya.

Tak lama kemudian, dokter pun datang. Ia segera memeriksa Acel.

"Dia tidak apa-apa, hanya banyak pikiran saja. Nanti kalau dia sudah bangun, tolong kasih air hangat. Kalau gitu saya tinggal dulu. Permisi."

"Iya dok, makasih" Hanya dibalas dengan  anggukan oleh dokter.

Kini mereka cuman berdua di UKS. Hening.

Karena bosan, Kevin mengambil handphone nya, lalu memainkan game.

Tiba-tiba tangan Acel bergerak. Kevin segera memberhentikan gamenya. Senyum Kevin mengembang.

"Kevin?" Panggil Acel dengan nada lemas.

"Iya cel, gue selalu disamping lo."

"Gue gak suka lihat Lo nangis kayak tadi." Lanjut Kevin.

Lo gak suka lihat gue nangis, tapi kenapa Lo bikin gue nangis vin? Batin Acel.

"Hey! Kok melamun sih?" Acel tersentak.

"Hm enggak" Lalu Acel berusaha untuk bangun dan dibantu oleh Kevin.

Kemudian, kevin mengambil segelas air hangat.

"Nih minum" Ucap Kevin sambil menyodorkan segelas air hangat.

Acel pun mengambil nya dan meneguknya.

"Vin, gue mau balik ke kelas" Ucap Acel

"Tapi, lo belum sembuh total cel."

"Ihh pokoknya gue mau ke kelas, gue mau belajar. Gue bosan disini." Rengek Acel. Lalu memasang muka melas.

"Gurunya gak masuk. Terus Lo mau belajar apa? Belajar mencintai gue?" Ucapan Kevin membuat pipi Acel memanas.

Anjay. Pipi gue pasti kaya kepiting rebus. Ya ampun gue malu. Batin Acel.

"Cel, pipi Lo tuh" Ucap Kevin sambil tertawa terbahak-bahak.

Lalu Acel memegang pipinya. Dan menundukkan wajahnya.

"Duh kamu lucu banget sih" Ucap Kevin sambil mencubit pipi Acel.

"Sakit Kevin" Lalu Acel memegang pipinya yang sakit dan mendengus kesal.

"Cie ngambek" Rayu Kevin.

"Minggir Lo, gue mau turun." Sembari mengusir Kevin yang menghalangi nya.

Kevin pun mengangguk.

"Bisa turun sendiri kan?" Ucap Kevin sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Ihh jijik. Gue bisa turun sendiri. Gak usah Lo bantu gue."

"Siapa juga yang mau bantu Lo" Acel terdiam. Ia malu dengan ucapan nya tadi.

"Oh, yaudah." Lalu Kevin berjalan ke arah pintu UKS.

Acel pun segera turun dari tempat tidur. Ntah kenapa kepala nya serasa sangat pusing.

Acel memegang kepala nya.

Ya ampun, kok kepala gue pusing banget yah. Batin Acel, sambil memegang kepalanya yang pusing.

Tiba-tiba Acel terjatuh. Kaki nya terasa lemas.

Brukkk!

"Kevin!!" Teriak Acel.

Kevin terkejut mendengar suara Acel teriak. Kevin melangkah kan kakinya untuk masuk ke UKS kembali.

"Ada ap... Acel!! Lo gak apa kan?" Ucap Kevin dengan penuh kekhawatiran.

"Bantuin gue bangun Vin." Ucap Acel sambil menjulurkan tangannya.

Kevin pun membantu Acel bangun.

"Lo kok bisa jatuh cel?" Ucap Kevin sambil menduduki Acel di tempat tidur.

"Jadi, tadi gue mau turun. Terus tiba-tiba kepala gue pusing banget."

"Banyak pikiran kali Lo"

"Ih sok tau Lo." Jawab Acel sambil memalingkan wajahnya.

Iya gue banyak pikiran. Gue mikirin Lo Vin. Batin Acel.

Tiba-tiba suasana menjadi hening.

"Eh cel, nanti pulang sekolah gue anterin mau?" Ucap Kevin memecahkan keheningan.

"Hm yaudah" Jawab Acel pasrah.

"Oke, yuk balik ke kelas." Acel hanya membalas dengan anggukan.

Lalu mereka berdua beranjak pergi dari UKS. Kevin berusaha membantu Acel jalan.

Lo bakal jadi milik gue lagi cel, pasti. Batin Kevin sambil tersenyum tipis.

***

Sesampainya mereka dikelas, gosip mulai bertebaran.

"Eh itu Acel kan? Kok bisa sama si Kevin sih?"

"Tau tuh"

"Kecentilan banget dah itu cewek."

"Cantikan gue lagi dari pada dia"

"Cih"

Tiba-tiba muncul lah seorang pembela.  Siapa lagi kalau bukan Azka.

"ASTAGHFIRULLAH. JANGAN SUKA GOSIPIN ORANG. GAK BAIK. NANTI ALLAH MARAH." Ucap Kevin yang meniru gaya bicara ustadz.

"Wah Abang Azka udah tobat ya." Ujar asep, teman sekelas Acel.

"Alhamdulillah yah, sesuatu." Ucap Azka seperti Syahrini.

"Anjir jijik kali gue denger nya"

"Azka lebay"

"Yang penting gue gak suka gosipin orang" Jawab Azka dengan menekan kata gosipin.

Skakmat! Mereka semua terdiam.

Kevin membantu Acel untuk duduk.

Azka pun menghampiri mereka berdua.

"Lo jumpa dia dimana? Kok bisa lama kali? Terus kok pakek di tuntun segala jalannya? Terus muka Acel kok pucet? Terus mata Acel kok kayak habis nangis? Lo apain dia?" Ucap Azka dengan penuh kekhawatiran.

"Kalau nanya satu-satu, pusing gue dengernya." Jawab Kevin.

"Iya mas Kevin. Maafkan saya" Jawab Azka nada khas nya yang amat lebay. Lalu Kevin menatap tajam kearah

Acel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Azka.

"Ohya cel, tadi Abang Lo nelfon gue." Ucap Azka sambil duduk didepan Acel.

"Terus bilang apa?" Jawab Acel.

"Gue disuruh anterin Lo pulang." Ucap Azka.

"Ta..tapi.."

"Gue aja yang anterin." Potong Kevin.
Acel hanya terdiam.

"Oh yaudah." Azka pun beranjak dari tempat duduk.

Tetttttt

Bel pulang pun berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas.

Acel dan Kevin berjalan menuju parkiran.

Setelah sampai diparkiran, mereka menaiki mobil milik Kevin.

Kevin pun melajukan mobilnya.

Hening. Tidak ada percakapan diantara mereka.

Sesekali Kevin menatap wajah Acel.

Lo makin lama makin cantik, gumam Kevin.

"Ehem, Lo liatin gue ya" Kevin terkejut.

"Eh..iya, abis nya Lo cantik" Pipi Acel memanas.

"Lo suka kali ya bikin gue blushing." Ucap Acel sambil memajukan bibirnya.

"Ngapain bibir dimaju-majuin, mau gue cium?" Lalu Kevin terbahak-bahak melihat wajah Acel.

"Ih dasar cowok mesum" Acel memukul lengan kekar milik Kevin.

"Ampun nyonya" Acel tidak perduli, ia tetap memukul lengan Kevin.

"Cel, gue lagi bawa mobil, jangan ganggu" Kemudian Acel memberhentikan aksi memukulnya.

Acel membuang pandangannya ke arah jendela.

Ia baru menyadari, bahwa ini bukan jalan menuju kearah rumahnya.

"Kevin, Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Acel mulai panik.

"Kita ke mall bentar, gue mau beli sesuatu" Acel hanya mengangguk kecil kepalanya.

Ditengah perjalanan, mereka kejebak macet.

Ya maklum lah, namanya juga Jakarta.

Hening. Acel mulai bosan.

Acel melirik ke arah Kevin yang sedang fokus menyetir.

"Ganteng" gumam Acel sambil tersenyum.

Lalu ia memainkan handphone miliknya, dan membuka Instagram.

Azab bagi sahabat yang menikung sahabatnya sendiri.
Jenazahnya tertimbun spanduk pecel lele.

Acel yang membaca itu ngakak.

Sahabat menikung sahabatnya sendiri? Mantul njir. Seperti yang pernah gue rasain. Batin Acel.

Kevin melihat Acel aneh.

"Lo kenapa?"

"Ini Lo liat" Jawab Acel sambil menyodorkan handphone nya.

Kevin pun membacanya. Kemudian ikut tertawa dengan Acel.

"Eh anjir, tertimbun spanduk pecel lele" Ucap Kevin sambil tertawa terbahak-bahak.

"Wkwk"

Acel kembali menatap ke arah handphone nya.

Acel menstalk akun milih Kevin.

Untung lebih banyak followers gue. Batin Acel yang mulai besar kepala.

Tanpa Acel sadari, ia sudah sampai di salah satu mall di Jakarta.

"Cel, udah sampe" Acel hanya mengangguk. Kemudian berjalan mendekati Kevin.

"Sini tangan Lo" Ucap Kevin sambil mengambil tangan Acel.

Kemudian Kevin  menggenggam tanganacel. Acel tertegun malu.

Muka Acel kembali merah padam.

"Takut lo hilang"

Mereka pun berjalan menelusuri mall.

Hari ini tidak cukup ramai, karena hari sekolah. Kecuali hari weekend.

Kevin sedari tadi melontar kan lelucon yang bikin Acel tertawa terbahak-bahak.

Dan tiba-tiba..

Brukkk

"Eh maaf, gue gak sengaja" Ucap seorang wanita sambil mengambil handphone nya yang terjatuh.

Loh, adel? Batin Acel.

***

Alohaaaa

Jangan lupa vote and comment.




















Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

4.9M 182K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
350K 1.2K 13
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
5.8M 307K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
822K 126K 45
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...