TREAT YOU! (KookV / KookTae)

By fxxxktian

239K 18.6K 1.7K

WARNING : BOY X BOY RATE : BISA JADI M. Jeon Jungkook adalah preman sekolah yang sangat dihindari disekolahny... More

PROLOG
CHAPTER 1
CHAPTER 2 - Part.1
CHAPTER 2 - Part.2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
Love
CHAPTER 8 - Part.1
CHAPTER 8 - Part.2
CHAPTER 9 - Part.1
CHAPTER 9 - Part.2
CHAPTER 10
CHAPTER 11 - Part.1
CHAPTER 11 - Part.2
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15 - Part.1
CHAPTER 15 - Part.2
CHAPTER 16
CHAPTER 17 - Part.1
CHAPTER 17 - Part.2
CHAPTER 18
CHAPTER 18
CHAPTER 19

CHAPTER 12

5.1K 483 33
By fxxxktian

Warning !
Jungkook x Taehyung

Enjoy~

Jungkook membiarkan asap rokoknya mengepul lalu tersapu di bawa angin, ntah sudah berapa batang rokok yang ia habiskan seorang diri di atap sekolah pada jam istirahat seperti saat ini.

Namja tampan itu tidak sendirian, masih ada Namjoon, Suga, dan Hoseok yang juga ikut menemani kekalutan sang sahabat. Walau tak banyak yang dilakukan ketiganya untuk menghibur atau membuat perasaan Jungkook membaik, karna kenyataannya hati pemuda Jeon tersebut sudah hancur pada malam ketika ia dicampakkan.

Taehyung sendiri sudah tidak pernah terlihat disekolah, ada kabar yang menyebutkan primadona sekolah itu pindah keluar negri. Jungkook menghela nafas, ia mencoba tidak perduli.

"Ya! Kook. Kau tau wanita ini?" –cuap Hoseok sambil merangkul bahu sahabatnya. Di layar ponsel pintar tersebut terpajang wajah cantik seorang wanita.

Jungkook diam, malas menanggapi tingkah Hoseok yang sejak pagi mengganggunya dengan bermacam-macam foto wanita. Ntah dari mana namja kuda itu mendapatkannya.

"Aishhh! Lihat dulu Kook."

Jungkook mendengus, mulai fokus untuk membuat Hoseok berhenti.

"Mana?!" –ia melirik malas.

Namjoon tersenyum melihat usaha Hoseok, sebenarnya maksud sahabat karibnya itu baik hanya saja terlalu memaksa dan Jungkook kewalahan dengan keantusiasannya.

Jemari si pemuda Jeon menggeser foto demi foto yang tersimpan di galeri ponsel, melihat malas asal-asalan hanya agar Hoseok puas. Namun ada satu foto yang membuat ibu jari miliknya berhenti, sosok yang sangat familiar.

"Kenapa? Kau menyukai dia? Namanya Tsuyu. Cantikkan."

Jungkook mengembalikan ponsel Hoseok lalu kembali menghisap benda beracun di tangannya tak perduli. Ternyata benar itu Tsuyu. Yeoja yang pernah menjadi pacarnya saat di junior high school dulu. Wajah cantik tersebut tidak berubah, sebaliknya malah terlihat semakin menawan.

Mungkin rasa sakit ini yang dirasakan Tsuyu ketika dahulu Jungkook mencampakkan wanita cantik tersebut.

Bagaimana kabarnya sekarang ya.—batin Jungkook.

Lonceng tanda pelajaran dimulai sudah berdentang, namun ketiga namja badung disana masih belum beranjak. Malas adalah alasan utamanya, tak perduli adalah alasan kedua.

"arghhhhhhh" –desah Jungkook sambil merentangkan tangannya keatas.

Setelah menginjak mati sisa rokok yang hanya tinggal sedikit, kaki jenjang itu melangkah kearah pintu.

"Kau mau kemana?" –tanya Namjoon.

Jungkook merapikan seragamnya yang berantakan beserta rambut yang tadi di biarkan teracak oleh angin, bahkan sebuah dasi yang tak pernah ia pakai-pun sudah terpasang rapi disana.

"Bukankah waktu pelajaran sudah di mulai? Kalian tidak mau masuk kelas?" –ucap namja tampan itu sambil tersenyum.

Ketiga teman sebadungnya terdiam dengan ekspresi terkejut, pintu atap tertutup bersamaan dengan jatuhnya permen Hoseok keatas lantai.

.

.

Malam ini hujan turun lumayan deras, udara dingin membuat Taehyung mengusap lengannya mencoba menepis suhu rendah kota tersebut.

Namja cantik itu terus memeriksa layar ponsel, menghubungi seseorang yang ia tunggu sekali lagi namun tidak mendapat jawaban. Mungkin yang ditelpon tengah berada dalam perjalanan—pikirnya positif.

Tidak butuh waktu lama hingga sebuah mobil berwarna hitam yang sudah ditunggu berhenti di depan toko yang dijadikan tempat berteduh oleh pemuda tersebut.

"Mengapa lama sekali?" –Taenyung meletakkan tas pada kursi belakang sambil mengajukan protes pada orang yang menjemputnya.

"Maaf, aku ada acara kumpul-kumpul bersama kolega tadi."

Taehyung bergumam lalu tak lagi bersuara, kesibukan Seo Joon akhir-akhir ini meningkat setelah dirinya di tunjuk sebagai direktur perusahaan yang di kelola sang appa di Jepang. Sebagian besar waktunya hanya digunakan untuk bekerja dan pulang pada malam hari dengan tubuh lelah, tidak banyak waktu yang mereka dapatkan untuk saling bertukar cerita.

"Kau sudah makan malam?" –Tanya SeoJoon.

Taehyung mengangguk, sebungkus roti bisa disebut makan malam juga bukan?!

"Maafkan aku."

Eksistensi Taehyung teralih pada namja yang kini tengah menyetir disebelahnya, wajah tampan tersebut menatap sendu jalanan didepan yang telah basah tersiram air hujan. Merasa bersalah karena tidak bisa menjadi orang yang selalu ada untuk seseorang yang sangat ingin ia lindungi.

"Tidak apa-apa hyung." –jawab Taehyung tersenyum sambil menyentuh punggung tangan Seo Joon.

Seo Joon ikut tersenyum saat merasakan kehangatan yang disalurkan Taehyung lewat genggaman tangan, namja cantik ini memang selalu menjadi inti dari semangat-semangatnya.

Kalian bisa saja mengira bahwa Seo Joon adalah namja yang menjadi akar dari berakhirnya hubungan Taehyung dan Jungkook, akan tetapi di balik itu semua pemuda tampan tersebut hanya ingin menghindari Taehyung dari masalah dan menyelamatkan eomma Kim.

Selama status pertunangan yang mengikat hubungan mereka masih berlangsung, Seo Joon akan berusaha menjadi orang terbaik untuk namja cantik itu hingga Taehyung sendiri yang akan melepaskan cincin dari jemari manisnya.

"Ayo pulang."

Taehyung mengangguk sebagai jawaban.

Di Jepang, mereka tinggal dibawah atap yang sama dalam sebuah apartment yang memang di beli oleh Seo Joon untuk dirinya dan sang tunangan.

Seo Joon masuk setelah Taehyung, membiarkan namja tersebut melewati ruang tamu untuk melangkah kekamarnya. Dia sendiri berjalan kearah dapur dan mengamati isi lemari pendingin mencari bahan yang bisa ia masak dengan cepat.

Pilihannya jatuh pada daging ayam dan mie instan untuk menemani malam dingin mereka. Seo Joon tau Taehyung berbohong ketika mengatakan bahwa ia sudah makan malam.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk memasak makan malam sederhana dengan bahan seperti itu, terhitung hampir 30 menit makanan yang dibuat Seo Joon sudah terhidang diatas meja makan.

Ia mendatangi kamar Taehyung yang terletak tepat disebelah kamarnya, mengetuk pelan pintu berwarna putih tersebut menunggu mendapat respon. Tak ada jawaban, apakah Taehyung sudah tidur?

Bukan bermaksud kurang ajar, ia hanya tidak ingin Taehyung melewatkan makan malam dan berdampak pada kesehatannya. Tangan lebar milik Seo Joon memutar kenop pintu lalu menyelinap masuk kedalam ruangan dengan lampu menyala terang di dalam sana.

Manik kelamnya menangkap tubuh Taehyung yang terlelap dengan rambut basah dan setelan piyama diatas tempat tidur, membuat Seo Joon menghela nafas.

"Taehyungie... bangun." –ucap si dominan lembut sambil mengoyangkan bahu namja tersebut agar terbangun. Taehyung melenguh ketika mendapati tidurnya terganggu. Walau enggan, namun akhirnya manik indah itu terbuka.

"Hng?"

"Bangun dulu, rambutmu basah. Kau bisa masuk angin jika tidur seperti itu." –jelas Seo Joon panjang lebar, lengan ramping milik Taehyung sengaja ia tarik agar ikut melangkah keluar dari kamar.

"Kemana?" –cuap sang submissive masih setengah sadar.

Taehyung baru sadar sepenuhnya ketika mendapati aroma sedap yang mengusik indranya, lalu bergerak spontan untuk menatap Seo Joon yang malah mengintrupsi agar ia segera duduk selagi namja tampan tersebut melangkah untuk mengambil handuk.

"Makanlah." –ucap yang lebih tua.

Dengan telaten Seo Joon menggerakkan handuk yang ia pasang diatas kepala Taehyung, mengusap secara acak agar helaian lembab tersebut cepat mengering.

"Hyung tidak makan?" –Tanya Taehyung sembari menyeruput mie dari mangkuk.

"Tidak, aku sudah kenyang melihat kau makan."

Taehyung terkekeh lalu menyikut perut Seo Joon yang tengah berdiri di belakangnya.

"Kau seperti orangtua saja."

Interaksi hangat seperti ini yang selalu membuat Seo Joon rindu untuk bertemu dengan Taehyung, malaikat indah yang terlalu menawan untuk ia miliki.

Seo Joon sedikit bersyukur karena Taehyung tidak pernah membicarakan tentang Jungkook, begitu pula dengan dirinya yang sangat menghindari pembahasan mengenai topik yang dapat menyentuh perasaan rapuh sang submissive.

Pernah suatu hari Seo Joon menanyakan hal sensitif tersebut ketika mereka tengah menikmati waktu senggang sambil menonton tv. Wajah Taehyung yang semula berbinar perlahan meredup kehilangan cahayanya, dengan terpaksa ia mengukir seutas senyum tipis untuk menutupi buncahan emosi yang tak pernah Seo Joon lihat.

"Aku minta maaf." –sesal Seo Joon sambil menarik tubuh Taehyung kedalam dekapan.

Perlahan bahu itu bergetar, bahkan usapan hangat yang biasa di berikan Seo Joon setiap Taehyung didera masalah belum mampu melemahkan rasa sakit di hati si submissive.

"Hyung, aku ... hiks.. sangat mencintai..nya. Sangat. . Jika saja aku bisa.. hiks.. lebih tegas. Jika .. saja aku bisa melawan appa. Jika saja .. aku bukan .. Kim Taehyung. . hiks..."

Seo Joon memandang sendu tubuh ringkih tersebut, ia mengerti bahwa namja yang kini berada dalam pelukannya sudah terlalu muak untuk pura-pura terlihat baik-baik saja.

"Tae...aku.."

"Aku takut jika .. Jungkook membenci ku..." –potong Taehyung dengan suara serak yang terdengar menyayat di telinga Seo Joon.

Begitu besarkah rasa cinta yang Taehyung miliki untuk Jungkook?

Lihat! Betapa beruntungnya anak kecil itu—batin Seo Joon terkekeh.

.

.

4 tahun berlalu, kini Jungkook dan teman-temannya sudah menjadi seorang mahasiswa. Sosok yang dulunya tidak pernah disangka-sangka akan mengisi daftar absen sebuah universitas kini berubah menjelma sebagai seorang mahasiswa yang disenangi banyak orang.

Bukan hanya karna bentuk fisik dan wajahnya yang menawan, namja tampan itu juga menyandang predikat sebagai salah satu mahasiswa pintar di fakultasnya.

Jungkook banyak berubah? Begitulah.

Setelah kepergian Taehyung, Jungkook seolah menjadi orang lain. Kebiasaan membolos yang dulu sudah mendarah daging tak pernah lagi ia lakoni, walau sekuat apa Hoseok merayunya.

Walau tidak selalu larut dalam belajar, namun namja tampan tersebut berusaha untuk tetap mengikuti materi bahkan memilih sebuah universitas terkenal yang ia jadikan sebagai tujuan.

"Maaf sudah membuatmu lama menunggu." –ucap Jungkook sambil tersenyum. Wajah itu terlihat semakin mengagumkan seperti biasa.

"Dasar!!"

"Maafkan aku sayang." –rayunya sembari merangkul bahu ramping wanita cantik yang kini terlihat mengulas senyum mendapati perlakuan manis dari sang kekasih.

"Aku akan memaafkanmu jika kau menciumku sekarang."

Jungkook mengacak helaian panjang disebelahnya, tangan besar pemuda itu meraih dagu wanita cantik yang sudah menjadi pasangannya sejak beberapa bulan yang lalu.

Cup

"Yak! Sampai kapan kalian mau membiarkan kami menunggu eoh?!" –teriak Hoseok.

Namja kuda ini kini juga sudah menyandang status sebagai seorang mahasiswa, hanya saja universitas yang di pilihnya berbeda dengan Jungkook dan Suga. Ia memang sering terlihat berkeliaran di sekitar universitas tempat Jungkook menuntut ilmu, alasannya karena tidak tau tujuan ketika sedang membolos.

Sedangkan Namjoon berkuliah di Amerika sekaligus menjalankan perusahaan ayahnya yang berada disana.

"Palli Tsuyu-ah, Jungkook kau juga!"

Kedua sejoli yang tadi diteriaki oleh Hoseok hanya mampu tertawa lalu melangkah bersama kearah parkiran.

Mereka berencana ingin mengunjungi café yang baru saja buka milik kekasih sahabat mereka –Jimin.

Tidak ingin membuang waktu, mobil sport mewah itu melaju membelah jalanan kota Seoul.

Sesampainya disana, Hoseok bersiul ketika melihat Café bergaya modern yang didesain sedemikian rupa hingga tampak sangat mewah dan santai sekaligus.

"Jimin akan menjadi pengusaha sukses." –cuapnya.

Orang-orang yang memiliki selera tinggi tentu saja akan tertarik mengunjungi café tersebut walau hanya sekedar memuaskan rasa penasaran mereka.

"Selera mu bagus juga." –ucap Jungkook saat Jimin datang menghampiri mereka.

Namja manis tersenyum tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit.

"Ah sebentar, ada pelanggan."

"Selamat da...tang." –suara Jimin tercekat ragu ketika melihat dua orang namja yang tengah berdiri didepannya. Ekspresi orang tersebut tidak jauh berbeda.

"Jimin sii, aku tidak menyangka kita akan bertemu disini." –sapa Seo Joon.

Sesaat Jimin mencoba mengembalikan dirinya, lalu membalas sapaan Seo Joon tak kalah ramah. Ia harus bersikap profesional bukan? Tidak seharusnya seorang owner café seperti dirinya memberikan kesan buruk pada pelanggan.

Jimin membawa kedua orang tersebut masuk lebih dalam, sedikit khawatir kalau seandainya Jungkook bertemu dengan para pelanggannya itu.

"Lewat sini."

Derap langkah kaki yang tadi mengikutinya menghilang dari pendengaran Jimin. Hal yang sempat ia cemaskan terjadi didepan mata.

Namja cantik yang berdiri disebelah Seo Joon kini berhenti tepat didepan Jungkook. Menatap pemuda tersebut dengan ekspresi yang sirat akan kerinduan.

"Kookie."

Jungkook tersentak namun berubah menatap Taehyung -datar- begitu pula dengan Seo Joon yang berdiri di sebelah namja cantik itu, dua orang yang tidak pernah ingin ia temui-dua orang yang sudah mengkhianatinya.

"Hai."

Taehyung tersenyum tipis, dari lubuk hati terdalam ia sangat merindukan sosok namja didepannya ini –sangat.

Begitu lama tidak berbicara dengan Jungkook membuat Taehyung gugup, ia menautkan kedua tangannya lalu meremat jemari untuk mengurangi rasa gugup.

Bibirnya terbuka lalu menutup ragu, ada yang ingin ia ucapkan namun urung.

Melihat hal tersebut, tangan Seojoon terulur menyentuh bahu Taehyung, ia hanya ingin membuat pemuda cantik itu tenang lewat rangkulan hangat yang biasa ia berikan.

"Oh Hai, lama tidak berjumpa." –ucap Jungkook basa basi.

Ketiga sahabat karib pemuda itu terdiam tidak tau harus berbuat seperti apa. Sedangkan Tsuyu menatap tidak mengerti dengan situasi yang tengah terjadi didepannya.

"Ah Taehyung, kenalkan. Dia Tsuyu, kekasihku." –suara Jungkook memecah keheningan diantara mereka, intonasinya berubah dalam ketika menyebut kata terakhir.

Manik Taehyung melebar, ia tersenyum sendu setelah mencerna kata-kata yang tadi di ucapkan oleh mantan kekasihnya. Bertahun ia menunggu untuk bisa bertemu dengan Jungkook dan mempertahankan rasa cinta yang masih ia simpan dengan sangat baik hingga sekarang, namun inilah yang didapatnya.

Jika saja Seo Joon tidak mampu meyakinkan Mr.Kim, menyelamatkan apa yang dulu menjadi tujuannya ketika menerima pertunangan antara dirinya dan Taehyung, mungkin mereka tidak akan ada di Korea saat ini.

Sudah terlalu lama Seo Joon membiarkan Jungkook hidup dalam kesalahfahaman. Kini ia harus meluruskan apa yang sebenarnya terjadi dan mengatakan bahwa Taehyung tidak pernah benar-benar memilihnya.

Namja yang masih sangat Taehyung cintai adalah Jungkook –pemuda yang kini tengah berdiri dihadapan mereka.

Namun, kalimat barusan yang keluar dari bilah bibir Jungkook menegaskan sesuatu.

Sebuah karma.

Atau mungkin Pembalasan dendam?

Tbc
Thanks for reading.
Jangan lupa vote and commwnt guys ..
:*

Continue Reading

You'll Also Like

91.5K 11.7K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
AZURA By Semesta

Fanfiction

216K 10.4K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
45.6K 6.2K 29
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
408K 30.2K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG