Part 50 kasih kesan dan pesan kalian dikolom komentar ya gaes hehe
Tag ig munfazila kalau memposting quotes hehe
-------------------------*****-------------------------
Dikesunyian malam, mata itu menatap lekat wajah yang amat sangat ia rindukan, pengisi hati yang mengoyak hati, pelipur lara yang menggores luka, namun apa hendak dikata, seberapa hatinya terluka dan kecewa, cintanya tetap tidak berkurang, malah cinta itu semakin dalam walau beriring kata luka dibelakangnya.
Dalam kesunyian tak banyak hal yang ia ucap, namun tatapan mata dan airmata yang keluar bisa mewakili semua yang ia rasa, ia menggenggam kuat tangan digenggamannya, isak itupun akhirnya lolos, bukan karna rasa kecewa yang membuatnya menangis, bukan pula karna luka ia mengeluarkan airmatanya, tapi karna cinta membuatnya menangis, sedalam apapun rasa kecewa dan lukanya akan sosok dihadapannya, namun itu tak dirasa, karna rasa membungkus kuat semua rasa yang ada didadanya.
Dua tahun kepergianmu semua berjalan seperti seharusnya, istrimu tetap seperti biasa, menjaga diri dan anakmu dengan baik bahkan lebih baik dari saat bersamamu, karna kepercayaanmu adalah hal terpenting dalam hidupnya, ia tidak ingin membuatmu kecewa jika sesuatu mungkin terjadi pada anakmu, pikiran tentang baiknya ia hanya karna kamu disisinya, hal itu tak ingin ia tumbuhkan dipikiran siapapun, terutama kamu suaminya. Semua ia lakukan hanya untuk kepercayaan seorang suami yang ia cintai.
Iya cinta, istrimu mencintaimu walau ia tak memungkiri, ada masalalu yang tak mungkin ia usir dari tempatnya, itu juga menjadi beban pikirannya, akankah ia berdosa akan apa yang ia lakukan, dimana wanita bersuami, ia mencintai suaminya namun ada masalalu yang juga tak ingin ia singkirkan dari mana seharusnya suaminya yang menempatinya sepenuhnya.
Semua bermula sepulangnya ia dari Australia, kabar baik membuatnya tampak sangat bahagia, namun kabar itu hanya sebatas keluarga.
Bukan. . Bukan kamu tidak keluarga, kamu lebih berhak dari pada siapapun, namun istrimu tau, ia tau kamu, kalian suami istri, entah apa yang ia rasa jika kamu mengetahui kehamilannya, yang jelas menurutnya kamu akan bahagia, tapi konsentrasi kamu akan terganggu, dan lebih fatalnya kamu bisa saja pulang dan tidak melanjutkan kuliahmu, apalagi jika kamu tau bagaimana keadaannya saat ia hamil.
Saat pertama, tiap pagi ia muntah, setelahnya ia akan terlihat sangat lemah, mama sama papa sempat pindah kerumahmu sampai keadaanya benar-benar bisa ditinggal. Dan keadaannya sangat jauh dari kata sehat saat hamil anak pertama kalian.
Masuk usia tujuh bulan sesuatu yang sangat membuatnya terpuruk saat itu adalah menerima kenyataan bahwa bayi yang ia perjuangkan harus meninggalkannya, penyebabnya tak lain mantan adik iparmu, namun Zhi tidak menyalahkan siapapun, karna baginya semua sudah suratan, namun begitu, Zhi tetap membuat wanita itu tak berkutik, bahkan mungkin wanita itu takkan bisa menemui Azril sampai kelak Zhi benar bisa memaafkan perbuatannya.
Zhi keguguran karna ingin menyelamatkan anakmu dari tantenya, wanita itu datang kesekolahan Azril dan langsung membawa Azril pergi, hal itu tentu mendapat protes dari sikecil, karna ia tak mengenal siapa tantennya, Zhi yang waktu itu hamil besar ruang geraknyapun terbatas, dengan perut besarnya ia mencoba merebut sikecil, namun tenaganya tidak cukup kuat, kondisinya juga mudah lelah, hanya sedikit sikutan saja bisa membuatnya oleng dan terjatuh, bak jatuh tertimpa tanda, ia jatuh menimpa pembatas jalan, perut bagian kanannya membentur kuat pembatas jalan yang mengakibatkan pendarahan hebat yang menyebabkan anak pertama kalian tidak bisa diselamatkan.
Lagi-lagi kami tidak memberitahumu bukan karna kamu tidak penting, tapi karna kamu terpenting baginya, makanya kepentingan kamu adalah hal utama untuknya. Ia meminta kami tidak memberitahumu apapun bukan tidak menghargaimu, tapi ia memikirkan perjuanganmu, ia tidak ingin kamu pulang dalam keadaan belum menggapai impianmu, ditambah lagi kamu harus dihadapkan pada hal yang nantinya akan membuatmu terluka, ia memohon agar kami tetap merahasiakan apapun yang kami tau.
Bukan. . Bukan kami tidak memikirkan kamu, kamu anak kami, bukan istrimu, tapi melihat ada orang yang sangat ingin menjaga perasaan anak kami lebih dari kami menjaganya membuat kami mengabulkan keinginannya, dan kamipun tau, dibanding kami yang ingin kamu tau, ia pasti lebih ingin, dan pasti ia juga lebih ingin kamu disampingnya dibanding siapapun, namun ia tidak melakukannya, karna ia tau, baginya impianmu adalah hal terpenting.
Mengenai sikecil yang tidak pernah membuka suara, itu karna ia selalu Zhi ajarkan, apapun yang mereka lalui berdua, cukup mereka berdua yang tau, cerita yang nantinya akan Azril kecilnya ceritakan pada Ayahnya setelah ayahnya pulang dengan membawa hadiah untuk mereka, dan hadiah itu adalah gelarmu.
Kamu mungkin gelarmu tak ada gunanya jika ini harus terjadi, tapi tidak bagi istrimu, ia tau seberapa kamu sangat menginginkan gelarmu, dan ia ataupun anaknya tidak boleh menjadi penghambat.
Cara pikirnya mungkin berbeda, namun dibanding kamu ialah yang lebih menderita, bukan hanya sakit fisik, tapi semuanya ia rasakan, tapi tak ada kata kecewa yang keluar dari mulutnya akan apa yang ia rasa.
Dia hebat, dan aku tak salah mempercayakan anakku padanya.
Kehamilan kedua, yang berarti anak kedua kalian, kondisinya jauh lebih parah dari kehamilan sebelumnya, bahkan dimana berat badan ibu hamil harusnya semakin naik, namun ia malah sebaliknya, semua berhubungan dengan kehamilan pertamanya, karna keadaan semakin memprihatikankan, dibulan ketujuh dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi, dan karna keadaan istrimu yang lemah, ditambah pendarahan kembali ia alami, sebab itulah ia tidak sadarkan diri sampai saat ini.
Kehamilannya sudah sangat bermasalah, dan harusnya tidak dilanjutkan, namun istrimu memilih mengambil resiko untuk tetap melanjutkan kehamilannya.
Berisiko berarti dua kemungkinan, jika tidak dia, maka anak kalian yang akan mendahului, namun Allaah berbaik hati, ia menyelamatkan keduanya, walau sampai saat ini Zhi masih diambang
Karna sejak awal sudah diprediksi akan mengalami hal yang mungkin tidak diinginkan, sejak awal pula istrimu selalu meminta hal yang sama, aku ingin memiliki anak dari anak kalian, itulah keinginan yang ia sampaikan, tapi aku tidak bisa menghentikan anak kalian menggapai impiannya, ia tengah berjuang untuk impiannya, akupun akan melakukan hal yang sama, tolong jangan rusak perjuangan kami, itulah yang ia katakan setiap harinya, dengan airmata, siapa kami yang ingin menghancurkan perjuangannya, setelah apa yang ia lakukan tanpa pamrih, baik untuk anak kami maupun keturunannya, adilkah bila kami tidak mengabulkan satu saja permintaan terakhirnya.
Mama tau kamu akan terluka, tapi jika dibalik, jika kamu diposisi kami, akankah kami memberitahumu, tidak, kamu tidak akan sanggup jika kamu berada diposisi kami.
Laki-laki itu memukul dadanya kuat, yang mengiang ditelinganya hanya sebagian kecil perjuangan wanita egoisnya ini, namun itu saja cukup untuk membuatnya berhenti bernapas, laki-laki itu adalah Atthar
"kamu bukan malaikat sayang, jadi jangan berlaku layaknya malaikat. Kamu manusia, berlakulah layaknya manusia" ucap serak, airmatanya berlomba turun, tak bisa ia bayangkan bagaimana istrinya menghadapi dua kali kehamilannya tanpa suami disisinya, jika kehamilan itu baik dan sehat, mungkin tak sesakit ini kala Atth membayangkannya, namun kehamilan istrinya menyakitinya, itu yang membuat rasa sakit itu seolah menjalar diseluruh tubuhnya, teringat oleh Atth bagaimana wajah pucat dan badan kurus istrinya saat terakhir mereka berkomunikasi, jika Atth tau kala itu istrinya tengah berjuang, tak peduli seberapa ingin ia akan impiannya, ia bisa meninggalkan semuanya demi istrinya, namun sayang, apa yang ia lakukan sudah dibaca istrinya, hingga ia tetap menutup rapat mulutnya akan apa yang menimpanya.
Atth tak bisa mengatakan istrinya tidak memikirkan dirinya, karna nyatanya semua yang istrinya lakukan hanya untuk dirinya, untuk suaminya, tak peduli seberapa berat dan seberapa sakit yang ia rasa, ia lebih memilih impian suaminya tercapai dibanding harus menghancurkannya.
"aku mencintaimu sayang, aku sudah kembali dengan impianku, sekarang waktunya kamu kembali dengan impianmu, anak kita sudah lahir dan sehat, dia cantik dan sangat menggemaskan dia. . Atth menjeda suaranya mengambil nafas sebelum melanjutkan omongannya kembali
"dia sudah bisa memanggilku ayah"entah mengapa sedih itu semakin mencekam saat Atth menceritakan tentang mahluk mungilnya
"apa kamu tidak ingin mendengar panggilan ibu dari malaikat kecil kita hmpz"guman Atth terdengar amat tersiksa disetiap ucapannya
"aku mencintaimu sayang"itulah kata terakhir yang Atth ucapkan kala ia merasa setiap ucapannya semakin menusuk persendiannya, makanya ia memilih berhenti berbicara dan ikut naik diranjang istrinya, ranjang yang cukup besar dari ranjang rawat pada umumnya, sehingga Atth bisa ikut berbaring disamping istri tercintanya, dengan gerakan pelan ia memposisikan dirinya diposisi paling nyamannya ia, lalu ia merengkuh pelan kepala istrinya, mencium lama kening sang istri, ia memejamkan matanya lama, lagi-lagi airmatanya jatuh dari mata terpejamnya.
"aku mencintaimu sayang"batinnya
"kembalilah"sambungnya berbisik.