Finally, I Found You Adam (re...

By Jejak_Penaku

50 7 0

Bagaimana bila seseorang berjanji untuk menemuimu di kemudian hari? Bagaimana bila kau menemukannya? Bagaim... More

10 Tahun Lalu
2
3
5
6

4

4 1 0
By Jejak_Penaku


Dewi mulai beradaptasi dengan kampus barunya apalgi kemana-kemana Wina selalu menemani. Wanita cantik elegan nyaris sempurna wajahnya indo menambah keanggunan dirinya yang sangat feminin. Bersama Wina juga Dewi belajar membenahi fashionnya yang selama ini kaku cuma kemeja dan jeans

"Sebetulnya aku ingin berhijab Win" Ucap Dewi mengikuti langkah Wina yang lagi asyik memilih-milih dress buat Dewi. Dimatanya, Wina seperti kakaknya sendiri. Usianya dua tahun diatas Dewi tapi Wina baru kuliah di semester 1 karena sebuah alasan yang tak pernah ia bagi. 'Ah itu urusan dia' cuma itu kata-kata yang ada dalam diri Dewi.

"Trus kenapa gak berhijab?" Tanya Wina memperhatikan Dewi yang semaikn hari semakin bingung. Karena Wina tahu Dewi belum bertemu dengan seseorang yang dia cari.
Fb, twiter, intagram, semua medsos atas nama Adam Malik Prasetyo itu ga pernah ada. Kalaupun ada, Dewi ga yakin. Dia sama sekali gak tahu wajah Adam sekarang. Gak mungkin Adam kecil dulu sama dengan Adam yang sekarang.

"Ni cocok buat kamu yang tidak terlalu girly" Wina memberikan beberapa pilihan kemeja motif kekinian plus jogger-joger dari berbagai bahan lengkap pula dengan bootsnya.

"Banyak amat Win? Saya ga bawa duit banyak"
"Hihi tenang saja Wi, ini butik saya. Anggap aja ini hadiah dari sebuah pertemanan" Wina memandang wajah Dewi yang sbenarnya sangat cantik. Matanya agak sipit rambutnya selalu di ikat belakang, kulitnya kuning langsat. Wajahnya Bandung banget pokoknya.

"Lho? Tapi Win nanti kamu rugi" Dewi tak mau menerimanya.

"Enggak. Itung-itung kamu jadi model butik saya di kampus. Jadi bantuin saya promosi dan kamu juga harus siap bantuin saya ya kalo ada acara-acara bazar? Soalnya saya gak punya teman di kampus. Yaah bisa dibilang nyari teman yang sehati itu susah sekarang. Tapi pas ketemu kamu kayaknya kita bakal sehati" Wina menatap Dewi segudang penyesalan berkecamuk di kepala dan hatinya.

"Thanks, ya Win. Dan saya siap bantu kamu" Dewi pun menuruti kemauan Wina termasuk merubah penampilan rambut dan riasan wajahnya.

**

Pagi itu sebelum ke kampus Adam menyempatkan diri berziarah. Diletakannya taburan bunga-bunga sebari masih saja Adam tidak bisa menahan sesak di dadanya. Seakan masih tak bisa menerima takdir Ilahi. Tapi mau dikata semua udah jalanNya.
Tak ada kata kata apapun yang keluar dari mulut Adam. Dia hanya memutar-mutar cincin giok yang kini melingkar di jari manis tangan kanannya. Sedikit mendesah kemudian beranjak pergi.


Sesampainya di kampus Adam lupa ambil uang. Bergegas dia ke gerai atm. Disana dia menunggu antrian seseorang yang sangat lama berdiri mematung sebari celingak celinguk. Adam nampak heran 'Tuh cewek ngapain lama bgt di atm?' Adam mencoba mengetuk-ketuk pintu gerai atm.

Cewek itu menoleh kemudian membuka pintu gerai.

"Bsa bantu saya mas?"

Yelah ternyata cewek yang manggil gw mas tukang baso ini mah! Adam nampak kesal kata-kata mas keluar lagi dari mulut tuh perempuan.
"Lama amat di atm! Bentar lagi masuk kelas nih!" Adam masuk ke dalam.
"Maaf mas... Bisa bantu saya ga? Saya bingung mau bayar belanja online" Dewi cengar cengir berharap cowok yang belum dia kenal itu membantunya.

"Hmm orang kampung ya? Ga ngerti belanja online" Dengan sewot Adam melirik Dewi yang kini penampilannya jauh berbeda..ga sama ketika dia bertemu di koridor kampus tempo lalu..yang pasti lebih kekinian.

"Maaf lng..saya ga punya waktu ngajarin belanja begituan.." Adam menerobos mengambil alih atm nya.

Dewi tertunduk lesu..dia bingung msti gmn..kalo ada Wina semua pasti beres..tapi hari ini dia abisaen masuk kuliah..karena ada seminar sosialisasi bahaya narkoba..

"Pliss bgt mas? Ini batas transf nya sebentar lagi..ya kalo cuma transf antar rekening sih saya bisa..tapi kan kalo belanja nya di aplikasi lain ceritanya mas..saya belum pernah.." harap Dewi dng sangat.. Adam nampak kasian juga..akhirnya dia menyerah.
"Ok saya bantu tapi ingat jangan panggil saya mas lagi!" Adam mengancam Dewi dengan mengacungkan jari telunjuknya.

"hehe...ok mas ehhh! Ok bang.."

" hadeeeh abang lagi! Kamu kira saya abang tukang siomay?!"
"Trus saya harus manggil apa dong? Oh ya kalo gitu kita kenalan saja! Nama saya de-'

Belum sempat Dewi bicara, hp Adam berdering.

"Aduuh sorry, lain kali saja kalo ketemu kita bahas lagi. Tapi saya sih berharap gak ketemu lagi sama kamu, anak ceroboh! Manggil seenaknya! Kampungan pula!" Entah kenapa Adam senang sekali menggoda Dewi yang cuma diam saja saat dikatai seperti itu. Adam melengos pergi tak jadi mengajarkan Dewi cara membayar belanja online. Dan Dewi cuma menghela nafas panjang sebari menahan emosinya.

"Dasar cowok nyebelin!" gerutunya mengepal-kepalkan tangannya. Dia baru sadar kalo cowok itu yang tempo hari tabrakan di koridor kampus. Alhasil barang yang dipesan Dewi tidak bisa di proses karena sudah melebihi batas waktu transfer.

"Huuuuhhhh ini gara-gara si mas baso itu!" kesal campur marah Dewi mengingat cowok super menyebalkan tadi. " mentang2 cakep tuh si mas baso" ucapan itu seakan keceplosan keluar dari mulut Dewi.

**

"Ok Adam apa sore ini kamu siap ketemu Dewi?" Tanya Wina bikin Adam bingung.
Adam yang sekarang ngambil fakultas teknik jurusan arsitektur ini mulai serba salah.
"Jujur Win saya gak tau mesti gimna dan momentnya harus pas dong. Masa iya sekarang kamu tiba-tiba nyuruh Dewi datang nemuin saya? Itu seakan kamu tahu segalanya tentang dia" Wina tampak bingung juga mengatur strateginya.

Sejenak keduanya terdiam. Wina siang itu sengaja ngumpet2 ke perpustakaan tanpa Dewi untuk menemui Adam..

Adam membolak balik buku bacaannya hanya untuk mencoba memutar otak agar menemukan moment yang tepat untuk bertemu Dewi.
"Ngomong-ngomong apa Dewi cantik win? " tanya Adam cengar cengir.
"Cantik dan polos..yaa..kalo dibanding ama kaira pacar kamu ya jauh bgt! Tapi Kaira cuma menang di make up dan sosialita doang!" ledek Wina bikin Adam salting.
"Ah! Saya gak suka sama yang polos begitu! Jangan-jangan dia juga ndeso lagi" Adam makin penasaran dengan sosok Dewi.

"Sekarang saya tunjukin pic nya ke kamu, trus kita bikin moment dimana kamu tiba-tiba nyuruh dia ke suatu tempat. Lalu seperti biasa, kamu berakting menyambut hangat dia, mengatakan hal-hal gombal. Yaaa seperti yang selalu kamu lakukan kepada banyak perempuan di kampus ini. Gimana?" sindir Wina bikin Adam ketawa.

"Hahaha kamu tuh Win tahu aja saya banyak fansnya!" senyum Adam itu manis bikin yang lihat jatuh hati aja tapi tidak bagi Wina. Adam yang tukang tebar pesona dan yang merasa paling ganteng ini dari jaman Smu ini gak banget kalo buat kategori Wina.

"Yaa..siap-siap aja kamu putusin pacar-apacar kamu biar Dewi gak tahu kalo kamu play boy kelas kakap!" Seru Wina.

"Haduuh berat juga ya.." Adam garuk2 kepala.

"Ini fotonya" Wina memperlihatkan foto di smartphonenya.
"Haaaahhhhhhh! Ini kan cewek kampungan yang hobi banget manggil saya mas baso!!" teriak Adam membuat pengunjung perpustakaan menengok ke arahnya. 

Plak!!

Adam menepuk jidatnya sendiri mengingat Dewi yang mereka tuju ternyata cewek yang selama ini bikin dia badmood  setiap kali bertemu dengannya.

**

Sampai gak bisa tidur Adam memikirkan sosok Dewi. Kok bisa sosok Dewi itu orang yang Adam bully habis-habisan! Dipejamkan matanya beberapa kali Adam terbangun lagi. Adam bingung! Lalu dia ambil cincin giok yang jarang dia pakai dan hanya jadi penghuni laci meja laptop.

'Yaaah sekarang harus selalu gue pake. Baiklah ini demi Dewi dan dia harus selamat dari incaran Bony!' Adam kemudian menggengam erat cincin itu.

Pagi harinya dia udah stand by di kampus yang sebelumnya dia sudah menghubungi Wina untuk segera menjemput Dewi ke kampus.

Di parkiran Adam melihat Wina yang datang dengan Dewi lalu Wina memberi kode bahwa sekarang Adam bisa menemuinya.

Adam pun berlari menghadang jalan mereka.
"Tunggu!" Wina dan Dewi terhenti.
"Eh si mas tukang baso! Mau ngapain kamu?!" Dewi mendadak sewot, sedangkan Wina tertawa kecil tanpa sepengetauan Dewi.

"Emmm kamu ikut saya sekarang!" Adam pura-pura jutek.

"Maksud kamu?? Ih! Siapa kamu ngajak saya pergi kayak gini?!" Dewi nampak kesal.
"Kamu masih ingat kan hp yang tempo lalu kamu jatohin? Sekarang hp itu rusak dan kamu harus ganti sekarang juga!" Dewi kaget ternyata Adam masih membahas itu.
"Bukannya dulu hp kamu nyala? Trus pas di atm juga kamu masih bisa telpon-telponan!" Dewi gak mau kalah sedangkan Wina makin gak kuat menahan tawanya.
"Itu hp saya yang lain lagi! Pokoknya sekarang kamu ikut saya!" Adam menyeret tangan Dewi.
"Aduuh Win tolongin dong? Kayaknya ini cowok agak stress deh"

"Emm gimana ya Wi saya juga gak bawa cash. Coba deh kamu ikutin dulu apa maunya dia. Paling kamu diajak ke counter buat bayar biaya service hpnya dia" Wina bingung harus brkata apa.

"Aduuuh kalo saya diapa-apain gimana?"
"Tenang aja, saya tahu semua mahasiswa disini. Kalo dia macem-macem sama kamu bakal saya laporin!"
Akhirnya Dewi menyerah, dia mengikuti Adam ke parkiran dan masuk ke mobilnya.
Wina menghela nafas panjang 'semoga berhasil' harap Wina dengan sangat.

"Pake sabuk pengamannya! Ini bukan angkot!" ucapan Adam bikin Dewi super jengkel.
"Kamu pikir saya gaK pernah naik mobil apa?! di Bandung bapak SAYA punya 2 mobil! Tapi saya gak kayak kamu, tukang pamer! Bawa mobil keren ke kampus, padahal milik bokap! Bukan hasil diri sendiri."

"Ih siapa bilang?! Ini asli uang saya! Saya beli ini hasil celengan sendiri! Hasil abung receh gopean tiap hari sampai bisa kebeli mobil ini!" ledek Adam ga mau kalah.

"Alaaaahhh mana ada nabung gopean kebeli mobil bginian. Boong banget!!"

Tak hentinya mereka berdebat di mobil.
"Awas kamu kalo macem-macem saya bawa pisau di tas ini!" ancam Dewi dengan debaran di dadanya.
"Pisau apa gunting kuku?" Adam tertawa geli.
Dan Dewi cuma melempar nafas sebal.

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 161K 62
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
1M 48.3K 28
1950s. ***Story contains mature scenes and Hindi phrases in initial chapters which are not translated in english*** Abhigyan Singh, a Sarpanch of the...
770K 64.5K 34
"Excuse me!! How dare you to talk to me like this?? Do you know who I am?" He roared at Vanika in loud voice pointing his index finger towards her. "...
1M 55.1K 58
π’πœπžπ§π­ 𝐨𝐟 π‹π¨π―πžγ€’ππ² π₯𝐨𝐯𝐞 𝐭𝐑𝐞 𝐬𝐞𝐫𝐒𝐞𝐬 γ€ˆπ›π¨π¨π€ 1〉 π‘Άπ’‘π’‘π’π’”π’Šπ’•π’†π’” 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒕𝒐 𝒂𝒕𝒕𝒓𝒂𝒄𝒕 ✰|| 𝑺𝒕𝒆𝒍𝒍𝒂 𝑴�...