I Would [Complete]

By taetata17

90.6K 5.8K 1.3K

[09-09-2018 s/d 21-01-2019] Mature khusus Junghyo 18+ Walaupun cerita ini udah tamat. Tolong, untuk kamu yang... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20 - End
Jeon Jungsu
SEASON 2
2-1
2-2
2-3
2-4
2-5
2-6
2-7
2-8
2-9
2-10
2-11
2-12 (end)

18

2.7K 172 75
By taetata17

Hari terus berganti, hal itu tak bisa dihindari.. semua berjalan begitu cepat sampai Jihyo sudah memasuki semester akhir, dimana semester ini dia akan disibukkan tugas akhir yang mana adalah syarat bagi kelulusannya.

Selama itu pula, Jihyo tak hentinya membujuk Eunha agar merestui hubungannya yang sempat kandas bersama Jungkook. Akhirnya, perlahan Eunha melunak.. karena melihat kesungguhan Jungkook pada Jihyo, sedangkan Yugyeom hanya bisa mendukung saja asal semuanya bahagia.

.

Pagi itu, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, udara dingin.. membuat dua insan yang tidak ada bosannya melakukan hubungan yang belum diperbolehkan sebelum sah, bergelung nikmat dibawah selimut mereka yang tentunya sudah tidak memakai sehelai benangpun didalamnya.

Jungkook.. ya lelaki itu terus saja mengendus pundak kekasihnya. Jihyo. Bagaikan candu, apapun yang ada ditubuh Jihyo membuat dirinya tidak bisa pergi kemana-mana.

"Bangun" ucap Jihyo dengan suara seraknya.

Jungkook menggelengkan kepalanya tapi masih dengan posisi yang sama.

"Jangan mentang-mentang weekend kamu males-malesan. Ayo! Bangun" ajak Jihyo menggerak-gerakan badannya

"Yaudaa.. ayok olahraga" jawab Jungkook mengalah

"Serius kamu mau olahraga pagi?" Tanya Jihyo tak percaya sambil membalikkan tubuhnya lalu memandang Jungkook yang matanya sedikit terbuka

Jungkook tersenyum begitu melihat Jihyo yang tengah menatapnya dengan pandangan tidak percaya.
"Olahraga buat bayi"

"Yak!!" Jihyo memukul-mukul dada telanjang Jungkook dengan gemas.

Jungkook berusaha menghindar serangan itu dengan tangannya yang berada didepan.
"Sama-sama berkeringatkan? Bukannya segala suatu kegiatan yang berkeringat itu baik untuk kesehatan?"

"Jungkook!" Seru Jihyo

"Tapi kamu suka kan? Kalau sedang melakukan, kamu pasti bilang 'Jungkook, teruss ahhh yeah oohh Jeon cepat~'"

"Yaakkkk!!!!!!" Wajah Jihyo memerah mendengar penjelasan Jungkook, dengan kekuatan yang tak seberapa ia terus menyerang Jungkook

"Yak yakk, ampun.. udah yaaa" Jungkook dengan cepat merengkuh tubuh Jihyo kedalam pelukannya.

Jihyo dengan cepat menjauh dari tubuh itu.
"Yaudah, udah!!"

Jungkook tersenyum gemas melihat wajah Jihyo yang sedang ngambek memerah itu. Lalu Jungkook memegang kedua pipi Jihyo, Jungkook mendekatkan wajahnya hingga ujung hidungnya bersentuhan dengan ujung hidung Jihyo.
Jungkook menikmati wajah cantik kekasihnya yang tidak pernah membosankan ketika ia pandang.

"Iyaaa, udah ya..tapi kamu harus dengar baik-baik pernyataan aku yang selanjutnya" ucap Jungkook sambil menatap mata Jihyo, lalu kearah hidung ke bibir dan kembali lagi mata Jihyo.

Jihyo hanya menaikkan dahinya sebagai pertanyaan.

"Yang jelas, aku sangat menyukai wajahnmu ini. Apalagi, ketika......."

Jihyo yang mendengar pernyataan Jungkook merasa malu, karena pria ini benar-benar berkata vulgar. Jihyo tak sanggup untuk mendengarkannya, tetapi karena kekuatan pria ini lebih besar dibandingkan dengannya, ia hanya bisa bergerak ditempat sedangkan Jungkook menahan kepalanya agar terus menatapnya dan mendengarkan ocehan yang sangat tidak penting menurut Jihyo.

"Apalagi ketika kita sedang melakukannya, aku sangat menyukai wajahmu saat itu. Terlihat sangat seksi, sungguh itu membuat diriku bersemangat. Sebenarnya aku sangat ingin terus menyerangmu, tapi aku memikirkan dirimu, pasti kamu tidak kuatkan menghadapi aku? jadinya aku yang harus mengalah. Padahal aku ingin terus-terusan melakukan hal itu sampai matahari terus berganti dengan bulan beberapa kali.. aku tidak akan bosan karena wajahmu yang sangat cantik apalagi dengan suaramu, desahanmu yang sangat menggairahkan itu saat memanggil namaku. Aku~"

"Hentikan!!!!!!!!" Wajah Jihyo benar-benar merah, antara menahan rasa malu dan marah terhadap pria yang selalu gila dihadapannya ini.

Jungkook tersenyum jahil lalu ia melonggarkan pegangannya pada kedua sisi pipi Jihyo, dengan cepat Jihyo menghindar lalu ia duduk di ranjangnya.

"Udah ah! aku mau mandi" ujar Jihyo sambil mendudukkan dirinya di tepi ranjang tipe single itu.

Jungkook dengan cepat menahan Jihyo,
"Ikut" ucapnya dengan manja.

"Shireo!" Jihyo langsung beranjak dari ranjang itu dan berjalan menuju dapur, karena ia butuh cairan untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Mata Jungkook mengikuti langkah Jihyo, bagaimana tidak? Jihyo berjalan kedapur dengan santainya tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuuhnya.

"Wah, lihatlah.. bekas telapak tanganku masih ada di bokongmu."

Jihyo tidak menghiraukan perkataan Jungkook, ia terus meminum air mineral.
Setelah itu Jihyo mengambil handuknya.

"Lihatlah disekitar leher dan dadamu, banyak tanda ungu disana. Kamu dipukuli siapa?" Tanya Jungkook layaknya orang tua yang sedang mengkhawatirkan anaknya.

"Dipukuli oleh bibirmu!" Jawab Jihyo menyindir

"Oh ya? Aku tak ingat"

Sebelum masuk ke kamar mandi, Jihyo memberikan jari tengahnya pada Jungkook, membuat Jungkook tertawa lalu
"Apa? Kamu mengajakku mandi? Dengan senang hati"




Jungkook membuka kamar mandi yang tidak dikunci oleh Jihyo. Lalu ia pergi kearah Jihyo yang sedang mengatur suhu air dishowernya.

"Pergilah, aku ingin mandi dengan aman" ucap Jihyo ketika ia merasakan Jungkook sedang memeluknya dari belakang.

"Justru mandi bersamaku kamu aman. Ada yang jagain" jawab Jungkook.

Jihyo lagi-lagi tidak menghiraukan perkataan Jungkook, tetapi Jungkook berusaha untuk menggodanya dengan melumat tengkuk belakang Jihyo.

Bohong jika Jihyo tidak ikut bergairah dengan apa yang Jungkook lakukan terhadapnya.
Jihyo menyalakan showernya ketika suhunya sudah pas menurutnya.
Lalu ia menghadap Jungkook dan mengalungkan tangannya pada leher Jungkook.

"Jangan membangunkan sisi liarku, Jeon" Jihyo memperingati dengan tatapan berbeda

"Ohh, aku sangat suka jika kamu liar, Nyonya Jeon" balas Jungkook

Seperkian detik selanjutnya Jihyo menarik tengkuk Jungkook lalu melumat bibir tipis itu.
Jungkook sangat suka kegiatan ini dengan semangat ia melumat bibir bawah Jihyo dan bergantian dengan bibir atasnya. Lalu Jungkook memainkan lidahnya, Jihyo yang tak mau kalahpun ikut serta dalam permainan itu.

Tangan Jungkook yang lain sudah memainkan puncak dada Jihyo, membuat wanita itu melenguh ditengah ciumannya.

Dibawah guyuran air shower mereka melakukan hal itu dengan panasnya, Jihyo yang merasakan suhu kamar mandi panas di tambah air hangat yang mengalir ditubuh keduanya dengan cepat mengubah suhu air menjadi dingin.

Sampai akhirnya mereka puas dengan permainan awal mereka, dan Jungkook junior pun siap untuk memasuki kandang kesukaannya.

Dengan satu hentakan, Jungkook berhasil menyatukan dirinya dengan Jihyo, dengan posisi Jihyo yang membelakangi Jungkook.

Jungkook mulai menggerakan dirinya, Jihyo hanya bisa merasakan nikmat dengan tangan yang bertumpu dengan dinding kaca yang membatasi antara shower dan wastafelnya.
Sambil menggerakan dirinya, tentu Jungkook memainkan bagian lain dari Jihyo yang sangat disukainya, membuat Jihyo melantunkan namanya sesuai dengan kesukaan pria itu.

"Ohh Jeonhh iam comin'!!!"

"Wait for me babyhhh"

"Ahhhh"

"Together, pleasehhh"

"Ohh yeahh, hampir"

"Now!"

Akhirnya mereka sampai pada puncak masing-masing. Jungkook terus menembakkan dirinya pada Jihyo. Setelah itu lutut Jihyo lemas, beruntung Jungkook menahannya dan langsung membawa Jihyo kedalam pangkuannya di kloset.

Jihyo menaruh kepalanya dibahu Jungkook dengan nafas yang tersenggal, sedangkan Jungkook memeluknya.

"Aku mencintaimu" ucap Jungkook sambil mengecup leher Jihyo.

Jihyo mengatur nafasnya, lalu ia perlahan menghadapkan dirinya untuk menatap Jungkook, masih dipangkuan lelaki itu.

"Kata orang-orang, jangan pernah percaya dengan perkataan laki-laki ketika kamu sedang berada dipangkuannya"

"Benarkah? Aku tidak pernah mendengarnya" tanya Jungkook

Jihyo mengusap kepala Jungkook dengan sayang.
"Tapi aku mendengarnya"

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan membuktikannya padamu kalau aku bukan salah satu dari laki-laki yang dikatakan orang-orang itu"

"Buktikanlah" jawab Jihyo singkat.


.




Jihyo sedang bimbingan bersama dosen pembimbingnya Bu Suzy yang terkenal seantero kampus karena bak bidadari dari surga.
Jihyo sangat ingat ketika ia pertama memasuki kelas yang diampu Bu Suzy.
Semua mahasiswa begitu bersemangat ketika diajar beliau, sampai akhirnya Bu Suzy memberhentikan kegiatannya karena ia menerima telpon dari seseorang.

Ketika Bu Suzy kembali, beliau meminta maaf pada seluruh mahasiswa dan mahasiswi dan berkata
"Maaf, tadi anak saya yang menelpon"

Kompak seluruh mahasiswa bernada kecewa
"Yahh"

Sampai Bu Suzy bingung sendiri.
"Loh, kalian kenapa?"

Sumua mahasiswa pria tidak menjawab sampai salah satu mahasiswi nyeletuk
"Mereka kecewa Bu, karena ibu sudah menikah"

Bu Suzy beserta mahasiswi lainnya hanya bisa tertawa
"Ya, saya memang sudah menikah dan memiliki dua anak"

.

Ketika Bu Suzy sedang menjelaskan tiba-tiba Jihyo terasa mual sampai suaranya terdengar oleh Bu Suzy.

"Kamu kenapa Jihyo?"

Jihyo menutup mulutnya
"Maafkan saya Bu, rasa mual ini tiba-tiba datang"

"Kalau tak enak badan kenapa bimbingan? Nanti saja"

"Tidak, Bu. Tak apa, aku masih bisa melanjutkannya"

"Baiklah, memang tinggal sedikit lagi. Oh, iya, ini kamu harus menambahkan teori~"

Jihyo tetap melanjutkan bimbingannya bersama Bu Suzy mencatat apa yang penting walaupun perutnya sedang tak enak.







.





Jihyo memuntahkan semua isi perutnya, beruntung Eunha dengan setia menepuk pelan punggung Jihyo, padahal Eunha orang yang gampang jijik. Demi sahabat.

Ketika sampai dikantin, Eunha dengan cepat memesan teh hangat untuk Jihyo, lalu diberikannya.

"Kalau sakit gausah kekampus, Hyo"

"Serius tadi aku ngga kenapa-napa, mual ini muncul ketika aku sedang bimbingan bersama Bu Suzy"

"Mungkin kamu muak karena revisian mulu"

Jihyo dan Eunha terdiam, lalu mereka tertawa bersama.

"Hmm sepertinya"

Eunha melihat wajah Jihyo
"Yak! Kamu pucat, ayo makan dulu"

"Ah? Benarkah? Pahit, Ha.. ngga mau"

"Aish tadi kamu kan memuntahkan semua isi perutmu, kamu harus makan"

"Tapi aku tidak berselera"

"Dimana sih Jungkook! Yugyeom lama sekali" dumel Eunha.

Tak lama Jungkook dan Yugyeom datang. Jungkook langsung menghampiri Jihyo yang terlihat pucat itu.

"Kamu kenapa?" Tanyanya benar-benar khawatir.

"Aku hanya muntah"

"Hanya muntah yang mengeluarkan semua yang dia makan hari ini" tambah Eunha

"Yaa! Apa kamu bercanda?" Tanya Yugyeom pada Eunha.

"Cepat bawa dia kerumah sakit, Kook. Dia tidak mau makan juga" saran Eunha

"Tidak usah berlebihan, aku tak apa" balas Jihyo.

"Engga, kita harus kerumah sakit" Jungkook langsung menarik Jihyo dan membawanya kemobilnya.





.





"Apa?!!! Hamil dok??"

Jihyo benar-benar tidak percaya, setelah ia diperiksa oleh dokter. Dia pikir dia hanya masuk angin biasa daaann hasilnya ternyata dia tengah mengandung.

"Usianya baru satu minggu, beruntung kalian memeriksanya dengan cepat, kalau tidak. Aku yakin bayi kalian tidak akan terpenuhi asupannya karena aku tahu kalau si ibu selalu menjaga pola makannya" jelas dokter.

Jihyo tidak menanggapi perkataan dokter karena dia terlalu shock mendengar penjelasan dokter.

"Nona Jihyo?" Tegur  sang dokter

"Ah ya??""

"Tolong perhatikan asupanmu dan janinnya juga."

"Baik, dokter"

Dokter sangat tahu kalau kedua insan ini adalah pasangan yang masih sangat muda yang tengah dilanda mabuk asmara sampai akhirnya mereka melakukan hubungan diluar batas.
Lalu dokter menatap pria yang disebelah sang pasien. Pria itu masih terpaku dengan apa yang didengarnya.

"Apa aku salah kalau bayi-nya adalah anakmu?" Tanya Dokter pelan, membuat kesadaran Jungkook kembali.

Dengan cepat Jungkook menjawab
"Tidak salah dokter, dia memang anakku"



.

Setelah keluar dari ruang periksa, Jungkook dengan senang memeluk tubuh Jihyo
"Kamu hamil, sayang"

Jihyo mendorong Jungkook pelan, lalu menatap Jungkook dg pandangan sedikit marah.
"Kamu senang?"

"Senanglah..memangnya kamu tidak?" Tanya Jungkook.

"Senang, tapi.. gimana yaaa.." Jihyo jadi bingung sendiri ketika ia ingin menjelaskannya pada Jungkook.

"Gimana apanya?" Tanya Jungkook penasaran

"Gimana aku ngejelasin ini sama Kak Joy? Lalu orang tuaku?"

"Kerumah orang tua aku dulu"

.

Kebetulan saat Jihyo dan Jungkook tiba dirumah Jungkook, hari sudah mulai petang.. membuat Ibu Jungkook mengajak mereka berdua makan malam sambil menunggu Ayah Jungkook yang sebentar lagi akan tiba dirumah.

Ting tong.

"Ah, ayahmu tiba.. aku bukakan dulu ya" ucap Ibu Jungkook pada keduanya.

Setelah ibu Jungkook beranjak, Jihyo mulai cemas dan memegang tangan Jungkook erat.

"Bagaimana kalau mereka tidak menerima anak kita, Kook?"

"Tenanglah, Ibu dan Ayahku tidak sejahat itu. Aku yakin, mereka akan menerimanya. Apalagi dia anak kandungku" ucap Jungkook sambil mengelus perut rata Jihyo "cucu kandung mereka juga" lanjutnya sambil tersenyum.

Jihyo mulai tersenyum tipis, karena Jungkook berhasil menenangkannya.

.

"Oh? Ada Jihyo?" Tegur Ayah Jungkook sambil duduk di kursi makannya.

Jihyo berdiri dengan cepat ia membungkukkan kepalanya sopan.

"Duduklah, nak."

Jihyo akhirnya duduk kembali. Posisi Jihyo saat ini bersebelahan dengan Jungkook, ibu Jungkook berada didepan Jungkkook lalu ayah Jungkook berada dipusat bersebelahan dengan istri dan putranya.

"Waahh, lihatlah makanannya sangat menggugah selera." Ucap Ayah Jungkook

Ibu Jungkook langsung mengambilkan nasi di mangkuk suaminya.








Akhirnya mereka makan dengan khidmat, sampai Jungkook kembali bersuara.

"Ayah, Ibu.. ada yang ingin aku bicarakan."

Ayah dan Ibu pun menatap Jungkook.
"Apa itu nak? Katakan?" Tanya Ibu.

"Jihyo hamil"

Kedua orang tua Jungkook menatap dirinya maupun Jihyo secara begantian.


"Hamil anakku" lanjut Jungkook.. diikuti suara jatuh sumpit yang dipegang ayahnya.

"Mworaguyo? Hamil?" Tanya Ayah Jungkook tak percaya.



Jihyo ketakutan ketika Ayah Jungkook  seperti itu, harusnya kabar ini disimpan dahulu sampai dia siap untuk memberi tahu ke orang tua Jungkook, termasuk orang tuanya sendiri.

Jungkook pun sama, dia menelan salivanya dengan susah payah, tidak mengapa bila ayahnya marah padanya, tapi jangan sampai memarahi Jihyo.

Ibu Jungkook yang sedari tadi terdiam mulai bangun dari tempat duduknya, lalu berjalan kearah Jihyo. Ibu Jungkook mulai merangkul punggung Jihyo sambil mengusap lengannya,

"Janinnya sudah memasuki usia berapa, nak?" Tanya ibu Jungkook menenangkan, karena ia tahu kalau Jihyo sedang ketakutan mendengar suara suaminya yang begitu tegas.

"Se-seminggu, Bu" jawab Jihyo terbata.

Ibu Jungkook menghela nafasnya
"Ayo, ikut ibu kekamar." Ajaknya pada Jihyo

"Tidak, Jihyo harus tetap disini. Aku harus berbicara padanya" tolak Ayah Jungkook, membuat Jihyo kembali menundukkan kepalanya.

"Ayah, kalau ingin marah.. marah saja padaku. Ini semua ulahku, aku yang memulainya" kata Jungkook pada Ayahnya.

Ayah Jungkook melirik anaknya sebentar, lalu kembali menatap Jihyo.
"Apa kedua orang tuamu sudah mengetahuinya?"

Jihyo menatap sebentar pada ayah Jungkook, lalu menggeleng menandakan kalau ia belum memberitahunya.

"Kami juga baru tahu tadi sore, Yah. Karena Jihyo mual-mual, aku bawa kerumah sakit. Ternyata dokter mengatakan kalau dia hamil" jelas Jungkook

"Diam kamu anak kurang ajar. Bisa-bisanya kamu menghamili anak orang"

Jungkook kira, ayahnya ingin marah karena mendengar kabar ini, Jungkook salah sangka malah ayahnya membuat lelucon yang menurutnya menggelikan. Sedangkan Jihyo menganggap kalau Ayah Jungkook tengah marah.

"Selesaikan masalah ini sendiri, aku tak mau tahu.. kamu yang memulai, maka kamu juga yang harus bertanggung jawab. Aku mau mendengar orang tua Jihyo menerima kamu sebagai ayah dari anak yang dikandungnya dan menerima aku beserta ibumu menjadi besan mereka" jelas Ayah Jungkook yang membuat Jihyo menatapnya dengan pandangan tidak percaya.

"Dan untuk kamu, Jihyo. Jaga cucuku dengan baik."


Jihyo yang mendengar hal itu tak terasa airmatanya mengalir, terharu. Jihyo dengan cepat memeluk Ibu Jungkook, setelah itu ia berdiri dan datang kehadapan Ayah Jungkook lalu memeluknya.

Jungkook hanya bisa tersenyum bahagia  karena kedua orang tuanya menerima Jihyo dan juga calon anaknya itu.

.










































Satu atau dua part lagi deh, kepanjangan. Capek😀

Continue Reading

You'll Also Like

823 121 10
پشگیری بۆ بۆ نوسەرەکان لە هەمان کات رێبەرێک بۆ نووسەران خوێنەرەکان دڵی ئێمەن😁
76.9K 7.3K 27
Sepeninggal kedua orang tuanya dari dunia ini, hak asuh Hwang Sinbi jatuh ke tangan Samchon dan Imo-nya. Kehidupan Sinbi bisa dibilang tidak bahagia...
5K 308 6
HEY DEAR READERS, HERE'S ANOTHER OFFTRACK STORY GUYS... IT'S ABOUT TWO POLICE OFFICERS WHO ARE CHILDHOOD FRIENDS AND ARE TOGETHER SINCE THEIR HIGHSCH...
65.9K 3K 21
KAYLOR AU Taylor Swift finaly graduates from high school in NYC. She happens to be the rich daughter of Scott and Andrea and the sister of Austin...