My Love is on Paper

By nunakaktus_

1.4M 52.1K 1.2K

Nasha yang terbiasa hidup bebas kesana kemari berkeliling Indonesia karena hobi jalan-jalannya ternyata diam... More

Part 1 - Berlibur ke Bali
Part 2- Perjodohan
Part 3 - Dalam diamku
Part 4 - Pre wedding
Part 5 - Selembar kertas cinta
Part 6 - Ketabahan Hati
Part 7 - Hari yang dinanti
Part 8 - Keikhlasan
Part 9 - ini pernikahan ku
Part 10 - Merindu kah dia?
Part 11 - Tempat baru
Part 12 - Dalam diam Nasha
Part 13 - Cemburu?
Part 14 - Kedatangan umi
Part 15 - Mimpi buruk
Part 16 - Pengakuan
Part 17 - Itu istriku
Part 18 - Bubur ayam
Part 19 - Gara-gara bubur
Part 20 - Childish
Part 21 - Hadiah
Part 22 - Sepatu Putih
Part 23 - Mantan lagi?
Part 24 - Makhluk tidak peka
Part 25 - Alasan
Part 26 - Luka lama
Part 27 - Bahagia
Part 28 - Dear mantan
Part 29 - Ke baperan Nabil
Part 30 - Pelangi
Part 31 - Bunga Mawar
Part 32 - Restart
Part 33 - Sebuah Awal Baru
Part 34 - Posesif
Part 35 - Dunia Lain TSB
Part 36 - Rahasia di balik lensa
Part 37 - Punya Masa lalu
Part 38 - Bayangan lalu
Part 40 - Sembunyi di balik kata
Part 41 - Kedatangan Rasya
Part 42 - Bimbang
Part 43 - Serakah
Part 44 - Semprotan merica
Part 45 - Super
Part 46 - Laa taghdob
Part 47 - Fitnah
Part 48 - Akhirnya baikan
Part 49 - Pindah
Part 50 - Tidak yakin?
Kabar baik
Open PO
MLIOP + (OPEN PO)
Hallo
SURAT TERBUKA!

Part 39 - Zaman jahiliah

18.5K 846 22
By nunakaktus_


M

anusia dapat berubah dalam beberapa waktu. Entah karena cinta, tahta, harta atau apa yang dia yakini. 


•••

Wanita dengan surai hitam legam itu tampak sibuk dengan adonan kue. Dari tepung terigu, telur, gula dan beberapa bahan lain tampak memenuhi meja. Dia mengikat rambutnya, di ikat asal namun tetap terlihat baik. Setelah mengikat rambutnya, wanita itu mencampurkan satu per satu bahan kue.

"Cindy..." panggil seorang wanita dengan kacamata bening yang bertengger di ujung hidung peseknya. 

"Apa?" tanyanya.

"Seseorang mencari mu. Dia pria tampan," ungkap wanita bernama Eka.

"Siapa?"

"Entah, kau liat saja. Biar kue ini aku yang bereskan," kata Eka.

"Baiklah, tinggal masukkan ke loyang lalu panggang."

Cindy pergi meninggalkan Eka, dia berjalan ke arah ruang tamu. Ini adalah kediaman Cindy. Rumah nya sangat nyaman. Dengan warna lembut yang menjadi pilihan untuk cat temboknya, membuat rumah ini tampak hangat.

"Cindy, " lirih Nabil. Pria itu adalah Nabil. Dengan hanya memakai kaus polos berwarna maroon dan celana hitam. Rambutnya yang biasa disisir rapi dengan minyak rambut kali ini tampak tidak terlihat. Nabil tersenyum melihat kedatangan Cindy.

"Kau datang?"

"Ini hari spesial mu, mana mungkin aku tidak datang. Selamat ulang tahun, ini untukmu," Nabil memberikan kotak kecil.

"Kau kenapa repot-repot, sudah ku katakan kedatangan mu saja sudah cukup, Na."

Nabil membuka kotak itu, tampak-lah kalung yang di lihat Nasha beberapa hari yang lalu. Nabil mengenakan kalung itu di leher Cindy.

"Terimakasih sudah datang kembali. Jangan pernah pergi lagi."

Mereka berbincang-bincang setelah itu. Beberapa waktu yang lalu Nabil pertama kali bertemu dengan Cindy, ketika di Bali. Pulau dewata itu mempertemukannya dengan cintanya. Kini, Nabil datang atas undangan Cindy. Kawasan rumah Cindy berada di perumahan elite.

Dari hasil jerih payahnya. Beberapa bulan yang lalu Cindy membeli rumah ini. Cindy bekerja di sebuah maskapai ternama di luar negeri sebagai pramugari. Karirnya sedang berada di puncak saat ini. Dia meminta cuti dan pulang ke Indonesia. Pertemuannya dengan Nabil pertama kali tanpa di duga.

Dulu ketika cintanya dengan Nabil tengah bermekaran. Cindy pergi secara tiba-tiba tanpa mengucapkan kata perpisahan. Namun, satu pesan yang tertinggal untuk Nabil. Yaitu untuk menunggunya. Masih ingat bagaimana kondisi Nabil saat kepergian Cindy yang akhirnya lost contact. Tidak ada pesan atau kabar apa pun lagi. Sehingga Nabil merasa di bodohi. Dia menunggu yang tidak jelas. Nabil yang saat itu sedang di zaman jahiliahnya. Dia pergi ke kelab malam, minum-minuman beralkohol. Dia sering memainkan perasaan wanita. Iya, hanya memberikan harapan palsu. Tidak jarang yang di buatnya patah hati. Gadis keturunan Indonesia-Amerika ini membuat Nabil selalu jatuh hati.

Eka datang membawa kue yang sudah matang. Menyajikannya di atas meja. Nabil menjadi orang pertama yang mencicipinya.

"Tidak buruk," ucap Nabil ketika ditanya soal rasanya.


Dilain tempat, Nasha tengah asyik menerbangkan drone-nya. Dia menerbangkan drone dari balkon apartemen Maida. Semenjak kejadian itu Maida sempat mengurung diri. Hanya Nasha yang mencoba memaksa Maida keluar dan bangkit dari keterpurukan. Seminggu lamanya Maida tidak pernah tidur. Kaleng bir yang di belinya di super market menjadi temannya.

Setiap pagi tiba Nasha selalu membuang kaleng itu ke tempat sampai. Sempat rasa khawatir menyelimuti Nasha. Kali, ini Maida sudah membaik. Dia baru selesai mandi. Rambutnya yang masih basah tampak di balut handuk putih kecil.

"Biarin kering sendiri, Mai. Kasian rambut kalo tiap hari di perlakulan gitu," ujar Nasha tahu Maida akan mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

Rambut Maida di ganti warna lagi, kini dia mewarnainya dengan warna blonde. Kulitnya yang putih membuat Maida seperti artis luar negeri. Kebiasaan Maida kala frustrasi yaitu mewarnai rambutnya.

"Kayak anak kecil punya mainan baru aja, lu. Dari tadi pagi nyampe sore asyik main drone."

"Suka nyinyir deh. Ini tanda terimakasih, soalnya ini kan dari Korea. Pemberian Daehan pula," ungkap Nasha bangga.

"Kamera kamu mana?"

Nasha tertawa, "Mau minjem ya?"

"Gue dorong dari balkon mau?" kesal Maida.

Sahabatnya ini jika sudah kumat penyakit sombong dan narsisnya akan sangat menyebalkan.

"Berani mah ayo, tapi jangan nyesel kehilangan orang manis kayak gue. Gue kan ngangenin."

"Iya gue ikut loncat," jawab Maida ngasal.

"Yang pengen sehidup semati, tau kok."

"Kamu kok menyebalkan yah lama-lama."

Maida memilih menyisir rambutnya dari pada meladeni ucapan sahabatnya ini. Jika dalam urusan debat Nasha tidak pernah kalah. Meski yang tampak beringas itu Maida. Namun lebih menyeramkan Nasha. Nasha itu tenang seperti tetesan embun di dedaunan. Tapi dapat menyeramkan seperti badai di lautan.

"Laki lu kemana? " tanya Maida yang kini tengah bermain PS bersama.

"Gawe."

"Dia kerja apa? Bukannya off? "

"Mana gue tahu," Nasha menjawab sambil mengedikan bahunya.

"Wah mencurigakan, btw lu gak curiga? Gimana kalo dia ke rumah perempuan lain."

"Selagi sama cewek, berarti Nabil normal."

"Saraf! Gak ada takut-takutnya suami main api, " Miada menggeleng-geleng.

"Kalo main api, tinggal gue bakar nyampe jadi abu."

Maida terkekeh. Benar 'kan Nasha itu punya sisi menyeramkan.

"Nanas? " panggil Maida.

"Hmm. "

"Kalo inget pas awal-awal ketemu aku liat kamu itu, hmm.. You know lah. Kerudung buka tutup kayak jalur puncak, tengil, sangar. Pokoknya beda lah. Tapi beruntung gak jauh dari Tuhan. Kalo orang yang kenal kamu sekarang, gak bakalan ngira deh."

"Itu zaman jahiliah.. Tapi, singa betina dalam diri gue bisa bangkit sewaktu-waktu. Contohnya, kayak sekarang,"Nasha bersorak memenangkan pertandingan.

"Yes! Makan daging, kepiting, es krim. Ah, ayo lah," lanjut Nasha. Mereka memang bertaruh, jika yang kalah harus mentraktir sepuasnya.

"Shit! Tekor ATM ini mah," sebal Maida. Sementara itu Nasha tersenyum penuh kemenangan.


Maida memajukan mulutnya beberapa centi. Dia kesal pada Nasha, pasalnya Nasha mengajak Arsalan dan beberapa temannya untuk makan bersama. Yang jadi masalah ini, mereka makan menggunakan uang Maida semua. Entah berapa rupiah yang melayang. Mereka memakan daging sapi panggang kualitas terbaik sudah pasti harganya mahal.

"Mau pesen apa lagi, sok aja," tawar Nasha. "Tenang, bu Mai baik hati bayarin." Maida bergeming. Merka makan bersama tim yang membantu proses pembuatan vlog dan lainnya.

"Oh, iya Nas. Pak Setya kemarin nanyain kamu soal tawarannya itu lho," kata Aldi si admin.

"Gak tau masih mikir-mikir dulu."

"Rezeki cuy, jangan di tolak," tukas yang lain.

Langkah mereka menuju gedung bioskop. Alan selalu mengundang tawa dengan celotehannya. Tapi, tiba-tiba saja Nasha berhenti.

"Arya! " panggil Nasha melihat Arya di depannya. Arya menoleh dan menyapa mereka.

"Kebetulan, sekalian kita ngobrol keberangkatan ke NTT," ucap Maida.

Mereka berbincang sebentar. Nasha dan kawan-kawan berencana mengunjungi NTT dalam waktu dekat ini. Untuk acara sosial. Mereka ingin mengajak Arya yang statusnya sebagai dokter. Kebetulan Arya tidak memiliki waktu luang yang panjang, dia pamit setelah obrolannya dirasa sudah selesai. Selepas itu mereka melanjutkan acara yang sempat tertunda, nonton. Maida sudah bernafas lega, ia pikir acara ini tidak jadi. Rupanya dugaannya salah.

"Eh, tunggu di parkiran aja ya. Aku mau ke toilet dulu, " kata Nasha.

*
N

asha selesai dengan urusan toiletnya, dia sempat memeriksa penampilannya di hadapan cermin. Begitu berbalik, Nasha hampir menabrak orang yang baru masuk. Hal yang membuat Nasha kaget adalah apa yang di kenakan wanita tadi di lehernya, kalung yang berada di koper Nabil.

"Cindy," gumam Nasha.

Sontak wanita itu berbalik menatap Nasha. "Kamu mengenal saya?" tanya Cindy.

Nasha mencoba tersenyum, "Kita bertemu lagi, maaf saya tidak sengaja."

"Ah, es krim! Tidak apa-apa."

"Kalau begitu saya, permisi," Nasha pergi dengan segudang tanya di benaknya. Apa kalung itu pemberian Nabil.

"Woy! Lama amat di toilet, nongkrong? " kesal Arsalan. Nasha yang masih bingung tampak acuh dan masuk ke mobilnya.

"Itu anak kesambet jurig wc? Kagak bisa di tanya, baca-in ayat kursi Di," titah Arsalan.

Berbeda dengan Arsalan, Maida mengetahui ada hal yang tidak beres. Maida menduga jika ini berhubungan dengan Nabil, karena tadi tanpa sengaja ketika menunggu Nasha, Maida melihat Nabil sekilas.

"Are you okay?" tanya Maida.

"Hm? I'm ok," lirih Nasha.

Sulit memang untuk mengetahui kondisi Nasha. Dia selalu tertutup akan perasaannya, bahkan pada Maida sendiri yang jelas sahabat sejatinya. Tidak jarang Maida di buat kesal dengan sikap Nasha yang ini.

Continue Reading

You'll Also Like

570K 25.2K 50
Kisah sarjana koplak yang sedang menempuh sekolah profesinya dan Danton galak yang sedang bertugas menjaga kedaulatan negaranya. Antara cinta dan pe...
5.8K 158 12
--------------- Semuanya tak hanya tentang cinta, tak selalu diawali dengan cinta, karna cinta bisa tumbuh karna terbiasa dan merasa nyaman ...
590K 56.2K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
474K 17.4K 43
Kisah cinta yang memberikan rasa bahagia,hingga maut memisahkan... Seorang Alvaro Habibi yang mampu menaklukkan hati seorang dokter,yang begitu angg...