Taaruf | Rian Ardianto

By Jasukekimocici

276K 30.3K 5.9K

Rian dan Acha, seorang atlet dan seorang mahasiswi kedokteran yang tidak sengaja dipertemukan dalam sebuah ke... More

Prolog
1. Jombang is Calling
2. Halte
3. Heart Break
4. Why
6. Dare
7. Dare (2)
8. Instagram
9. Another Heart Break
10. You'll Be Mine
11. Support
12. His True Side
13. Everything's Gonna Be Alright
14. Complicated
15. You're Mine
16. It's Over
17. Hikmah Tahajud
18. Terbongkar
19. Lampu Hijau
20. She's Finally Awake
21. Propose
22. Lovey Dovey
23. Taaruf
24. Suster Salsa
25. Kembali ke Pelatnas
26. Musuh Dalam Selimut
27. Sisy
28. Hilang
29. Revealed
30. She's Fine
31. I'll Take Care Of You
32. Obrolan Fajar dan Rian
33. Om Rian
34. Meet Camer
35. Kerecehan
36. Both Of Us
37. Asal Kau Bahagia
38. Keputusan
39. Latihan
40. Komitmen
41. Bro n Sis
42. Pulang ke Bandung
43. Phone Call
44. Meet Sisy
45. He's Mad
46. Bertemu Keluarga Besar
47. Ibu Mertua
48. Promise
49. Step Closer
50. Datang lagi
51. I'll Always Be There
52. Lamar
53. Dirampas
54. Syarat
55. Hancur
56. Safe
57. Mission Success
EPILOG

5. TOD

6.9K 848 167
By Jasukekimocici

Sudah aku update dua hari berturut-turut nih.
Minta vote komennya boleh dong? :(
Biar aku semangat lanjut lagi hehe

***

Hari minggu, hari istirahatnya para atlet. Rian tidak memiliki agenda apa-apa hari ini. Jadi dia hanya tidur-tiduran di kasur dengan Kevin disebelahnya yang lagi mabar jarak jauh sama Ginting.

Awalnya Rian diajak juga, tapi saat ini ia sedang tidak berada di mood yang bagus.

Rian membuka instagramnya. Notifikasinya penuh dari para BL yang mengomentari postingan yang baru ia post kemarin. Cowok itu terkekeh kecil. Terkadang, komentar dari mereka ini bisa menjadi moodboosternya.

"Ngapa lu ngekek-ngekek sendiri, Jom?"

Rian menoleh, Kevin disebelahnya berbicara dengan fokus yang tetap pada ponsel.

"Kepo," kata Rian yang langsung memunggungi Kevin dan melanjutkan aktivitasnya scrolling timeline instagram.

"Jom," panggil Kevin setelah keheningan melanda mereka.

"Hm?"

"Emang bener lo ngegebet polwan?"

Rian berdecak, gosip itukan udah lama tenggelam, kenapa diangkat lagi sama Kevin.

"Menurut lo?"

Kevin tertawa kecil, "Mana gua tau. Mungkin aja kan?"

Tidak terdengar jawaban apapun, yang ada hanyalah suara helaan napas berat dari Rian.

"Yah kalah," Kevin membanting ponselnya ke kasur, "Ginting mainnya nub."

"Lo berdua nub," kata Rian saking pelannya hingga tidak terdengar oleh Kevin.

Keadaan hening setelahnya. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rian masih scrolling timeline, dan Kevin yang lagi balesin chat dari teman-temannya.

"Jom," panggil Kevin, "dapet salam dari doi."

Ucapan Kevin itu membuat Rian mengernyit, siapa doi?

"Sisy,"

Mendengar nama itu, Rian langsung kembali fokus pada ponselnya. Tidak memberikan respon apa-apa.

"Katanya bales chat dia, Jom."

"Hm," jawab Rian tidak ada minat sama sekali.

"Lo cuek bener sama dia, dia naksir berat sama lo loh, Jom," kata Kevin berusaha mengangkat topik yang selalu dihindari Rian.

"Guanya enggak,"

"Cobalah buka hati lo sekali-kali gitu," kata Kevin berusaha membujuk.

"Dia udah ada gebetan, Vin."

Bukan Rian, Fajar yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu langsung menyela ucapan mereka. Membuat Rian berdecak malas.

Bakalan makin gak jelas ini obrolan kalo ditambah Fajar.

"Wah! Gak cerita-cerita lagi lo Jom sama gua! Jadi arti gua selama ini di hidup lo apa?" Kevin langsung bangkit menghadang Rian yang sepertinya ingin cepat-cepat kabur dari ruangan itu.

"Iya parah bener ya, Vin. Kita ini apa coba di mata dia," sulut Fajar lagi.

Kevin ditambah Fajar, bisa pecah kepala Rian lama-lama.

"Butiran debu," jawab Rian pelan.

"Wah! Parah ini orang!" Kevin langsung menjepit lengannya di leher Rian, mengurung cowok itu di ketiaknya.

Fajar yang melihat itu jadi cekikikan sendiri. Dengan cepat ia langsung menutup pintu kamar. Agar suara mereka tidak sampai kemana-mana. Juga agar Rian tidak bisa kabur.

Kevin yang masih menjepit Rian, menuntunnya untuk duduk di ujung kasur.

"Sekarang cerita!"

"Gak ada gebeta-"

"Ada!" sela Fajar dengan cepat, "Lo naksir Acha kan, Jom?!"

Rian terkejut setengah mati. Bagaimana bisa Fajar tahu? Padahal ia tidak pernah menunjukkan gerak-gerik mencurigakan sekalipun didepan Fajar.

Fajar yang ia tahu adalah pacar Acha. Rian jadi merasa gak enak hati. Kalau gini, dia seakan nusuk dari belakang dong.

"Jar, kok lo-"

"Ngaku, Jom!" potong Fajar cepat, "Lo suka Acha kan?"

Rian menggaruk tengkuknya, "Eng-"

"Iya kan?!" potong Fajar lagi-lagi.

Kevin yang melihat itu langsung menoyor kepala Fajar hingga cowok itu terjungkal, "Dengerin dia ngomong dulu bego! Lo potong terus gimana dia mau ngaku?"

"Hehe," Fajar nyengir pepsodent, "Abisnya tinggal bilang iya, susah amat."

Clek!

Suara pintu yang dibuka membuat mereka semua menoleh. Tepat detik itu, sebuah kepala muncul di sisi pintu.

"Ada apa ini ribut-ribut saya suka hehe," Ihsan nongol dengan cengiran khasnya. Setelah itu, ikut muncul kepala Ginting di atasnya.

Tambah rame. Rian bingung harus apa.

Ihsan dan Ginting masuk, kemudian mereka menggelar tikar di depan Rian dan duduk manis seakan menunggu pertunjukan ribut-ribut dari Fajar, Rian, dan Kevin.

"Ngapain lu bedua kesini?"

"Keliling-keliling doang sama Ginting. Bosen gua. Eh lewat depan kamar denger suara lo bertiga ribut-ribut. Saya suka saya suka. Ayo lanjutkan-lanjutkan! Saya tonton hehe," Ihsan cengengesan, diiringi dengan Ginting yang cengar-cengir disebelahnya.

Rian menggaruk tengkuknya kasar. Mana mungkin dia ngaku dihadapan 4 orang rese ini?

"Gini aja, gimana kalau kita main TOD?" kata Kevin seraya menaik turunkan alisnya memberikan kode pada Fajar.

Sepertinya mereka punya rencana lain dibalik TOD ini.

"Oh boleh tuh! Seru juga kayaknya," jawab Fajar sok antusias. Cowok itu langsung peka dengan kode dari Kevin.

"Ikutan dong gua!" seru Ihsan yang dibarengi dengan Ginting yang ikut mengacungkan tangan.

"Gua gak ikut, sibuk. Daaaaah~" Rian buru-buru bangkit, tetapi tangannya langsung ditarik Kevin sehingga cowok itu jatuh ke lantai.

"Hadoooh,"

"Mampus! Lo ikutan juga! Wajib!"

Rian mendengus, TOD ini pasti sengaja dibuat untuk menjebaknya dengan pertanyaan yang harus ia jawab.

Kevin mulai memutar botolnya, Rian dengan sungut-sungut sama sekali tidak berminat melihat botol itu. Dan karena itulah, Fajar dengan mudah bisa memberhentikan botol dengan kakinya ke arah yang ia mau.

Yap, botol berhenti mengarah ke Rian. Membuat Kevin dan Fajar langsung cekikikan.

"Rian!" seru Ginting membuat Rian langsung menoleh ke arah botol.

"Hah? Curang nih! Kok baru main udah gua aja?"

"Yee, mana gua tau," jawab Fajar sok acuh, "Truth or Dare?"

Rian tahu, kalau ia jawab Truth, teman-teman resenya ini pasti akan menggunakan itu untuk menghujaninya banyak pertanyaan soal Acha. Dan ia tidak akan membiarkan teman-temannya itu menang.

"Dare!" jawab Rian dengan senyum sumringahnya.

Yah, setidaknya disuruh-suruh lebih baik daripada ditanyain soal Acha.

Fajar melengos, padahal ia sudah menyiapkan pertanyaan menjebak untuk Rian. Tapi ketika cowok itu mengucapkan dare, Fajar jadi hopeless.

Tetapi jangan sebut Kevin tengil kalau dia tidak bisa menemukan ide untuk menjebak Rian.

"Telpon Acha sekarang,"

Suara Kevin, membuat hening satu ruangan. Termasuk membuat wajah Rian langsung pucat seketika. Ia sama sekali tidak memperkirakan dare yang seperti itu.

'Kena deh gua,'

"Gak ah! Gila aja lo, Vin. Fajar marah ntar!" tolak Rian dengan cepat.

"Kenapa Fajar yang marah?" tanya Ihsan bingung, "Btw, Acha siapa sih?"

"Ceweknya Fajar," jawab Rian ogah-ogahan.

Kevin mengernyit, kemudian cowok itu melirik Fajar, "Acha yang di nikahannya Risa kemaren kan, Jar?"

Fajar hanya mengangguk. Kevin melanjutkan, "Kok cewek lo? Bukannya dia ade-"

Dengan cepat Fajar membekap mulut Kevin, "Sok tau ah ini anak. Udah telpon aja, Jom. Gak papa, gua ijinin."

Rian memandang Kevin dan Fajar bergantian. Bingung dengan sikap mereka berdua. Apalagi saat ini Fajar seperti sedang membisikkan sesuatu pada Kevin. Membuat Rian jadi semakin curiga.

"Oh, ngerti-ngerti," kata Kevin sambil angguk-angguk setelah mendengar bisikkan Fajar.

"Kalau gitu gua ganti darenya, Jom," Kevin tersenyum miring, menatap Fajar dan Rian bergantian. Membuat Rian awalnya bernapas lega karena mungkin saja setelah Kevin tahu Acha adalah pacarnya Fajar, darenya akan diganti menjadi yang lain.

Tetapi senyum miring dari Fajar membuatnya resah juga.

"Ganti apa?" tanya Ginting.

Mereka hening, menunggu Kevin yang belum juga menyebutkan darenya. Dan setelah dare disebutkan, Rian merasakan jantungnya melompat dari tempat ia berada.

"Tembak Acha!"

***
BACA AUTHOR NOTE!

HUAHAHAHAHA

Part ini gaada Achanya hehe, maap ya.

Tapi part selanjutnya, kira-kira apa yang akan terjadi? TEBAK!!!

HEHEHE

Continue Reading

You'll Also Like

34.4K 3.7K 21
16+ Tidak pernah Airin bayangkan sebelumnya menikah dengan pria yang tidak ia cintai. Karena satu kesalahan yang membuat orang tuanya kecewa, Airin d...
276K 21.6K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
103K 4.2K 26
Ini tidaklah mudah. Sulit bagiku untuk bertahan saat diambang keraguan yang tiada tandingan. Sulit bagiku bertahan diatas ketidakpastian. Sulit bagik...
313K 12.7K 26
"Percayalah Ayrin! Aku akan menjagamu dalam dekapan erat ini." Masaji Ardiansyah Pangestu seorang Perwira TNI-AU yang sudah lama memendam rasa terhad...