Gadis Rantau

By paypayne

893 211 249

Kanaya. Gadis berdarah asli Solo yang memilih untuk merantau ke Jakarta. Demi kehidupan keluarganya yang seda... More

°Jakarta!°
°Dipecat?°
°Pertemuan Kedua°
°Ancaman Ibu Kos°
°Hampir Ciuman°
°Pak Tatang, I Love You°
°Morecho Cake°
°Malaikat Maut Naya°

°Jalan Bareng !?°

115 34 33
By paypayne


---

Sebuah kos berukuran minimalis. Dengan cat tembok warna putih yang sudah mengelupas,kini lebih terlihat seperti cream kusam. Cukup untuk satu orang saja,mau dua? Dijamin napas kalian akan saling hirup-menghirup.

Seorang gadis asli Solo. Saat ini sedang serius membentuk kucir kuda pada rambutnya yang panjang. Sesekali ia bersenandung ria. Cukup 2 menit,kucir kuda hasil karyanya tidak cukup buruk.

Kanaya.Gadis yang saat ini sedang asik memoleskan lip tint keluaran merk hijabers tertentu. Sesekali mengatupkan bibir atas dan bawah agar rata.

"Muah muah." Naya berucap di depan cermin sambil meratakan lip tint.

"Ah. Sudah cantik. Gue berangkat naik angkot sama aja jelek jadinya." dengus Naya. Lalu bergegas mengambil slip bag miliknya,dan berlalu keluar kos.

Naya terus berlari. Jakarta tidak bisa santai kalau menurut Naya. Prinsipnya,siapa cepat dia dapat. Siapa tepat dia selamat.

Untung saja angkot dengan nomor 19A masih bertengger disana. Sesekali,supir angkot menghisap batang rokoknya lalu berbagi asap ke semua penumpang.

Sial! Asap lagi.

Supir ini masih saja menghisap batang rokoknya. Padahal,kuota penumpang sudah melebihi batas. Mau nunggu penumpang lain lagi?

"Pak,buruan berangkat dong." ujar seorang ibu yang berada di sebelah Naya.

"Sabar atuh. Masih cukup buat 2 orang lagi inimah." jawab supir tanpa berpikir 10×.

"Cukup darimananya,Mang. Ini sudah kaya apa aja dempel-dempel. Mana sempit lagi." kata Naya,sesekali mengibaskan tangannya karena udara benar-benar panas.

"Buruan berangkat atau saya turun nih." ancam ibu-ibu dan diikuti lainnya.

Terpaksa,supir angkot harus menjalankan aktivitasnya. Alhamdulillah,akhirnya jalan juga angkotnya.

Baru setengah perjalanan,tiba-tiba angkot berhenti. Sontak saja,seluruh penumpang kebingungan.

Terlihat supir angkot cukup kebingungan untuk memberi tahu kabar ini kepada penumpangnya, "Maaf,Pak,Bu. Ini angkot saya tiba-tiba mogok. Jadi.... cari angkot lain saja."

"Ah,gimana sih,Amang. Kalo mau cari kerja teh yang niat biar ga mogok." cerocos seorang ibu yang tadi duduk di dekat Naya.

Satu persatu penumpang memilih turun dari angkot,termasuk Naya. Gadis ini sebenarnya ingin mengkata-katai supir angkot itu. Tapi,niatnya cukup ia simpan sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 07 lewat 50 menit. Butuh waktu 20 menit untuk sampai ke tempat ia bekerja. Itu artinya,gadis ini akan terlambat datang ke cafe.

Naya terus menyusuri jalanan ibukota yang memang macet. Ia tidak berhenti untuk menyumpah serapahi supir angkot tadi. Entah bagaimana nasib pekerjaannya, yang pasti gadis ini siap menerima resiko jika harus dipecat atau diberi surat teguran.

Jarak antara kos dengan cafe tempat Naya bekerja memang cukup jauh, ditambah lagi kemaceten Jakarta yang sulit dihindari. Jadi, angkot adalah pilihan yang pas untuk manusia rantau semacam Naya. Tapi,apa boleh buat. Mesin angkot hari ini tidak berpihak pada Naya.

Keringat sudah mulai membahasi dahi Naya,sesekali ia membersihkan keringat dengan saputangan yang digenggamnya, "Gawat deh ini kalau sampai gue telat." katanya sambil terus berjalan terburu-buru.

Naya terus berjalan tanpa mempedulikan hiruk piruk ibukota. Tanpa melihat kanan kiri,gadis ini langsung saja menyebrangi jalan. Tidak peduli dengan seorang pria yang saat ini sedang mengklaksonnya.

"Woy ! Mau mati ya,Lo." umpat seorang pria itu dari balik helmnya.

Naya berbalik dan melihat sejenak. Pria ini asing dimatanya. Jadi,ia memilih untuk mengabaikan dan meneruskan jalannya.

Merasa tidak diperhatikan. Pria ini langsung turun dari motor dan berjalan menyusul Naya, "Woy, lo budeg atau gapunya telinga?"

"Aduh,Mas. Saya banyak urusan nih. Kapan-kapan aja kalau mau kenalan." ujar Naya kelewat polos.

Sontak saja,pria ini bingung dengan apa yang dikatakan Naya. "Ha? Siapa juga yang mau kenalan sama gadis absurd semacam lo."

Memilih untuk tidak menjawab,Naya meneruskan langkahnya. Tapi, pria ini terus saja membuntuti dari belakang.

"Gue Banyu. Banyu Pradipta." ujar Pria yang ternyata bernama Banyu itu. Secara tiba-tiba.

Naya tersenyum simpul dan menoleh kearah Banyu, "Katanya gamau kenalan sama cewek absurd. Kenalin, Aku Kanaya. Panggil aja Naya." jelas Naya.

"Siap. Lo ngapain kok buru- buru banget? Abis nyolong,ya? " ceplos Banyu asal.

"Gak. Aku lagi ngejar waktu. Takut telat masuk kerja." jawab Naya.

"Lah gabilang. Yaudah gue ambil motor yang gue tinggal nanti lo bisa bareng gue." tawar Banyu.

Naya menggelengkan kepala. Bukannya menolak,cuma...... Ya, tahu sendirilah. Naya harus ekstrak hati-hati. Apalagi sama orang yang baru ia kenal seperti Banyu.

Banyu menautkan alisnya. Bingung,kenapa tawaran baiknya berujung tolakan, "Kenapa? Gue bukan cowok brengsek kok."

"Aku tahu kok. Cuma gamau ngerepotin orang baru aja." jawab Naya santai, masih dengan langkah cepatnya.

"Nanti juga bakal jadi orang lama." ujar Banyu.

"Bisa aja kamu. Yaudah, temenin aku jalan aja sampai cafe. Gausah naik motor,hitung-hitung ngurangin polusi motor di Jakarta." cerocos Naya sudah seperti emak kos di tempatnya.

Banyu melongo dengan ucapan Naya yang menurutnya aneh, "Hah. Terserah deh cewek absurd."

"Aku ga absurd." bela Naya ke dirinya.

"Gue minta nomor biar bisa ngehubungin boleh gak?" tanya Banyu hati-hati. Takut ditolak lagi.

"Nomor apa? " tanya Naya polos.

"Ktp." Banyu menjawab asal.

"Oh. Tunggu." Dengan sigap Naya membuka dompet didalam slipbag dan mulai mengeluarkan KTPnya. "Yang mana?" tanyanya sambil memegang kartu KTP.

Polos sekali gadis ini. Banyu tak habis pikir, bisa gila dia kalau harus punya istri seperti Naya.

"Astaga,Naaaaayyy. Nomor hape lo. Masa gitu aja gapaham." ulang Banyu.

"Bilang dong. Tadi katanya KTP." ujar Naya.

Perempuan memang ga pernah salah. Maklum saja kalian semua.

"Yauda iya. Mana nomor hape biar gue bisa hubungin lo." kata Banyu lagi.

Naya mulai mengucapkan nomornya satu persatu dan dengan lihai Banyu mengetikkan nomor gadis ini ke ponsel miliknya.

"Udah,kan? Coba di telpon gitu biar tau bener gak itu nomor siapa." kata Naya.

"Misscall,Nay." ralat Banyu.

"Nah itu lah namanya. Gatau aku." kata Naya.

Tanpa mereka sadari, kini mereka sudah sampai ditempat cafe dimana Naya bekerja. Langsung saja wajah Naya yang tadinya suram berubah menjadi cerah secerah iklan sabun muka yang berputar-putar di wajah.

Naya menengok sekilas kearah Banyu, "Makasih. Sudah mau menemani."

Banyu mengangguk dan membuntuti Naya dibelakang. Tapi,usahanya dihentikan oleh Naya. "Gausah. Sampai sini aja, aku mau kerja."

Bukannya gimana, Banyu cukup bingung dengan gadis ini. Kenapa ia harus menahannya?

"Lah? Gue mau pesen minum disini. Jauh tadi jalan, mana nemenin cewek absurd kaya lo." ujar Banyu asal.

"Oh." balas Naya singkat dan langsung pergi ke kitchen untuk mengerjakan tugasnya.

Banyu yang ditinggal sendirian. Memilih untuk duduk di kursi yang berada dipojok dan melihat-lihat menu untuk memesan makanan langsung, bukan seperti kita yang harus menghitung dulu takut uangnya kurang.

"Permisi,Mba." panggil Banyu ke salah satu pelayan cafe.

"Iya,Mas? Mau pesan apa? " tanya pelayan itu dengan sopan.

"Saya mau pesan minuman sama cake. Tapi saya mau yang melayani atas nama Kanaya." pinta Banyu.

"Oh,baik. Tunggu sebentar." ujar pelayan cafe itu,dan bergegas memanggil Naya yang saat ini mungkin sedang mengolah adonan cake.

Benar saja. Kali ini Naya memang sedang bergulat dengan adonan matcha cake.

"Permisi, Mbak Naya. Ada pelanggan yang nyariin diluar." kata pelayan cafe itu.

Naya dan Aliya hanya bertatap-tatapan bingung. Siapa lagi yang mencari Naya kali ini?

"Baik,Mba. Suruh dia nunggu sebentar." ujar Naya, pelayan cafe ini mengangguk dan berlalu.

"Al, aku izin nemuin pelanggan bentar ya. Kayanya si Banyu deh, emang aneh itu anak." kata Naya. Sementara Aliya masih melongo,karena memang tidak paham dengan bahasan kali ini.

Tanpa menunggu jawaban dari partner kerjanya. Naya bergegas keluar dari kitchen dan menemui Banyu yang saat ini sedang duduk sambil melihat-lihat interior cafe ini.

"Mau pesan apa? "ujar Naya langsung tanpa basa-basi.

"Tadinya, gue mau pesen cake bikinan tangan lo itu. Tapi, gue takut diabetes kalau kebanyakan pemanis." ujar Banyu santai.

"Engga terlalu manis cake disini." jelas Naya.

"Lo ditambah cake yang lo buat. Itu udah sangat manis. Jadi,Gimana gue ga diabetes kalau disuguhkan pemanis yang berlebihan?" kata Banyu asal.

"Kamu lagi gombalin saya ya? Mau pesan apa buruan, saya sibuk ini." jawab Naya, ia tidak peduli dengan rangkaian kata yang sudah disusun Banyu.

Banyu menggeleng, "Gak. Gue sudah kenyang. Besok gue kesini lagi."

"Besok harus pesan." paksa Naya.

"Besok gue kesini. Bawa kata-kata yang lebih manis dari ini. Jadi,lo harus lebih manis untuk besok dimata gue." goda Banyu, selepasnya ia meninggalkan Naya yang saat ini hanya melongo.

"Wong edan." bisik Naya setelah sadar dari lamunannya dan memilih untuk kembali ke kitchen membantu Aliya membuat cake.

"Halo Aliya sayangku." ujar Naya yang sudah berada diambang pintu, lalu ia berjalan mendekat kearah Aliya.

"Hoi, tadi siapa? Jadi pesen gak? " tanya Naya.

"Orang aneh. Ga pesen malah banyak nanya." jawab Naya tidak ingin membahas hal itu.

"Oh gitu."

Kenapa Banyu dengan tiba-tiba datang di kehidupan Naya. Memang siapa Banyu ? Bukankah ia hanya orang asing yang tak sengaja hampir menabraknya? Ahhhhh, Ga peduli lah Naya sama hal begituan.

Fokus kerja ! Batin Naya.





---

Terima kasih untuk pembaca yang menyempatkan membaca cerita saya

Salam cinta,Kangbaper01

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 22.1K 25
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
273K 1.7K 11
Naziela atau akrab di panggil ziel atau iel adalah seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah SMA dan sekarang dia sedang Kuliah di kejurusan ke...
589K 62.3K 24
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
499K 33.6K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...