The Feeling [JAEYONG]

By ochictea

187K 25.3K 2.6K

[ ✓ ] Mencari sebuah jawaban akan berbagai pertanyaan yang muncul di hatinya. Namun saat jawaban itu telah di... More

1 ㅡ Prologue
2 ㅡ Met You
3 ㅡ Curious
4 ㅡ Doyoung?
5 ㅡ Is it he?
6 ㅡ Querelle
7 ㅡ Danger
8 ㅡ Tired?
9 ㅡ Mind
10 ㅡ Camping (one)
11 ㅡ Camping (two)
12 ㅡ Camping (three)
13 ㅡ Don't Run
14 ㅡ Change
15 ㅡ What's happening?
16 ㅡ I'm (Not) Fine
17 ㅡ Taeyong's Thought
18 ㅡ Auspice
19 ㅡ ändern
20 ㅡ Acting
21 ㅡ (Not) My World
22 ㅡ Regret
23 ㅡ The Feeling (Stupid Mistake)
25 ㅡ Let's Meet, Taeyong
26 ㅡ Meet Him.
27 ㅡ Finally

24 ㅡ Again?

4.7K 755 170
By ochictea

Taeyong merenggangkan tubuhnya. Duduk selama berjam-jam membuat tubuhnya sedikit kebas. Meski merasa lelah, suara dari sang adik tak menyurutkannya untuk menyudahi sambungan ini.

Satu tangan kiri milik Taeyong yang menggenggam sebuah ponsel kini berada di telinga. Suara Mark disebrang sana sesekali membuatnya​ tersenyum. Ia sangat merindukan adiknya itu.

"Kapan kau akan pulang, hyung?"

Jemari Taeyong memainkan ujung bajunya.

"Minggu depan. Kali ini aku janji minggu depan akan pulang."

Taeyong sedikit meringis. Ia merasa bersalah karena ia sering mengingkari janjinya kepada adiknya itu. Sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu Mark menanyakan hal ini dan Taeyong selalu menjawab dengan mantap bahwa ia akan pulang secepatnya. Tetapi, karena ada urusan yang begitu penting disini, mau tidak mau Taeyong harus mengundurkan niatnya itu dan membuat adiknya kecewa.

"Kali ini aku berjanji Mark. Aku sudah memesan tiket pesawatnya. Kau tidak perlu khawatir."

Hembusan nafas dari Mark terdengar ditelinga Taeyong.

"Ya, sebaiknya kau menepati janjimu karena aku akan kecewa jika kau mengingkarinya lagi. Hm, ngomong-ngomong, bawakan aku robot figure terbaru. Ku dengar disana menjual harga yang sangat fantastis dan keren."

Taeyong terkekeh. "Tidak. Aku tak akan membelikanmu mainan yang tidak penting namun bisa menguras tabunganku."

Taeyong beranjak dari duduknya. Melangkahkan kakinya menuju tempat tidur yang telah menemaninya selama ini.

"Bagaimana jika aku membelikanmu sebuah boneka? Hitung-hitung bisa kau beri kepada Haechan?"

Desahan kasar keluar dari bibir Mark.

"Oh, ayolah. Kau tahu sendiri bukan jika aku tidak suka memberikan hal feminim seperti itu kepada kekasihku?"

Taeyong tersenyum dan mulai membaringkan tubuhnya. Kedua matanya menjelajah langit-langit kamarnya.

"Aku pikir Haechan adalah pria yang sangat tidak beruntung karena mendapatkan adikku yang sungguh sangat tidak romantis."

Taeyong memang sudah hapal dengan watak adiknya yang terkesan dingin. Bahkan Taeyong sempat meringis saat mendengar cerita dari adiknya bahwa ia belum pernah memberikan apa-apa untuk kekasihnya. Bukankah adiknya itu sangat bodoh?

"Jika aku sudah sampai disana. Aku akan mengajarimu bagaimana cara membuat orang tersayangmu bahagia."

"Ia sudah bahagia dengan hanya berada disisiku."

Taeyong memagut. "Benarkah? Apa kau yakin? Bisa saja ia hanya memasang senyuman bohongnya dan sebenarnya ingin diperlakukan hal yang romantis olehmu?"

Kini hanya terdengar suara helaian nafas yang membuat Taeyong yakin bahwa adiknya itu kini sedang memikirkan perkataannya.

"Hm, baiklah. Bantu aku jika kau sudah berada disini."

Kedua sudut bibir Taeyong terangkat. Ia tak menyangka bahwa adiknya itu menurutinya. Benar-benar adik yang manis.

"Ya, sampai jumpa minggu depan. Dan kau harus menjemputku."

Kekehan terdengar dari sebrang sana.

"Ya. Oh, ku dengar Yuta hyung juga akan datang kesini minggu depan."

Taeyong tersenyum samar mendengarnya. Bagaimana pun juga rasa kecewa terhadap tindakan Yuta masihlah ada. Namun ia tak ingin berlarut-larut membawa masalah itu hingga kedepannya. Karena Taeyong merasa, ia sudah dewasa. Dan tidak sepantasnya kebencian masa lalu dibawa hingga kesana.

"Itu sangat bagus. Kita akan berkumpul bersama."

Taeyong menguap. "Oh, Mark. Aku sangat mengantuk. Aku sudahi pembicaraan ini, ya? Aku akan menghubungimu lagi nanti."

"Ya, istirahatlah hyung. Aku menyanyangimu."

Sambungan terputus begitu saja meski Taeyong belum membalas ucapan sayang dari adiknya. Taeyong terkekeh, kemudian menaruh ponsel tersebut di meja nakas sebelum mulai memejamkan kedua matanya.

Ia sangat lelah. Tugas kampus saat akhir-akhir liburan memang sangat berat. Dan pulang ke rumah sepertinya pilihan yang tepat untuk membuat pikirannya kembali fresh.











Hari terakhir sebelum libur panjang menanti, Taeyong masih berada di kelas bisnis. Meski ia mendengar bisikan-bisikan dari temannya mengenai hal-hal yang akan mereka lakukan saat liburan tiba, namun Taeyong tak bersemangat untuk menimbrung teman-temannya itu.

Pikirannya justru melayang pada keluarganya yang berada di Korea.

Dua setengah tahun tinggal di negara orang membuatnya merasa gugup untuk kembali ke kampung halamannya.

Apakah banyak hal yang berubah disana?

Pastinya. Dan Taeyong sangat menantikan hal itu.



Drrt



Getaran ponselnya yang berada di saku celananya membuyarkan lamunannya. Dengan segera Taeyong mengambil ponsel tersebut dan melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselnya.

'Doyoung?' ucapnya dalam hati.

Memang sudah sekitar satu bulanan ini Doyoung selalu menghubunginya. Dan anehnya, pembicaraan yang dibawa Doyoung selalu sama. Mengenai seseorang yang ingin Taeyong lupakan.

Taeyong membuka notif tersebut, lalu mendesah saat isi yang Doyoung kirimkan sama seperti yang ia pikirkan.






DoYoung

Taeyong, ia semakin hari semakin terlihat tampan.




Ini sungguh sangat aneh bagi Taeyong. Mungkin, tidak aneh jika Doyoung yang selalu membicarakan seseorang yang sama setiap harinya mungkin memang sedang jatuh cinta. Tetapi, apakah harus lelaki itu yang Doyoung ceritakan?



Drrt



Taeyong kembali menoleh saat notif Doyoung kembali muncul. Kali ini Doyoung mengirimkan sebuah foto yang membuat Taeyong ragu untuk membukanya. Haruskah?






DoYoung

Sent you a photo.


Lihatlah, ia terlihat berbeda bukan?






Taeyong tersenyum miris. Ya, hampir setiap hari sejak sebulan ini Doyoung selalu membicarakan mengenai Jung Jaehyun, lelaki yang seharusnya ia lupakan.

Awalnya Taeyong tidak terlalu peduli dengan Doyoung yang selalu membicarakan lelaki berdimple itu. Bahkan Taeyong selalu membalasnya dengan rasa yang tak terlalu peduli. Meski hatinya sering kali berdegup hanya melihat wajahnya saja seperti ini.

Namun ini makin aneh. Apa yang sebenarnya Doyoung inginkan? Doyoung tidak mengenal Jaehyun, bukan? Lalu, mengapa sekarang ia seolah-olah sangat mengenal Jaehyun?


Ia semakin tampan!

Aku baru sadar jika dia tampan.

Aku mencoba memfollow akun sosial media dia, dan ternyata ia menerimanya!

Aku baru saja mengobrol dengannya. Ia sungguh anak yang sangat asik.

Aku baru sadar, jika dilihat lebih lama, Jung Jaehyun benar-benar hot!

Hey, Jung Jaehyun itu temanmu, bukan? Mengapa tak dari awal kau mengenalkannya padaku?

Temanmu membuatku penasaran, Taeyong.



Dan masih banyak lagi hal yang ditulis oleh Doyoung saat bercerita mengenai Jaehyun. Rasa aneh sekaligus takut kembali menyelimuti hati Taeyong. Hal apalagi yang akan terkuak selanjutnya?


TaeYong

Ya. Tapi, bolehkah aku bertanya padamu?

Apa maksudmu selalu berbicara mengenai Jung Jaehyun?




Taeyong tidak ingin berbasa-basi lagi. Walaupun Doyoung adalah sahabatnya, akan tetapi adalah hal wajar jika Taeyong menanyakan hal yang memang harus dipertanyakan.



Drrt



Kembali, notif Doyoung muncul di layar ponselnya.





DoYoung

Memangnya kenapa?
Apa aku tidak boleh bercerita mengenai temanmu?





Teman ya?

Taeyong melupakan satu itu jika ia dan Jaehyun memang hanya teman. Jadi, mengapa hatinya berteriak saat Doyoung selalu menceritakan mengenai Jaehyun?

Seharusnya Taeyong sadar.


Seharusnya Taeyong memperbolehkan Doyoung berbicara puas mengenai Jung Jaehyun.


Seharusnya Taeyong tidak sakit saat mendengar bahwa Doyoung bisa dekat dengan Jaehyun sekarang, berbeda dengan dirinya yang seorang pengecut yang hanya bisa menatap lelaki itu lewat ponselnya.


Seharusnya Taeyong sadar, bahwa ia bukanlah siapa-siapa Jung Jaehyun.


Hanya teman, percis seperti apa yang dikatakan oleh Doyoung.



Kembali, notif dari Doyoung menyapa ponselnya. Dengan gerakan lambat Taeyong membuka notif tersebut dan seketika kedua matanya membelak melihat isinya. Kedua matanya seketika berair, hendak turun namun ditahan oleh Taeyong.  Tentu saja, ia masih berada di dalam kelas dan akan sangat aneh jika ia menangis ditengah jam pelajaran seperti ini.

Taeyong mengabaikan pesan dari Doyoung. Memilih untuk kembali fokus kedepan meski pikirannya berkecamuk.

Dalam hati Taeyong merutuki hatinya yang lemah.





Jaehyun adalah temanku.




Jaehyun adalah temanku.



Jaehyun adalah temanku.




Tidak, hatinya tidak bisa.






DoYoung

Sebelumnya, aku ingin meminta maaf kepadamu, Taeyong.
Maaf, karena aku menyukai Jung Jaehyun.









"Sudah ku duga bahwa ia bukanlah orang yang baik." Taeyong mengerutkan dahinya saat mendengar suara Mark disebrang sana.

Taeyong baru saja menceritakan mengenai Doyoung yang menyukai Jaehyun. Dan Taeyong cukup terkejut atas respon Mark yang terlihat kesal.

"Bukankah sejak dulu aku selalu memperingatkanmu, jika kau ingat. Aku selalu mengatakan bahwa Doyoung adalah orang yang tidak baik untukmu karena sejak dulu aku selalu merasa ada yang aneh darinya."

Ya, Taeyong selalu ingat bahwa sejak dulu adiknya selalu memperingatkannya untuk lebih berhati-hati pada Doyoung. Namun, ada yang mengganjal dihatinya.

"Tapi Mark, kau tidak bisa menyebut seseorang jahat hanya karena ia menyukai lelaki yang sama denganmu. Lagipula, Jaehyun tidak ada hubungan denganku jadi tidak ada salahnya jika Doyoung menyukai Jaehyun."

Benar bukan? Tidak ada salahnya jika temanmu menyukai orang yang sama seperti dirimu? Apalagi tidak ada status diantaranya.

Terdengar suara decihan dari Mark.

"Tidak. Sebelum hal ini terjadi aku sudah mengatakannya kepadamu bahwa kau harus berhati-hati kepadanya. Sejak dulu, saat kau baru memperkenalkan dirinya kepadaku, aku sudah berfikir bahwa ia tidak beres. Ada sesuatu yang ia sembunyikan dan ini berkaitan denganmu. Aku merasa, ia selalu berusaha untuk berada di depanmu dalam segala hal. Dan itu bukanlah sifat yang sewajarnya antar sahabat, bukan?"

Taeyong hanya terdiam. Ia tak tahu mengapa bahwa adiknya bisa mengatakan hal itu. Meski Doyoung memang sering membuatnya tertekan, ia tak merasa bahwa Doyoung jahat.

"Aku tahu kau tak akan percaya kepadaku. Tapi secepatnya, aku akan memberikan bukti kepadamu."

"Ngomong-ngomong, apakah kau sudah memberitahukan Doyoung hyung mengenai kepulanganmu ini?"

Taeyong menggeleng. "Tidak. Bagaimana aku bisa memberitahunya jika setiap hari yang ia bicarakan hanya Jung Jaehyun." Ucapnya dengan menekankan kata terakhirnya.

Terdengar suara kekehan keras dari seberang sana. "Woah, woah, woah. Aku bisa merasakan ada kecemburuan disini."

Taeyong membulatkan matanya. "Tidak! Aku tidak merasakan hal itu."

"Ya ya ya, ngomong-ngomong, sampai jumpa besok hyung. Aku akan menjemputmu."

Taeyong tersenyum. "Ya."

Dan sambungan mereka pun terputus.

Taeyong masih mempertahankan senyumannya. Sungguh, bicara dengan adiknya menimbulkan suasana perubahan mood Taeyong menjadi lebih baik. Dan Taeyong tidak sabar untuk segera bertemu dengan adiknya itu.















Kini Taeyong sedang berada di dalam bandara kota kelahirannya, Seoul. Suasana padat tak membuat senyumannya luntur. Kedua matanya menjelajah untuk mencari adiknya yang berjanji akan menjeputnya.

"Ck, dimana dia?" Tanya Taeyong tak sabaran. Kedua matanya kembali mengedar sekelilingnya. Sesekali ia menatap ponselnya yang tak kunjung mendapat balasan oleh adiknya.

"Ahh, aku sudah sangat lelah." Kicaunya. Perjalanan dari Amerika ke Seoul tidak membutuhkan waktu sedikit, dan wajar saja jika Taeyong sangat kelelahan sekarang.


Grep



Pandangan Taeyong seketika menghitam. Seseorang telah menutup matanya menggunakan tangan.

"Minhyung! Jangan bermain-main denganku!" Taeyong mencoba untuk melepaskan tangan tersebut. Saat dirinya berhasil, Taeyong langsung membalikkan tubuhnya dan terkejut saat melihat seseorang didepannya ini bukanlah adiknya.








"Yuta...."



























To Be Continue
















Omake:

Doyoung update his status

"Falling in love with Taeyong's friend 😍"




















Note:

Percaya ga kalo orang-orang yang kaya Doyoung ini ada di dunia nyata? :)

Continue Reading

You'll Also Like

177K 8.7K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
134K 14K 6
[Romance] Perbedaan umur dan status tidak menghalangi Jaehyun untuk mendapatkan Taeyong. •BXB || GAY || YAOI •Jaehyun x Taeyong •Don't read if u do...
59.2K 7.2K 22
Salah jodoh? Kok bisa? Dalam kisah yang penuh kejutan, Rose dan Jeffrey terpaksa terjebak dalam pernikahan ketika calon pengantin Rose, Juan, tiba...
Coastal Love By 🌸

Teen Fiction

51.7K 9.5K 25
- summer radio, fireworks off the patio, 3 am string of green lights in a row & the real thing, love can change anything if you can just let go