Air mata ibu anya mengalir begitu saja ia tidak menyangka putri kecil nya kini akan menjadi calon istri dan kelak akan menjadi seorang ibu dan ibu anya merasa sedih juga karena sang ayah tidak bisa ikut bersama merasakan kebahagiaan bersama mereka "ibu senang jika nak fatih menjadi menantu ibu, ibu merestui hubungan kalian berdua, ibu harap nak fatih bisa mencintai, menjaga, dan membimbing anya supaya kelak bisa lebih baik bisa menjadi istri yg soleha".
Fatih tersenyum "jadi ibu merestui kita, alhamdulillah fatih janji fatih akan menjalankan pesan pesan yg telah ibu ucapkan tadi".
"tapi abang beneran mau sama kak anya, kak anya itu bawel, tukang tidur, dan suka buat pulau di bantal loh" ujar isan yg berhasil membuat anya melemparkan casse handphone nya.
"huh tuh kan bang belum apa apa abang liat kan gimana orang nya??"
"sudah sudah kamu juga gak baik kaya begitu menjelek jelekan kk kamu" ujar ibu menengahi.
Fatih hanya tersenyum membayangkan anya seperti yg isan katakan.
Bagai mana nanti jika ia tidur bersama anya anya membuat pulau di bantal pasti itu sangat menggemaskan fikir nya.
"kenapa mas senyum senyum?" tanya anya sambil memandang fatih curiga.
"engga kok mas gapapa"
***
Malam ini rumah anya dipenuhi oleh keluarga besarnya uwak, om, tante, sepupu, nenek dan masih banyak lagi.
Fatih yg asyik berbincang dengan uwak dan abang sepupu anya sambil tertawa karena salah satu uwak anya suka memberi guyonan.
Anya juga saat ini diserbu banyak pertanyaan oleh kk sepupu nya bagai mana kronologi pertama berjumpa dengan fatih dan banyak lagi.
Tapi tiba tiba mereka semua dikejutkan oleh kedatangan sosok ayah fatih bersama suami mia.
"hafiz?" ujar ibu nya anya yg heran.
"iya lina ini aku hafiz sahabat hendra suamimu, fatih adalah anakku".
Ibu anya masih terheran " maafkan aku yg terlambat menyadari semua ini, maafkan aku yg tidak mengetahui kabar bahwa hendra telah lama tiada maafkan aku tidak ada disaat kalian membutuhkan aku selama ini hendra selalu membantuku tapi apa balasan ku aku telah merasa sangat bersalah kepada anak mu anya maafkan papa" tutur papa fatih yg berhasil membuat orang orang yg berada disana sangat shock.
Benar sekali pepatah yg mengatakan bahwa bumi ini hanya sebesar daun kelor.
"apa yg terjadi selama ini ke kamu nak? Kenapa kamu takpernah cerita ke ibu".
"anya gapapa kok bu" anya berusaha meyakinkan ibunya dengan menggenggam tangan ibu nya anya membawa ibunya keluar dan membicarakan semuanya.
Dan sekarang ibu anya mengerti ia memahami apa yg anya maksud, anya juga tidak ingin memperpanjang dan memperkeruh masalah.
Benar yg anya katakan masalalu biarlah berlalu, toh saat ini hafiz sudah meminta maaf ke anya fikir ibu nya anya.
Ibunya anya dan anya kembali dan jadilah saat ini mereka berbincang serius menentukan tanggal dan tempat pernikahan.
Setelah berembuk dan melakukan voting acara anya akan di adakan di dua tempat di tempat anya dan di tempat fatih.
Acara nikah nya diadakan di tanah kelahiran anya dan acara resepsi dilakukan tigahari setelah nya yaitu di bandung di salah satu hotel milik fatih.
Mengenai transportasi papa fatih menyiapkan 5 unit pesawat untuk orang terdekat dan keluarga anya yg berada di jambi agar bisa bersama di bandung menyaksikan pernikahan mereka.
Anya mengangkat tangan nya "gimana kalo pernikahan nya sederhana aja itu terlalu mewah dan kita adain di satu tempat aja biar nggak terlalu ribet sekedar saran".
"bukan nya papa tidak mau menerima pendapat kamu nya ijinkan papa ngasih yg terbaik buat kalian berdua".
Fatih memahami perasaan anya dan ia sudah memberi tahu papa nya tapi tetap aja papa nya bersih kekeuh ingin melakukan semua ini.
Hanya ini yg papa nya bisa lakukan untuk menebus semua salah nya kepada anya.
***
Pagi ini cuaca mendukung anya, fatih, isan, ibu anya, dan papa anya menuju ke makam papa anya yg tidak jauh dari rumah.
Sesampainya di makam yg bertuliskan nama ayah anya mereka membersihkan kuburan itu dari rumput rumput liar yg ada.
Lalu anya dan yg lain nya menabur bunga dan menyiram air, dan fatih memimpin doa.
Tak terasa airmata anya menetes ia terbayang akan kenangan masalalu nya saat sang ayah masih ada disisi nya.
Ayahnya lah yg selama ini menjadi tempat bertukar fikiran jika anya bercerita mengenai agama, ayah nya yg selalu mengabulkan keinginan anya.
Ibunya anya juga bersedih membayangkan sosok bidadari yg ia besarkan bersama suaminya kini telah beranjak dewasa dan akan dipinang oleh lelaki pilihan nya.
Dan papa fatih membayangkan semua kenangan kenangan disaat hendra ayah anya selalu membantu ia disaat ia benar benar perlu bantuan karena hendra adalah sahabat nya yg sejak dibangku sekolah.
Fatih duduk di sebelah nisan ayah anya dan ia berujar " yah izinkan fatih menjadi pasangan anya di dunia maupun di akhirat izinkan fatih mencintai anya dan restui niat baik kami semoga ayah disana tenang dan bahagia selalu fatih janji akan menjaga anya".
Katakata yg fatih lontarkan sangat sangat membuat anya tersentuh dan kembali meneteskan airmata.
Anya ikut duduk di sebelah fatih dan berujar " iya ayah semoga niat baik anya dan mas fatih di restui ayah dan allah semoga mas fatih menepati janji nya dan semoga anya bisa menjadi istri yg baik buat mas fatih".
Setelah meminta restu dan kembali berdoa mereka pulang menuju rumah anya.
Usai sarapan dan bersih bersih semua kembali kerutinitas nya isan pergu kuliah anya dan fatih mengantar papa pulang karena suami gina pulang duluan tinggal lah papa dan satu ajudan nya.
"papa hati hati ya" ujar anya menyalami papa fatih.
"iya anya disini jaga kesehatan dan kamu fatih jaga ya calon menantu papa ini"
"siap pa " ujar fatih tersenyum.
Pesawat pribadi papa fatih telah meluncur, kini tinggal anya dan fatih yg tersisa.
"mas temeni anya yuk keliling keliling" ujar anya.
"boleh kemanapun anya hendak pergi mas selalu setia menemani dirimu"
Anya hanya tertawa geli mendengar ucapan fatih.
"ini sekolah anya dulu mas waktu smp anya pulang nya jalan kaki makanya ini betis sebesar gajah" celoteh anya.
"sebesar apapun mas itu selalu cinta sama kamu "
Anya memandang fatih sambil mengerutkan kening nya ia meletakan punggung tangan nya di kening fatih.
"mas ga sakit kan?" tanya anya.
"ye enak aja mas sehat walafiat kok"
"lah kenapa dari tadi ngegombal terus".
"mas ga ngegombal mas mengucapkan apa yg mas rasakan" fatih benar kata kata yg ia ucapkan adalah apa yg ada di dalam lubuk hatinya.
"oh iya mas mau mencari buku temeni mas ke tokoh buku ya di daerah sini tokoh buku dimana ya?" tanya fatih.
Anya mengarahkan fatih ketempat tokoh buku fatih menarkirkan mobil nya di parkiran bawah tanah.
"emang mas mau cari apaan?" tanya anya saat mereka berjalan menaiki tangga menuju pintu masuk.
"mas mau cari cabe" jawab fatih asal.
"mas anya serius ini"
Fatih sangat senang melihat raut wajah anya saat ini sangat lucu dan menggemaskan.
"engga deh mas mau cari anjing" ujar fatih berlari kecil meninggalkan anya.
Anya berjalan cepat mebgejar fatih lalu tiba tiba ia menabrak seseorang.
" aduh maaf maaf ya mbak" ujar anya ia membantu membereskan buku wanita yg ia tabrak.
"iya gapapa loh ini anya?" tanya wanita tersebut.
"eh diyah?" ujar anya diyah adalah sahabat anya sejak ia memasuki bangku sekolah menengah pertama.
"kamu kerja disini?" tanya anya.
"iya nih oh ya bukan nya anya di bandung?" tanya diyah.
Belum sempat anya menjawab pertanyaan diyah fatih memanggil anya "sayang sini coba kamu liat ini".
"iya mas, ntar ya diyah anya kesana dulu" anya berjalan menghampiri fatih.
"lihat ini anya ada buku dan audio 3dimensi mengenai macam macam tangisan hewan gina pasti suka lucu kan?" tanya fatih.
"wahh iya lucu anya juga mau ya mas"