LDR - Long Distance Religion...

By kyutiramisu

137K 25.1K 18.8K

Perkenalkan, Seongwoo dan Daniel sang pejuang LDR. Bukan berbeda jarak antar kota atau negara tetapi LDR yang... More

Perkenalan Tokoh
Chapter 1 - Lembar Baru
Chapter 2 -Senior Jahil dan Maba Lucu
Chapter 3 - Bakti Desa Part 1
Chapter 4 - Bakti Desa part 2
Chapter 5 - Bakti Desa Part 3
Chapter 6 - Satu Langkah Lebih Dekat
Chapter 7 - Hadiah
Chapter 8 - Emosi
Chapter 9 - Rutinitas Bersama Daniel
Chapter 10 - Retakan Kecil
Chapter 11 - Kejutan
Chapter 12 - Rindu
Chapter 13 - Keputusan
Chapter 14 - Pacar
Chapter 15 - Tanding Futsal
Chapter 16 - Keluarga Daniel
Chapter 17 - Masa Lalu Daniel
Chapter 19 - Sisi Lain Daniel
Chapter 20 - Insecure
Chapter 21 - Pukulan Telak
Chapter 22 - Christmas Spirit
Chapter 23 - Waktu
Chapter 24 - Rintik Hujan
Chapter 25 - Eclipse
Chapter 26 - Pemulihan
Chapter 27 - Sriwedari
Chapter 28 - Khawatir
Chapter 29 - Jaga Diri
LDR Rencana Reuni

Chapter 18 - Junior Baru

4K 832 549
By kyutiramisu

Hai! Ada yang seneng liat notif ini? Hehehe

Chapter ini fakestagramnya libur diganti fakechat yaaa.

Happy reading


*************************************************************



Samoyed

UWUUUUUU

U

W

U

UWU

PING!

PING!

URGENT!


Anak Kucing

?

Ada apa?

Om gak kenapa-kenapa kan?


Samoyed

Lebih penting dari itu!


Anak Kucing

Hah?

Ada apa Nieeeel?


Samoyed

Aku...


Anak Kucing

Kamu kenapa?

Hamil?


Samoyed

Lah! Kok jadi aku yang hamil?


Anak Kucing

Ya abisnya lama banget.

Kamu kenapa?


Samoyed

Aku...

Aku...

.

.

.

.

Kangen!

Hehe


Anak Kucing

......


Samoyed

Kok gak dibales!


Anak Kucing

Putus aja yuk


Samoyed is calling Anak Kucing..

Anak Kucing rejected the call


Samoyed

KOK GAK DIANGKAT!


Anak kucing

Sekali lagi ngalus kayak gini aku tabok ya.

Gak lucu!

Pengen bgt rasanya pacar kayak kamu aku loakin. Supaya dijual murah di Gede Bage.

Untung sayang..


Samoyed

Hehehe

Abisnya kamu sih gak pulang2 ke Bandung.

Ini udah mau mulai juga ospeknya.

Kapan pulang?

Aku kangen.

Mau peluk!

Mau cium!

Mau ndusel!


Anak Kucing

Lebay banget ya ampun.

Dasar bucin.

Lusa aku udah balik ke Bandung kok.


Samoyed

Aku jemput ya di Xtrans


Anak Kucing

Gak usaaaah.

Ketemunya nanti aja pas hari pertama ospek.


Samoyed

LOH KENAPA?

Kamu gak kangen sama aku?

Aku gak penting lagi buat kamu?

Udah gak sayang ya?

Padahal aku kangen banget :(

JANGAN TINGGALIN AKUUUUUU!!


Anak Kucing

Drama.


*****************************


Seongwoo memakai jas almamater cokelat miliknya dan mengunci pintu kosan. Langit masih sangat gelap. Wajar karena jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Ia berlari cepat-cepat menuju kampus. Hari ini adalah hari pertama ospek fakultas (osfak), persis seperti tahun lalu tapi bedanya kali ini Seongwoo tidak datang sebagai mahasiswa baru melainkan sebagai kakak panitia.

Dia sendiri tidak menyangka sudah satu tahun menjadi mahasiswa. Bahkan sekarang dia sudah bisa dipanggil senior. Apa mungkin karena lingkungan kampusnya yang menyenangkan, atau terlebih karena pacarnya yang selalu memberikan kejutan di setiap harinya. Jadi semuanya terasa cepat berlalu.

Lucunya, pasangan Seongwoo dan Daniel sudah memasuki bulan keempat dalam fase pacaran mereka. Tidak ada yang menyangka mereka akan bertahan selama itu dengan perbedaan yang membentang luas. Untung aja lingkungan pertemanan Seongwoo dan Daniel sangat supportif, juga orang tua keduanya tidak melarang hubungan mereka macam di sinetron. Walaupun papanya Daniel belum sepenuhnya mendukung, tapi beliau tidak melarang maupun membenci Seongwoo.

Sebelum memasuki gerbang kampus yang terlihat gelap, Seongwoo berbelok sebentar ke Indomaret untuk membeli kopi dan onigiri. Di sana ternyata sudah ada beberapa panitia yang sedang merokok. Wajar karena selama jadi panitia osfak mereka dilarang membakar lintingan tersebut di wilayah kampus. Kalau ketahuan bisa dapet sanksi bahkan dikeluarkan dari kepanitiaan.

"Kak Jonghyun!" ujar Seongwoo senang saat melihat kakak favoritnya juga duduk di antara perokok-perokok tersebut.

Sosok yang disapa menghembuskan asapnya ke arah berlawanan supaya tidak megarah ke Seongwoo, berdiri dan memberikan pelukan erat. "Huh! Pagi-pagi udah bau rokok. Gantengnya berkurang loh mas imam."

Jonghyun cuma tersenyum adem sambil mengacak rambut Seongwoo. "Eh! Jangan pegang-pegang nanti rambutnya bau rokok!"

"Aduh, marah dia. Gemes amaaaat. Btw, mau masuk ke kampus? Yuk bareng!"

Mereka berdua jalan ke dalam area kampus yang masih sangat gelap, bahkan keduanya harus menyalakan senter dari ponsel. Cahaya mulai keliatan pas mereka semakin dekat ke gedung fisip.

Seongwoo berpisah ke kerumunan anak-anak divisi mentor, sedangkan Jonghyun sebagai ketua divisi acara harus bergabung bersama anak-anaknya. Satu-persatu panitia osfak fisip berdatangan. Seongwoo sedang asik ngobrol sama Minhyun yang juga terdaftar jadi panitia ketika teriakan seseorang terdengar membahana.

"UWUUUU KANGEN!" Seongwoo pura-pura tidak melihat ke arah beruang besar yang lagi berlari ke arahnya sambil merentangkan tangan. Pait, pait, pait. Seongwoo gak punya pacar malu-maluin kayak gitu.

Belom sampai ke tempat Seongwoo, sudah ada tangan yang menarik kerah almamater Daniel dari belakang. Menahan gerakannya. "Jangan uwu uwu dulu. Udah dateng paling terakhir, bukannya lapor malah nyariin pacarnya dulu. Sini ikut briefing!" Jonghyun dibantu dengan anak acara lainnya menggotong Daniel yang langsung pasang muka sedih.

Untuk tahun terakhir kepanitiaan, Jonghyun, Daniel dan Seulgi berada di divisi acara osfak. Jonghyun sebagai ketua acara, Seulgi sebagai MC, dan Daniel sebagai kakak senam. Pas tahu pacarnya jadi kakak senam, Seongwoo langsung cemberut seharian. Kenapa? Karena Daniel akan secara langsung diliat sama mahasiswa baru. Dia kan ganteng, dulu aja Seongwoo kepincut padahal Daniel cuma jadi divisi logistik yang kerja di balik layar, apalagi sekarang dia tampil di atas panggung.

Tenang aja yang misuh bukan cuma Seongwoo kok. Daniel juga ngambek pas tahu Seongwoo jadi kakak mentor. "Pokoknya kamu gak boleh jadi kakak mentor yang baik ya. Judes aja. Kalo ada maba yang pura-pura bloon ngehubungin kamu buat nanya aneh-aneh, langsung kasih nomornya ke aku. Gak boleh tebar senyum. Gak boleh ramah. Nanti kalau banyak yang naksir kamu aku kan susah ngusirnya!"

Daniel kalang kabut karena dia tahu Seongwoo tuh gak tega galak-galak sama anak orang. Awas aja nanti kalau ada yang ngedeketin Seongwoo, hadapin dulu anjing penjaganya!

Sekitar jam enam pagi, semua panitia sudah bersiap di tempat masing-masing. Seongwoo ikut berjajar di depan bersama seluruh mentor. Satu kakak mentor akan mengurus dua puluh mahasiswa baru. Mereka akan menjadi satu tim sampai nanti selesai ospek. Mentor bertugas untuk jadi pembimbing mereka, jadi penghubung antara panitia dan mahasiswa baru. Semua informasi untuk mahasiswa baru berasal dari mentor, makanya yang jadi kakak mentor biasanya kalo gak baik ya ramah supaya maba gak takut. Tapi ada juga kok kakak mentor yang kelakuannya minus dan gak patut dicontoh, yang masuk mentor cuma buat ngelaba dan kenalan sama maba-maba ganteng dan cantik, ya contohnya kayak Bang Jae dulu.

Di tangan Seongwoo terdapat satu papan jalan yang nunjukkin nama sama nomor grup mereka. Nanti maba yang dateng akan dikasih tau di pintu masuk mereka masuk grup nomor berapa. Semuanya dipilih secara random, makanya Seongwo juga deg-degan. Dia gak mau tahun pertamanya dapet maba yang nyebelin atau yang nyusahin. Maunya yang manis-manis aja gak nyari masalah.

Jam tujuh pagi, satu-persatu mahasiswa baru berdatangan. Pake kaos putih, celana hitam, dan topi putih. Persis kayak buruh. Seongwoo senyum-senyum sendiri, inget waktu dia ngalamin jadi maba tahun lalu.

Di depan Seongwoo udah hadir 10 anak. Sejauh ini gak ada yang aneh-aneh. Sesekali Seongwoo ngobrol dan nanya-nanya. Ya pdkt sedikit biar gak canggung. "Deo?" Kening Seongwoo mengerut saat seseorang memanggil nama depannya.

Ia mengangkat wajahnya dan berpapasan dengan cowok super tinggi dan super ganteng. Beda dari kawanan buruh lainnya. padahal sama sama pake kemeja putih sama celana item. Gak level pokoknya mereka sama tuan muda yang ini. Dan beruntungnya, Seongwoo mengenal dekat sosok tersebut.

"Guanlin?" ucap pria itu dengan wajah berbinar. Cowok ganteng di depan Seongwoo ini adalah adik kelas di sma-nya dulu. Entah karena apa, keduanya bisa dekat. Kayak kakak-adek kandung. Lengket banget pokoknya. Sampe setahun kemarin, Seongwoo mutusin buat hijrah ke Bandung. Dia gak nyangka kalau Guanlin sekarang juga ngintilin dia kuliah di tempat yang sama. Bahkan sekarang jadi salah satu anak di grupnya.

"Kangen! Tapi gue harus profesional gak boleh peluk-peluk dulu. Duduk gih," bisik Seongwoo kepada Guanlin. Setelah semua maba sudah hadir, mentor bebas tugas dan dibolehin untuk keluar dari ruangan.

Rombongan panitia tersebut turun ke lantai 4 untuk masuk ke ruangan kelas yang dijadiin basecamp untuk mentor. Mereka bisa tidur, makan, nonton, main, atau ngapain aja disana sampe nanti bertugas lagi di siang hari.

Seongwoo mengintip ke kelas sebelah, basecamp untuk divisi acara. Bisa dilihat pacarnya lagi gangguin anak acara yang lain. Sambil ketawa-ketawa kenceng yang Seongwoo yakin juga pasti karena hal yang gak penting. Daniel kan receh!

Tok! Tok! Seongwoo mengetuk kaca kelas sampai Daniel menengok ke arahnya. Pria berbadan bongsor itu langsung lari menghampiri Seongwoo yang berdiri di luar kelas. "KANGEN!" Teriak Daniel yang langsung menyambar tubuh kekasihnya, memeluk dan mengangkat sedikit tubuh kurus itu sebelum memutarnya. Persis kayak film india.

"Hai kakak senam!" ujar Seongwoo yang mengelus rambut Daniel. Membiarkan pacarnya menduselkan hidungnya di leher Seongwoo.

"Anak-anak kamu gimana? Ada yang ganteng atau cantik gak?" tanya Daniel tiba-tiba.

"Hmm.. Ada banyak!" jawab Seongwoo jujur. Tadi aja kakak kakak mentor yang lain langsung protes pas liat maba yang dipegang Seongwoo ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Ada Guanlin, Lucas, Yeri, Yuqi, dan lainnya.

"Awas ya kalo ada yang genit-genit sama kamu. Aku kerjain nanti," ujar Daniel sambil cemberut, memberut Seongwoo geli sendiri dan mencubit bibir kekasihnya.

"Jangan doooong. Kasian anak orang! Kamu juga awas ya nanti pas senam malah ganteng. Pokoknya jadi nista aja di atas panggung. Gak boleh ganteng-ganteng. Pusing aku tuh kalo fans kamu makin banyak. Nanti semakin banyak lagi yang salty sama aku," ucap Seongwoo sambil mencubit pipi Daniel yang kenyal. Udah sebulan lebih gak kunyel-kunyel pipi gembil Daniel. Kangen juga dia.

"Siap nyonya! Ya udah yuk temenin aku makan. Kamu tugasnya masih pas makan siang kan?" Daniel merangkul Seongwoo dan membawanya pergi. Kalian jangan ganggu ya! Mereka mau sayang-sayangan melepas kangen. Jomblo can't relate pokoknya.


***************************


Seongwoo melirik jam tangannya. Sudah pukul sebelas malam tapi dia masih berada di salah satu kosan anak grupnya. Mereka lagi bikin tugas hari pertama, bikin buku putih dan name tag. Tahun lalu Seongwoo harus kumpul sampe jam dua malem. Kali ini anak-anaknya gak boleh pulang malem!

"Ini kan udah selesai digunting, tempelnya di rumah masing-masing aja ya. Jangan lupa diisi juga bukunya. Dikerjain materinya, supaya besok gak dihukum. Jangan lupa jam 7 udah harus ada di kampus ya. Sekarang pulang langsung istirahat." Pria itu membubarkan anak-anak asuhnya, tidak lupa ikut membereskan sampah.

"Lo ngekost dimana? Gue anterin ya," ujar Guanlin.

"Gak usah. Pacar gue mau jemput. Kalau dia ngeliat lo bisa ngambek nanti. Bahaya kalau malem-malem beruang ngamuk." Seongwoo tersenyum sambil mengusak pelan rambut juniornya tersebut.

"Biarin aja sih. Lo gak mau kenalin dia ke gue?" tanya Guanlin sambil mendekatkan wajahnya ke arah Seongwoo. Muka datar pria ganteng itu malah membuat Seongwoo semakin tertawa. Di tengah-tengah tawanya, tiba-tiba ia merasa seperti ditarik ke belakang. Tidak lama kemudian Seongwoo sudah berdiri di balik sebuah punggung lebar.

Guanlin mengangkat alisnya, ia menunjukkan wajah tidak suka kepada oknum yang baru saja menarik kakak favoritnya dengan sedikit kasar. "Siapa lo?" tanya pria tersebut kepadanya. Guanlin baru saja mau menjawab sebelum Seongwoo menyembulkan kepalanya dari balik bahu pria itu.

"Niel kenalin ini Guanlin. Dia junior aku di SMA dulu. Lin, kenalin ini yang namanya Daniel." Tidak ada yang bergerak. Kedua pria itu masih saling menghadap dan melempar tatapan tidak suka.

Seongwoo menghela nafasnya kasar. Dia udah capek hari ini, mau mandi terus bobo ganteng. Demi Tuhan, dia besok harus berada di kampus dari jam 4 pagi dan sekarang pacar dan juniornya malah memilih untuk membuang waktunya dengan saling melemparkan pandangan tajam.

"Udah ya gak usah drama. Salaman aja susah banget sih." Seongwoo menarik tangan kanan Daniel dan Guanlin, terus membuat keduanya berjabat tangan.

"Jadi ini pacar lo?" tanya Guanlin sambil mengendikkan dagunya ke arah Daniel.

"Iya! Emang kenapa? Gak suka?" jawab Daniel dengan nada sewot macem kenek bis.

Guanlin memperhatikan Daniel lekat-lekat dari ujung kepala sampe kaki. "Oh jadi ini yang hobi nge-report comment orang di instagaram lo?" tanya Guanlin ke arah Seongwoo.

"Heh jangan jelalatan ya sama pacar orang!" teriak Daniel sambil melotot ke arah junior belagu di depannya.

"Terserah ya. Gue capek. Mau pulang. Kalau masih mau liat-liatan terserah, asal jangan saling suka aja. Bye!" teriak Seongwoo yang langsung jalan menjauhi keduanya.

Daniel yang melihat pacarnya tiba-tiba pergi langsung panik dan mengikutinya. Tidak lupa melemparkan tatapan sinis terakhir kali ke Guanlin sambil menunjuk pria itu lalu membuat gerakan memotong leher, seakan ngomong "awas lo deket-deket pacar gue. Abis lo sama gue."


****************************


Hari kedua ospek lagi berjalan. Kali ini anak mentor dan acara lagi kerjasama untuk ngecek tugas dan kelengkapan buku putih mahasiswa baru. Seongwoo mengecek buku anak-anaknya dibantu sama senior yang lain dan juga Daniel, tapi kalo pacarnya gak bantuin sama sekali. Ngerusuh iya.

"Woy Dan! Ada lagi nih yang nulis lo jadi kakak favorit! Gila banyak amat," teriak anak acara lain untuk kesekian kali. Seongwoo menghela nafas kasar. Dia udah tahu pasti pacarnya ini dijadiin kakak favorit sama banyak orang. Dari tadi kalo gak Daniel ya Jonghyun yang sering disebut.

Daniel cuma nyengir-nyengir nyebelin sambil merangkul bahu Seongwoo. Ia menopangkan dagunya di atas bahu sempit pacarnya sambil sesekali meniup-niup telinga kanan Seongwoo. "Ih! Apaan sih tiup-tiup! Geli taaauuu."

"Abisnya cemberut terus dari tadi. Kenapa sih? Cemburu yaaaaa?" ucap Daniel sambil menaik-turunkan alisnya persis kayak om-om pedo.

"Nggak. Biasa aja," jawab Seongwoo singkat.

Daniel kini semakin iseng dengan menusuk pipi Seongwoo menggunakan telunjuknya. "Gak usah cemberut. Lagian hati sama otak aku udah penuh sama yang namanya Deovanda Seongwoo Pramudityo. Gak ada tempat kosong buat yang lain."

Mulai lagi Daniel dengan bibir manisnya, membuat Seongwoo menarik bibirnya sedikit membentuk sebuah senyuman. "Nah gitu dong senyum. Ganteng!" ucap Daniel sambil menutupi wajah pacarnya dengan buku putih. "Tapi di depan aku aja, jangan sampe diliat yang lain. Nanti pada naksir," bisik Daniel pelan di telinga Seongwoo sebelum mencium pipi pacarnya singkat.

"HEH JANGAN PACARAN DISINI! MUSNAH SANA!" Teriak Seulgi sambil memukul kepala Daniel dengan buku di tangannya. Pria itu mengusak belakang kepalanya yag sedikit berdenyut.

"Wu, sakit." Daniel mengerucutkan bibirnya dan menundukkan kepalanya, seakan meminta Seongwoo untuk mengelus dan menghilangkan rasa sakitnya.

Pria itu tertawa singkat dan mengusap rambut Daniel hati-hati. "Kak Seulgi, jangan dipukul dong Danielnya. Kasian."

"Kamu kok belain dia sih? Kamu kan baby aku," ucap Seulgi pura-pura ngambek.

"Bukan gitu kak. Kalau dipukul terus nanti Daniel tambah bego."

Daniel mengangkat kepalanya dan langsung menyerang wajah Seongwoo dengan cubitan-cubitan. "Kok aku dikatain bego. Mulai jahat yaaaaa." Keduanya sekarang berantem gemes sambil cubit-cubitan. Yang lain? Fokus meriksa buku, daripada sakit hati karena gak punya pacar mending gak usah diliat.

"Eh! Ada yang nulis Seongwoo jadi kakak favorit nih." Teriak satu orang yang langsung mengambil perhatian Daniel.

"Ini juga ada lagi yang nulis Seongwoo," teriak yang lain membuat Daniel langsung merebut buku tersebut. Tertera nama Guanlin di sana. Huh, bocah itu lagi!

Ternyata satu tumpuk buku itu menulis nama Seongwoo semua sebagai kakak favorit. Wajar sih soalnya mereka anak-anak grup yang dipegang sama Seongwoo. Daniel aja yang keburu naik darah.

"Gak bisa gini nih. Gue harus kasih ultimatum buat maba-maba ini," ucap Daniel sambil mengusap dagunya. Seakan berpikir cara apa yang bisa dipake untuk melindungi pacarnya dari godaan duniawi mahasiswa baru.


**********************


Kegiatan ospek berjalan dengan lancar. Hari ini adalah hari terakhir dan ada event spesial yang akan terjadi pagi ini. Tidak seperti hari-hari kemarin, acara dimulai di area parkiran fisip. Setelah mengabsen dan memastikan mahasiswa baru sudah berkumpul, tepat pukul 8 mc memulai acara.

Panitia divisi mentor tidak kembali ke basecamp seperti biasa. Mereka bergerombol di belakang barisan maba. "Woo belom mulai ya?" tanya Minhyun sambil menepuk bahu Seongwoo.

"Belum nih. Sumpah kalo malu-maluin rasanya mau gue pecat aja dia jadi pacar," jawabnya. Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, setiap hari terakhir kakak-kakak senam akan memimpin senam untuk yang terakhir kali dengan menggunakan kostum-kostum aneh. Tentu saja kostumnya rahasia. Makanya panitia yang lain nunggu dengan penasaran, terutama Seongwoo. Dia mau liat pagi ini Daniel didandanin jadi apa.

Setelah selesai ice breaking, Seulgi sebagai mc memanggil kakak senam untuk muncul. Semua bersorak heboh saat melihat lima orang dalam balutan kostum turun menuruni tangga.

Seongwoo membulatkan matanya tidak percaya saat melihat Daniel yang badannya segede beruang kini berubah menjadi patrick. Dari atas sampe bawah badannya berwarna pink dan memakai boxer bunga-bung persis mirip tokoh kartun itu. Ternyata temanya makhluk bawah laut. Ada juga yang pakai spongebob dan untuk kakak senam yang perempuan, mereka berubah jadi putri duyung aneh.

"SELAMAT PAGI SEMUANYA! AYO BANGUN! KITA MAU SENAM!" Teriak Daniel penuh semangat membara. Seongwoo menggelengkan kepalanya, ternyata benar pacarnya ini udah gak punya urat malu.

Dia bisa melihat Daniel dengan penuh semangat memimpin senam dan menjadi bahan tertawaan para panitia. "Pacar lo tuh!" teriak salah satu panitia sambil menunjuk Daniel.

Saking semangatnya, di tengah senam boxer Daniel robek. Untung dia pake legging warna pink jadi gak pamer aset kemana-mana. Bukannya malu itu orang malah menertawakan nasibnya. Susah ya kalo receh memang apa aja diketawain. Kesel banget Seongwoo liatnya.

Setelah membuat keributan hampir 30 menit, dengan nafas ngos-ngosan Daniel memberikan kata-kata penutup. "Nah, abis ini lagu terakhir dari kita. Siapa yang mau maju? Ayo sini kalau gak ada yang mau gue tarik nih ke panggung!"

Para maba langsung ribut nunjuk-nunjuk temen satu grupnya. Entah kenapa Seongwoo mulai deg-degan saat melihat Daniel menyunggingkan seringai miliknya. "Oke! Kalau gak ada yang maju gue panggil aja ya."

Semuanya diam sambil nunggu dengan harap-harap cemas supaya tidak ditunjuk. Seongwoo membulatkan matanya saat Daniel menunjuk ke arah satu orang. Membuat semua pasang mata menengok ke belakang.

Ya, dengan sangat kurang ajar, pacarnya sedang menunjuk Seongwoo. "Sayang maju ya!"

Sorakan panitia langsung terdengar heboh. Seongwoo menggelengkan kepalanya dan bersiap untuk kabur. Sayangnya Minhyun jauh lebih cepat. Ia udah mengunci tangan Seongwoo supaya gak kabur.

"GAK MAU! UDAH GILA YA!" Teriak Seongwoo histeris saat panitia yang lain makin semanngat dorong-dorong tubuh ringkihnya ke depan. Mahasiswa baru yang gak ngerti apa-apa cuma ikutan semangat mendukung Seongwoo maju ke depan.

Semuanya berenti saat Daniel buka suara lagi. "HAHAHAHA Udah, udah. Jangan dipaksa. Bercanda doang kok." Panitia ospek langsung menyoraki Daniel.

"Tapi sekalian ya. Kenalin, itu namanya Kak Seongwoo! Ganteng gak?" tanya Daniel.

"GANTEEEEEENG!" Jawab mahasiswa baru penuh semangat.

"Jangan berani-berani deketin dia ya. Udah punya pawang. Awas aja ada yang genit. Pawangnya galak, tukang gigit namanya Daniel!" Seongwoo langsung menutup mukanya yang berubah menjadi merah.

"CIIIIEEEEEEEEEEEE!!" Sorakan-sorakan terdengar semakin kencang. Seongwoo mau kabur aja rasanya.

"Ya udah untuk lagu terakhir tetep harus ada yang maju. Karena gak ada yang mau gue tunjuk ya." Tanpa basa-basi pria itu menunjuk orang yang berada di barisan paling depan.

"Yang namanya Guanlin, maju sini!" Orang yang dipanggil berdiri dan maju ke depan. Masih dengan wajah datarnya.

Awalnya Daniel kaget, dia kira Guanlin bakalan ngerengek gak mau maju, tapi kok gampang banget disuruh-suruh? Sedangkan Seongwoo udah gak heran. Guanlin sama Daniel tuh beda tipis. Sama-sama gak punya urat malu. Bedanya kalau Daniel receh, Guanlin mukanya datar. Dan sekarang mereka berdua lagi joget-joget di atas panggung. Kenapa sih Seongwoo harus kenal sama dua manusia itu?


- To Be Continued -


Author's note

Gimana chapter ini? Maaf ya kalau gak jelas.

Aku masih mau rehat sebenernya, tapi Seongwoo masternim upload foto terus bikin mood aku jadi bagus hehe.

Nanti langsung aku follow kok hehehehe.

Oke deh! Sampai ketemu di chapter selanjutnya! Bubye!


Kangen ongniel...


With love, Van

Continue Reading

You'll Also Like

257K 515 22
just some of my horny thoughts;) men dni
22.8K 1.9K 40
Story of a family - strict father, loving mother and naughty kids.
29.7K 1.1K 43
She had always feared the night, but everything changed when someone showed her its beauty. The calming moonlight and soothing night sounds transform...
61.1K 3.4K 74
When shrivi goes home after a long time. Who doesn't have her parents' love and family's love for some reason. She had support from her grandmother...